Skor minimum untuk setiap aspek adalah 1 dan skor maksimum untuk setiap aspek adalah 5. Pedoman penskoran rubrik menurut Mulyasa 2009:9 adalah
sebagai berikut: Nilai akhir =
x bobot Pada penelitian bobot tiap aspek adalah 25, karena pada rubrik terdapat 4 aspek
maka bobot seluruh aspek adalah 100. Jadi, rumus yang digunakan adalah : Nilai akhir =
x 100
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini memiliki dua variabel peubah berdasarkan judul penelitian, yakni keaktifan belajar dan prestasi belajar. Untuk memperoleh data mengenai
keaktifan belajar dan prestasi belajar digunakan beberapa teknik, di antaranya: 1.
Pengamatan atau Observasi Pada penelitian ini, kegiatan pengamatan dilakukan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan terhadap keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa mengenai aspek afektif serta psikomotorik.
Pengamatan dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan mengisi lembar pengamatan keaktifan belajar dan rubrik penilaian prestasi belajar
yang sudah disediakan pada pertemuan 1 setiap siklusnya. 2.
Tes Pada penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa pada
aspek kognitif. Tes yang digunakan adalah tes tertulis yang berupa pilihan ganda. Tes ini dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran di akhir setiap
siklus. Tes ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi belajar siswa.
3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
3.6.1. Validitas Menurut Arikunto 2010:211 validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mempunyai angka validitas yang tinggi. Untuk
mengetahui tingkat validitas suatu instrumen, peneliti harus melakukan kegiatan uji coba try-out instrumen. Apabila data yang telah diuji ini sudah sesuai dengan
yang seharusnya, maka instrumennya sudah baik, sudah valid. Kusaeri Suprananto 2012:79-81 mengklasifikasikan validitas menjadi
3 yaitu: 1
Validitas Terkait Isi Content-Related Validity Validitas ini berkaitan dengan derajat kemampuan tes mengukur cakupan
substansi yang ingin diukur. Pada validitas ini mencakup dua aspek penting yaitu valid isi dan valid teknik sampling. Valid isi berkaitan dengan butir-
butir tes itu apakah sudah menggambarkan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan valid teknik sampling berkaitan dengan bagaimana baiknya
sampel tes menggambarkan total cakupan isi materi. 2
Validitas Terkait Kriteria Criterion-Related Validity Dikatakan validitas terkait kriteria jika skor tes digunakan untuk memprediksi
kemampuan anak di masa mendatang dengan membandingkan kemampuan anak saat menggunakan hasil pengukuran dari alat ukur lain.
3 Validitas Terkait Konstruk Construct-Related Validity
Validitas terkait konstruk didefinisikan sebagai proses menentukan derajat kemampuan tes diinterpretasikan ke dalam satu atau lebih konstruk.
Maksudnya, kemampuan tes untuk mengukur pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang diukurnya.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 2 jenis validitas yaitu validitas terkait isi dan validitas terkait konstruk. Validitas isi digunakan untuk mengukur
soal evaluasi yang berupa pilihan ganda sedangkan validitas terkait konstruk peneliti gunakan dalam pembuatan kisi-kisi soal.
Menurut Taniredja Mustafidah 2011:43 untuk pengembangan instrumen penelitian, uji validitas dapat dilakukan dengan cara berkonsultasi dengan pakar
permasalahan yang diteliti sampai menghasilkan suatu instrumen penelitian yang benar-benar mantap. Oleh karena itu, peneliti dalam penelitian ini melakukan
validasi dengan mengadakan uji coba soal dan validasi yang dilakukan oleh ahli expert jugdment
dalam hal ini adalah dosen pembimbing sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
a. Validasi Perangkat Pembelajaran
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan validasi perangkat pembelajaran yang dibuat peneliti kepada expert judgement atau ditanyakan
kepada ahli. Perangkat pembelajaran merupakan komponen yang penting dalam kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dimaksud meliputi: silabus,
RPP, LKS dan bahan ajar.
