Tabel 22: Hasil Uji-t Minat Siklus I dengan Siklus II
Paired Samples Test
Paired Differences t
df Sig. 2-
tailed
Mean Std.
Deviation Std.
Error Mean
95 Confidence Interval of the
Difference Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Lower Upper
Lower Upper
Lower Upper
Lower Upper
Pair 1 Siklu sI -
Siklu sII
-2,88571 1,40423
,23736 -
3,3680 8
-2,40335 -12,158
34 ,000
Jika dilihat dari tabel di atas, hasil uji-t berpasangan tersebut terlihat perbedaan rata-rata minat kondisi awal dengan minat siklus I
adalah sebesar -2,88571. Artinya ada peningkatan minat siswa sesudah intervensi dengan rata-rata peningkatan sebesar 2,88571.
Nilai t hitung adalah sebesar – 12,158 dengan sig 0,00. Karena
sig 0,05 maka dapat disimpulkan rata-rata minat siswa pada siklus I dengan siklus II terdapat perbedaan. Dengan demikian, dapat dinyatakan
bahwa perlakuan mempengaruhi minat siswa secara signifikan.
3. Hasil Prestasi Belajar Siswa
Tabel 23: Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan II No
Nilai siklus 1 Keterangan
Nilai siklus 2 Keterangan
1 58,9 Tidak tercapai
65,4 Tercapai
2 85,2 Tercapai
85,8 Tercapai
3 54,3 Tidak tercapai
67,7 Tercapai
4 57,8 Tidak Tercapai 63,6
Tidak Tercapai 5
80,15 Tercapai 89,9
Tercapai 6
88,7 Tercapai 95,2
Tercapai 7
77 Tercapai 82,3
Tercapai 8
71,2 Tercapai 85,8
Tercapai 9
65,4 Tercapai 64,8
Tidak Tercapai 10
60,7 Tidak Tercapai 49,9 Tidak Tercapai
11 62,4 Tidak Tercapai 64,2
Tidak Tercapai 12
78,2 Tercapai 81,2
Tercapai 13
84,6 Tercapai 89,3
Tercapai 14
75,9 Tercapai 87,6
Tercapai 15
88,8 Tercapai 90,5
Tercapai 16
82,3 Tercapai 88,1
Tercapai 17
95,2 Tercapai 94
Tercapai 18
72,9 Tercapai 77,6
Tercapai 19
73,5 Tercapai 82,9
Tercapai 20
75,8 Tercapai 82,9
Tercapai 21
61,8 Tidak tercapai 77,7
Tercapai 22
51,9 Tidak tercapai 61,9
Tidak Tercapai 23
78,8 Tercapai 87
Tercapai 24
82,9 Tercapai 84
Tercapai 25
83,5 Tercapai 84
Tercapai 26
81,1 Tercapai 72,4
Tercapai 27
87,6 Tercapai 95,2
Tercapai 28
62,4 Tidak tercapai 71,8
Tercapai 29
84,6 Tercapai 91,7
Tercapai 30
81,7 Tercapai 93,4
Tercapai 31
76,4 Tercapai 88,7
Tercapai
32 85,2 Tercapai
88,7 Tercapai
33 63 Tidak tercapai
86,9 Tercapai
34 79,9 Tercapai
88,7 Tercapai
35 60,1 Tidak tercapai
69,4 Tercapai
Rata-rata 74,57
80,86 KKM = 65
a. Hasil Prestasi Belajar Siswa dari Kondisi Awal, Siklus I, dan
Siklus II
Berdasarkan data nilai awal siswa kelas VA tahun pelajaran 20102011 dengan nilai KKM 60, diperoleh rata- rata siswa 58, 3.
Siswa dengan nilai di atas rata-rata sebanyak 15 siswa dan 25 siswa belum mencapai KKM. Pada tahun pelajaran 20112012 nilai KKM
naik menjadi 65. Setelah dikenai tindakan dengan pendekatan kontekstual, pada siklus I siswa dengan nilai rata-rata 74,57 , siswa
yang belum mencapai KKM sebanyak 10 siswa dan 25 siswa mencapai KKM. Sedangkan hasil perhitungan prestasi belajar siswa
pada siklus II diperoleh rata-rata 80,86. Dari hasil penghitungan ada 30 siswa yang mencapai KKM dan ada 5 siswa yang belum
mencapai KKM.
Nilai Rata-rata Kelas
Gambar 3 : Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas
Capaian KKM
Gambar 4 : Peningkatan Capaian KKM
\
58,3 74,57
80,86
10 20
30 40
50 60
70 80
90
data awal Siklus I
Siklus II
37,50 71,40
85,71
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00 90,00
Data awal Siklus I
Siklus II
Tabel.24 : Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PrestasiI PrestasiII
N 35
35 Normal
Parametersa,b Mean
74,5671 81,0086
Std. Deviation 11,34501 11,00624
Most Extreme Differences
Absolute ,143
,175 Positive
,132 ,099
Negative -,143
-,175 Kolmogorov-Smirnov Z
,848 1,037
Asymp. Sig. 2-tailed ,469
,232
a Test distribution is Normal.
