Peningkatan Minat Proses Penelitian Tindakan Kelas PTK

1. Peningkatan Minat

Analisis data mengenai minat siswa dinyatakan dengan skor hasil rubrik pengamatan minat. Rubrik pengamatan minat didukung dengan panduan wawancara kepada guru dan sebagian siswa. Analisis rubrik pengamatan minat dapat ditempuh dengan cara membandingkan kondisi awal, kondisi akhir siklus I, dan kondisi akhir siklus II. Peningkatan minat siswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: 1 Menghitung skor minat setiap siswa sesuai dengan rubrik pengamatan minat pada setiap pertemuan. 2 Menghitung skor minat per siklus, dengan rumus: 3 Menghitung rata-rata minat siswa seluruh siswa 4 Membandingkan tingkat minat awal dengan tingkat minat siklus I dengan tingkat minat siklus II. Pembandingan ini dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan minat atau tidak. 5 Uji normalitas K-S menggunakan SPSS 15.0, untuk mengetahui normal atau tidaknya data minat belajar siswa. 6 Uji-t berpasangan menggunakan SPSS 15.0, untuk mengetahui signifikan atau tidaknya peningkatan minat siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Minat Siswa per siklus = jumlah skor minat pertemuan 1 + pertemuan 2 2 Rata-rata minat siswa = jumlah skor minat seluruh siswa Jumlah siswa Tabel 17: Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa No Peubah Indikator Kriteria Keberhasilan Kondisi awal Akhir siklus 1 Akhir siklus 2 1 Prestasi belajar siswa a. Rata-rata nilai prestasi belajar b. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 50 40 65 60 75 70

2. Peningkatan Prestasi Belajar

Analisis data deskriptif digunakan untuk menganalisis data prestasi belajar siswa yang dinyatakan dengan skor hasil tes evaluasi. Skor hasil tes evaluasi dapat membandingkan kondisi awal, kondisi akhir siklus I, dan kondisi akhir siklus II sesuai dengan kriteria keberhasilan yang diharapkan di atas. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: a. Penyekoran penilaian kognitif jawaban benar = 1 jawaban salah = 0 b. Menghitung jumlah skor setiap siswa c. Menghitung nilai setiap siswa, dengan rumus: 1 Nilai kognitif Nilai kognitif = jumlah skor setia siswa x 5 2 Nilai Afektif 3 Nilai Psikomotorik Nilai total siswa adalah 12. Dimana nilai maksimal pada rubrik pengamatan Afektif dan Psikomotorik adalah 4, sedangkan nilai maksimal adalah 1. 4 Menghitung Nilai Rata-rata Ket : ∑N = Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa n = Jumlah seluruh siswa 5 Menghitung persentase siswa yang telah mencapai KKM, dengan rumus: d. Membandingkan tingkat nilai prestasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II dengan kondisi awal. Kegiatan membandingkan ini Nilai rata-rata N= n N  Persentase = Jumlah siswa yang mencapai KKM Jumlah siswa x 100 Nilai Afektif = jumlah nilai total x 8 + 4 Nilai Psikomotorik = jumlah nilai total x 8 + 4 Nilai final = nilai kognitif x 7 + nilai afektif x 1,5 + nilai psikomotorik x 1,5 10 dilakukan untuk mengetahui ada peningkatan prestasi belajar siswa atau tidak. e. Uji normalitas K-S menggunakan SPSS 15.0 untuk mengetahui normal atau tidaknya data prestasi belajar siswa. f. One sample t-test menggunakan SPSS 15.0, untuk mengetahui adanya perbedaan yang bermakna atau tidak antara kondisi awal dengan akhir siklus I.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Tindakan Kelas PTK dengan judul “Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan Kontekstual Materi Menjumlahkan dan Mengurangakn Berbagai Bentuk pecahan Pada Siswa Kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 Tahun Pelajaran 20112012”, Komplek Lanud Adisucipto, Jalan Janti Maguwoharjo Depok Sleman DIY dilaksanakan pada tanggal 7 Februari 2012-18 Februari 2012.