Setelah melakukan validasi kepada expert judgment atau tim ahli yang di antranya adalah dosen pembimbing 1 selaku dosen mata pelajaran PKn, kepala
SDN Karangwuni 1, guru wali kelas SDN Karangwuni 1 penulis mendapatkan hasil validasi sebagai berikut:
Tabel 6. Perolehan Skor Validasi Perangkat Pembelajaran
Ahli Perangkat Pembeljaran
Silabus RPP
LKS Bahan Ajar
Skor Komponen Penilaian
Skor Komponen Penilaian Skor Komponen
Penilaian Skor
Komponen Penilaian
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 Dosen PKn
4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5
4 4
4 4
4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 Kepala Sekolah
SDN Karangwuni 1
4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4
4 4
2 4
4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 Guru Kelas V
SDN Karangwuni 1
5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4
4 4
5 4
5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4
43
Dari hasil perolehan skor validasi perangkat pembelajaran di atas, peneliti akan melakukan revisi pada perangkat pembelajaran yang mendapatkan nilai
kurang dari atau sama dengan 2. Peneliti akan melakukan revisi pada perangkat pembelajaran bagian RPP komponen penilaian ke-13 yaitu kelengkapan instrumen
penelitian. Setelah peneliti melakukan revisi, maka hasil revisi selanjutnya akan dipergunakan peneliti dalam penelitian.
b. Validasi Lembar Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa Selain melakukan validasi soal perangkat pembelajaran, peneliti juga melakukan
validasi lembar pengamatan keaktifan siswa yang divalidasi oleh tim ahli diantaranya dosen pembimbing 1 sebagai dosen mata pelajaran PKn, kepala SDN
Karangwuni 1 dan guru kelas V SDN Karangwuni 1. Lembar validasi dapat dilihat pada lampiran 9.1 halaman 183. Hasil perolehan skor dari komponen
aspek penilaian adalah sebagai berikut: Tabel 7. Perolehan Skor Validasi Lembar Pengamatan Keaktifan Belajar
Ahli Skor Komponen Penilaian
1 2
3 4
5 6
7
Dosen PKn 4
4 5
4 4
5 4
Ke-pala Sekolah SDN Karangwuni 1 5 4
5 4
4 4
4 Guru Kelas V SDN Karangwuni 1
5 4
5 4
4 5
5
Dari hasil perolehan skor validasi lembar pengamatan keaktifan siswa diatas, peneliti tidak lagi melakukan revisi karena dari perolehan skor tidak ada
komponen penilaian yang mendapatkan skor kurang dari atau sama dengan 2.
c. Validasi Instrumen Soal Validasi instrumen soal pada penelitian ini, ditempuh cara diujikan di
lapangan. Peneliti membuat instrumen penelitian sebaik mungkin kemudian dikonsultasikan kepada ahli, setelah itu diujikan di lapangan. Validasi instrumen
soal pertama diberikan kepada siswa kelas VI SDN Puren dan validasi instrumen soal yang kedua diberikan kepada siswa kelas VI SDN Minomartani 6 sebagai
soal evaluasi siklus I, validasi Instrumen ketiga diberikan kepada siswa kelas VI SDN Karangjati untuk soal evaluasi siklus II. Peneliti memilih siswa kelas VI
karena siswa kelas VI sudah pernah mengalami dan mempelajari materi mematuhi keputusan bersama. Peneliti memilih melakukan ujicoba di ketiga SD
tersebut atas rekomendasi kepala sekolah serta guru kelas. Ketiga SD ini dipilih karena SD ini sama tingakatannya dengan SDN Karangwuni 1 dengan akreditasi
A dan berada di daerah yang tidak jauh dari SDN Karangwuni 1. Soal yang akan digunakan pada siklus I diujicobakan di SDN Puren. Dari
30 soal yang diujikan, peneliti mendapatkan 13 soal yang valid. Karena jumlah soal tidak sesuai dengan yang peneliti harapkan yaitu soal yang valid hanya pada
indikator pertama dan pada indikator kedua tidak ada satupun soal yang valid. Karena hal tersebut, peneliti melakukan validasi soal kepada expert judgment dan
melakukan ujicoba soal ke SD yang berbeda yaitu SDN Minomartani 6. Soal yang diujikan pada siswa kelas VI SDN Minomartani 6 dapat dilihat pada lampiran 4.1
halaman 119. Setelah diujikan di lapangan dan memperoleh hasil, peneliti kemudian menghitung validitas soal dengan menggunakan program SPSS 16.0.
