Peningkatan prestasi belajar IPA untuk materi daur hidup hewan melalui pendekatan kontekstual siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo tahun pelajaran 2011/2012.

(1)

viii

viii ABSTRAK

Karulina, Widiastuti. Peningkatan Prestasi Belajar IPA untuk Materi Daur Hidup Hewan Melalui Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Skripsi. Yogyakarta. PGSD. FKIP. USD.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan melalui pendekatan kontekstual. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo tahun pelajaran 2011/ 2012 yang berjumlah 17 siswa yang terdiri dari 8 siswa putra dan 9 siswa putri. Tindakan yang dilakukan yaitu berupa penggunaan pendekatan kontekstual selama pembelajaran berlangsung. Data yang dikumpulkan adalah kegiatan aktivitas siswa dan hasil evaluasi tes tertulis siswa setiap siklus.

Instrumen yang digunakan dalam pengamatan aktivitas siswa adalah lembar aktivitas siswa yang diisi oleh peneliti dan aspek yang dinilai adalah keaktifan dalam kelompok, kerjasama dalam kelompok, tanggung jawab, frekuensi menjawab pertanyaan dari guru, presentasi kelompok. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk evaluasi tes tertulis adalah 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Teknik analisis data yang dipergunakan untuk mengkaji data keaktifan siswa adalah teknik perbandingan, yaitu peneliti membandingkan peningkatan skor rata-rata keaktifan siswa pada siklus I dan siklus II. Teknik analisis data hasil evaluasi tes tertulis adalah membandingkan peningkatan jumlah siswa yang memenuhi KKM dari siklus I dan siklus II serta membandingkan nilai rata-rata kelas dari siklus I dan siklus II.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembelajaran terjadi peningkatan aktivitas siswa apabila dibandingkan persentase siswa yang memenuhi kriteria baik dan sangat baik keaktifan siswa pada siklus I dan siklus II. Peningkatan tersebut dapat ditunjukkan dari persentase keaktifan siswa pada siklus I yaitu 70.59% meningkat menjadi 100% pada siklus II. Hasil penelitian evaluasi tes tertulis menunjukkan bahwa pada siklus I siswa yang memenuhi KKM mencapai 52.94%, hal ini lebih besar daripada kondisi awal yang hanya mencapai 47.06%. Siswa yang memenuhi KKM pada siklus II yaitu 76.47%. Sedangkan untuk nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai 64.82, ini meningkat dari kondisi awal yang hanya 58. Nilai rata-rata kela pada siklus II yaitu 73.18, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan baik jumlah siswa yang memenuhi KKM, nilai rata-rata kelas, maupun persentase siswa yang memenuhi kriteria baik dan sangat baik pada aktivitas siswa.


(2)

ix ABSTRACT

Karulina Widiastuti. Improving Science Learning Achievement in Animals’ Life Cycle Material Using Contextual Approach of the Fourth Grade Students of SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo academic Year 2011/2012. A Thesis. Yogyakarta. Elementary School Teacher Education Study Program. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University.

This research aims to investigate the improvement of students’ achievement in learning Science about animals’ life cycle material using contextual approach. This research is a classroom action research and the subject is the fourth graders of SD Muhammadiyah Demangrejo, academic year 2011/2012 comprising 17 students, 8 are male students and 9 are female students. The actions conducted were observing students’ activities and applying contextual approach during the learning process. The data gathered are the students’ activities and the evaluation result of their written test for each cycle.

The instruments used in observing students’ activities were students’ activity sheets which were filled in by the researcher; the criteria scored are students’ activeness in group, students’ cooperation in group, responsibilities, the frequency of answering teacher’s questions, and group presentation. Meanwhile, the instrument used to evaluate the written test is 15 multiple choice questions and 5 questions of essay. The data analysis technique to study students’ activeness data is the comparison technique. The researcher compared the improvement of students’ activeness average score in cycle I and cycle II. The data analysis technique to evaluate the written test is by comparing the increase of the number of students who meet the KKM in cycle I and cycle II, and by comparing the class’ average score in cycle I and cycle II.

