Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan menggunakan media gambar.

(1)

i

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TAJI PRAMBANAN

MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

HERY NUGRAHA NIM: 091134067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(2)

i

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TAJI PRAMBANAN

MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

HERY NUGRAHA NIM: 091134067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(3)

(4)

(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skipsi ini aku persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa selalu memberkati dan

menuntun langkah hidupku.

Kedua orang tuaku Bapak Sunarto dan Ibu Kirmini yang

selalu mendukung dan memberikan semangat serta doa demi

kesuksesan dan masa depanku.

Kakak ku Esti Nugraheni dan Adikku Toni Irawan yang selalu

mendoakanku dan penyemangat hidupku.

Chrisma Tri Agus Pawistri yang selalu menyemangatiku dalam

suka dan duka.

Dosen-dosenku yang selalu memberikan bimbingan dan

mendidikku menjadi calon pendidik yang baik.

Teman-temanku yang selalu menjadi tempat curahan hati dan

pemberi semangatku dalam menghadapi semua rintangan.

Semua orang yang telah menjadi ispirasiku.

Almamaterku Universitas Sanata Dharma yang telah

menuntunku menjadi calon pendidik yang bermutu dan

berkualitas.


(6)

v

MOTTO

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam

kesesakan, dan bertekunlah dalam doa (Roma 12:12)

Bapa-mu mengetahui apa yang kamu perlukan,

sebelum kamu minta kepada-Nya (Matius 6:8)


(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya sendiri tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam daftar pustaka atau daftar kutipan sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 1 Juli 2013 Penulis

Hery Nugraha NIM. 091134067


(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Hery Nugraha

NIM : 091134067

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TAJI PRAMBANAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

Dengan demikian saya memberitahukan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, dan mempublikasikan ke dalam internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya, atau memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 1 Juli 2013 Yang menyatakan


(9)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TAJI PRAMBANAN

MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

Hery Nugraha Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan menggunakan media gambar; (2) apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan keaktifan belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan; (3) apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 20 siswa, 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan April 2013. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan adalah 2 x 35 menit. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes tertulis, observasi, dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) pada siklus I guru menjelaskan materi dengan media gambar dan siswa memperhatikan. Tujuannya agar siswa tertarik untuk mempelajari materi dengan media gambar. Pada siklus II guru menjelaskan materi dengan media gambar dan siswa memperhatikan dengan acuan media gambar yang diberikan. Siswa lebih aktif dan antusias dalam mempelajari materi dibanding siklus I. (2) kondisi awal persentase rata-rata keaktifan siswa adalah 26,6%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan media gambar, persentase rata-rata keaktifan siswa menjadi 36,8%. Pada siklus II, persentase rata-rata keaktifan siswa meningkat menjadi 54,06%. (3) kondisi awal prestasi belajar siswa adalah 60,35 dan persentase siswa yang mencapai KKM yaitu 35,25%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 71,62 dan persentase siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 75%. Pada siklus II, rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 78,8 dan persentase siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 90%.


(10)

ix

ABSTRACT

INCREASEMENT OF THE LEARNING ACTIVENESS AND STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT IN SOCIAL SCIENCES FOR GRADE V

SD NEGERI 1 TAJI PRAMBANAN USING PICTURES MEDIA Hery Nugraha

Sanata Dharma University 2013

This research aimed to know about: (1) how to increase activeness and learning achievement to learn Social Sciences for grade V in SD Negeri 1 Taji Prambanan using picture media. (2) whether used of picture media can increase the activeness to learn Social Sciences for grade V in SD Negeri 1 Taji Prambanan. (3) whether used of picture media can increase the learning achievment to learn Social Sciences for grade V in SD Negeri 1 Taji Prambanan.

This research is an action class research. This research subject were students for grade V in SD Negeri 1 Taji Prambanan class of year 2012/2013 with total students 20 students, 12 are boys and 8 are girls. Object for this research are activeness and students achievement to learn Social Sciences struggle material achieve Indonesia independence. The implementation of the research on April 2013. This research implemented in two cycles. Every cycles consists of two meetings. Each cycle consisted of two meetings, each meeting is 2 x 35 minutes. Data collection techniques in this research using written tests, observation and interviews. Data were analyzed by descriptive quantitative.

The results indicate that: (1) in the first cycles teacher explain the material with picture media and student notice it. The purpose for student interested to learn the material with picture media. In the second cycles, teacher explain the material with pictures media and student notice it with pictures media that teacher given. Students ate more active and enthusiastic in learning the material than the first cycles. (2) the initial conditions of the average percentage activeness students is 26,6%. After the action on the first cycles with picture media, the average percentage students be 36,8%. On the second cycles, the average percentage activeness students increase to 50,06%. (3) the initial conditions students achievement is 60,35 and the students percentage who achieve the KKM is 35,25%. After the class action in the first cycles, the students value average increase be 71,62 and the students percentage who achieve the KKM increase be 75%. On the second cycles, the students value average increase to 78,8 and the students percentage who achieve the KKM increace to 90%.


(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yesus yang telah melimpahkan berkat dan anugrah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar dalam Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari betul, bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat selesai jika tidak ada bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga terselesaikannya skripi ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J. S.S., BST., M.A. selaku ketua program studi PGSD Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang bersedia memberikan dukungan dan bimbingan selama penulisan skripsi.

4. Rusmawan, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang bersedia memberikan bimbingan, petunjuk, serta pengarahan selama proses penulisan skripsi ini hingga selesai.

5. Sriyono, S.Pd., SD. selaku kepala sekolah SD Negeri 1 Taji Prambanan yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

6. Suyata, S.Pd., SD. selaku guru kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan yang telah memberikan bantuan untuk pelaksanaan penelitian.

7. Siswa SD Negeri 1 Taji Prambanan, khususnya kelas V. Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.

8. Teman-teman PPL SD Negeri 1 Taji Prambanan yang selalu memberikan bantuan dan dukungan untuk penulis.


(12)

xi

9. Ayah dan Ibuku yang tersayang Sunarto, S.Pd. dan Kirmini, S.Pd. atas semua doa, semangat, dorongan, kasih sayang, perhatian dan kesabaran yang sudah diberikan selama ini. Semoga atas terselesaikannya penulisan skripsi ini dapat menjadi hadiah yang membanggakan.

10.Kakakku tercinta Esti Nugraheni, S.Farm., Apt. dan adikku tercinta Toni Irawan atas doa dan semangatnya.

11.Semua teman-temanku kelas B atas semangat dan dukungan sampai saat ini.

12.Chrisma Tri Agus Pawistri yang sudah membantu dan mendukung selama penulisan skripsi ini.

13.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan telah mendukung dan berperan penting. Terimakasih atas bantuan yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam skripsi ini. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca.

Yogyakarta, 1 Juli 2013 Penulis


(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Pemecahan Masalah... 4

E. Batasan Pengertian... 5


(14)

xiii

G. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Kajian Pustaka ... 7

1. Keaktifan ... 7

2. Prestasi Belajar ... 12

3. Media Gambar ... 14

4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 20

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 21

C. Kerangka Berpikir ... 23

D. Hipotesis Tindakan ... 24

BAB III METODE PENELITIAN... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Setting Penelitian ... 28

C. Rencana Tindakan ... 29

D. Instrumen Penelitian ... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ... 40

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 41

G. Analisis Data... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Hasil Penelitian ... 54

1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 54

2. Hasil Keaktifan Siswa ... 63

3. Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 66

B. Pembahasan ... 69

1. Keaktifan Belajar Siswa ... 69

2. Prestasi Belajar Siswa ... 72

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 79

A.Kesimpulan ... 79

B.Keterbatasan Penelitaian ... 81

C.Saran ... 82


(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel l. Jadwal Penelitian ... 29

Tabel 2. Peubah dan Instrumen Penelitian Keaktifan ... 36

Tabel 3. Peubah dan Instrumen Penelitian Prestasi Belajar ... 36

Tabel 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 37

Tabel 5. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 38

Tabel 6. Rubrik Penilaian Aspek Afektif ... 39

Tabel 7. Rubrik Penilaian Aspek Psikomotorik ... 39

Tabel 8. Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 43

Tabel 9. Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 44

Tabel 10. Perhitungan Validitas Soal Siklus I ... 45

Tabel 11. Perhitungan Validitas Soal Siklus II ... 46

Tabel 12. Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Lembar Pengamatan ... 47