Karena pada validasi instrumen yang kedua peneliti mendapatkan jumlah soal
yang valid lebih banyak dan mencangkup seluruh indikator maka peneliti menggunakan validasi instrumen soal yang kedua sebagai alat evaluasi siklus I.
Validasi ketiga digunakan untum mencari soal yang valid yang akan digunakan pada evaluasi siklus II.
Peneliti menggunakan program SPSS 16.0 agar perhitungan lebih akurat dan waktu yang dibutuhkan dalam menghitung lebih singkat. Menurut Teguh
2008:27 suatu instrumen dinyatakan valid apabila memenuhi tiga hal, yaitu r hitung lebih besar dari r tabel. Taraf signifikan tidak lebih atau sama dengan 0,05
da terdapat tanda asterik . Pada uji validitas ini jika r hitung lebih besar dari r table maka soal dinyatakan valid. Selain itu, peneliti juga menggunakan
hasil pearson correlation pada tabel SPSS 16.0 untuk melihat soal tersebut valid atau tidak. Pada tabel SPSS 16.0 jika nomer soal hasil pearson correlation
terdapat tanda asterisk tunggal menunjukan koefisien korelasi pada level signifikan 0,05 atau 5. Soal dinyatakan valid apabila hasil pearson correlation
lebih kecil dari 0,05. Sedangkan apabila pada tabel SPSS 16.0 menunjukan soal pearson correlation
hasil terdapat dua asterisk maka menunjukan koefisien korelasi pada level signifikan 0,01 atau 1. Soal dinyatakan valid apabila hasil
pearson correlation lebih kecil dari 0,01. Perhitungan pada SPSS 16.0 dengan
menggunakan hasil pearson correlation dengan melihat taraf signifikan dapat dilihat pada lampiran 10.1 halaman 198 dan pada lampiran 10.2 halaman 199.
Berikut ini adalah hasil perhitungan validitas soal instrumen yang diujikan pada siswa pada siklus I
Tabel 8. Perhitungan Validitas Soal Siklus I
No.Item Soal
r hitung
r tabel
Symbol Asteriks
Taraf Signifikan
Taraf Signifikan
yang diperoleh
Keterangan
1. 0,552
0,355 0.01
0.001 Valid
2. 0,364
0,355 0.05
0.044 Valid
3. 0,279
0,355 0.05
0.129 Tidak Valid
4. 0,379
0,355 0.05
0.036 Valid
5. 0,282
0,355 0.05
0.125 Tidak Valid
6. 0,331
0,355 0.05
0.068 Tidak Valid
7. 0,537
0,355 0.01
0.002 Valid
8. 0,781
0,355 0.01
0.000 Valid
9. 0,187
0,355 0.05
0.314 Tidak Valid
10. 0,696
0,355 0.01
0.000 Valid
11. 0,537
0,355 0.01
0.002 Valid
12. 0,336
0,355 0.05
0.064 Tidak Valid
13. 0,592
0,355 0.01
0.000 Valid
14. 0,213
0,355 0.05
0.250 Tidak Valid
15. 0,781
0,355 0.01
0.000 Valid
16. 0,272
0,355 0.05
0.139 Tidak Valid
17. 0,537
0,355 0.01
0.002 Valid
18. 0,486
0,355 0.01
0.006 Valid
19. 0,626
0,355 0.01
0.000 Valid
20. 0,604
0,355 0.01
0.000 Valid
21. 0,379
0,355 0.05
0.036 Valid
22. 0,133
0,355 0.05
0.476 Tidak Valid
23. 0,253
0,355 0.05
0.170 Tidak Valid
24. 0,362
0,355 0.05
0.045 Valid
25. 0,748
0,355 0.01
0.000 Valid
26. 0,372
0,355 0.05
0.039 Valid
27. 0,563
0,355 0.01
0.001 Valid
28. -0,014
0,355 0.05
0.945 Tidak Valid
29. 0,486
0,355 0.01
0.006 Valid
30. 0,475
0,355 0.01
0.007 Valid
Soal ini diujicobakan pada 31 siswa. Setelah diujikan peneliti mendapat 20 soal yang valid. Peneliti menggunakan 20 soal yang valid ini menjadi soal
evaluasi siklus I. Setelah peneliti mendapatkan soal yang akan dipergunakan untuk evaluasi siklus I, peneliti menyusun kembali kisi-kisi soal pada siklus I,
yaitu:
Tabel 9. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I
No. Indikator
Nomor Soal
Jumlah soal
1. Menyebutkan bentuk keputusan bersama
1, 4, 6, 7, 15, 16, 20
7 2.