The results showed that in learning students activities should occur increasing he percentage of students than meets the criteria for good and very good on student liveliness cycle I and cycle II. This increase can be shown from the percentage of students in the cycle of activity that is 70.59% increased to 100% in the cycle II. The research result of the written test evaluation shows that in cycle I, the students who meet the KKM reach 52.94%; this is higher than the initial condition which was only 47.06%. The students who meet the KKM in cycle II is 76.47%. Meanwhile, the class’ average score in cycle I attained 64.82%, increasing from the initial condition which was only 58. The class’ average score in cycle II is 73.18. Therefore, it can be concluded that there is an improvement in the number of students who meet the KKM, the class’ average score, and the average score of students’ activities.


(3)

 

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA UNTUK MATERI

DAUR HIDUP HEWAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH DEMANGREJO,

KULON PROGO TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Nama : Karulina Widiastuti

NIM :

091134219

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012


(4)

i

 

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA UNTUK MATERI

DAUR HIDUP HEWAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH DEMANGREJO,

KULON PROGO TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Nama : Karulina Widiastuti

NIM :

091134219

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012


(5)

ii


(6)

(7)

iv

iv MOTTO

Di dunia ini tidak ada yang namanya kegagalan, yang ada  hanyalah kurang kerja keras 

(Bob Sadino)   

Apa pun yang Anda anggap sangat sulit dikerjakan,  kerjakanlah dengan segenap hatimu 

(Dalai Lama) 


(8)

v

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kupersembahkan Skripsi ini kepada:

1.

Allah SWT atas jalan yang baik untukku.

2.

Orangtuaku tercinta Bapak Saring dan Ibu Rumiyati yang selalu

memberikan dukungan.

3.

Adikku Ridwan Muhammad Nur dan Ade Prima Latifa.

4.

Bapak Ibu Dosen Universitas Sanata Dharma yang telah

membimbing dan mendidik kami.

5.

Teman-teman seperjuanagnku.

6.

PGSD USD tempatku belajar.


(9)

vi

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 6 Maret 2012 Penulis


(10)

vii

PERNYATAAN

PERSETUJUAN PUBLIKASI

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Karulina Widiastuti NIM : 091134219

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Peningkatan Prestasi Belajar IPA untuk Materi Daur Hidup Hewan Melalui Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo Tahun Pelajaran 2011/ 2012”

Beserta perangkat yang diperlukan. Demikian saya memberitahukan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 6 Maret 2012 Yang menyatakan


(11)

viii

viii ABSTRAK

Karulina, Widiastuti. Peningkatan Prestasi Belajar IPA untuk Materi Daur Hidup Hewan Melalui Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Skripsi. Yogyakarta. PGSD. FKIP. USD.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan melalui pendekatan kontekstual. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo tahun pelajaran 2011/ 2012 yang berjumlah 17 siswa yang terdiri dari 8 siswa putra dan 9 siswa putri. Tindakan yang dilakukan yaitu berupa penggunaan pendekatan kontekstual selama pembelajaran berlangsung. Data yang dikumpulkan adalah kegiatan aktivitas siswa dan hasil evaluasi tes tertulis siswa setiap siklus.

Instrumen yang digunakan dalam pengamatan aktivitas siswa adalah lembar aktivitas siswa yang diisi oleh peneliti dan aspek yang dinilai adalah keaktifan dalam kelompok, kerjasama dalam kelompok, tanggung jawab, frekuensi menjawab pertanyaan dari guru, presentasi kelompok. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk evaluasi tes tertulis adalah 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Teknik analisis data yang dipergunakan untuk mengkaji data keaktifan siswa adalah teknik perbandingan, yaitu peneliti membandingkan peningkatan skor rata-rata keaktifan siswa pada siklus I dan siklus II. Teknik analisis data hasil evaluasi tes tertulis adalah membandingkan peningkatan jumlah siswa yang memenuhi KKM dari siklus I dan siklus II serta membandingkan nilai rata-rata kelas dari siklus I dan siklus II.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembelajaran terjadi peningkatan aktivitas siswa apabila dibandingkan persentase siswa yang memenuhi kriteria baik dan sangat baik keaktifan siswa pada siklus I dan siklus II. Peningkatan tersebut dapat ditunjukkan dari persentase keaktifan siswa pada siklus I yaitu 70.59% meningkat menjadi 100% pada siklus II. Hasil penelitian evaluasi tes tertulis menunjukkan bahwa pada siklus I siswa yang memenuhi KKM mencapai 52.94%, hal ini lebih besar daripada kondisi awal yang hanya mencapai 47.06%. Siswa yang memenuhi KKM pada siklus II yaitu 76.47%. Sedangkan untuk nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai 64.82, ini meningkat dari kondisi awal yang hanya 58. Nilai rata-rata kela pada siklus II yaitu 73.18, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan baik jumlah siswa yang memenuhi KKM, nilai rata-rata kelas, maupun persentase siswa yang memenuhi kriteria baik dan sangat baik pada aktivitas siswa.