Tabel 13. Kriteria Validasi Instrumen Observasi ... 47

Tabel 14. Kriteria Kualifikasi Reabilitas Instrument ... 48

Tabel 15. Hasil Perhitungan Reliabilitas Siklus I ... 49

Tabel 16. Hasil Perhitungan Reliabilitas Siklus II ... 49

Tabel 17. Kriteria Keberhasilan Keaktifan Siswa ... 51

Tabel 18. Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar ... 51


(16)

xv

Tabel 20. Persentase Keaktifan Siswa Siklus II ... 65

Tabel 21. Hasil Prestasi Belajar Siklus I ... 67

Tabel 22. Hasil Prestasi Belajar Siklus II... 68

Tabel 23. Hasil Peningkatan Keaktifan Siswa ... 72

Tabel 24. Pencapaian Ketuntasan KKM Siklus I ... 73

Tabel 25. Pencapaian Ketuntasan KKM Siklus II ... 76


(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar l. Bagan Tahapan Penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart ... 26

Gambar 2. Peningkatan Keaktifan Siswa ... 66

Gambar 3. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa... 69

Gambar 4. Grafik Pencapaian Ketuntasan KKM Siklus I... 74


(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ... 87

Lampiran 2.1 RPP Siklus I ... 91

Lampiran 2.2 LKS Siklus I ... 95

Lampiran 2.3 RPP Siklus II ... 99

Lampiran 2.4 LKS Siklus II ... 103

Lampiran 3 Daftar Siswa ... 108

Lampiran 4.1 Soal Evaluasi Siklus I ... 109

Lampiran 4.2 Soal Evaluasi Siklus II ... 111

Lampiran 4.3 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ... 113

Lampiran 4.4 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II... 114

Lampiran 5.1 Bahan Ajar Siklus I ... 115

Lampiran 5.2 Bahan Ajar Siklus II ... 123

Lampiran 6.1 Daftar Gambar Siklus I ... 124

Lampiran 6.2 Daftar Gambar Siklus II ... 133

Lampiran 7.1 Hasil Observasi Keaktifan Siklus I ... 142

Lampiran 7.2 Hasil Observasi Keaktifan Siklus II ... 144

Lampiran 8.1 Hasil Penilaian Aspek Afektif Siklus I ... 145


(19)

xviii

Lampiran 8.3 Hasil Penilaian Aspek Afektif Siklus II ... 149

Lampiran 8.4 Hasil Penilaian Aspek Psikomotorik Siklus II ... 151

Lampiran 8.5 Kriteria Penilaian Aspek Afektif ... 153

Lampiran 8.6 Kriteria Penilaian Aspek Psikomotorik... 154

Lampiran 9.1 Validasi Perangkat Pembelajaran oleh Dosen ... 155

Lampiran 9.2 Validasi Perangkat Pembelajaran oleh Kepala Sekolah ... 160

Lampiran 9.3 Validasi Perangkat Pembelajaran oleh Guru Kelas ... 164

Lampiran 10.1 Notulen Refleksi Siklus I Pertemuan 1 ... 168

Lampiran 10.2 Notulen Refleksi Siklus I Pertemuan 2 ... 170

Lampiran 10.3 Notulen Refleksi Siklus II Pertemuan 1 ... 172

Lampiran 10.4 Notulen Refleksi Siklus II Pertemuan 2 ... 174

Lampiran 11 Data Nilai Awal Prestasi Belajar Siswa ... 176

Lampiran 12 Data Awal Keaktifan Siswa ... 180

Lampiran 13.1 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 183

Lampiran 13.2 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 186

Lampiran 14.1 Hasil Evaluasi Siklus I ... 191

Lampiran 14.2 Hasil Evaluasi Siklus II ... 195

Lampiran 15. Surat Ijin Penelitian dari Kampus ... 199

Lampiran 16. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di SD ... 200


(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh siswa, bukan sesuatu yang dilakukan kepada siswa. Siswa tidak menerima pengetahuan yang diberikan oleh guru secara pasif. Idealnya kegiatan belajar-mengajar yang dilaksanakan berpusat pada siswa (student-centered). Paradigma yang menempatkan guru sebagai pusat pembelajaran (teaching) dan siswa sebagai objek, sebaiknya diubah dengan menempatkan siswa sebagai subjek. Siswa sendirilah yang aktif membangun pengetahuannya sehingga potensi diri yang mereka miliki menjadi berkembang dan pengetahuan yang mereka peroleh menjadi bermakna.

Demikian juga dalam pelajaran IPS hendaknya peran siswa lebih dioptimalkan lagi. Bahan materi IPS yang hampir semua berupa konsep-konsep dan abstrak membuat siswa sulit memahami materi pelajaran. Berdasarkan alasan itulah hendaknya guru sebaiknya pandai memilih media pembelajaran yang cocok untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa agar mereka menjadi termotivasi untuk berperan aktif dalam proses belajar-mengajar dan mereka dapat benar-benar memahami konsep-konsep yang abstrak tersebut dan tidak hanya sekedar menghafalkannya saja.

Namun kenyataannya berdasarkan observasi peneliti terhadap SD Negeri 1 Taji Prambanan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPS pada kelas V masih menggunakan metode ceramah. Guru dalam menyajikan pembelajaran hanya


(21)

dengan “transfer of knowledge” atau menstranfer ilmu tanpa mengembangkan cara belajar siswa. Siswa relatif pasif saat guru menyampaikan materi. Penggunaan metode pembelajaran yang demikian menyebabkan keaktifan belajar siswa menjadi tidak optimal. Hal ini mengakibatkan potensi yang dimiliki siswa menjadi tidak berkembang.

Peneliti melakukan tiga kali pengamatan secara berkala. Pengamatan pertama pada Senin, 12 November 2012 Pukul 07.00 WIB, peneliti mencatat dari 20 siswa ada 22,8% siswa yang aktif dalam mengikuti pelajaran. Pengamatan kedua pada Senin, 19 November 2012 Pukul 07.00 WIB, peneliti mencatat dari 20 siswa ada 29,9% siswa yang aktif dalam mengikuti pelajaran. Pengamatan ketiga pada Senin 26 November 2012 Pukul 07.00 WIB peneliti mencatat dari 20 siswa ada 21,2% siswa yang aktif dalam mengikuti pelajaran.

Berdasarkan fakta-fakta yang tersebut di atas diduga siswa mengalami keaktifan yang rendah. Hal ini bisa terjadi kemungkinan disebabkan karena siswa tidak memahami materi yang diajarkan. Guru dalam kegiatan pembelajaran hanya menerangkan materi pembelajaran secara singkat. Kemudian siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal-soal yang ada di buku paket dan dibahas secara bersama-sama. Hal ini diduga sebagai penyebab rendahnya keaktifan belajar IPS karena kegiatan pembelajaran seperti ini membosankan dan semakin mencerminkan anggapan bahwa IPS adalah pelajaran yang membosankan, sulit dan banyak hafalannya.

Prestasi belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Prestasi belajar dapat berupa prestasi akademik dan non


(22)

akademik. Dalam penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan pada prestasi akademik.

Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan hasil ulangan harian IPS siswa kelas V pada materi perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia, tahun pelajaran 2010/2011 diperoleh 64,2% siswa dan tahun pelajaran 2011/2012 diperoleh 65,2% siswa mendapatkan nilai 60 ke bawah. Dan pembelajaran dikatakan berhasil dengan baik apabila siswa dapat menguasai materi dengan mendapat nilai 60, yaitu batas nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan dalam kurikulum sekolah.

Melihat fakta tersebut peneliti akan mencoba untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan media gambar melalui penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa media gambar dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada materi perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia.

B. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, penggunaan media gambar difokuskan pada media berupa foto-foto atau gambar dari para pahlawan dan peristiwa-peristiwa yang terkait dengan materi perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan tahun pelajaran 2012/2013.