Memberi contoh bentuk keputusan bersama 5, 9, 12, 13, 14,
17 6
3. Menjelaskan manfaat keputusan bersama dalam
penyelesaian masalah 2, 3, 8, 10, 11,
18, 19 7
Jumlah Soal 20
Peneliti juga melakukan ujicoba soal untuk evaluasi siklus II. Peneliti melakukan ujicoba di SDN Karangjati. Soal yang diujicobakan pada siswa kelas
VI SDN Karangjati dapat dilihat pada lampiran 4.2 halaman 125. Setelah diujikan di lapangan dan memperoleh hasil, peneliti kemudian menghitung
validitas soal dengan menggunakan program SPSS 16.0. Beikut ini adalah hasil perhitungan validitas soal instrumen yang diujikan pada siswa pada siklus II
Tabel 10. Perhitungan Validitas Soal Siklus II
No.Item Soal
r hitung
r tabel Symbol
Asteriks Taraf
Signifikan Taraf
Signifikan yang
diperoleh Keterangan
1. -0,071
0, 361 0.05
0.709 Tidak Valid
2. 0,477
0, 361 0.01
0.008 Valid
3. -0,012
0, 361 0.05
0.949 Tidak Valid
4. 0,558
0, 361 0.01
0.001 Valid
5. 0,583
0, 361 0.01
0.001 Valid
6. 0,205
0, 361 0.05
0.278 Tidak Valid
7. 0,511
0, 361 0.01
0.004 Valid
8. 0,186
0, 361 0.05
0.325 Tidak Valid
9. 0,119
0, 361 0.05
0.530 Tidak Valid
10. 0,467
0, 361 0.01
0.009 Valid
11. 0,599
0, 361 0.01
0.000 Valid
12. 0,256
0, 361 0.05
0.172 Tidak Valid
13. 0,163
0, 361 0.05
0.390 Tidak Valid
14. 0,726
0, 361 0.01
0.000 Valid
15. -0,026
0, 361 0.05
0.891 Tidak Valid
16. 0,716
0, 361 0.05
0.000 Valid
17. 0,222
0, 361 0.05
0.238 Tidak Valid
18. 0,454
0, 361 0.05
0.012 Valid
19. 0,695
0, 361 0.01
0.000 Valid
20. 0,000
0, 361 0.05
1.000 Tidak Valid
21. 0,006
0, 361 0.05
0.976 Tidak Valid
22. 0,567
0, 361 0.01
0.001 Valid
23. 0,396
0, 361 0.05
0.030 Valid
24. 0,695
0, 361 0.01
0.000 Valid
25. 0,023
0, 361 0.05
0.903 Tidak Valid
26. 0,310
0, 361 0.05
0.095 Tidak Valid
27. 0,442
0, 361 0.05
0.015 Valid
28. 0,339
0, 361 0.05
0.067 Tidak Valid
29. 0,339
0, 361 0.05
0.067 Tidak Valid
30. 0,322
0, 361 0.05
0.083 Tidak Valid
31. 0,436
0, 361 0.05
0.016 Valid
32. 0,592
0, 361 0.01
0.001 Valid
33. 0,467
0, 361 0.01
0.009 Valid
34. 0,599
0, 361 0.01
0.000 Valid
35. 0,256
0, 361 0.05
0.172 Tidak Valid
36. 0,812
0, 361 0.01
0.000 Valid
37. -0,186
0, 361 0.05
0.001 Tidak Valid
38. 0,283
0, 361 0.05
0.325 Tidak Valid
39. 0,740
0, 361 0.01
0.000 Valid
40. 0,145
0, 361 0.05
0.443 Tidak Valid
Peneliti melakukan ujicoba soal siklus II ini pada 30 siswa. Dari 40 soal
yang diujikan, peneliti mendapatkan 20 soal yang valid. Karena peneliti telah
mendapatkan jumlah soal yang valid sesuai keinginan yaitu mencangkup semua indikator yang akan dinilai, maka peneliti tidak perlu melakukan validasi kepada
expert judgment dan juga tidak perlu melakukan ujicoba soal ulang. Peneliti
