Tabel 2.2.1 Proses Komunikasi Massa Who Say
what In
which channel
To whom With what effect
Siapa Berkata apa
Melalui saluran apa
Kepada siapa Dengan efek apa
Komunikator Pesan
Media Penerima
Efek Control studies
Analisis pesan Analisis media Analisi khalayak
Analisis efek
Model Transmisi memiliki pandangan bahwa komunikasi adalah proses pengiriman atau transmisi sejumlah informasi atau pesan kepada penerima,dalam hal
ini pesan sangat ditentukan oleh pengirim atau sumber pesan,model seperti ini menggunakan definisi sederhana seringkali mengikuti pengamatan Lasswell1948.
McQuail 2000 : 52
2.2.2 Media massa “Televisi”
Pada dasarnya media massa merupakan sesuatu yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi, baik komunikasi personal, komunikasi kelompok dan
komunikasi massa. Pada saat ini media masa telah menjadi suatu kebutuhan hampir pada seluruh masyarakat berbagai lapisan baik pada lapisan atas, tengah, dan bawah.
Kebutuhan tersebut bertambah seiring dengan perkembangan informasi yang sedang berkembang pada saat ini.Pemberitaan di media massa khususnya televisi, merupakan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
salah satu sarana untuk menyampaikan berita pesan yang paling diminati masyarakat pada umumnya. Penyampaian pesan yang disampaikan kepada penerima
pesan penonton dengan cara yang lebih menarik yaitu dengan adanya tampilan audio visual sehingga terasa lebih hidup dan dapat menjangkau ruang lingkup yang
sangat luas, sehingga hal ini merupakan salah satu nilai positif yang dimiliki media masa televisi.
Akan tetapi, hal tersebut tidak hannya memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat penonton. Jika pesan-pesan yang disampaikan oleh media
masa televisi tidak sesuai dengan aturan-atuaran penyiaran yang telah ditetapkan dan dikemas dengan baik, maka hal tersebut akan memberikan implikasi yang negatif
terhadap kehidupan masyarakat. Salah satu dampak yang ditimbulkan adalah peningkatan tindak kriminalitas yang terjadi di masyarakat.
Dengan bertambah banyaknya stasiun televisi, pihak-pihak pengusaha televisi menganggap tentunya hal ini akan memunculkan persaingan dan situasi yang
kompetitif antar media elektronik untuk dapat merebut perhatian pemirsa dengan cara menyuguhkan acara-acara yang diperhitungkan akan disenangi oleh pemirsa. Untuk
dapat menarik perhatian khalayak, paket acara yang ditawarkan dikemas semenarik mungkin. Berbagai paket acara yang disajikan diproduksi dengan memperhatikan
unsur informasi, pendidikan serta hiburan. Namun, ketatnya persaingan justru menggeser paradigma pihak pengelola stasiun untuk menyajikan program acara yang
hannya mementingkan ratting. Program acara-acara yang sering muncul di layar kaca justru kurang memperhatikan unsur informasi, pendidikan, sosial budaya bahkan
etika dan norma masyarakat. Salah satunya unsur kekerasan menjadi menu utama di
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
berbagai jenis tayangan yang dikemas dalam film, film, dan berita. Salah satu bentuk pemberitaannya adalah pemberitaan kasus kriminalitas seperti Patroli, Buser, Sergap,
dan sejenisnnya. Penayangan adegan kekerasan semacam ini disinyalir termasuk kekerasan media media violence.
Teori kultivasi cultivation dikembangkan untuk menjelaskan dampak menyaksikan televisi pada persepsi, sikap, dan nilai-nilai orang. Teori ini berasal dari
program riset jangka panjang dan ekstensif yang dilakukan oleh George Gerbner beserta para koleganya di Annenberg School of Communication di University of
Pennsylvania Gerbner, Gross, Morgan, dan Signorielli, 1980. Menurut Gabner dalam penelitiannya bahwa masyarakat terbagi menjadi dua yaitu pemirsa penonton
TV “berat” dan “ringan”. Pemirsa berat adalah mereka yang menonton TV lebih dari 4 jam dalam sehari, sedangkan pemirsa penonton TV ringan adalah mereka yang
menonton TV kurang dari satu hari. Riset awal yang mendukung teori kultivasi didasarkan pada perbandingan antar pemirsa “berat” televisi dan pemirsa “ringan”
televisi. Tim Gerbner menganalisis jawaban-jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam survey dan menemukan bahwa pemirsa “berat” televisi dan pemirsa “ringan”
televisi pada umumnya memberikan jawaban yang berbeda. Selanjutnya, pemirsa “berat” televisi sering memberikan jawaban yang lebih dekat dengan dunia yang
digambarkan dalam televisi. http:Eprint.undip.ac.id
2.2.3 Khalayak Media Massa