mendalam dan FGD Focus Group Discussion yang dilakukan terhadap ibu rumah tangga yang menonton sinema pintu taubat minimal pernah mnonton dua kali.
Wawancara dilakukan ketika sebelum FGD guna mengetahui tingkat pengetahuan informan pada progam film tersebut. FGD dilakukan secara langsung bertatap muka
dan berdiskusi dengan para informan dengan tujuan untuk mengetahui pemaknaan, argument, pesan verbal dan non verbal informan serta situasi saat diskusi
berlangsung. Peneliti telah menentukan enam narasumber yang akan digunakan dalam
penelitian ini. Ketujuh narasumber tersebut merupakan ibu rumah tangga yang masuk dalam kategori usia 17 – 50 untuk ibu rumah tangga domestik yang siang hari senang
menyaksikan film televisi dan diterpa oleh film sinema pintu taubat yang hadir di layar televisi setiap harinya. Dari enam informan ibu rumah tangga tersebut berbeda
status sosial dari segi pendidikan ialah dua orang pendidikan akhir S1, satu lulusan Sekolah Menengah Pertama, satu lulusan SMA ekonomi sedang penghasilan kurang
lebih dari 2.000.000 per bulan tergolong ekonomi sedang, dua lulusan SMA ekonomi sedang penghasilan lebih dari 2.000.000 per bulan tergolong ekonomi tinggi.
4.3.1 Ketertarikan Ibu Rumah Tangga Dalam Menonton Televisi
Televisi adalah media massa yang eksistensinya tidak diragukan lagi, televisi sudah menjadi bagian dari aktivitas manusia. Televisi sebagai media yang muncul
belakangan dibanding media cetak dan radio, ternyata memberikan nilai yang sangat spektakuler dalam sisi – sisi pergaulan hidup manusia serta sebagai aktivitas pengisi
waktu luang yang paling populer.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Ibu rumah tangga domestik tentu banyak beraktivitas dalam rumah, dimana film sinema siang menjadi teman ketika memasak ataupun menunggu suami dan
anak. Berikut ini data informan ketika peneliti mengajukan pertanyaan, apakah anda pernah menonton film televisi sinema pintu taubat siang di indosiar.
INFORMAN I Nur Hayati 45 tahun
“Ya saya suka menonton televisi , film sinema pintu taubat pada siang hari saat dirumah, film yang menggambarkan orang jahat , tapi dibalik semua itu ada
balasannya.”
INFORMAN II Nuriyati 49 Tahun
“Ya, saya suka film itu. Karena film itu dapat diambil hikmanya bahwa, Memberi contoh kepada penonton agar tidak bersikap tercelah dan mencontoh
perilaku yang baik, karena itu untuk pacuan mendidik keluarga dan anak ”
INFORMAN III Nur Maharani 47 Tahun
“ya, saya kadang- kadang lihat, sinema pintu taubat di indosiar itu film yang diambil dari kisah nyata , terkadang emang ada di kehidupan rumah tangga orang-
orang, namun saya tidak suka dengan orang yang jahat-jahat biasanya di film itu, karena tidak tega”
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
INFORMAN IV Kasiati 50 Tahun
“ya, film yang tentang orang islam itu kan..saya melihat film itu terkadang sambil masak atau setrika.., saya sukanya hanya pemeran baik saja, kalau yang jahat
tidak medidik penontonya ”
INFORMAN V Yeti 37 Tahun
“Ya. Saya kadang melihatnya. Tapi, saya tidak suka menonton film itu”
INFORMAN VI Alimah 45 Tahun
“ya, saya melihat film itu. Film yang selalu ada orang jahat-jahatnya, jadi saya tidak seberapa suka dengan film itu, membuat hati ikut penasaran”
Keenam informan tersebut semua pada siang hari sambil beraktivitas dirumah , mereka melihat film televisi tersebut namun memiliki perbedaan alasan, ada yang
melihat karena senang, ada juga hanya melihat film itu tapi tidak suka denga isi film tersebut. informan I, IV. VI, mengetahui adanya film sinema pintu taubat siang dari
yang mereka tangkap walau hanya melihat dari sisi pandangan mereka, mereka sudah mepersepsikan bahwa film tersebut adalah “film yang ada orang jahatnya” hal itu
dikarenakan film itu tayang setiap harinya berganti judul tetapi jalan ceritanya cenderung sama, dan berulang. Dan banyak dari cerita FTV mengangkat cerita
kehidupan cinta, keluarga dan religi. Peneliti mengangkat film televisi religi yang didalamnya terdapat kekerasaan atau perilaku negatif kepada informan ibu rumah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tangga, karena peneliti ingin mengetahui bagaimana perasaan informan ketika melihat isi dari film sinema pintu taubat siang.
INFORMAN I Nur Hayati 45 tahun “gak suka karena tidak mencontohkan kepada kita agama dan anak-anak, dan
tidak baik untuk remaja ”
INFORMAN II Nuriyati 49 Tahun
“Tidak suka, karena dibenci oleh allah”
Informan I Dan II sebenarnya senang melihat film tersebut, tetapi informan ini tidak setuju dengan adanya film yang berisi kekerasan dalam rumah tangga, tidak
suka dengan adanya film ini.
INFORMAN III Nur Maharani 47 Tahun “ sangat sedih karena melihat suami teraniyaya, padahal suami sudah
bertanggung jawab terhadap keluarga”
INFORMAN IV Kasiati 50 Tahun
“tidak cocok, filmnya membuat suasana ikut marah, ikut sedih sehingga terbawa suasana”
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
INFORMAN V Yeti 37 Tahun
“sedih, jangan sampai keluarga kita seperti itu”
INFORMAN VI Alimah 45 Tahun
“kurang setuju, karena dia tidak menunjukkan sebagai istri yang sholeha”
Dari jawaban informan , informan saat menonton film sinema pintu taubat sesuai pertanyaan peneliti bahwa informan terbawa suasana seperti pendapat
informan III “sangat sedih karena melihat suami teraniyaya, padahal suami sudah bertanggung jawab terhadap keluarga” sedangkan informan ke IV bahwa “ filmnya
membuat suasana ikut marah, ikut sedih sehingga terbawa suasana” hal ini peneliti menyimpulkan bahwa isi film sinema pintu taubat yang ditayangkan membawa suana
perasaan ibu-ibu rumah tangga atau khalayak yang menontonnya. Film televisi sinema pintu taubat ini banyak menceritakan tentang kehidupan
rumah tangga yang penuh kekejaman adanya penganiyayaan anak,orang tua, pembantu, kekerasan, pemerkosaan anak,pembantu, pembunuhan, perselingkuhan,
perceraian, hamil diluar, poligami, kesombongan, kikir, keserakahan dan membedakan antara si kaya dan si miskin. Dan juga ada sebaliknya film ini
menggambarkan manusia atau seseorang yang beriman dan taat beragama misalnya rajin sholat, mengaji, rendah hati, sabar dan dermawan, wanita yang taat beragama,
patuh pada suaminya dan menyayangi anak-anaknya. Dalam film tersebut menceritakan fenomena kehidupan dalam sehari-hari yang menggambarkan balasan
azab dari tuhan secara langsung sesuai dengan perbuatannya masing-masing. Dari
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
sinilah peneliti mengangkat nilai kekerasan rumah tangga dalam film sinema pintu taubat siang di indosiar.
4.3.2 Permasalahan kekerasan Dalam Rumah Tangga dalam film.