A. Hasil Penelitian

1. Proses Penelitian Tindakan Kelas PTK

a. Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa dan Sabtu, tanggal 7 Februari dan 11 Februari 2012 di ruang kelas VA SD Negeri Adisucipto 1, pada jam 07.00- 08.45. Pada siklus 1 mempelajari tentang materi menjumlahkan pecahan beda penyebut. Pada siklus ini, siswa dibagi menjadi 7 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa. 1 Perencanaan Kegiatan Dalam perencanaan siklus I, peneliti menyusun rubrik pengamatan minat, panduan wawancara kepada guru, dan panduan wawancara kepada sebagian siswa yang sudah divalidasi untuk menilai minat siswa dalam pembelajaran Matematika. Peneliti juga menyusun perangkat pembelajaran yang berupa silabus, RPP, LKS, bahan ajar, soal evaluasi, serta rubrik penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik yang sudah divalidasi untuk menilai prestasi belajar siswa. Selain itu, peneliti juga menyiapkan perlengkapan pembelajaran antara lain : alat peraga pembelajaran seperti kertas bufalo berwarna merah jambu dan biru, spidol permanen, dan kartu pecahan yang terbuat dari karton. Selain hal itu peneliti juga menyiapkan media pendukung seperti papan nama kelompok dengan nama buah-buahan dan call card yang bertuliskan nomor absensi siswa. Peneliti menyusun dan menyiapkan hal-hal di atas untuk kegiatan pembelajaran pada siklus I, baik pertemuan 1 maupun pertemuan 2. 2 Pelaksanaan a Pertemuan 1 Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Februari 2012. Pembelajaran berfokus pada materi menjumlahkan pecahan berbeda penyebut. Dalam pembelajaran dengan menggunakan alat peraga kartu pecahan dan kertas bufallo. Pada kegiatan awal, guru menyampaikan apersepsi yaitu ibu yang membeli telur dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, siswa menyimak penjelasan dari guru tentang pecahan dengan menggunakan ruas jari, guru menyuruh siswa menunujukkan jari telunujuk masing- masing dan menunjuk salah satu ruas jari, kemudian guru bertanya “satu ruas jari menunjukkan berapa bagian pecahan?”. Beberapa siswa menjawab dengan benar, tetapi ada siswa yang masih bingung, dan sebagian siswa lainnya diam. Kemudian guru menggunakan kartu pecahan untuk memancing ingatan siswa tentang pecahan beda penyebut. Guru menunujukkan kartu sebuah kartu pecahan 1 4 dan bertanya pada siswa “kartu ini menunjukkan pecahan berapa?”. Setelah itu guru menunjukkan kartu pecahan yang kedua yaitu pecahan 2 4 dan bertanya pada siswa “kartu ini menunjukkan pecahan berapa?”. Banyak siswa yang berebut menjawabnya tapi masih ada beberapa yang hanya diam. Setelah itu guru melanjutkan pertanyaan “ jika kedua kartu pecahan dijumlahkan, berapa hasil pecahannya?”. salah satu siswa mengangkat tangan dan menjawab dengan benar yaitu 3 4 . Setelah itu, guru memberikan pengantar sebelum siswa melakukan diskusi kelompok yaitu dengan berkata “ setelah ini kita akan belajar pecahan yang lain dengan menggunakan kertas bufalo secar a berkelompok”. Dalam pembagian kelompok, siswa dibagi ke dalam 7 kelompok yang terdiri dari 5 siswa. Kelompok tersebut disesuaikan dengan kelompok belajar mereka guna mempersingkat waktu dalam pembagian kelompok. Nama- nama kelompok diberikan berdasarkan nama buah yaitu buah melon, anggur, jambu, leci, jeruk, pisang, dan mangga. Masing-masing perwakilan kelompok mengambil undian. Undian tersebut berisi soal cerita yang berkaitan dengan penjumlahan berbeda penyebut. Kemudian masing- masing kelompok juga mendapatkan 1 buah lembar kerja siswa LKS. Guru dan peneliti membagikan alat peraga yang berupa 2 buah kertas bufalo berwarna merah muda dan biru dan sebuah spidol permanent. Kemudian guru memberiakan petunjuk yang harus dilakukan siswa. Masing-masing siswa diberi