(23)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan menggunakan media gambar?

2. Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan keaktifan belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan?

3. Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan?

D. Pemecahan Masalah

Masalah rendahnya keaktifan dan prestasi belajar pada materi perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan tahun pelajaran 2012/2013 dalam penelitian ini akan diatasi dengan menggunakan media gambar.

E. Batasan pengertian

Suatu istilah dapat ditafsirkan dengan makna yang berbeda-beda. Agar terhindar dari kesalahpahaman dan penafsiran-penafsiran yang keliru, maka peneliti memberikan batasan-batasan pengertian dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Keaktifan adalah kegiatan yang memperlihatkan sikap aktif secara fisik, mental, intelektual, dan emosional.


(24)

2. Prestasi Belajar adalah penguasaan pengetahuan keterampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan melalui hasil tes dan nontes.

3. Media gambar adalah media visual yang berupa foto-foto atau gambar dari para pahlawan dan peristiwa-peristiwa yang terkait dengan perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia.

F. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui bagaimana meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan menggunakan media gambar. 2. Mengetahui apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan

keaktifan belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan.

3. Mengetahui apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Siswa

Dapat memperoleh pengalaman belajar tentang materi perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan media gambar. 2. Guru

Dapat memberikan inspirasi dalam melakukan penelitian tindak kelas khususnya materi perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan media gambar.


(25)

3. Sekolah

Dapat menambah bahan bacaan terkait dengan penelitian tindak kelas khususnya materi perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan media gambar.

4. Peneliti

Dapat memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian tindak kelas khususnya materi perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan media gambar.


(26)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Keaktifan

a. Pengertian Keaktifan

Menurut Poerwadarminta (1976: 26) keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti kegiatan atau aktivitas atau keterlibatan secara penuh. Menurut Yamin (2007: 77) mengemukakan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Glasgow dalam Gora (2009:10) siswa aktif adalah siswa yang bekerja keras untuk mengambil tanggung-jawab lebih besar dalam proses belajarnya sendiri.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan persamaan dari definisi keaktifan, yaitu suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keterlibatan dan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual, dan emosional. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Kegiatan yang dilakukan tersebut untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri siswa dengan peka terhadap


(27)

lingkungan dan mencari informasi yang ada di sekitar untuk tujuan tertentu.

b. Jenis-jenis keaktifan

Menurut Joni (1984:17-19) indikator-indikator keaktifan adalah sebagai berikut.

1) Prakarsa siswa dalam kegiatan belajar, yang ditunjukkan melalui keberanian memberi sumbangan pendapat tanpa secara eksplisit diminta.

2) Keterlibatan siswa di dalam kegiatan-kegiatan belajar yang tengah berlangsung, perhatian serta pikiran siswa dengan tugas yang tengah dihadapi, serta komitmennya untuk menyelesaikan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya secara tuntas.

3) Peranan guru yang lebih banyak sebagai fasilitator.

4) Belajar dengan pengalaman langsung (experiental learning). 5) Kekayaan variasi bentuk dan alat kegiatan belajar-mengajar. 6) Kualitas interaksi antar siswa, baik intelektual maupun

sosio-emosional.

Menurut Paul D. Dierick dalam Hamalik (2001:172-173) kegiatan belajar dibagi menjadi 8 kelompok yaitu:

1) Kegiatan-kegiatan visual

Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati, eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.


(28)

2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral)

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

4) Kegiatan-kegiatan menulis

Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan materi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.

5) Kegiatan-kegiatan menggambar

Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. 6) Kegiatan-kegiatan metrik

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pemeran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.

7) Kegiatan-kegiatan mental

Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.


(29)

8) Kegiatan-kegiatan emotional

Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis Kegiatan-kegiatan dan overlap satu sama lain.

Dari beberapa pertimbangan diatas, indikator-indikator tersebut disusun kembali. Indikator keaktifan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Keberanian menyampaikan pendapat

2. Memperhatikan penjelasan 3. Bekerjasama

4. Membaca bahan pelajaran 5. Menyelesaikan tugas 6. Menjawab pertanyaan 7. Mengerjakan tes/evaluasi 8. Bertanya

9. Memecahkan masalah 10.Mencatat

c. Pengaruh keaktifan terhadap proses belajar siswa

Proses belajar mengajar merupakan kegiatan interaksi antara guru dengan murid untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran tersebut, artinya bahwa pembelajaran yang dilaksanakan dalam pembelajaran tersebut adalah mengarahkan peserta didik kepada pencapaian suatu kompetensi. Oleh karena itu, setiap pembelajaran


(30)

dimana dan kapan pun berlangsung, maka tergambar keaktifan siswa untuk mencapai kompetensi tersebut.

Mengajar adalah proses membelajarkan siswa, sehingga ada keinginan dari siswa sendiri untuk belajar, dengan demikian aktivitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswalah yang seharusnya banyak aktif, sebab siswa sebagai subjek didik adalah merencanakan dan siswa sendiri yang melaksanakan belajar. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan berpengaruh terhadap proses belajar siswa.

d. Cara mengukur keaktifan

Pada penelitian ini, keaktifan siswa akan diukur menggunakan penilaian nontes. Masidjo (1995: 59) mengemukakan bahwa non tes merupakan rangkaian pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab secara sengaja dalam suatu situasi yang kurang distandarsasikan dan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan atau hasil belajar yang dapat diamati secara konkret dari individu atau kelompok. Penilaian nontes dapat berupa pengamatan (observasi), catatan anekdot, daftar cek, skala nilai, angket, dan wawancara.

Peneliti melakukan observasi untuk memperoleh data tentang keaktifan siswa. Menurut Sudjana (1989:84) observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam


(31)

situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil atau proses belajar. Peneliti juga mengisi lembar pengamatan siswa selama melakukan kegiatan observasi.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Masidjo (1995:40) prestasi belajar adalah hasil proses belajar yang khas yang dilakukan secara sengaja sebagai hasil suatu pengukuran. Menurut Arifin (1988:3) prestasi belajar adalah kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Perbedaan kedua pendapat di atas mengenai prestasi belajar menurut Masidjo adalah mengenai hasil dari proses belajar, sedangkan menurut Arifin mengenai proses belajar yaitu tentang kemampuan, ketrampilan, dan sikap. Dalam penelitian ini, prestasi belajar hanya dibatasi dalam bidang pendidikan, khususnya pengajaran.

Prestasi belajar dalam penelitian ini merupakan hasil belajar pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Evaluasi terhadap prestasi belajar dilakukan guru dengan menggunakan alat evaluasi berupa tes dan nontes. Melalui evaluasi tes dan nontes, siswa dituntut untuk menunjukkan prestasi tertentu.

Hasil data yang diperoleh akan diakumulasikan dalam bentuk nilai yang berupa angka. Dimana angka tersebut mampu menunjukkan prestasi tertentu. Berdasarkan prestasi-prestasi yang dicapai siswa


(32)

tersebut, guru dapat mengetahui hasil belajar yang diharapkan telah tercapai atau tidak.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991:130-131) prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali, artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

Yang tergolong faktor internal adalah:

a. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas:

1) Faktor intelektif yang meliputi:

a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.


(33)

c. Faktor kematangan fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor eksternal adalah: a. Faktor sosial yang terdiri atas:

1) Lingkungan keluarga 2) Lingkungan sekolah 3) Lingkungan masyarakat 4) Lingkungan kelompok

b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

d. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.

3. Media gambar

a. Pengertian media pembelajaran

Manurut Kustandi dan Sutjipto (2011:9) media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dan sempurna. Menurut Rosyada (2008:7-8) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang


(34)

kondusif dimana penerimaannya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Peneliti dapat menyimpulkan persamaan dari beberapa pendapat mengenai pengertian media pembelajaran di atas, yaitu media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membantu dan memperjelas dalam menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dan dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

b. Jenis-jenis media pembelajaran

Menurut Kustandi dan Sutjipto (2011:33-38) berdasarkan pada pengklasifikasian yang digambarkan para ahli, maka karakteristik atau ciri-ciri khas suatu media berbeda, berdasarkan tujuan dan pengelompokannya. Untuk itu, sebenarnya media dipilih dan digunakan, disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dalam rangka mempermudah proses belajar, sehingga peserta didik dapat memahami materi yang disampaikan. Berikut adalah jenis-jenis media pembelajaran.