(12)

ix ABSTRACT

Karulina Widiastuti. Improving Science Learning Achievement in Animals’ Life Cycle Material Using Contextual Approach of the Fourth Grade Students of SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo academic Year 2011/2012. A Thesis. Yogyakarta. Elementary School Teacher Education Study Program. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University.

This research aims to investigate the improvement of students’ achievement in learning Science about animals’ life cycle material using contextual approach. This research is a classroom action research and the subject is the fourth graders of SD Muhammadiyah Demangrejo, academic year 2011/2012 comprising 17 students, 8 are male students and 9 are female students. The actions conducted were observing students’ activities and applying contextual approach during the learning process. The data gathered are the students’ activities and the evaluation result of their written test for each cycle.

The instruments used in observing students’ activities were students’ activity sheets which were filled in by the researcher; the criteria scored are students’ activeness in group, students’ cooperation in group, responsibilities, the frequency of answering teacher’s questions, and group presentation. Meanwhile, the instrument used to evaluate the written test is 15 multiple choice questions and 5 questions of essay. The data analysis technique to study students’ activeness data is the comparison technique. The researcher compared the improvement of students’ activeness average score in cycle I and cycle II. The data analysis technique to evaluate the written test is by comparing the increase of the number of students who meet the KKM in cycle I and cycle II, and by comparing the class’ average score in cycle I and cycle II.

The results showed that in learning students activities should occur increasing he percentage of students than meets the criteria for good and very good on student liveliness cycle I and cycle II. This increase can be shown from the percentage of students in the cycle of activity that is 70.59% increased to 100% in the cycle II. The research result of the written test evaluation shows that in cycle I, the students who meet the KKM reach 52.94%; this is higher than the initial condition which was only 47.06%. The students who meet the KKM in cycle II is 76.47%. Meanwhile, the class’ average score in cycle I attained 64.82%, increasing from the initial condition which was only 58. The class’ average score in cycle II is 73.18. Therefore, it can be concluded that there is an improvement in the number of students who meet the KKM, the class’ average score, and the average score of students’ activities.


(13)

x

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi syarat kelulusan program S1 PGSD Universitas Sanata Dharma.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan yang sangat bermanfaat, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu hingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi PGSD USD. 3. Dra. Maslichah Asy’ari, M. Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Dosen PGSD Universitas Sanata Dharma.

5. Panitia penguji Ujian Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti ujian.

6. Kepala Sekolah, Guru serta siswa SD Muhammadiyah Demangrejo. 7. Semua pihak yang telah memberikan sumbangan pikiran kepada penulis

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan


(14)

xi

saran dari semua pihak yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.


(15)

xii

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4


(16)

xiii

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Kajian Teori ... 6

1. Prestasi Belajar ... 6

a. Pengertian ... 6

b. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .... 7

2. Pendekatan Kontekstual ... 11

a. Pengertian ... 11

b. Prinsip Ilmiah Pendekatan Kontekstual ... 12

c. Aspek/ Komponen Pendekatan Kontekstual .... 13

3. IPA ... 17

a. Pengertian IPA ... 17

b. Hakekat IPA ... 18

c. Pembelajaran IPA di SD ... 19

4. Daur Hidup Hewan ... 20

B. Kerangka Berfikir ... 24

C. Penelitian Yang Relevan ... 25

D. Perumusan Hipotesis ... 26

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A. Setting Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27