Jika dilihat dari tabel di atas, harga uji normalitas Kolmogorov-
Smirrov Z menunjukkan bahwa nilai Most Extreme Differences Absolute
di atas merupakan nilai statistik D pada uji K-S, nilai D pada uji terhadap prestasi belajar siklus I dengan prestasi belajar siklus II di atas adalah
0,143 dan 0,175, dimana nilai D lebih besar dari 0,05. Maka data menunjukkan berdistribusi secara normal.
b. Uji t Prestasi Belajar Kondisi Awal dengan Siklus I
Tabel 25: Hasil Uji t Satu Sampel Prestasi Belajar Siswa
One-Sample Test
Test Value = 0 t
df Sig. 2-
tailed Mean
Difference 95 Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Lower Upper
Lower Upper
nilaisiklus1 38,885
34 ,000 74,567143
70,67000 78,46429
Jika dilhat dari tabel di atas, hasil uji-t satu pasang tersebut terlihat perbedaan rata-rata kondisi awal dengan siklus I. Nilai t
hitung adalah sebesar 38,885 dengan sig 0,000. Karena sig 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa dari kondisi
awal ke siklus I adalah signifikan dan ada perbedaan. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa perlakuan sebelum dikenai
tindakan dan setelah dikenai tindakan siklus I mempengaruhi prestasi belajar siswa dengan signifikan.
c. Uji t Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II Paired Sample Tes
Tabel 26: Hasil Uji t Dua Sampel Prestasi Belajar Siswa
Jika dilihat dari tabel di atas, hasil uji-t berpasangan tersebut terlihat perbedaan rata-rata prestasi siklus I dengan siklus II adalah sebesar
-6,44143. Artinya ada peningkatan prestasi belajar siswa sesudah intervensi dengan rata-rata peningkatan sebesar 6,44143.
Nilai t hitung adalah sebesar -6,129 dengan sig 0,00. Karena sig 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata prestasi belajar siswa
Paired Differences t
df Sig. 2-
tailed
Mean Std.
Deviatio n
Std. Error
Mean 95 Confidence
Interval of the Difference
Mean Std.
Deviati on
Std. Error Mean
Lower Upper
Lower Upper
Lower Upper
Lower Upper
Pair 1 PrestasiI - PrestasiII
- 6,44143
6,21751 1,05095
- 8,57722
-4,30564 -6,129
34 ,000
pada siklus I dan siklus II adalah berbeda. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa perlakuan yang semakin baik dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa secara signifikan.
B. Pembahasan 1. Hasil Minat Siswa
Hasil peningkatan minat belajar siswa dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 27 : Hasil Peningkatan Minat Belajar Siswa
Minat belajar siswa pada siklus I termasuk kriteria cukup, pada pembelajaran siklus I pertemuan 1, siswa masih terlihat tegang dan kaku.
Keadaan ini disebabkan karena observer ataupun peneliti merekam pembelajaran dengan menggunakan kamera. Selain itu juga pembelajaran
yang dilakukan dengan cara direkam baru pertama kali dialami para siswa . Hal tersebut terbukti dengan hasil pengamatan, diperoleh rata-rata minat
seluruh siswa pada pertemuan 1 adalah 10,51.
Peubah Indikator Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Signifikan hasil uji t
Target Capaian Target Capaian
Minat Skor rata-
rata seluruh
minat siswa
7,74 10
11,5 14
14,38 Signifikan
Sedangkan pada pembelajaran pada siklus I pertemuan 2, siswa terlihat lebih santai dalam belajar namun antusias. Siswa tidak terlihat
tegang dan kaku seperti pada pertemuan pertama. Siswa terlibat dalam setiap diskusi kelompok dan kegiatan membuat pecahan. Hal tersebut
terbukti dengan adanya peningkatan rata-rata minat siswa dari pertemuan pertama hanya 10,51 dan pada pertemuan kedua menjadi 12,48.
