tugas-tugas yang mereka kerjakan bilamana merekan dapat menghubungkan informasi baru yang mereka terima dengan pengetahuan atau pengalaman
yang sudah mereka miliki. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
kontekstual CTL adalah model pembelajaran yang mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata. Sehingga siswa dapat belajar
secara langsung, belajar meneliti, saling bekerjasama, aktif, dan kreatif.
2. Komponen Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang memiliki tujuh asas atau komponen. Menurut Muslich 2007, 43 tujuh
komponen itu yaitu: 1.
Konstruktivisme Constructivisme. Kontruktivisme merupakan landasan filosofis dalam pendekatan
Kontekstual. Dalam kontruktivisme ditekankan agar siswa dapat membangun pemahamannya sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman belajarnya. 2. Bertanya Questioning
Bertanya merupakan strategi dalam pendekatan Kontekstual. Guru harus dapat mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu dan
memperoleh informasi. Siswa akan memperoleh pengetahuan apabila siswa mau bertanya. Semakin banyak pertanyaan yang disampaikan
oleh siswa maka pengetahuan yang diperoleh juga akan semakin banyak.
3. Menemukan Inquiry. Inti dari pendekatan kontekstual ialah menemukan inquiry.
Dalam inquiry siswa harus dapat menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang mereka perlukan. Siswa tidak hanya menghafal
pengetahuan tetapi juga harus menemukan pengetahuan. Pengetahuan yang ditemukan sendiri oleh siswa akan diingat lebih lama dari
pengetahuan yang tidak ia temuakan sendiri. 4. Masyarakat Belajar Learning Community.
Masyarakat belajar sangat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar. Dengan adanya masyarakat belajar, siswa diharapkan
dapat memperoleh pengetahuan yang lebih banyak dari teman- temannya. Masyarakat belajar dapat dibentuk di dalam kelas maupun di
luar kelas. Masalah akan lebih mudah dipecahkan apabila siswa dibantu oleh orang lain.
5. Pemodelan Modelling. Siswa
akan lebih
cepat memperoleh
keterampilan dan
penegetahuan tertentu apabila ada model yang bisa ditiru oleh siswa. Model tersebut dapat berupa contoh tentang menggunakan sesuatu, cara
membuat sesuatu, cara menampilkan sesuatu. 6.
Refleksi Reflection. Refleksi merupakan bagian terpenting dari pembelajaran yang
menggunakan pendekatan kontekstual. Refleksi adalah perenungan kembali atas pengetahuan yang baru saja dipelajari. Siswa diharapkan
dapat merenungkan apa yang baru saja dipelajari, menelaah dan merespon, semua kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang terjadi
dalam pembelajaran, sehingga ia dapat menyimpulkan pengalaman belajar yang ia pelajari.
7. Penilaian Sebenarnya Authentic Assessment. Komponen yang merupakan ciri khusus dari pendekatan
kontekstual adalah penilaian yang autentik. Dalam penilaian ini guru harus mengumpulkan berbagai data yang bisa memberikan gambaran
atau informasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa. Penilaian autentik diarahkan pada proses mengamati, menganalisis, dan
menafsirkan data yang telah terkumpul. Data-data tersebut diperoleh tidak hanya dari hasil pembelajaran tetapi data tersebut diperoleh
selama proses pembelajaran.
3. Prinsip Pendekatan Kontekstual