(17)

xiv

xiv

D. Peubah ... 28

E. Pengumpulan Data dan Instrumen ... 29

F. Penyusunan Instrumen ... 29

G. Validasi ... 38

H. Metode Analisis Data ... 38

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Hasil Penelitian ... 40

a. Siklus I ... 41

b. Siklus II ... 47

B. Pembahasan ... 54

a. Siklus I ... 54

b. Siklus II ... 55

BAB V. PENUTUP ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 29

Tabel 2 Lembar pengamatan Aktivitas Siswa ... 29

Tabel 3 Peningkatan Prestasi Belajar Yang Diharapkan ... 33

Tabel 4 Penyusunan Soal Ulangan Pada Siklus I ... 34

Tabel 5 Penyusunan Soal Ulangan Pada Siklus II ... 35

Tabel 6 Kriteria Skor Pilihan Ganda ... 35

Tabel 7 Kriteria Skor Uraian ... 36

Tabel 8 Kisi-kisi Soal Siklus I ... 36

Tabel 9 Kisi-kisi Soal Siklus II ... 37

Tabel 10 Analisis Data Awal Tes Tertulis ... 39

Tabel 11 Nilai Hasil Evaluasi Siklus I ... 40

Tabel 12 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I ... 44

Tabel 13 Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I ... 45

Tabel 14 Nilai Hasil evaluasi Siklus II ... 49

Tabel 15 Nilai Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II ... 51

Tabel 16 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II ... 52


(19)

xvi

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Metamorfosis Kupu-kupu ... 21

Gambar 2 Metamorfosis Katak ... 22

Gambar 3 Metamorfosis Nyamuk ... 22

Gambar4 Metamorfosis Lalat ... 23

Gambar 5 Metamorfosis Kecoa ... 24


(20)

xvii

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 1 Perbandingan Nilai Rata-rata dan Persentase Pada Kondisi Awal dengan

Siklus I ... 55 Grafik 2 Perbandingan Nilai Rata-rata dan Persentase Pada Kondisi Awal, Siklus I


(21)

xviii

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Universitas ... 61

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari Sekolah ... 62

Lampiran 3 Silabus ... 63

Lampiran 4-7 RPP ... 67

Lampiran 8 -11 LKS ... 79

Lampiran 12 - 13 Soal Evaluasi ... 91

Lampiran 14 - 19 Kunci Jawaban ... 99

Lampiran 20 – 21 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ... 108

Lampiran 22 Hasil Pekerjaan Siswa ... 112


(22)

 

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan dari prestasi belajar. Prestasi be-lajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa dalam usaha bebe-lajar sebagaima-na yang dinyatakan dalam rapor.

Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang diinginkan. Hasil prestasi belajar tersebut dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Prestasi belajar dapat dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah di-capai oleh setiap anak pada periode tertentu yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.

Di SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo prestasi belajar siswa masih rendah terutama untuk materi daur hidup hewan. Ini dapat terlihat dari jumlah siswa yang tuntas atau mencapai standar KKM hanya sekitar 8 siswa dari 17 siswa dengan nilai rata-rata kelas 58. Untuk SD Muhammadiyah De-mangrejo, Kulon Progo Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk materi daur hidup hewan adalah 65. Ini dapat kita simpulkan bahwa siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo kurang mampu menguasai ma-teri yang disampaikan.


(23)

  2

Jika diamati kondisi pembelajaran IPA di SD Muhammadiyah Demangre-jo, Kulon Progo guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa merasa ku-rang tertarik dalam belajar. Siswa akan lebih menguasai materi yang diajarkan apabila siswa tersebut menemukan sendiri pengetahuannya melalui kegiatan aktif selama pembelajaran berlangsung. Selain itu, guru tidak menggunakan pendekatan yang sesuai dengan materi dan kondisi siswa dalam kehidupan se-hari-hari.

Penggunaan pendekatan kontekstual diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo terutama materi daur hidup hewan. Pendekatan yang baik adalah pendekatan yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Menurut teori J. Peaget da-lam Parkay (2011:58) pada usia SD kelas IV merupakan tahap operasional konkret (concrete operational) yang artinya anak dalam pengerjaan-pengerjaan logis dapat dilakukan dengan benda-benda konkret dan nyata. Dengan bantuan benda nyata anak akan lebih mudah untuk memahami suatu hal.