kesempatan untuk membaca LKS dan soal undian. Selanjutnya Siswa berdiskusi mencari cara menemukan cara untuk menjawab soal yang sudah didapatkan melalui undian dengan kertas bufallo. Saat proses diskusi, masing-masing kelompok siswa bekerja sama dalam mencari cara menjumlahkan pecahan berbeda penyebut dengan kertas bufallo tersebut. Berbagai macam cara yang dilakukan siswa dalam membuat pecahan dengan kertas bufallo. Beberapa kelompok menggunakan penggaris untuk membuat pecahan, beberapa siswa melipat- lipat kertas supaya menjadi pecahan yang diinginkan, dan ada kelompok yang langsung menggarisnya. Saat proses diskusi, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, dan mengawasi jalannya diskusi agar susasana tenang dan kondusif. Setelah waktu selesai, guru menunjuk salah satu kelompok yang siap untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Kelompok anggur mempresentasikan hasil diskusi mereka, dengan membawa hasilnya dan memberikan kesimpulan kelompok mengenai hasil diskusi. Guru bersama siswa membahas hasil diskusi setiap kelompok. dari hasil pembahasan, ternyata 3 kelompok benar, 2 kelompok salah, dan 1 kelompok yang belum selesai. Pada kegiatan akhir, guru dan siswa membahas kesimpulan pembelajaran. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang kesimpulan pembelajaran. Beberapa siswa yang pintar membuat kesimpulan yang benar, tetapi masih banyak siswa yang hanya diam dan saat ditanya dia menjawab bingung. Kemudian guru bertanya bagian mana yang masih susah. Beberapa siswa menjawab saat menjumlahkan pecahan. Guru menjelaskan lagi dengan beberapa pertanyaan singkat tentang pecahan berbeda penyebut. Guru melakukan refleksi tentang perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran. b Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 Februari 2012. Dari hasil pertemuan satu, masih banyak siswa yang bingung tentang penjumlahan berbeda penyebut. Oleh karena itu, pertemuan 2 merupakan pengulangan dari pertemuan satu. Meskipun pengulangan, tetapi fokus pembelajarannya juga ditambah dengan penjumlahan berbagai bentuk pecahan. Pada kegiatan awal, siswa sudah duduk pada kelompok mereka masing-masing sesuai dengan nama dan anggota kelompok pada pertemuan 1. Semua siswa memberi salam kepada guru. kemudian guru mengulas pertemuan sebelumnya yaitu siklus satu pertemuan 2, hal ini sebagai acuan agar siswa mengingat kembali pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. Pada kegiatan inti, siswa menyimak soal cerita yang berhubungan dengan penjumlahan pecahan berbeda penyebut. Kemudian siswa menjawab secara spontan pertanyaan tersebut. Beberapa siswa antusias mengangkat tangan ingin menjawab. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawabnya. Siswa duduk sesuai dengan kelompok. Sama halnya dengan pertemuan 1, masing-masing perwakilan kelompok mengambil undian yang berisi soal cerita. Soal cerita berhubungan dengan penjumlahan pecahan berbeda penyebut. Soal undian yang diberikan masing-masing kelompok berbeda, jadi tidak ada kelompok yang akan saling meniru jawaban. Siswa juga dibagikan alat peraga yaitu 2 kertas bufallo dan sebuah spidol permanent. Saat jalannya diskusi, guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Suasana diskusi berjalan lebih tenang dari pertemuan 1. Semua kelompok sudah mengerti apa yang harus mereka kerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Hal tersebut terlihat dari cepatnya mereka bekerja dan hasil yang baik. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan soal undian, setiap kelompok mengerjakan soal yang terdapat dalam LKS. Guru menunjuk beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Pada pertemuan 2 ini, 4 kelompok maju memepresentasikan hasil diskusi baik soal undian maupun soal LKS serta kesimpulan yang didapat setelah diskusi. Semua kelompok berhasil mengerjakan soal dengan benar dan waktu yang tepat. Guru dan siswa membahas hasil diskusi dan presentasi kelompok. Pada kegiatan akhir, guru beserta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, yaitu untuk menjumlahkan pecahan berbeda penyebut, penyebut harus disamakan terlebih dahulu dengan cara mencari KPKnya. Untuk penjumlahan berbagai bentuk pecahan, pecahan harus dibuat ke dalam bentuk yang sama agar menjadi senilai. Setelah itu, siswa mengerjakan soal evaluasi sebanyak 20 soal. Soal evalusi berbentuk soal pilihan ganda. Siswa yang telah selesai mengerjakan, mengumpulkan hasilnya pada guru. Guru menyampaikan refleksi dan bertanya pada siswa siapa yang belum paham? Siswa menjawab, paham dan tidak ada kesulitan. 3 Observasi Pada saat pembelajaran siklus I berlangsung, guru dan peneliti telah melakukan observasi terhadap jalannya proses pembelajaran. Setiap siswa menggunakan call card yang sesuai dengan nomor absen, sehingga itu memudahkan peneliti dalam mengobservasi siswa. Guru maupun peneliti, sama-sama mengamati minat siswa di dalam kelas pada saat pembelajaran Matematika berlangsung. Selain itu guru dan peneliti juga mengamati proses jalannya diskusi dan presentasi kelompok. Hal itu dilakukan untuk menilai aspek afektif dan psikomotorik guna menilai prestasi belajar siswa. Dari hasil observasi yang dilakukan pada proses pembelajaran siklus I pertemuan I, guru sudah baik dalam menyampaikan pembelajaran. siswa masih tegang dan kaku dalam mengikuti pembelajaran Matematika. Selain itu, masih banyak siswa yang bingung untuk mengerjakan soal undian. Masih terlihat beberapa anak yang pintar saja, yang langsung bisa mengerjakannya. Dari hasil observasi pada proses pembelajaran siklus I pertemuan 2, kegiatan pembelajaran berjalan lebih baik. Guru sudah baik dalam menyampaiakan pembelajaran, hanya saja guru belum menyampaiakan tujuan pembelajaran pada kegiatan awal. Siswa terlihat lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran Matematika dengan pendekatan kontekstual. Kelompok siswa saling berebut untuk mempresentasikan hasil diskusi. Seluruh kelompok siswa selesai mengerjakan dan diperoleh jawaban yang benar. 4 Refleksi Siklus 1 pertemuan I dilaksanakan tanggal 7 Februari 2012 membahas tentang penjumlahan pecahan berbeda penyebut. Pembelajaran pada siklus I pertemuan I berlangsung sesuai dengan perencanaan pembelajaran Matematika dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Alokasi waktu yang digunakan sudah tepat dengan perencanaan. Hanya saja dalam pembelajaran siswa masih terlihat tegang dan kaku. Hal tersebut dikarenakan siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang direkam dalam kamera. Siswa juga tidak terbiasa dengan pembelajaran yang menggunakan alat peraga untuk berdiskusi. Saat pembagian kelompok, siswa ribut saat menentukan tempat duduk. Masih ada satu kelompok yang tidak selesai tepat waktu, dan sebagian kelompok lambat dalam mengerjakan pecahan dengan kertas bufallo, sehingga hal itu memakan waktu yang lebih. Untuk mengatasi hal tersebut, pada pertemuan 2, siswa diberikan pengertian untuk santai saja saat pembelajaran dan tidak sering melihat ke kamera. Sebelum pembelajaran di mulai siswa sudah duduk dalam kelompoknya masing-masing, agar keributan saat mencari tempat duduk tidak terjadi lagi. Karena masih banyak siswa yang belum paham dan adanya kelompok yang tidak selesai, maka pada pertemuan 2, akan dilakukan pengulangan materi tentang penjumlahan berbeda penyebut dengan alat peraga yang sama yaitu kertas bufallo. Siklus 1 pertemuan 2 dilaksanakan pada hari sabtu, 11 Februari 2012, membahas mengenai penjumlahan