Skor rata-rata minat siswa pada kedua pertemuan tersebut, diperoleh skor rata-rata minat siswa siklus I adalah 11,5. Skor rata-rata
minat siklus I meningkat secara signifikan dari kondisi awal 7,74, dengan hasil uji t menunjukkan signifikan adalah 0,000,05. Pada siklus I, ada 20
siswa yang minat belajarnya di bawah rata-rata. Sedangkan 15 siswa lainnya minat belajarnya di atas rata-rata. Hasil tersebut diperkuat dengan hasil
wawancara kepada guru kelas yang mengatakan bahwa: “ Pada pembelajaran pertemuan pertama, saya masih belum
terbiasa dengan situasi pembelajaran yang seperti ini. Sehingga hal tersebut membuat saya sedikit lebih grogi. Ditambah lagi dengan adanya
kamera yang merekam proses pembelajaran. begitu juga dengan siswa, siswa masih terlihat tegang dan kaku. Mereka masih takut untuk bertanya
ataupun banyak melakukan aktifitas pada saat diskusi. Mungkin karena mereka takut saat direkam. Sehingga minat siswa dalam pembelajaran tidak
begitu terlihat. Lain halnya dengan pertemuan kedua, siswa sudah lebih rileks dan santai saat mengikuti pembelajaran. mereka sudah agak terbiasa
dengan situasi belajar yang demikian. Sehingga menimbulkan antusias belajar yang lebih dari sebelumnya. Siswa juga sudah terlihat aktif dan
tidak takut lagi saat mengikuti pembelajaran Matematika.” Sedangkan dalam pembelajaran pertemuan 2, siswa terlihat aktif
dan antusias mengikuti pembelajaran. Siswa tidak terlihat tegang dan kaku seperti pada pertemuan pertama. Siswa terlibat melakukan diskusi maupun
memprensentasikan hasil diskusi. Hal tersebut diperkuat dari hasil wawancara kepada sebagian siswa, kebanyakan siswa mengatakan bahwa:
“ Saya lebih suka pembelajaran Matematika pada siklus I. Biasanya pembelajaran matematikannya biasa saja, tetapi kali ini lebih
menarik. Bu Guru juga lebih enak saat mengajar, karena kami banyak diskusinya dan dapat membuat pecahan dari kertas. Sebelumnya tidak
pernah seperti itu, kami hanya diterangkan melalui papan tulis saja.” Pada pembelajaran siklus II, terdapat perbedaan dalam beberapa
hal dari siklus I. Perbedaan tersebut yaitu pada sub materi yang diberikan, jumlah kelompok diskusi, dan alat peraga yang digunakan. Jumlah
kelompok siswa pada siklus 1 dalam kelompok besar yang terdiri dari 5 anggota disetiap kelompok. pada siklus II jumlah kelompok diperkecil
menjadi 3-4 anggota pada setiap kelompok. alat peraga yang digunakan pada siklus I yaitu kertas bufallo. Pada siklus II alat peraga membuat
pecahan dengan menggunakan mika plastik. Pada pembelaran pertama, siswa terlihat antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran maupun
diskusi kelompok. Masing-masing kelompok berebut mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Hal itu dapat dilihat pada skor rata-rata minat
seluruh siswa pada pertemuan I adalah 13,14. Pada pertemuan 2, siswa terlihat tidak ada beban. Mereka sudah
terbiasa dengan pembelajaran dengan menggunakan kamera, diskusi, dan membuat pecahan dari mika. Siswa senang saat diskusi membuat pecahan,
karena pada dasarnya siswa SD masih senang bermaian. Sehingga mereka terlihat senang dan menikmati jalannya diskusi dan pembelajaran. masing-
masing kelompok juga berebut mempresentasikan hasil diskusi, meskipun
tidak semua kelompok dapat maju karena waktu yang terbatas. Hal itu terbukti dengan hasil rata-rata minat siswa yang diperoleh pada pertemuan 2
adalah 15,66. Skor rata-rata minat siswa pada kedua pertemuan tersebut, diperoleh
skor rata-rata minat siswa siklus II adalah 14,38 termasuk dalamkriteria tinggi. Skor rata-rata minat siklus II meningkat secara signifikan dari siklus
I yaitu 11,5, dengan hasil uji t menunjukkan signifikan adalah 0,000,05. Pada siklus II, ada 12 siswa yang minat belajarnya di bawah rata-rata.
Sedangkan 23 siswa lainnya minat belajarnya di atas rata-rata. Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil wawancara terhadap guru:
“ Pada pembelajaran sikus II, terlihat bahwa minat siswa sangat meningkat dibandingkan pada siklus I. Hal ini terlihat pada saat
pembelajara Matematika, siswa lebih antusias dalam menjawab pertanyaan dan diskusi. Saat diskusi siswa terlihat lebih serius satu sama lain. Hal ini
disebabkan jumlah anggota pada kelompok yang lebih kecil, sehingga mereka lebih mudah dalam pembagian kerja yang dapat melibatkan setiap
anggota kelompok. selain itu siswa terlihat sangat senang terlebih pada pertemuan 2. Masing-masing anggota dapat lebih berperan karena mereka
harus membuat 3 pecahan dari mika dan menemukan cara mengurangkan dan menjumlahkan pecahan. Mereka sangat antusias. Ketika hendak maju
presentasi, mereka berebutan satu sama lain.”
2. Hasil Prestasi Belajar Siswa