Dengan demikian untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo materi daur hidup hewan diperlukan pendekatan kontekstual. Dengan pendekatan kontekstual akan membantu siswa untuk menghubungkan antara apa yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa. Menurut Muslich (2007:40) pendekatan kontekstual merupakan konsep pem-belajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan si-tuasi dunia nyata siswa, yang dapat mendorong siswa membuat hubungan


(24)

an-tara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan seha-ri-hari para siswa sebagai anggota keluarga dan anggota masyarakat. Dengan pendekatan ini siswa akan lebih mudah memahami materi dan merasa lebih tertarik dengan benda-benda yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Pendekatan kontekstual melibatkan tujuh komponen utama yaitu kon-struktivisme (constructivism), menemukan (inkuiri), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection) dan penilaian autentik (authentic assessment). Apabila tujuh kom-ponen tersebut dilaksanakan siswa akan lebih mudah mengembangkan piki-rannya dan mendorong rasa keingintahuan siswa dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan pendekatan kontekstual diharapkan dapat me-ningkatkan prestasi belajar IPA materi daur hidup hewan di SD Muhamma-diyah Demangrejo, Kulon Progo.

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis mengambil judul “Peningkatan Prestasi Belajar IPA untuk Materi Daur Hidup Hewan Melalui Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo Tahun Pelajaran 2011/ 2012”. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.


(25)

  4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi seba-gai berikut.

1. Rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan siswa kelas IV di SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo.

2. Belum digunakannya pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPA materi daur hidup hewan siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas penelitian ini dibatasi pada peningka-tan prestasi belajar aspek kognitif dan aktivitas siswa melalui pendekapeningka-tan kon-tekstual serta dibatasi pada KD 4.1 Medeskripsikan daur hidup hewan di ling-kungan sekitar misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing.

D. Rumusan Masalah

Apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi be-lajar siswa dalam mata pebe-lajaran IPA materi daur hidup hewan kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo tahun pelajaran 2011/ 2012?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang diteliti, tujuan penelitian ini adalah untuk menge-tahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA marteri daur hidup hewan melalui pendekatan kontekstual siswa kelas IV SD Mu-hammadiyah Demangrejo, Kulon Progo tahun pelajaran 2011/ 2012.


(26)

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat disumbangkan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini menambah wawasan tentang sa-lah satu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi penulis sendiri, menambah pengalaman berharga mengenai penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran.

b) Bagi rekan-rekan guru, dapat menjadi salah satu contoh pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan pada materi lain, mata pelaja-ran lain, dan di kelas lain.

c) Untuk perpustakaan kampus dan sekolah, laporan penelitian ini dapat menambahkan satu bacaan yang dimanfaatkan untuk teman-teman mahasiswa dan guru sebagai contoh penelitian, terutama yang masih mengalami kesulitan melakukan penelitian dan belum berani untuk memulainya, sedangkan bagi yang sudah bias mela-kukannya dapat dijadikan sebagai bahan pembanding.


(27)

 

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Kajian Teori

1. Prestasi Belajar a. Pengertian

Winkel (1983:161) mengemukakan bahwa prestasi adalah bukti usaha yang dapat dicapai seseorang, sedangkan belajar merupakan meru-pakan usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan dan pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena kebetulan (Mulyati, 2005:5). Prestasi belajar menurut Winkel (1983:162) adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan prstasi belajar menurut Ngalim Purwanto (1986:28) adalah hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam rapot.

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomo-tor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan mengguna-kan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar dapat diny-atakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan ha-sil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil usaha yang dicapai oleh seseorang


(28)

setelah melaksanakan usaha-usaha belajar dimana prestasi belajar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat.

b. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi be-lajar, yaitu:

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor internal yaitu:

a) Kecerdasan/ intelegensi

Kecerdasan menurut Winkel (1983:264) adalah kemam-puan seseorang untuk belajar, kapasitas kognitif untuk berfikir. Ababila seorang siswa mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia akan mencapai prestasi bela-jar yang tinggi. Menurut Muhibbin (1999:135) semakin tinggi ke-mampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar pelua-ngnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemam-puan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya un-tuk meraih sukses. Oleh karena itu intelegensi/ kecerdasan yang baik merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang siswa da-lam usaha belajar.