1) Gambar atau foto 2) Sketsa

3) Diagram 4) Bagan (chart) 5) Grafik


(35)

6) Poster 7) Peta 8) Globe 9) Papan tulis 10)Papan flanel 11)Papan buletin 12)Flip chart 13)Akuarium 14)Bangun ruang 15)Diorama 16)Herbarium

c. Karakteristik media pembelajaran

Menurut Gerlach dan Ely dalam Kustandi dan Sutjipto (2011:13-15) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya.

1) Ciri fiksatif (fixative property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi, suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurutkan atau disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket

kompute, compact disk dan film. Suatu Objek yang telah diambil


(36)

direproduksi dengan mudah kapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

2) Ciri manipulatif (manipulative property)

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse

recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong,

kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Disamping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya, proses tsunami atau reaksi kimia dapat diamati melalui kemampuan manipulatif dari media. 3) Ciri distributif (distributive property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu, misalnya; rekaman video, disket


(37)

komputer dapat disebar keseluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja. Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, maka dapat direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan diberbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya. d. Kriteria pemilihan media

Menurut Kustandi dan Sutjipto (2011:86-87) pada tingkat yang menyeluruh dan umum, pemilihan media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini.

1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih

berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan secara umum, mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif.

2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Media yang berbeda, memerlukan

simbol atau kode yang berbeda, karenanya memerlukan proses dan keterampilan mental yang berbeda untuk memahaminya.

3) Praktis, luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana atau

sumber daya lain untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu lama untuk memproduksinya. Kriteria ini menuntun para guru untuk memilih


(38)

media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru.

4) Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria

utama. Apa pun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.

5) Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok

besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil dan seterusnya.

6) Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotografis

harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. e. Media gambar

Menurut Kustandi dan Sutjipto (2011:86-87) media gambar merupakan bahasa yang umum, dapat dimengerti dan dinikmati oleh semua orang di mana-mana. Gambar atau foto berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut penglihatan. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Selain itu media gambar atau foto mempunyai tujuan untuk menarik perhatian, memperjelas materi, mengilustrasikan fakta atau informasi yang mungkin akan cepat jika diilustrasikan dengan gambar.


(39)

Kelebihan media ini ialah sebagai berikut.

1) Sifatnya konkret, lebih realistis dibanding dengan media verbal. 2) Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja, baik

untuk usia muda maupun tua.

3) Murah harganya dan tidak memerlukan peralatan khusus dalam penyampainnya.

Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut.

1) Gambar atau foto hanya menekankan persepsi indera mata. 2) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )

Menurut Suradisastra (1991:5-7) hakikat IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dalam hidupnya itu mereka harus mampu mengatasi rintangan-rintangan yang mungkin timbul dari sekelilingnya maupun dari akibat hidup bersama. Begitulah IPS melihat manusia dari berbagai sudut pandang. IPS melihat bagaimana manusia hidup bersama sesamanya di lingkungannya sendiri, dengan tetangganya, yang dekat sampai jauh. Bagaimana mereka bergerak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya pun ditinjau pula.

Dengan berpusat pada pembahasan tentang manusia IPS memperkenalkan kepada siswa bahwa manusia dalam hidup bersama dituntut rasa tanggung jawab sosial. Mereka akan menyadari bahwa dalam hidup bersama ini ada kalanya mereka menghadapi berbagai masalah, diantaranya telah disinggung ialah masalah sosial. Dari uraian di atas


(40)

tampak bahwa IPS merupakan kajian yang luas tentang manusia dan dunianya. Hal ini dapat membawa dampak bagi siswa yang dihadapkan dengan IPS. Hal demikian selanjutnya dapat membawa dampak ikutan

(nurturant effect) yang baik: perluasan wawasan tentang manusia.

Sedangkan dampak lain ialah bahwa dengan luasnya kajian tentang manusia itu dapat menimbulkan kesulitan pada mereka yang menggelutinya. Singkatnya yang menjadi bahan kajian atau bahan belajar dalam IPS adalah keseluruhan tentang manusia.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini dijelaskan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Patrisia Feka tahun 2008 dengan judul

“Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran IPS dengan Menggunakan

Media Gambar pada Siswa Kelas V SD Kanisius Kotabaru Yogyakarta

Tahun Pelajaran 2009/2010”. Hasil penelitiannya adalah:

a. Nilai rata-rata sebelum siklus I 6,3 pada akhir siklud I 6,7 sehingga terjadi peningkatan pemahaman dari kondisi awal ke siklus I sebesar 0,4.

b. Nilai rata-rata sebelum siklus I 6,3 pada akhir siklus II 7,1 sehingga terjadi peningkatan pemahaman dari kondisi awal ke siklus II sebesar 0,8.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dalam mata pelajaran IPS materi perjuangan


(41)

dapat meningkatkan pemahaman pada siswa kelas V SD Kanisius Kotabaru Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 terbukti benar. Perbedaan penelitian diatasdengan penelitian yang akan peneliti laksanakan adalah menggunakan satu variabel yaitu pemahaman. Sedangkan peneliti menggunakan dua variabel yaitu keaktifan dan prestasi belajar.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Cicilia Yuli Utami tahun 2007 dengan judul “Peningkatan Keaktifan Siswa Kelas IVA Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw di SD Negeri Ringinanom 2 Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010”. Hasil penelitiannya adalah:

Kondisi pada siklus I sebesar 64,55%, apabila dibandingkan dengan kondisi awal sebesar 20,8% terjadi peningkatan sebesar 43,75%. Sedangkan pada siklus II peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS sebesar 75%, apabila dibanding dengan kondisi awal sebesar 20,8% terjadi peningkatan sebesar 54,2%.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw terbukti dapat meningkatkan keaktifan siswa Kelas IVA dalam pembelajaran IPS di SD Negeri Ringinanom 2 Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010. Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan peneliti laksanakan adalah menggunakan satu variabel yaitu keaktifan. Sedangkan peneliti menggunakan dua variabel yaitu keaktifan


(42)

dan prestasi belajar. Penelitian diatas melaksanakan penelitian dikelas IV dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw sedangkan peneliti melaksanakan penelitian kelas V dengan menggunakan media gambar.

C. Kerangka Berpikir

Dalam proses kegiatan belajar-mengajar guru bertindak sebagai fasilitator dengan menciptakan suasana, merancang kegiatan, menyediakan sumber belajar, menciptakan media dan sarana belajar, serta memberikan tuntunan pengertian agar anak berhasil membangun pengetahuannya. Seringkali penggunaan media pembelajaran terabaikan dalam proses pembelajaran. Padahal media pembelajaran dikenal sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang seharusnya dimanfaatkan oleh guru dengan baik. Hal tersebut membuat siswa sulit memahami materi pelajaran, cepat bosan dan tidak aktif saat mengikuti pelajaran. Akibat yang ditimbulkan jika keaktifan siswa menurun adalah penurunan prestasi belajar siswa.

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya adalah menggunakan media gambar. Media gambar dipilih karena secara tidak langsung akan mempengaruhi keingintahuan siswa terhadap suatu hal. Karena selain harganya murah, gambar juga dapat dikreasikan dan didapatkan dengan mudah serta dapat membantu guru dalam pengajaran di kelas.

Diharapkan dengan menerapkan media gambar keaktifan siswa dapat meningkat. Dengan meningkatnya keaktifan siswa dalam belajar diharapkan


(43)

prestasi belajar siswa akan meningkat. Khususnya pada mata pelajaran IPS keaktifan siswa sangat kurang, karena siswa menganggap mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran hafalan dan materinya sulit dipahami. Media gambar merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat membangkitkan keingintahuan siswa dan membuat siswa mudah memahami materi.

