Surya 1981:32 berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Pada prinsipnya, belajar merupakan
perubahan dari diri seseorang. Dari empat pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah usaha yang dilakukan manusia untuk memperoleh pengalaman baru yang diwujudkan dengan perubahan tingkah laku.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Tu’u 2004, 75 berpendapat bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya yang ditunjukkan
dengan nilai atau tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru KBBI, 1990:700.
Prestasi belajar merupakan kesempurnaan seorang siswa dalam berpikir, merasa, dan berbuat. Prestasi belajar seorang siswa dikatakan
sempurna jika memenuhi beberapa aspek dalam belajar. Syah 2003:214- 2015 mengemukakan Aspek dalam prestasi belajar ada 3 yaitu:
a. Aspek kognitif Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kegiatan
berpikir. Aspek ini sangat berkaitan erat dengan tingkat intelegensi IQ atau kemampuan berpikir siswa. Sejak dulu aspek kognitif selalu
menjadi perhatian utama dalam sistem pendidikan formal. Hal itu terbukti dengan melihat metode penilaian di sekolah-sekolah. Penilaian
di sekolah biasanya mengedepankan kesempurnaan pada aspek kognitif.
b. Aspek afektif Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan nilai dan sikap.
Aspek ini berkaiatan erat dengan kecerdasan emosi EQ siswa. Penialaian pada aspek ini dapat terlihat pada kedisiplinan,
tanggungjawab, sikap hormat terhadap guru, kepatuhan, dan sebagainya.
c. Aspek psikomotorik Aspek psikomotorik menurut kamus besar bahasa indonesia
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan gerak fisik yang mempengaruhi sikap mental. Jadi lebih sederhananya, aspek ini
menunjukkan kemampuan atau keterampilan skill yang dimiliki siswa setelah menerima pengetahuan.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa sangat tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor internal dan eksternal adalah dua hal yang
sangat menunjang keberhasilan siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Jadi untuk menghasilkan siswa yang berprestasi, seorang pendidik harus
mampu mensinergikan kedua faktor, yakni faktor internal dan eksternal. a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Adanya faktor internal ini yang membuat prestasi belajar siswa
menjadi tinggi. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar anatara lain:
1 Bakat, merupakan kecerdasan, yaitu potensi dasar yang dimiliki oleh setiap siswa.
2 Minat, yaitu suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu obyek yang cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa
senang. 3 Motivasi, yaitu suatu tenaga yang mendorong setiap individu
bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu. b. Faktor eksternal
Pengertian prestasi
belajar menurut
para ahli
tidak mengesampingkan peranan faktor eksternal dalam meningkatkan
prestasi belajar. Faktor ini pengaruhnya tidaklah sebesar faktor internal. Faktor eksternal antar lain:
1 Kualitas guru dalam penguasaan materi 2 Metode yang digunakan dalam mengajar
3 Fasilitas mengajar, misalnya media dan alat peraga 4 Lingkungan yang mendukung, dan sebagainya
C. Pendekatan Kontekstual 1.
Pengertian
Johnson 2010 : 65 menyatakan bahwa Contextual Teaching and Learning
CTL adalah pendekatan pembelajaran yang mengkaitkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat
hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari konteks pribadi, sosial dan kultural, sehingga siswa memiliki
pengetahuan keterampilan
yang dinamis
dan fleksibel
untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
Nurhadi 2002 dalam Muslich 2007, 41 berpendapat bahwa Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning CTL
adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata, dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Johnson 2002 dalam Suryanto, dkk. 2010, 53-54 menyatakan bahwa CTL adalah suatu sistem pembelajaran instruction yang didasarkan
pada pandangan bahwa siswa belajar bila mereka melihat makna dalam materi pelajaran yang mereka ikuti, dan mereka akan melihat makna dalam
tugas-tugas yang mereka kerjakan bilamana merekan dapat menghubungkan informasi baru yang mereka terima dengan pengetahuan atau pengalaman
yang sudah mereka miliki. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
kontekstual CTL adalah model pembelajaran yang mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata. Sehingga siswa dapat belajar
secara langsung, belajar meneliti, saling bekerjasama, aktif, dan kreatif.
2. Komponen Pendekatan Kontekstual