menggunakan 20 soal yang valid ini menjadi soal evaluasi siklus II. Setelah peneliti mendapatkan soal yang akan dipergunakan untuk evaluasi siklus II,
peneliti menyusun kembali kisi-kisi soal pada siklus II, yaitu: Tabel 11. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II
No. Indikator
Nomor Soal
Jumlah soal
1. Menjelaskan manfaat keputusan bersama dalah
hidup bersama dalam lingkungan 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9,
10, 11, 17, 18,19 12
2. Terbiasa mematuhi hasil keputusan bersama
5, 8, 12, 13, 14, 15, 16, 20
8 Jumlah Soal
20
3.6.2 Reliabilitas Menurut Arikunto 2010:221 reliabilitas menunjuk pada satu pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumrn tersebut sudah baik. Menurut Masidjo
1995:209 reliabilitas suau tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf
ketepatan dan ketelitian hasil. Dalam penelitian ini, reliabilitas ditempuh atau diujikan di lapangan. Untuk penentuan reliabilitas hanya item-item soal yang
valid saja yang akan dihitung reliabilitas. Soal yang valid itu adalah 20 soal evaluasi siklus I dan 20 soal evaluasi siklus II.
Perhitungan reliabilitas pada soal pilihan ganda ini dihitung menggunakan SPPS 16.0. Hasil perhitungan reliabilitas tes siklus 1 menunjukkan 0,876.
Menurut kriteria klasifikasi reliabilitas instrumen, hasil perhitungan tersebut ada pada koefisien korelasi 0,71-0,90 maka dapat dikatan hasil perhitungan reliabilitas
instrumen tersebut masuk pada kriteria tinggi. Sedangkan hasil perhitungan reliabilitas siklus II menunjukkan hasil 0,906 atau 0,91. Menurut kriteria
klasifikasi reliabilitas instrumen, hasil perhitungan tersebut ada pada koefisien korelasi 0,91-1.00 maka dapat dikatan hasil perhitungan reliabilitas instrumen
tersebut masuk pada kriteria sangat tinggi. Hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan SPSS 16.0, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 12. Hasil Perhitungan Reliabilitas Siklus I
Case Processing Summary N
Cases Valid
31 100.0
Excluded
a
.0 Total
31 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items
.876 20
Tabel 13. Hasil Perhitungan Reliabilitas Siklus II Case Processing Summary
N Cases
Valid 30
100.0 Excluded
a
.0 Total
30 100.0
Case Processing Summary
N Cases
Valid 30
100.0 Excluded
a
.0 Total
30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items .906
20
Tabel 14. Kriteria Klasifikasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91-1,00 Sangat tinggi
0,71-0,90 Tinggi
0,41- 0,70 Cukup
0,21- 0,20 Rendah
Negatif- 0,20 Sangat rendah
Sumber: Masidjo, hal 209
3.7 Analisis Data