Berdasarkan uraian di atas dijelaskan bahwa penggunaan media gambar dapat diterapkan dalam materi perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia. Peneliti yakin bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa, khususnya pada materi perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia.

D. Hipotesis Tindakan

Penggunaan media gambar dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar materi perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia menggunakan media gambar pada siswa kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan tahun pelajaran 2012/2013.


(44)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Kunandar (2008: 45) berpendapat penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus.

Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif yang ditandai dengan adanya kerja sama antara guru bidang studi dengan pihak peneliti. Peneliti berperan melakukan pembelajaran dan guru berperan sebagai pengamat yakni melakukan pengamatan selama pembelajaran berlangsung dan mencatat hasil temuan. Guru juga memberikan bantuan ketika peneliti mengajar. Selain itu, dalam penelitian ini juga saling bekerjasama dalam melakukan evaluasi terhadap hasil temuan yang diperoleh dan melakukan revisi untuk pertemuan siklus berikutnya.

Penelitian ini menggunakan model penelitian Kemmis dan Mc. Taggart. Model penelitian ini terdiri dari adanya perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi, yang keempatnya merupakan satu siklus. Setelah suatu siklus


(45)

diimplementasikan, akan diadakan refleksi dari semua kegiatan yang telah dilakukan. Kemudian, dilakukan perencanaan ulang untuk dilaksanakan pada siklus tersendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar di bawah ini:

Gambar 1. Bagan Tahapan Penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart

Keempat langkah penting dalam PTK dapat diuraikan secara singkat seperti berikut ini (Sukardi 2003: 213-215):

1. Perencanaan

Dalam penelitian tindakan, rencana tindakan harus berorientasi kedepan. Perencana harus menyadari sejak awal bahwa tindakan sosial pada kondisi tertentu tidak dapat diprediksi dan mempunyai resiko. Perencanaan yang dikembangkan harus fleksibel untuk mengadopsi pengaruh yang tidak dapat dilihat dan rintangan yang tersembunyi. Perencanaan dalam penelitian

Perencanaan

SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

Pelaksanaan


(46)

tindakan sebaiknya lebih menekankan pada sifat-sifat strategik yang mampu menjawab tantangan yang muncul dalam perubahan sosial dan mengenal rintangan yang sebenarnya.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan dalam penelitian tindakan harus hati-hati dan merupakan kegiatan yang praktis terencana. Ini dapat terjadi jika tindakan tersebut dibantu dan mengacu kepada rencana yang rasional dan terukur.

3. Pengamatan

Pengamatan pada penelitian tindakan mempunyai fungsi dokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subyek. Observasi yang baik adalah observasi yang fleksibel dan terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah dicatat dalam observasi. Langkah reflektif ini berusaha mencari alur pemikiran yang logis dalam kerangka kerja proses, problem, isu dan hambatan yang muncul dalam tindakan strategik. Hasil refleksi penting untuk melakukan tiga kemungkinan terhadap suatu subyek penelitian, yaitu diberhentikan, modifikasi atau dilanjutkan ketingkatan atau daur selanjutnya.


(47)

B. Setting Penelitian

Setting penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

1. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Taji yang terletak di Desa Taji, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.

2. Subjek penelitian

Subjek yang diteliti dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Taji, Prambanan. Terdiri dari 20 siswa; 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.

3. Objek penelitian

Objek dari penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS materi perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia menggunakan media gambar pada siswa kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan.

4. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 yaitu bulan Januari sampai bulan Juli 2013.


(48)

Tabel 1. Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1. Observasi pra penelitian 2. Penyusunan

proposal 3. Permohonan

ijin penelitian 4. Pengumpulan

data

5. Pengolahan data

6. Penyusunan laporan 7. Ujian skripsi 8. Revisi 9. Pembuatan

artikel

C. Rencana Penelitian

1. Persiapan

a. Permintaan ijin kepada Kepala sekolah SD Negeri 1 Taji Prambanan Permintaan ijin disini dimaksudkan agar kegiatan penelitian dapat berjalan dengan lancar dengan persetujuan dari pihak sekolah.

b. Wawancara

Tujuan dilakukan wawancara dimaksudkan untuk mencari informasi tentang kondisi awal keaktifan dan prestasi belajar siswa. Informasi


(49)

tersebut diperoleh dari wawancara dengan guru mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan.

c. Observasi

Tujuan dilakukan observasi dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang kondisi sesungguhnya yang terjadi di kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan.

d. Indentifikasi masalah

Setelah diperoleh data dari hasil wawancara dan observasi maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi dan menentukan tindak lanjut.

e. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok

Hal tersebut dilakukan dengan merumuskan isi dan materi dari kompetensi dasar sehingga diperoleh indikator.

f. Menyiapkan dan menyusun instrumen pembelajaran (silabus, RPP, bahan ajar).

g. Menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data (lembar pengamatan keaktifan, kisi-kisi soal, soal evaluasi, instrumen penilaian).

h. Mempersiapkan sarana pendukung dalam kegiatan pembelajaran. 2. Rencana tindakan tiap siklus

Setelah peneliti memperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan kelas sebagai berikut.


(50)

a. Siklus I

Tindakan yang direncanakan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPS materi perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia menggunakan media gambar. Berikut ini rencana tindakan yang peneliti susun untuk pelaksanaan tindakan.

1) Rencana Tindakan

Peneliti membuat silabus, membuat RPP, membuat LKS dan soal evaluasi, menyiapkan bahan ajar, menyiapkan media dan sumber belajar.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan, dimana pada setiap pertemuan beralokasi 2 JP (2 x 35 menit). Berikut ini uraian pelaksanaan tindakan secara umum: a. Pertemuan 1

 Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

 Guru menjelaskan materi BPUPKI dengan media gambar.  Siswa dibagi dalam 4 kelompok, setiap kelompok

beranggotakan 5 siswa.

 Siswa mengerjakan LKS sesuai dengan kelompok masing-masing


(51)

 Jika siswa mengalami kesulitan disarankan untuk meminta bantuan kepada guru.

 Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas

 Guru mengadakan tanya jawab mengenai apa yang telah dibahas untuk memberikan penegasan.

 Guru dan siswa membuat kesimpulan pembelajaran  Refeksi pembelajaran

b. Pertemuan 2

 Mengulas materi sebelumnya yaitu materi BPUPKI dan tanya jawab bila ada materi yang belum dimengerti.

 Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I. 3) Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan mengisi lembar pengamatan keaktifan yang telah disiapkan, mengamati kegiatan siswa yang berkaitan dengan aspek afektif dan psikomotorik. Peneliti juga membuat catatan kelas yaitu berisi hal-hal penting yang terjadi pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

4) Refleksi

 Mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan dalam siklus ini


(52)

sebagai upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar yang diharapkan peneliti.

 Melihat hasil tes dan observasi yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk memutuskan apakah siklus dilanjutkan atau tidak.

 Merencanakan dan menentukan tindak lanjut yang harus dilakukan pada siklus II berdasarkan hasil yang telah diperoleh.

b. Siklus II

Pada siklus II ini peneliti melaksanakan penelitian sebagai berikut: 1) Rencana Tindakan

Peneliti mengkaji ulang RPP dan LKS yang dibuat pada siklus I dengan memperhatikan refleksi yang ada pada siklus I dan melaksanakan tindakan untuk siklus II.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus ini pelaksanaan tindakan dilakukan dalam 2 kali pertemuan, dimana pada setiap pertemuan beralokasi 2 JP (2 x 35 menit). Berikut ini uraian pelaksanaan tindakan pada siklus II: a. Pertemuan 1

 Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.


(53)

 Guru memberikan kuis tebak gambar untuk dijawab semua siswa.

 Siswa dibagi dalam 5 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4 siswa.

 Siswa mengerjakan LKS sesuai dengan kelompok masing-masing.

 Jika siswa mengalami kesulitan disarankan untuk meminta bantuan kepada guru.

 Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.

 Guru mengadakan tanya jawab mengenai apa yang telah dibahas untuk memberikan penegasan.

