c. Aspek atau Komponen Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa. Salah satu pendekatan yang berpusat pada siswa adalah pendekatan konteks-
tual. Dengan pendekatan kontekstual diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, ini dikarenakan di dalam pendekatan tersebut menca-
kup tujuh aspek yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan penge- tahuannya sendiri.
Menurut Sardiman A. M 2007: 223-229 tujuh aspek dalam pembelaja- ran kontekstual yaitu:
1 Teori konstruktivisme
Kontruktivisme merupakan landasan berfikir bagi pendekatan kon- tekstual. Pengetahuan yang riil bagi para siswa adalah sesuatu yang di-
bangun atau ditemukan oleh siswa itu sendiri. Siswa harus merekon- struksi pengetahuan itu kemudian member makna melelui pengalaman
nyata. Dalam hal ini siswa harus dilatih untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergulat dengan ide-
ide dan kemudian mampu mengkonstruksinya. Elemen umum konstruk- tifis Elaine B. Johnson, 2006:123 adalah guru memancing pengetahuan
siswa sebelum dan sesudah pembelajaran, guru tidak hanya menyajikan materi kepada siswa tetapi merespon upaya siswa untuk mempelajari
materi, siswa tidak hanya menyerap informasi tetapi juga secara aktif menggunakan informasi itu untuk menyusun makna, guru menciptakan
lingkungan social di kelas komunitas pembelajar dan memungkinkan siswa memikirkan satu sama lain dalam memecahkan masalah.
Proses pembelajaran dikemas atau dikelola menjadi proses mere- komstruksi, bukan hanya menerima informasi dari guru. Dalam hal ini
siswa akan membangun sendiri pengetahuannya melalui keterlibatan se- cara aktif dalam proses pembelajaran.
2 Menemukan Inkuiri
Proses belajar adalah proses menemukan. Langkah-langkah menemukan inkuiri adalah:
a Merumuskan masalah.
b Mengamati atau melakukan observasi, termasuk membaca buku,
mengumpulkan informasi. c
Menganalisis dan menyajikan hasil karya dalam tulisan, laporan, gambar, tabel dan sebagainya.
d Menyajikan, mengomunikasikan hasil karya di depan guru, teman se-
kelas atau audien yang lain. 3
Bertanya Questioning Pengetahuan yang dimiliki sesorang umumnya tidak terlepas dari
aktivitas bertanya. Bertanya menunjukkan adanya perhatian terhadap materi yang dipelajari dan ada upaya untuk menemukan jawaban sebagai
bentuk pengetahuan. Dalam pembelajaran, bertanya berguna untuk: a
Menggali informasi. b
Mengecek pemahaman siswa.
c Membangkitkan respon siswa.
d Mengetahui sejauhmana keingintahuan siswa.
e Mengetahui hal-hal yang telah diketahui siswa.
f Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru.
g Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa.
h Menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
4 Masyarakat belajar Learning Community
Guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran secara kelom- pok. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang anggotanya hete-
rogen. Yang pandai mengajar yang lemah, yang sudah tahu memberi ta- hu temannya yang belum tahu, yang cepat menagkap mendorong teman-
nya yang lamabat. Hal-hal yang dapat diwujudkan untuk mengembang- kan masyarakat belajar di kelas adalah:
a Pembentukan kelompok kecil.
b Pembentukan kelompok besar.
c Mendatangkan ahli di kelas.
d Bekerja dengan kelas sederajat.
e Bekerja kelompok dengan kelas di atasnya.
f Bekerja dengan masyarakat.
5 Pemodelan Modelling
Salah satu komponen pendekatan kontekstual adalah pemodelan. Dalam pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu membutuh-
kan model yang ditiru. Dalam pendekatan kontekstual guru bukan satu- satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Ke-
mungkinan siswa ada yang pernah melakukan ataupun sudah mengetahui cara bekerjanya. Mereka dapat belajar dari pengalaman yang sudah me-
reka dapat. 6
Refleksi Reflection Refleksi adalah cara berfikir atau perenungan tentang apa yang ba-
ru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan pada masa lalu. Wujud refleksi antara lain berupa:
a Pernyataan langsung siswa tentang apa yang diperoleh setelah mela-
kukan pembelajaran. b
Catatan atau jurnal di buku siswa. c
Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu. d
Diskusi. e
Hasil karya. 7
Penilaian yang autentik Penilaian adalah proses pengumpulan data yang dapat memberikan
gambaran perkembangan belajar siswa. Penilaian autentik adalah peni- laian yang dilakukan selama pembelajaran dan sesudah pembelajaran
berlangsung, bukan hanya pada saat pengerjaan ulangan saja.
Ciri-ciri penilaian yang autentik: a
Dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran berlangsung. b
Dapat digunakan untuk formatif dan sumatif. c
Yang diukur keterampilan dan performan, bukan mengingat fakta. d
Berkesinambungan. e
Terintegrasi. f
Dapat digunakan sebagai feed back. Wujud kegiatan penilaian antara lain dapat berupa kegiatan dan la-
poran, PR, kuis, presentasi dan penampilan siswa, demonstrasi, karya siswa, karya tulis, jurnal, hasil tes tulis.
Tujuh aspek atau komponen pendekatan kontekstual tersebut apabila di- terapkan dalam pembelajaran, diharapkan siswa akan lebih mudah memahami
materi dan guru tidak hanya satu-satunya sumber belajar. Siswa akan lebih ak- tif dalam mengikuti pembelajaran dan mereka akan merasa senang dengan pe-
laksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual. Sehingga diharapkan prestasi belajar siswa dapat meningkat setelah digunakannya pen-
dekatan kontekstual.
3. IPA