Landasan Teori KAJIAN PUSTAKA

11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan berbagai pengertian yang dikaji oleh peneliti dalam kajian pustaka. Menyajikan penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini yang terdahulu dan menjelaskan kerangka berpikir dalam penelitian ini. Selanjutnya dijelaskan hipotesis tindakan yang dicapai oleh peneliti.

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Keaktifan Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008:31 keaktifan adalah kegiatan, kesibukan sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Dari kedua kata tersebut, peneliti menyimpulkan keaktifan belajar adalah kegiatan memperoleh kepandaian yang disebabkan oleh pengalaman. Yamin 2007:77 mengemukakan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikir kritis, dan dapat memecah permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Ormord dalam Utami 2010:11 pembelajaran aktif adalah mereka peka terhadap lingkungannya dan aktif mencari informasi agar mengerti dan memahaminya. Maka berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan potensi- potensi yang ada dalam dirinya dengan peka terhadap lingkungan dan mencari informasi yang ada disekitar untuk tujuan tertentu. 2.1.1.1 Indikator Keaktifan Menurut Joni 1984:17-19 indikator-indikator keaktifan yaitu 1 Prakarsa siswa dalam kegiatan belajar, yang ditunjukkan melalui keberanian memberi urunan pendapat tanpa secara eksplisit diminta. 2 Keterlibatan siswa di dalam kegiatan-kegiatan belajar yang tengah berlangsung, perhatian serta pikiran siswa dengan tugas yang tengah dihadapi, serta komitmennya untuk menyelesaikan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya secara tuntas. 3 Peranan guru yang lebih banyak sebagai fasilitator. 4 Belajar dengan pengalaman langsung experiental learning. 5 Kekayaan variasi bentuk dan alat kegiatan belajar-mengajar. 6 Kualitas interaksi antar siswa, baik intelektual maupun sosio-emosional. Menurut McKeachie dalam Hasibuan Moedjiono 1995:7-8 mengemukakan tujuh dimensi di dalam proses belajar mengajar yang di dalamnya ada variasi kadar ke-CBSA-an, yaitu 1 Partisipasi siswa di dalam menetapkan tujuan kegiatan belajar mengajar. 2 Tekanan pada aspek afektif dalam pengajaran. 3 Partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 4 Penerimaan acceptance guru terhadap perbuatan atau konstribusi siswa yang kurang relevan atau bahkan sama sekali salah. 5 Kekhohesian kelas sebagai kelompok. 6 Kebebasan atau lebih tepat kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengambil keputusan-keputusan penting dalam kehidupan sekolah. 7 Jumlah waktu yang dipergunakan untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik yang tidak maupun yang berhubungan dengan pelajaran. Dari beberapa pertimbangan diatas, indikator-indikator tersebut disusun kembali oleh peneliti. Indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut: 1 Partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dari indikator pertama ini dikembangkan lagi menjadi 4 aspek yang diamati, yaitu: - Memperhatikan penjelasan guru - Bertanya kesukaran pada guru - Menanggapi pertanyaan guru - Membaca buku sumber 2 Keberanian siswa menyampaikan pendapat. Dari indikator kedua ini dikembangkan lagi menjadi 2 aspek yang diamati, yaitu: - Menyampaikan pendapat pada guru - Menyampaikan pendapat dalam diskusi 3 Komitmen siswa menyelesaikan tugas kelompok Dari indikator ketiga ini dikembangkan lagi 3 aspek yang diamati, yaitu: - Mengerjakan tugas dalam kelompok - Bertanya kesukaran pada teman - Menjawab pertanyaan teman 2.1.1.2 Pengaruh keaktifan belajar terhadap proses belajar siswa Menurut Dimyati Mudjiono 1999:44 belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Menurut Solihatin 2012:4 interaksi belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bersifat interaktif dari berbagai komponen untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan berpengaruh terhadap proses belajar siswa. Belajar mengajar yang ada dalam lingkugan sekolah, kelas pada khususnya merupakan serangkaian kegiatan yang melibatkan guru dan siswa untuk mencapai tujuan akhir dalam setiap pelajaran. Pembelajaran akan menjadi berhasil apabila siswa dan guru saling bekerjasama dalam proses pembelajaran. Kerjasama antara guru dan siswa akan tergambar dari keaktifan yang terjadi pada dalam diri siswa menyikapi pembelajaran yang akan siswa lakukan. 