beda penyebut dan berbagai bentuk pecahan. Kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan perencanaan pembelajaran Matematika dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Guru belum menyampaiakan tujuan pembelajaran, hal tersebut dikarenakan guru lupa. Kegiatan pembelajaran berjalan baik dan lancar. Alokasi waktu sesuai dengan perencanaan. Materi yang disampaikan dikemas dengan baik dan menarik. Saat membacakan soal cerita, guru menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa dan menarik bagi siswa. Siswa terlihat aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. saat jalannya diskusi, masing-masing siswa bekerja sama untuk menyelelesaikan tugas. Masing-masing kelompok selesai mengerjakan tugasnya dengan tepat waktu. Siswa berebut untuk mempresentasikan hasil diskusi. Siswa terlihat lebih berminat mengikuti pembelajaran Matematika dengan pendekatan kontekstual dibandingkan dengan pertemuan 1. Siswa terlihat senang saat diskusi. Siswa berebutan saat presentasi. Selain itu juga siswa aktif menjawab pertanyaan guru. Dari Siklus I, diperoleh hasil skor minat dan prestasi belajar. Rata-rata skor minat siswa dan rata-rata nilai prestasi belajar siswa meningkat dari kondisi awal.

b. Siklus II

Siklus II dilaksanakan dengan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 14 Februari dan tanggal 18 Februari 2012 dengan materi pengurangan pecahan beda penyebut dan penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan. Pada siklus ini siswa dibagi ke dalam 11 kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa. Perbedaan antara siklus I dan siklus II yaitu pada sub materi yang diberikan, jumlah kelompok dan alat peraga yang digunakan. Jumlah kelompok anggota kelompok pada siklus I terdiri dari 5 siswa. Pada siklus II menjadi kelompok yang lebih kecil yaitu dengan anggota 3-4 siswa. Alat peraga yang digunakan pada siklus 1 adalah kertas bufallo. Pada siklus II alat peraga yang digunakan adalah mika plastik. 1 Perencanaan Kegiatan Dalam perencanaan siklus II, peneliti menyiapkan alat-alat peraga, panduan wawancara terhadap guru, panduan wawan cara terhadap beberapa siswa untuk menilai minat siswa dalam pembelajaran Matematika. Peneliti juga memperbaiki perangkat pembelajaran yang berupa RPP, LKS, dan bahan ajar hasil refleksi dari siklus I. Peneliti menyusun rancangan pembelajaran yang lebih menarik minat siswa. Misalnya pada siklus ini materi pembelajaran dikemas lebih menarik dan menumbuhkan minat siswa. Alat peraga yang digunakan juga berbeda dari siklus I yaitu menggunakan mika plastik untuk menghindari kebosanan siswa. Peneliti juga membagi siswa ke dalam kelompok yang lebih kecil supaya seluruh anggota kelompok dapat lebih terlibat dalam jalannya diskusi ketika pembelajaran berlangsung. Guru memberikan perhatian pada siswa untuk lebih santai dan rileks saat pembelajaran. 2 Pelaksanaan a Pertemuan 1 Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari selasa, 14 Februari 2012. Pembelajaran berfokus pada materi pengurangan pecahan beda penyebut. Pada kegiatan awal siswa memberikan salam pada guru setelah istirahat pertama. Pada hari itu salah seorang siswa tidak berangkat. Sebelum memulai pembelajaran guru memberikan yel-yel kelas VA yang biasa dilakukan untuk menumbuhkan semangat siswa. Kemudian guru melakukan apersepsi, yaitu dengan memberi pertanyaan cerita siswa membawa botol yang berisi air minum sebanyak 3 4 gelas, setelah bermain pada saat istirahat airnya diminum 1 4 gelas. Lalu tinggal berapakah sisa airnya?. Siswa menjawab pertanyaan guru. Guru memberikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, siswa menyimak soal cerita yang disampaikan oleh guru. soal cerita tersebut sebagai pengantar sebelum