 Guru dan siswa membuat kesimpulan pembelajaran  Refeksi pembelajaran

b. Pertemuan 2

 Mengulas materi sebelumnya yaitu materi PPKI dan tanya jawab bila ada materi yang belum dimengerti.

 Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II. 3) Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan mengisi lembar pengamatan keaktifan yang telah disiapkan, mengamati kegiatan siswa yang berkaitan dengan aspek afektif dan psikomotorik. Peneliti juga membuat catatan kelas yaitu


(54)

berisi hal-hal penting yang terjadi pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

4) Refleksi

Peneliti mengevaluasi hasil pelaksanaan penelitian siklus I dan II, menganalisis hasil evaluasi dan hasil observasi mengenai keaktifan pada setiap siklus apakah sudah mencapai target yang diharapkan oleh peneliti atau belum. Jika belum tercapai, peneliti dapat merancang siklus lanjutan.

D. Instrumen Penelitian

Penelitian ini memiliki dua variabel (peubah) tergantung berdasarkan judul penelitian, yakni keaktifan dan prestasi belajar. Berikut ini akan diuraikan indikator keberhasilan dari masing-masing variabel (peubah) dari kegiatan penelitian ini.

1. Variabel keaktifan

Untuk memperoleh data mengenai keaktifan dilakukan kegiatan observasi/pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.


(55)

Tabel 2. Peubah dan Instrumen Penelitian Keaktifan

No. Peubah Indikator Data

Pengum-pulan

data

Instrumen

1. Keaktifan 1. Keberanian menyampaikan pendapat 2. Memperhati-kan penjelasan 3.Bekerjasama 4.Membaca bahan pelajaran 5.Menyelesaikan tugas 6.Menjawab pertanyaan 7.Mengerjakan tes/evaluasi 8.Bertanya 9.Memecahkan masalah 10.Mencatat Jumlah siswa yang aktif Pengamat-an Lembar pengamat-an

2. Variabel prestasi belajar

Data mengenai prestasi belajar siswa diperoleh dengan dilakukannya tes tertulis pada akhir setiap siklus.

Tabel 3. Peubah dan Instrumen Penelitian Prestasi belajar

No. Peubah Kriteria

Keberhasilan Data

Pengum-pulan

data

Instrumen

1. Prestasi belajar siswa 1. Rata-rata nilai ulangan. Nilai tes dan nontes siswa Tes tertulis dan unjuk kerja Lembar tes, tugas, rubrik penilaian afektif dan psikomotorik 2. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM


(56)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua instrumen yaitu tes dan nontes. Instrumen tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tes tertulis

Dalam penelitian ini, soal tes yang digunakan adalah soal pilihan ganda. Tes ini digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa pada ranah kognitif. Tes ini dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan bimbingan dosen pembimbing yang mengacu pada kisi-kisi soal. Validitas soal evaluasi ini diujicobakan kepada siswa kelas VI SD N 1 Taji Prambanan, karena siswa kelas ini sudah pernah mengalami dan mempelajari materi perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia. Soal tes evaluasi berupa pilihan ganda yang terdiri dari 20 soal. Adapun penskorannya adalah sebagai berikut:

Skor isian singkat benar : 1

salah : 0

Soal tes tertulis siklus I dan siklus II disusun berdasarkan kisi-kisi soal sebagai berikut:

Tabel 4. Kisi-kisi soal evaluasi siklus I

Indikator Nomor Soal

Jumlah Soal

 Mengidentifikasi peristiwa penting menjelang proklamasi.

1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 16, 19, 20

15

 Menjelaskan tokoh-tokoh yang berperan dalam Perumusan Dasar Negara.

4, 6, 15, 17, 18


(57)

Tabel 5. Kisi-kisi soal evaluasi siklus II

Indikator Nomor Soal

Jumlah Soal

 Mengidentifikasi pembentukan

alat kelengkapan negara. 2, 3, 4, 5, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20

14

 Menjelaskan tokoh-tokoh dalam Usaha Persiapan Kemerdekaan

Indonesia. 1, 6, 7, 8, 9, 12 6

2. Nontes

Penilaian nontes dalam penelitian ini, digunakan untuk menilai keaktifan dan prestasi belajar siswa pada aspek afektif dan psikomotorik. Lembar pengamatan keaktifan disusun berdasarkan indikator keaktifan yang sudah ada. Lembar pengamatan keaktifan terlampir.

Pada penelitian ini, penilaian prestasi belajar juga diukur menggunakan penilaian nontes. Penilaian prestasi belajar siswa pada aspek afektif dan psikomotorik menggunakan rubrik pengamatan yang sudah dibuat oleh peneliti. Rubrik penilaian aspek afektif dan psikomotorik dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


(58)

Tabel 6. Rubrik Penilaian Aspek Afektif

No. Nama siswa

Aspek yang dinilai

Jum-lah nilai Menghar-gai masukan Pembagi-an tugas dalam kelom-pok Aktif dalam menyampai kan penda-pat Memba-ngun sema-ngat kelom-pok 1. ...

2. ... 3. ...

Skor untuk setiap aspek penilaian adalah 1 – 5. Penilaian untuk setiap rubrik penilaian adalah sebagai berikut:

Nilai akhir =

x 100

Tabel 7. Rubrik Penilaian Aspek Psikomotorik

No. Nama siswa

Aspek yang dinilai

Jum-lah nilai Kesesuaian Isi Keruntut-an jawaban Kebersih-an hasil diskusi Kerapian hasil diskusi 1. ...

2. ... 3. ...

Skor untuk setiap aspek penilaian adalah 1 – 5. Penilaian untuk setiap rubrik penilaian adalah sebagai berikut:

Nilai akhir =


(59)

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini memiliki dua variabel (peubah) tergantung berdasarkan judul penelitian, yaitu keaktifan dan prestasi belajar. Untuk memperoleh data mengenai keaktifan dan prestasi belajar digunakan beberapa teknik, diantaranya:

1. Observasi

Pada penelitian ini, kegiatan observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan observasi terhadap keaktifan dan prestasi belajar siswa mengenai aspek afektif serta psikomotorik. Peneliti mengisi lembar pengamatan keaktifan dan prestasi belajar yang sudah disediakan pada setiap pertemuan.

2. Tes

Pada penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa pada aspek kognitif. Tes yang digunakan adalah tes tertulis yang berupa soal pilihan ganda. Tes ini dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran di akhir setiap siklus. Tes ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi belajar siswa.

3. Wawancara

Pada penelitian ini, kegiatan wawancara digunakan sebagai

pendukung data keaktifan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan wawancara dilakukan kepada guru dan siswa setelah kegiatan pembelajaran selesai.


(60)

F. Validitas dan Reliabilitas instrumen penelitian

1. Validitas

Menurut Arikunto (2010: 211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Menurut Masidjo (1942: 242) validitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Peneliti menyimpulkan persamaan dari pengertian validitas menurut pendapat di atas yaitu validitas adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur taraf atau sampai dimana tingkat kevalidan suatu instrumen.

Menurut Masidjo (1942: 243-246) tipe validitas suatu tes dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu:

1) Validitas isi (Content validity)

Validitas isi adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau diteskan.

2) Validitas konstruksi atau Konsep (Concept or Construct Validity) Validitas yang dimaksud adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat pengukur sesuai dengan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes atau alat pengukur tersebut atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat pengukur tersebut.


