Komponen Pendekatan Kontekstual Peningkatan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan pendekatan kontekstual materi menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan pada siswa kelas VA SD N Adisucipto I tahun pelajaran 2011/2012.

tugas-tugas yang mereka kerjakan bilamana merekan dapat menghubungkan informasi baru yang mereka terima dengan pengetahuan atau pengalaman yang sudah mereka miliki. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual CTL adalah model pembelajaran yang mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata. Sehingga siswa dapat belajar secara langsung, belajar meneliti, saling bekerjasama, aktif, dan kreatif.

2. Komponen Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang memiliki tujuh asas atau komponen. Menurut Muslich 2007, 43 tujuh komponen itu yaitu: 1. Konstruktivisme Constructivisme. Kontruktivisme merupakan landasan filosofis dalam pendekatan Kontekstual. Dalam kontruktivisme ditekankan agar siswa dapat membangun pemahamannya sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman belajarnya. 2. Bertanya Questioning Bertanya merupakan strategi dalam pendekatan Kontekstual. Guru harus dapat mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu dan memperoleh informasi. Siswa akan memperoleh pengetahuan apabila siswa mau bertanya. Semakin banyak pertanyaan yang disampaikan oleh siswa maka pengetahuan yang diperoleh juga akan semakin banyak. 3. Menemukan Inquiry. Inti dari pendekatan kontekstual ialah menemukan inquiry. Dalam inquiry siswa harus dapat menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang mereka perlukan. Siswa tidak hanya menghafal pengetahuan tetapi juga harus menemukan pengetahuan. Pengetahuan yang ditemukan sendiri oleh siswa akan diingat lebih lama dari pengetahuan yang tidak ia temuakan sendiri. 4. Masyarakat Belajar Learning Community. Masyarakat belajar sangat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar. Dengan adanya masyarakat belajar, siswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan yang lebih banyak dari teman- temannya. Masyarakat belajar dapat dibentuk di dalam kelas maupun di luar kelas. Masalah akan lebih mudah dipecahkan apabila siswa dibantu oleh orang lain. 5. Pemodelan Modelling. Siswa akan lebih cepat memperoleh keterampilan dan penegetahuan tertentu apabila ada model yang bisa ditiru oleh siswa. Model tersebut dapat berupa contoh tentang menggunakan sesuatu, cara membuat sesuatu, cara menampilkan sesuatu. 6. Refleksi Reflection. Refleksi merupakan bagian terpenting dari pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual. Refleksi adalah perenungan kembali atas pengetahuan yang baru saja dipelajari. Siswa diharapkan dapat merenungkan apa yang baru saja dipelajari, menelaah dan merespon, semua kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang terjadi dalam pembelajaran, sehingga ia dapat menyimpulkan pengalaman belajar yang ia pelajari. 7. Penilaian Sebenarnya Authentic Assessment. Komponen yang merupakan ciri khusus dari pendekatan kontekstual adalah penilaian yang autentik. Dalam penilaian ini guru harus mengumpulkan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau informasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa. Penilaian autentik diarahkan pada proses mengamati, menganalisis, dan menafsirkan data yang telah terkumpul. Data-data tersebut diperoleh tidak hanya dari hasil pembelajaran tetapi data tersebut diperoleh selama proses pembelajaran.

3. Prinsip Pendekatan Kontekstual