2.1.2 Prestasi Belajar Menurut Sugono 2008:1101 prestasi belajar adalah pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau nilai nilai yang diberikan guru. Menurut Syah 2012:216 prestasi belajar dapat mengungkapkan perubahan tingkah laku pembelajaran dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor . Menurut Solihatin 2012:224 penilaian berbasis kelas harus memperhatikan tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah ini hendaknya dinilai secara proposional sesuai dengan sifat mata pelajaran yang bersangkutan. Berdasarkan uraian diatas prestasi belajar berarti hasil yang dicapai saat setiap individu melakukan upaya supaya mendapat kepandaian yang dinilai dari tiga aspek yaitu kognitif, afektik dan psikomotor. Prestasi belajar dalam penelitian ini meliputi hasil belajar pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Evaluasi terhadap prestasi belajar dilakukan guru dengan menggunakan alat evaluasi berupa tes dan non tes. Melalui evaluasi tes dan nontes, siswa dituntut untuk menunjukkan prestasi tertentu. Prestasi tersebut dapat dinilai dalam bentuk angka yang akan mempermudah guru untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan yang didapat oleh anak didiknya. 2. 1. 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Menurut Ahmadi Supriyono 1991:130-131 prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri faktor internal maupun dari luar diri faktor eksternal individu. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah: 1. Faktor jasmaniah fisiologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. 2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh 3. Faktor kematangan fisik maupun psikis. Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah: 1. Faktor sosial yang terdiri atas: a. Lingkungan keluarga b. Lingkungan sekolah c. Lingkungan masyarakat d. Lingkungan kelompok 2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. 3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. 4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ini secara langsung atau tidak akan mempengaruhi tingkat prestasi belajar siswa. 2.1.3 Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran wajib untuk siswa sekolah dasar yang memfokuskan pada pembentukan nilai dalam berhubungan dengan sesama dan pengenalan akan nusantara. Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Kurikulum SD, 2006 meliputi aspek-aspek sebagai berikut. a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan. b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional. c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM. d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara. e. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi. f. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi. g. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka. Materi PK untuk SD disesuaikan dengan Standar Kompetensi SK. Untuk kelas V terdapat 4 Standar Kompetensi SK yaitu 2 SK pada semester 1 dan 2 SK pada semester 2. SK yang terdapat pada semester satu, yaitu 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI 2. Memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah. Selanjutnya SK pada semester dua, yaitu 3. Memahami kebebasan berorganisasi 4. Menghargai keputusan bersama. Standar Kompetensi yang akan digunakan oleh peneliti adalah SK 4 Menghargai keputusan bersama. Kompetensi dasar KD yang dipilih adalah KD 4.2 Mematuhi keputusan bersama. Kompetensi dasar tersebut dipilih karena materi yang terlalu sulit dipahami oleh siswa melihat dari nilai ulangan harian siswa dua tahun secara berurutan. Oleh karena itu, peneliti berusaha mengatasi permasalahan yang ada pada materi PKn tersebut. 2.1.4 Media Gambar 2.1.4.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Association for Educational Communications and Tecnology AECT dalam Solihatin 2012:185 media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Menurut Smaldino, dkk dalam Anitah 2009:5 media adalah suatu alat komunikasi dan sumber informasi. Menurut Anitah 2009:6 media pembelajaran mempunyai dua segi yang satu sama lain saling menunjang, yaitu perangkat keras hardware dan materi atau disebut perangkat lunak software. Dari beberapa pengertian media pembelajaran di atas, peneliti dapat menyimpulkan media pembelajaran merupakan suatu alat komunikasi dan sebagai sumber informasi yang saling menunjang untuk menyalurkan pesan. 