(29)

  8

b) Bakat

Bakat sangat berperan terhadap prestasi belajar seseorang. Bakat merupakan kemampuan yang merupakan sesuatu yang lekat dalam diri seseorang (Hamzah dkk, 2009:7). Jadi, bakat me-rupakan potensi atau kemampuan yang dimiliki seseorangdan jika diberikan kesempatan untuk dikembangkan melaui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata. Oleh karena itu seseorang yang mempunyai bakat lebih berpeluang mempunyai prestasi yang baik apabila dikembangkan.

c) Minat

Menurut Simandjuntak (1986:47) minat adalah suatu sikap subjek terhadap objek atas dasar adanya kebutuhan dan kemungki-nan terpenuhinya kebutuhan itu. Menurut Elizabet B. Hurlock (1989:114) minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka be-bas memilih.

Berdasarkan pendapat di atas, minat adalah suatu sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang diinginkan dan muncul dari dalam diri. Bagi siswa, minat mempunyai peran yang penting dan mempunyai pengaruh yang be-sar terhadap proses pembelajaran. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan cara agar keinginan yang diinginkan dapat


(30)

terca-pai. Dalam hal ini guru perlu meningkatkan minat siswa agar pres-tasi belajar meningkat.

d) Motivasi

Motivasi dalam belajar itu sangat penting. Dalam pembela-jaran diharapkan siswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk be-lajar. Motivasi menurut Nasution (1995:73) adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi da-pat dibedakan menjadi dua yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan suatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar diri seorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa penga-laman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan se-bagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Faktor eksternal yang da-pat mempengaruhi prestasi belajar adalah:

a) Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyara-kat. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan dan bimbingan,


(31)

  10

sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.

Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Orangtua harus memberikan perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah.hatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun sehingga prestasi belajar dapat meningkat.

b) Keadaan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang san-gat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh ka-rena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk be-lajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelaja-ran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kuriku-lum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempen-garuhi hasil belajarnya.

c) Lingkungan masyarakat

Lingkungan merupakan faktor yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar siswa. Lingkungan mempenga-ruhi perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan di mana anak itu berada. Dengan demikian lingkungan membentuk


(32)

kepri-badian anak. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka ke-mungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada di-rinya, sehingga ia akan ikut belajar mengikuti temannya.

2. Pendekatan Kontekstual

a. Pengertian Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sering dikenal dengan sebu-tan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pendekatan tersebut menurut Elaine B. Johnson (2006:67) merupakan sebuah proses pendidikan yang ber-tujuan menolong siswa melihat makna di dalam materi akademik yang me-reka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan sehari-hari mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, social, dan keadaan budaya mereka. Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidu-pan mereka sehari-hari (Muslich, 2007;41).

Pendekatan kontekstual akan membantu peserta didik dan guru dalam pembelajaran. Siswa akan lebih mudah belajar dan siswa akan terdorong un-tuk mengerti makna belajar. Siswa diharapkan sadar bahwa apa yang mereka pelajari berguna bagi kehidupan.

Menurut penulis, pendekaan kontekstual adalah pendekatan yang men-gaitkan antara materi yang diajarkan dengan kondisi kehidupan sehari-hari


(33)

  12

siswa sehingga siswa akan lebih mudah membangun pengetahuannya sendiri sehingga tidak mudah terlupakan.

b.Prinsip Ilmiah Pendekatan Kontekstual

Ada tiga prinsip ilmiah dalam pendekatan kontekstual menurut Elaine Johnson (2005:68-89) yaitu:

1) Prinsip kesaling-bergantungan

Prinsip ini mengajak para pendidik untuk mengenali keterkaitan mereka dengan pendidik yang lainnya, dengan siswa, dengan masyarakat, dan dengan bumi. Prinsip kesaling-bergantungan menghubungkan semua hal yang ada di alam semesta dengan hal lainnya. Ini dapat membantu siswa membuat hubungan untuk menemukan makna.

2) Prinsip Diferensiasi

Prinsip deferensisasi mendorong untuk terus-menerus menghasilkan ke-ragaman yang tak terbatas, perbedaan, berlimpahan, dan keunikan dari alam semesta.

3) Prinsip pengaturan diri

Prinsip ini meminta para pendidik untuk mendorong setiap siswa menge-luarkan potensinya. Ini akan menolong para siswa mencapai keunggulan akademik, memperoleh keterampilan karier, dan mengembangkan karak-ter dengan cara menghubungkan tugas sekolah dengan pengalaman serta pengetahuan pribadinya.