dilaksnakan kegiatan diskusi. Soal cerita berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa yang berhubungan dengan pengurangan pecahan beda penyebut. Siswa dibagi ke dalam 11 kelompok yang beranggotakan 3 siswa dan ada 2 kelompok yang beranggotakan 4 siswa. Kelompok dibentuk dengan cara berhitung 1 sampai 11. Masing- masing perwakilan kelompok mengambil soal undian. Guru dengan dibantu peneliti membagikan alat peraga yang beruapa 8 buah mika plastik dengan 4 buah berbentuk persegi, dan 4 buah berbentuk lingkaran, dan sebuah spidol permanent. Siswa juga mendapatkan LKS yang berisi petunjuk diskusi dan soal yang harus dikerjakan. Siswa diberikan waktu untuk membaca LKS terutama petunjuk dalam berdiskusi. Siswa mulai mengerjakan soal undian sesuai dengan petunjuk. Pada saat diskusi, banyak kelompok yang tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan. Mereka sudah tahu apa yang harus dikerjakan. Ada satu kelompok yang belum paham dan bertanya pada peneliti. Setelah setiap selesai mengerjakan soal undian mereka mengerjakan soal latihan yang ada dalam LKS. Siswa mempresentasikan hasil diskusi. Saat guru menunjuk kelompok yang akan berpresentasi, siswa berebut ingin berpresentasi. Setelah itu, siswa bersama guru membahas hasil diskusi. Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran dengan tanya jawab. Guru bertanya pada siswa apa yang bisa disimpulkan dari kegiatan belajar tadi? Apa yang harus kita lakukan untuk mengurangkan pecahan beda penyebut?. Seorang siswa mengangkat tangan dan menjawab untuk mengurangkan pecahan beda penyebut dengan menyamakan penyebutnya dulu dengan cara mencari KPK keduanya. Setelah itu guru memberikan kesempatan pada siswa yang masih belum paham untuk bertanya. Guru memberikan pertanyaan refleksi. b Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Februari 2012. Pembelajaran berfokus pada materi pengurangan dan penjumlahan pecahan beda penyebut. Pada kegiatan awal, semua siswa memberi salam kepada guru. Ketua kelas memimpin penghormatan pada bendera merah putih dan dilanjtkan dengan berdoa bersama.. Setelah berdoa selesai, guru menanyakan kabar dan mempresensi kehadiran siswa. Semua siswa dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Guru menyampaikan apersepsi yaitu dengan soal cerita “ada sebuah ember yang berisi air sebanyak 2 7 ember, kemudian ayah mengisi ember tersebut air sebanyak 3 7 ember . Setelah itu ayah menggunakan airnya untuk menyiram tanaman sebanyak 4 7 ember air untuk direbus. Berapakah air yang masih dalam ember?”. Pada kegiatan inti guru menjelasakan tentang sebuah ilustrasi yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pecahan beda penyebut. Ilustrasinya adalah Ibu akan membuat kue, kemudian mengambil gandum sebanyak 3 4 gelas.kerena gandumnya kurang, Ibu mengambil lagi 1 2 gelas gandum. Untuk membuat adonan kue Ibu menggunakan 2 3 gelas gandum. Berapakah gandum yang belum digunakan?”. Ilustrasi tersebut untuk memancing siswa berpikir spontan. Siswa yang pintar dalam kelas tersebut menjawabnya, sedangkan siswa lain belum paham. Kemudian siswa dibagi ke dalam kelompok yang sama seperti siklus II pertemuan 1. Siswa mendapat alat peraga berupa plastik mika sebanyak 12 buah, terdiri dari 6 mika berbentuk lingkaran, dan 6 mika berbentuk persegi. Perwakilan kelompok mengambil undian yang berisi soal yang harus dikerjakan bersama kelompok. Masing-masing siswa berdiskusi dan mengerjakan LKS. Setelah semua kelompok selesai, beberapa kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah itu guru dan siswa membahas hasil presentasi dan mencocokkan jawaban kelompok. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran. Pada kegiatan akhir, siswa mengerjakan soal evaluasi siklus 2. Setelah selesai guru dan siswa berefleksi tentang hasil pembelajaran. Guru bertanya tentang perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran. Siswa menjawab senang dan sudah paham mengenai pembelajaran. 3 Observasi Pada saat pembelajaran siklus II berlangsung guru telah melakukan observasi terhadap jalannya proses pembelajaran. Guru mengamati mengenai minat siswa di dalam kelas pada saat pembelajaran Matematika berlangsung. Selain itu, guru juga mengamati kegiatan siswa pada saat melakukan diskusi dan presentasi kelompok untuk menilai aspek afektif dan aspek psikomotorik prestasi belajar siswa. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh guru pada proses pembelajaran siklus II pertemuan 1, kondisi kelas lebih kondusif dan tenang dari pada siklus I. Ada satu kelompok yang kebingungan dan mereka hanya diam saja. Siswa terlihat tenang dan antusias. Masing-masing kelompok juga berebutan untuk mempresentasikan hasil diskusi di sepan kelas. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh guru pada proses pembelajaran siklus II pertemuan 2, kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik. Kondisi kelas lebih kondusif dan kegiatan diskusi berjalan dengan lancar. Ada siswa yang hanya diam dalam kelompok , namun saat dihampiri ia mulai aktif dalam kelompoknya. Seluruh kelompok mengerjakan soal dengan cepat dan tepat waktu. 4 Refleksi Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa, 14 Februari 2012, membahas mengenai pengurangan pecahan berbeda penyebut. Pembelajaran berlangsung sesuai dengan perencanaan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.. Perencanaan pembelajaran yang digunakan sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I. Dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung, Siswa mengikuti pembelajaran dengan senang. Siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran dan diskusi. Kondisi kelas lebih tenang karena semua siswa bekerja sama dalam mengerjakan soal bersama kelompknya. Siswa jiga antusias dalam mempresentasikan hasil diskusi. Masing-masing kelompok berebutan untuk maju mempresentasikan. Alokasi waktu sesuai dengan perencanaan. Materi pembelajaran juga disampaikan dengan baik. Materi pada siklus II yaitu pengurangan pecahan. Setelah pembelajaran siswa tahu bahwa mengurangkan pecahan sama dengan menjumlahkan pecahan, sehingga untuk pertemuan 2 kami sepakat untuk menambahkan materi yaitu penjumlahan dan pengurangan pecahan. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih paham lagi tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan. Siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Februari 2012, membahas penjumlahan dan pengurangan pecahan beda penyebut.. Kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai dengan perencanaan pembelajaran hasil refleksi pada siklus II pertemuan I dengan menggunakan pendekatan kontekstual.. Alokasi waktu yang disediakan dalam perencanaan sudah tepat. Siswa terlihat sangat antusias mengikuti pembelajaran, hal ini dapat dibuktikan dengan mereka saling berebut saat presentasi dan menjawab pertanyaan. Siswa juga aktif berdiskusi dalam kelompoknya. Siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran, hal itu terlihat dengan ekspresi siswa yang senang dan tidak canggung kaku lagi. Alokasi waktu sesuai dengan perencanaan. Materi disampaikan dengan baik. Siswa tidak kesulitan dengan alat peraga, meskipun masih ada 3 siswa yang belum begitu paham. Hal tersebut tidak menjadi masalah karena memang siswa tersebut termasuk siswa yang kurang pintar dalam kelas VA. Dari Siklus II diperoleh hasil skor minat dan prestasi belajar. Rata-rata skor minat dan nilai prestasi minat siswa meningkat dari siklus I.

2. Hasil Minat Siswa