2.1.4.2 Jenis-jenis media pembelajaran Menurut Anderson dalam Solihatin 2012:190 media dibagi menjadi 10 golongan, yaitu: 1. Audio 2. Cetak 3. Audio- Cetak 4. Proyeksi visual diam 5. Proyeksi audio visual diam 6. Visual gerak 7. Audio visual gerak 8. Obyek visik 9. Manusia dan lingkungan 10. Komputer 2.1.4.3 Karakteristik media pembelajaran Menurut Gerlach Ely dalam Kustandi Sutjipto 2011:13-15 mengemukakan tiga kegunaan media yang dapat membantu guru saat guru tidak dapat menyampaikan materi secara jelas. 1 Ciri fiksatif fixative property Media dapat disusun kembali dengan media lain seperti fotografi ataupun video . Dengan ciri ini media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu. 2 Ciri manipulatif manipulative property Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit. Seperti menampilkan proses metamorfosis pada kupu-kupu. Dengan menggunakan media ini, peneliti dapat mempercepat atau bahkan memperlambat adegan yang ada dalam film. 3 Ciri distributif distributive property Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Dengan ciri ini, media dapat digunakan dalam waktu yang sama atau digunakan secara berulang-ulang pada satu tempat. Informasi yang sama akan konsisten dengan aslinya. 2.1.4.4 Kriteria pemilihan media pembelajaran Menurut Kustandi Sutjipto 2011:84 pemilihan media dapat ditempuh dengan memperhatikan enam faktor berikut: 1 Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas dan peratana yang telah tersedia, waktu yang tersedia, sumber-sumber yang tersedia manusia dan material. 2 Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran. 3 Hambatan dari sisi siswa dalam mempertimbangkan kemampuan dan ketrampilan awal. 4 Tingkat kesenangan dan keefektivannya. 5 Kemampuan pengakomodasian penyajian yang tepat, respon siswa yang tepat, umpan balik, latihan dan tes. 6 Media sekunder harus mendapat perhatian karena pembelajaran yang berhasil akan menggunakan media yang beragam. 2.1.4.5 Media gambar Menurut Solihatin 2012:192 gambar adalah media yang paling umum dipakai dalam pembelajaran karena sifatnya yang universal, mudah dimengerti, dan tidak terikat oleh keterbatasan bahasa. Menurut Munadi 2010:85 media gambar secara garis besar dibagi pada tiga jenis, yakni sketsa, lukisan, dan foto. Gambar merupakan media visual yang penting dan mudah didapat. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan lebih jelas, daripada yang diungkapkan kata-kata. Menurut Anitah 2009:8-9 media gambar mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan media gambar: 1 Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih nyata. 2 Banyak tersedia dalam buku-buku. 3 Sangat mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan. 4 Relatif tidak mahal. 5 Dapat dipakai untuk berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi. Kekurangan media gambar: 1 Kadang-kadang terlampau kecil untuk ditunjukkan di depan kelas yang besar. 2 Gambar mati atau gambar dua dimensi. Untuk menunjukan dimensi ketiga harus digunakan satu seri gambar dari obyek yang sama namun sisinya berbeda. 3 Tidak dapat menunjukan gerak. 4 Pebelajar tidak selalu mengetahui bagaimana membaca menginterprestasi gambar. 2.1.4.6 Penggunaan media gambar dalam pembelajaran PKn Menurut Solihatin 2012:186 manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga dalam kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Media dalam pembelajaran dapat membuat proses belajar mengajar lebih jelas dan menarik. Pembelajaran PKn dengan menggunakan media yang berupa gambar akan lebih memperjelas pemahaman siswa dan menarik perhatian siswa. Media gambar yang menarik perhatian siswa akan berdampak pada komunikasi dalam pembelajaran yang lebih interaktif dan siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar. Keaktifan belajar siswa yang meningkat dengan penggunaan media akan meningkatkan kualitas hasil belajar atau prestasi belajar siswa. Media gambar yang dipergunakan peneliti dalam pembelajaran PKn adalah dengan menggunakan gambar-gambar yang berhubungan dengan materi yang ditelti yaitu mematuhi keputusan bersama. Peneliti menggunakan media gambar dalam proses belajar mengajar PKn. Media gambar dipergunakan dalam kegiatan awal yaitu apresepsi dan motivasi. Pada kegiatan inti media gambar dipergunakan saat guru menjelaskan materi, siswa berdiskusi dengan kelompok dan saat siswa mempresentasikan hasil diskusi. Pada akhir kegiatan, media gambar dipergunakan saat siswa dan guru melakukan tanya tentang materi yang belum dimengerti dan saat siswa dengan bantuan guru membuat kesimpulan pelajaran untuk menguatkan pemahaman siswa.

2.2 Penelitian lain yang relevan