9
perusahaan untuk memberikan laporan keuangan pada pihak eksternal Prasetyaningrum, 2008, dalam Fitriyani, 2012.
Segala kebijakan dalam perusahaan akan berdampak pada stakeholders, dalam hal ini khususnya terhadap investor dan calon investor. Oleh karena itu,
perusahaan harus menerbitkan annual report sebagai informasi mengenai kondisi perusahaan. Informasi dalam laporan tahunan ini merupakan sinyal
bagi para investor dan calon investor yang dapat berarti positif maupun negatif. Sinyal ini dapat mempengaruhi reputasi perusahaan dalam
masyarakat. Salah satu aktivitas perusahaan yang memberikan informasi sekaligus memberikan sinyal bagi pada investor adalah pengungkapan CSR
yang dilakukan oleh perusahaan terkait Roida, 2008, dalam Fitriyani, 2012 Perusahaan dapat meningkatkan nilainya melalui pelaporannya.
Signaling theory menekankan bahwa perusahaan akan cenderung menyajikan informasi yang lebih lengkap untuk memperoleh reputasi yang lebih baik
dibandingkan perusahaan-perusahaan
yang tidak
mengungkapkannya sehingga perusahaan tersebut dapat menarik investor Fitriyani, 2012.
Perusahaan-perusahaan yang berani mengungkapkan CSR yang sudah mereka lakukan dalam laporan tahunannya memberikan sinyal bahwa mereka lebih
baik dari pada perusahaan yang tidak mengungkapkannya.
C. Teori Agensi
Teori agensi merupakan teori yang berakar dari teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi dan teori organisasi. Prinsip utama teori ini adalah
adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang, yaitu investor
10
dengan pihak yang menerima wewenang, yaitu manager dalam bentuk kontrak kerja sama. Kesenjangan informasi antara pemegang saham dan organisasi
sering kali timbul akibat adanya perbedaan kepentingan. Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untuk kepentingan mereka
sendiri. Pemegang saham diasumsikan hanya tertarik pada hasil keuangan yang meningkat atau pada kondisi investasi mereka. Sedangkan para agen
diasumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat- syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut Permana, 2012.
D. Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik green Suratno, 2006: 23. Perusahaan memberikan
perhatian terhadap lingkungan sebagai wujud pertanggung jawaban dan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan. Kinerja lingkungan dapat
dilakukan dengan menerapkan akuntansi lingkungan yang merupakan pengakuan dan integrasi dampak isu-isu lingkungan pada sistem akuntansi
tradisional suatu perusahaan. Dalam akuntansi juga memperhitungkan biaya lingkungan yang merupakan eksternalitas ekonomi negatif atau biaya-biaya
yang timbul di luar pasar. Kinerja lingkungan dapat diukur dengan menggunakan Program
Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup PROPER. PROPER merupakan salah satu upaya kebijakan yang dilakukan
pemerintah melalui Kementrian Lingkungan Hidup KLH untuk mendorong peningkatan kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan melalui
11
penyebaran informasi kinerja penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan. Pelaksanaan PROPER diharapkan dapat memperkuat berbagai
instrumen pengelolaan lingkungan yang ada, seperti penegakan hukum lingkungan, dan instrumen ekonomi. Di samping itu, penerapan PROPER
dapat menjawab kebutuhan akses informasi, transparansi dan partisipasi publik dalam pengelolaan lingkungan. Pelaksanaan PROPER dilakukan
berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 7 tahun 2008. Hasil PROPER dipublikasikan secara terbuka kepada publik dan
stakeholder lainnya. Kinerja perusahaan dalam hal ini dikelompokkan ke dalam peringkat warna. Peringkat kinerja penataan perusahaan PROPER
dikelompokkan dalam 5 lima peringkat warna. Masing-masing peringkat warna mencerminkan kinerja perusahaan. Kinerja penaatan terbaik adalah
peringkat emas, dan hijau, selanjutnya biru, merah, dan kinerja penataan terburuk adalah peringkat hitam. Lebih rincinya dijelaskan dalam tabel
berikut:
Tabel 2.1 Kriteria Peringkat PROPER
No Peringkat
Keterangan 1
Emas Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari
yang dipersyaratkan dan telah melakukan upaya 3 R Reuse, Recycle, Recovery, menerapkan sistem
pengelolaan lingkungan yang berkesinambungan, serta melakukan upaya-upaya yang berguna bagi kepentingan
masyarakat jangka panjang.
2 Hijau
Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang
dipersyaratkan, telah
mempunyai sistem
pengelolaan lingkungan, mempunyai hubungan yang baik dengan masyarakat, termasuk melakukan upaya 3R
Reuse, Recycle, Recovery.
12
Tabel 2.1 Kriteria Peringkat PROPER lanjutan
No Peringkat
Keterangan 3
Biru Telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang
dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
4 Merah
Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi baru sebagian mencapai hasil yang sesuai dengan
persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
5 Hitam
Belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan berarti, secara sengaja tidak melakukan upaya
pengelolaan lingkungan
sebagaimana yang
dipersyaratkan, serta berpotensi mencemari lingkungan.
Sumber: Kementrian Lingkungan Hidup, 2009
E. Corporate Social Responsibility CSR
Menurut Darwin 2004 dalam Rahmawati 2012, tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility CSR adalah
mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan
interaksinya dengan stakeholders yang melebihi tanggung jawab di bidang hukum.
Menurut Friedman dalam Solihin, 2011, tanggung jawab sosial perusahaan adalah menjalankan bisnis sesuai dengan keinginan pemilik
perusahaan owners, biasanya dalam bentuk menghasilkan uang sebanyak mungkin dengan senantiasa mengindahkan aturan dasar yang digariskan
dalam suatu masyarakat sebagaimana diatur oleh hukum dan perundang- undangan. Konsepsi CSR harus diartikan sebagai salah satu strategi
perusahaan untuk melakukan maksimalisasi laba.