(61)

3) Validitas kriteria (Criterion-related validity)

Validitas yang dimaksud adalah suatu validitas yang memperhatikan hubungan yang ada antara tes atau alat pengukur dengan pengukur lain yang berfungsi sebagai kriteria atau bahan pembanding.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 2 jenis validitas yaitu validitas konstruk dan validitas isi. Peneliti hanya menggunakan 2 jenis validitas tersebut untuk mengukur soal evaluasi dan rubrik pengamatan keaktifan apakah sudah layak untuk digunakan dalam penelitian. Peneliti melakukan validasi dengan mengadakan uji coba soal dan validasi yang dilakukan oleh ahli (expert jugdment) dalam hal ini adalah dosen pembimbing sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

a. Validasi Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran merupakan komponen yang penting dalam kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dibuat oleh peneliti mengalami validasi sebelum digunakan dalam kegiatan penelitian.Validasi perangkat pembelajaran ini dilakukan melalui expert judgement atau ditanyakan kepada ahli. Perangkat pembelajaran yang dimaksud meliputi: silabus, RPP, LKS dan bahan ajar. Hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran dijelaskan berikut ini:


(62)

Tabel 8. Hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran

No. Perangkat

Pembelajaran Ahli

Hasil Penilaian Rata-rata

1. Silabus Dosen IPS 3, 86

Kepala Sekolah SD 4

Guru Kelas V SD 4, 28

Rata-rata 4, 05

2. RPP Dosen IPS 4, 14

Kepala Sekolah 4, 14

Guru Kelas V SD 4, 35

Rata-rata 4, 21

3. LKS Dosen IPS 3, 43

Kepala Sekolah 4, 28

Guru Kelas V SD 4, 28

Rata-rata 3, 99

4. Bahan Ajar Dosen IPS 3, 2

Kepala Sekolah 4, 2

Guru Kelas V SD 4, 4

Rata-rata Keseluruhan 3, 93

Tabel 9. Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran

Rentang Skor Kriteria

5 Baik Sekali

4 Baik

3 Cukup

2 Kurang

1 Kurang Sekali

Sumber: Masidjo, hal. 67

Dari hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran di atas, diperoleh rata-rata secara keseluruhan adalah 4,045. Hasil perhitungan berdasarkan tabel kriteria validasi di atas termasuk dalam kategori baik, maka perangkat pembelajaran ini layak digunakan untuk penelitian.


(63)

b. Validitas Instrumen Soal

Validitas instrumen soal pada penelitian ini, ditempuh secara empiris dengan cara diujikan diujikan di lapangan. Peneliti membuat instrumen penelitian sebaik mungkin kemudian dikonsultasikan kepada ahli, setelah itu diujikan di lapangan.

Pada uji validitas jika r hitung lebih besar dari r tabel maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid dan sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan tidak valid. Peneliti melakukan uji validitas di SD Negeri 1 Taji Prambanan kelas VI semester genap tahun pelajaran 2012/ 2013 berjumlah 23 siswa. Karena siswa kelas ini sudah pernah mengalami dan mempelajari materi perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia.

Penilitian ini dalam proses penghitungan korelasi product moment menggunakan bantuan progran SPSS 17.0. Hal ini dilakukan agar hasil perhitungan diperoleh dengan tidak membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya akurat. Hasil perhitungan validitas soal evaluasi adalah sebagai berikut.


(64)

Tabel 10. Perhitungan validitas soal siklus I

No. r hitung r tabel Keterangan

1. 0, 346 0, 413 Tidak Valid

2. 0, 700 0, 413 Valid

3. 0,649 0, 413 Valid

4. 0, 648 0, 413 Valid

5. 0, 388 0, 413 Tidak Valid

6. 0, 500 0, 413 Valid

7. 0, 472 0, 413 Valid

8. 0, 613 0, 413 Valid

9. 0, 632 0, 413 Valid

10. 0, 486 0, 413 Valid

11. 0, 570 0, 413 Valid

12. 0, 566 0, 413 Valid

13. 0, 473 0, 413 Valid

14. 0, 377 0, 413 Tidak valid

15. 0, 617 0, 413 Valid

16. 0, 542 0, 413 Valid

17. 0, 574 0, 413 Valid

18. 0, 458 0, 413 Valid

19. 0, 340 0, 413 Tidak Valid

20. 0, 532 0, 413 Valid

21. 0, 684 0, 413 Valid

22. 0, 700 0, 413 Valid

23. 0, 649 0, 413 Valid

24. 0, 648 0, 413 Valid


(65)

Tabel 11. Perhitungan validitas soal siklus II

No. r hitung r tabel Keterangan

1. 0, 666 0, 413 Valid

2. 0, 550 0, 413 Valid

3. 0, 566 0, 413 Valid

4. 0, 623 0, 413 Valid

5. 0, 628 0, 413 Valid

6. 0, 475 0, 413 Valid

7. 0, 390 0, 413 Tidak valid

8. 0, 666 0, 413 Valid

9. 0, 634 0, 413 Valid

10. 0, 550 0, 413 Valid

11. 0, 270 0, 413 Tidak Valid

12. 0, 590 0, 413 Valid

13. 0, 594 0, 413 Valid

14. 0, 590 0, 413 Valid

15. 0, 595 0, 413 Valid

16. 0, 645 0, 413 Valid

17. 0, 566 0, 413 Valid

18. 0, 804 0, 413 Valid

19. 0, 561 0, 413 Valid

20. 0, 613 0, 413 Valid

21. 0, 725 0, 413 Valid

22. 0, 668 0, 413 Valid

23. 0, 560 0, 413 Valid

24. 0, 560 0, 413 Valid

25. 0, 426 0, 413 Valid

c. Validasi Instrumen Observasi

Instrumen observasi yang dibuat oleh peneliti mengalami validasi sebelum digunakan dalam kegiatan penelitian. Validasi instrumen observasi ini dilakukan melalui expert judgement atau ditanyakan kepada ahli. Instrumen observasi yang dimaksud adalah lembar pengamatan keaktifan. Hasil perhitungan validasi instrumen observasi sebagai berikut.


(66)

Tabel 12. Hasil perhitungan validasi instrumen lembar pengamatan

Ahli Hasil Penilaian Rata-rata

Dosen IPS 3, 57

Kepala Sekolah 3, 85

Guru Kelas V SD 4, 28

Rata-rata 3, 9

Tabel 13. Kriteria Validasi Instrumen Observasi Rentang Skor Kriteria

5 Baik Sekali

4 Baik

3 Cukup

2 Kurang

1 Kurang Sekali

Sumber: Masidjo, hal. 67

Dari hasil perhitungan validasi instrumen observasi di atas, diperoleh rata-rata secara keseluruhan adalah 3,9. Hasil perhitungan berdasarkan tabel kriteria validasi di atas termasuk dalam kategori cukup, maka instrumen ini layak digunakan untuk penelitian.

2. Reliabilitas

Menurut Masidjo (1995: 209) reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Suatu tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran. Dengan kata lain skor-skor tersebut dari berbagai pengukuran tidak menunjukkan penyimpangan atau perbedaan-perbedaan yang berarti. Pada penelitian ini, reliabilitas ditempuh dengan cara empiris atau diujikan di lapangan. Reliabilitas tes dapat dibuat oleh peneliti setelah diujikan di lapangan.


(67)

Koefisian reliabilitas dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Kriteria reliabilitas suatu instrumen dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 14. Kriteria Kualifikasi Reliabilitas Instrument

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,20 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat rendah Sumber: Masidjo, hal. 209

Perhitungan reliabilitas tes pada penelitian ini dibantu dengan menggunakan program SPSS 17.0. Hasil perhitungan reliabilitas tes siklus I menunjukkan 0,905, hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas tes siklus I termasuk dalam kualifikasi tinggi yaitu terletak pada rentang 0,71-0,90. Sedangkan hasil perhitungan reliabilitas siklus II menunjukkan 0,913, hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas tes siklus II termasuk dalam kualifikasi sangat tinggi yaitu terletak pada rentang 0,91-1,00. Hasil perhitungan reliabilitas dengan bantuan program SPSS, dapat dilihat pada tabel di bawah.


(68)

Tabel 15. Hasil perhitungan reliabilitas siklus I

Pada tabel Case Processing Summary ada 21 soal yang valid dengan Reliability Statistics 0,905. Hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas dari 21 soal yang valid adalah 0,905 dan termasuk dalam kualifikasi tinggi yaitu terletak pada rentang 0,71-0,90.

Tabel 16. Hasil perhitungan realibilitas siklus II

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 23 100.0

Excludeda 0 .0

Total 23 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 21 100.0

Excludeda 0 .0

Total 21 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(69)

Pada tabel Case Processing Summary ada 23 soal yang valid dengan Reliability Statistics 0,913. Hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas dari 23 soal yang valid adalah 0,913 dan termasuk dalam kualifikasi sangat tinggi yaitu terletak pada rentang 0,91-1,00.

G. Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan peneliti untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan yaitu teknik analisis data deskriptif (statistik deskriptif). Statistik deskriptif adalah suatu teknik pengolahan data yang tujuannya untuk melukiskan dan menganalisis kelompok data tanpa membuat atau menarik kesimpulan atas populasi yang diamati. Analisis data ini dapat menggambarkan dengan tepat mengenai rata-rata, perbedaan, hubungan-hubungan, dan sebagainya. Analisis data deskriptif dapat ditempuh dengan cara membandingkan data sebelum diberi tindakan dan sesudah diberi tindakan.

Cronbach's

Alpha N of Items


(70)

1. Kriteria Keberhasilan

Tabel 17. Kriteria Keberhasilan Keaktifan Siswa

No Peubah Indikator Kondisi awal

Akhir siklus 1

Akhir siklus 2

1. Keaktifan Persentase rata-rata keaktifan siswa

24,6% 35% 50%

Tabel 18. Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar

No Peubah Kriteria Keberhasilan Kriteria Keberhasilan Kondisi Awal Akhir Siklus I Akhir Siklus II

1. Prestasi belajar siswa

1. Rata-rata nilai ulangan

60, 35 70 75

2. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM

35,25 % 70% 80%

2. Perhitungan keaktifan dan prestasi belajar siswa

a. Keaktifan Belajar

Data mengenai keaktifan siswa diperoleh berdasarkan kegiatan observasi yang dilakukan peneliti. Analisis data keaktifan siswa dapat di tempuh dengan cara membandingkan keadaaan awal keaktifan siswa dengan keadaan setelah siklus I dan siklus II.


(71)

Peningkatan keaktifan siswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

1) Menghitung keaktifan siswa sesuai dengan lembar pengamatan pada setiap siklus.

2) Menghitung persentase rata-rata keaktifan siswa pada akhir siklus Persentase rata-rata keaktifan =

3) Membandingkan tingkat keaktifan awal dengan tingkat keaktifan siklus I dan membandingkan tingkat keaktifan siklus I dengan tingkat keaktifan siklus II. Pembandingan ini dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan keaktifan atau tidak.

b. Prestasi Belajar

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa tentang materi perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia, peneliti menyediakan soal-soal evaluasi yang harus dikerjakan siswa pada setiap akhir siklus. Soal-soal tersebut adalah Soal-soal pilihan ganda. Selain Soal-soal evaluasi terdapat penilaian proses belajar siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Analisis skor hasil prestasi belajar ditempuh dengan membandingkan kondisi awal, akhir siklus I dan akhir siklus II. Langkah-langkah penyekorannya sebagai berikut:

1) Perhitungan skor kognitif Jawaban benar = skor 1 Jawaban salah = skor 0


(72)

2) Penghitungan skor yang diperoleh setiap siswa 3) Menghitung nilai siswa dengan rumus:

a) Nilai kognitif

Nilai akhir = x 10 b) Nilai afektif

Nilai akhir =

x 100 c) Nilai psikomotorik

Nilai akhir =

x 100 4) Menghitung nilai akhir

Nilai Akhir = nilai afektif + nilai psikomotorik + nilai kognitif

= (25% x nilai afektif) + (25% x nilai psikomotorik) + (50% x nilai kognitif )

Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus:

5) Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa dengan rumus Persentase

=

6) Membandingakan tingkat nilai prestasi belajar siswa pada siklus I

dan siklus II dengan kondisi awal. Kegiatan membandingkan ini dilakukan untuk mengetahui ada peningkatan prestasi siswa atau tidak.


(73)

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

a. Siklus 1

Pada penelitian ini, kegiatan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu tanggal 9 April 2013 dan 11 April 2013. Materi pembelajaran yang diajarkan adalah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

1) Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan peneliti pada pertemuan ini adalah mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dan dibutuhkan dalam penelitian. Persiapan tersebut meliputi materi pelajaran tentang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), menyiapkan silabus, RPP, LKS, media gambar, menyiapkan lembar pengamatan/observasi (afektif, psikomotorik, keaktifan), dan nomor absen dibagikan dan ditempel untuk setiap siswa.

2) Tindakan a) Pertemuan 1

Kegiatan belajar pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 9 April 2013 dengan berpedoman pada RPP dan media


(1)

(2)

200

Lampiran 16


(3)

FOTO - FOTO

Siswa berbaris sebelum masuk ke kelas Siswa menyanyikan lagu wajib dilanjutkan doa

Peneliti menjelaskan materi pelajaran Peneliti mendampingi diskusi kelompok


(4)

202

Refleksi dan wawancara dengan Guru kelas V Suasana saat kegiatan kuis

Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok Observasi keaktifan siswa di kelas

Mempelajari materi dengan media gambar Pemberian hadiah bagi kelompok aktif


(5)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TAJI PRAMBANAN

MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

Hery Nugraha Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan menggunakan media gambar; (2) apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan keaktifan belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan; (3) apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Taji Prambanan tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 20 siswa, 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan April 2013. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan adalah 2 x 35 menit. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes tertulis, observasi, dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) pada siklus I guru menjelaskan materi dengan media gambar dan siswa memperhatikan. Tujuannya agar siswa tertarik untuk mempelajari materi dengan media gambar. Pada siklus II guru menjelaskan materi dengan media gambar dan siswa memperhatikan dengan acuan media gambar yang diberikan. Siswa lebih aktif dan antusias dalam mempelajari materi dibanding siklus I. (2) kondisi awal persentase rata-rata keaktifan siswa adalah 26,6%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan media gambar, persentase rata-rata keaktifan siswa menjadi 36,8%. Pada siklus II, persentase rata-rata keaktifan siswa meningkat menjadi 54,06%. (3) kondisi awal prestasi belajar siswa adalah 60,35 dan persentase siswa yang mencapai KKM yaitu 35,25%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 71,62 dan persentase siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 75%. Pada siklus II, rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 78,8 dan persentase siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 90%.


(6)

ix ABSTRACT

INCREASEMENT OF THE LEARNING ACTIVENESS AND STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT IN SOCIAL SCIENCES FOR GRADE V

SD NEGERI 1 TAJI PRAMBANAN USING PICTURES MEDIA

Hery Nugraha Sanata Dharma University

2013

This research aimed to know about: (1) how to increase activeness and learning achievement to learn Social Sciences for grade V in SD Negeri 1 Taji Prambanan using picture media. (2) whether used of picture media can increase the activeness to learn Social Sciences for grade V in SD Negeri 1 Taji Prambanan. (3) whether used of picture media can increase the learning achievment to learn Social Sciences for grade V in SD Negeri 1 Taji Prambanan.

This research is an action class research. This research subject were students for grade V in SD Negeri 1 Taji Prambanan class of year 2012/2013 with total students 20 students, 12 are boys and 8 are girls. Object for this research are activeness and students achievement to learn Social Sciences struggle material achieve Indonesia independence. The implementation of the research on April 2013. This research implemented in two cycles. Every cycles consists of two meetings. Each cycle consisted of two meetings, each meeting is 2 x 35 minutes. Data collection techniques in this research using written tests, observation and interviews. Data were analyzed by descriptive quantitative.

The results indicate that: (1) in the first cycles teacher explain the material with picture media and student notice it. The purpose for student interested to learn the material with picture media. In the second cycles, teacher explain the material with pictures media and student notice it with pictures media that teacher given. Students ate more active and enthusiastic in learning the material than the first cycles. (2) the initial conditions of the average percentage activeness students is 26,6%. After the action on the first cycles with picture media, the average percentage students be 36,8%. On the second cycles, the average percentage activeness students increase to 50,06%. (3) the initial conditions students achievement is 60,35 and the students percentage who achieve the KKM is 35,25%. After the class action in the first cycles, the students value average increase be 71,62 and the students percentage who achieve the KKM increase be 75%. On the second cycles, the students value average increase to 78,8 and the students percentage who achieve the KKM increace to 90%.

Keywords: activeness, learning achievement, pictures media