(34)

c. Aspek atau Komponen Pendekatan Kontekstual

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa. Salah satu pendekatan yang berpusat pada siswa adalah pendekatan konteks-tual. Dengan pendekatan kontekstual diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, ini dikarenakan di dalam pendekatan tersebut menca-kup tujuh aspek yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan penge-tahuannya sendiri.

Menurut Sardiman A. M (2007: 223-229) tujuh aspek dalam pembelaja-ran kontekstual yaitu:

1) Teori konstruktivisme

Kontruktivisme merupakan landasan berfikir bagi pendekatan kon-tekstual. Pengetahuan yang riil bagi para siswa adalah sesuatu yang di-bangun atau ditemukan oleh siswa itu sendiri. Siswa harus merekon-struksi pengetahuan itu kemudian member makna melelui pengalaman nyata. Dalam hal ini siswa harus dilatih untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergulat dengan ide-ide dan kemudian mampu mengkonstruksinya. Elemen umum konstruk-tifis (Elaine B. Johnson, 2006:123) adalah guru memancing pengetahuan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran, guru tidak hanya menyajikan materi kepada siswa tetapi merespon upaya siswa untuk mempelajari materi, siswa tidak hanya menyerap informasi tetapi juga secara aktif menggunakan informasi itu untuk menyusun makna, guru menciptakan


(35)

  14

lingkungan social di kelas komunitas pembelajar dan memungkinkan siswa memikirkan satu sama lain dalam memecahkan masalah.

Proses pembelajaran dikemas atau dikelola menjadi proses mere-komstruksi, bukan hanya menerima informasi dari guru. Dalam hal ini siswa akan membangun sendiri pengetahuannya melalui keterlibatan se-cara aktif dalam proses pembelajaran.

2) Menemukan (Inkuiri)

Proses belajar adalah proses menemukan. Langkah-langkah menemukan (inkuiri) adalah:

a) Merumuskan masalah.

b)Mengamati atau melakukan observasi, termasuk membaca buku, mengumpulkan informasi.

c) Menganalisis dan menyajikan hasil karya dalam tulisan, laporan, gambar, tabel dan sebagainya.

d)Menyajikan, mengomunikasikan hasil karya di depan guru, teman se-kelas atau audien yang lain.

3) Bertanya (Questioning)

Pengetahuan yang dimiliki sesorang umumnya tidak terlepas dari aktivitas bertanya. Bertanya menunjukkan adanya perhatian terhadap materi yang dipelajari dan ada upaya untuk menemukan jawaban sebagai bentuk pengetahuan. Dalam pembelajaran, bertanya berguna untuk: a) Menggali informasi.


(36)

c) Membangkitkan respon siswa.

d)Mengetahui sejauhmana keingintahuan siswa. e) Mengetahui hal-hal yang telah diketahui siswa.

f) Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru. g)Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa.

h)Menyegarkan kembali pengetahuan siswa. 4) Masyarakat belajar (Learning Community)

Guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran secara kelom-pok. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang anggotanya hete-rogen. Yang pandai mengajar yang lemah, yang sudah tahu memberi ta-hu temannya yang belum tata-hu, yang cepat menagkap mendorong teman-nya yang lamabat. Hal-hal yang dapat diwujudkan untuk mengembang-kan masyarakat belajar di kelas adalah:

a) Pembentukan kelompok kecil. b)Pembentukan kelompok besar. c) Mendatangkan ahli di kelas. d)Bekerja dengan kelas sederajat.

e) Bekerja kelompok dengan kelas di atasnya. f) Bekerja dengan masyarakat.


(37)

  16

5) Pemodelan (Modelling)

Salah satu komponen pendekatan kontekstual adalah pemodelan. Dalam pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu membutuh-kan model yang ditiru. Dalam pendekatan kontekstual guru bumembutuh-kan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Ke-mungkinan siswa ada yang pernah melakukan ataupun sudah mengetahui cara bekerjanya. Mereka dapat belajar dari pengalaman yang sudah me-reka dapat.

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berfikir atau perenungan tentang apa yang ba-ru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan pada masa lalu. Wujud refleksi antara lain berupa:

a) Pernyataan langsung siswa tentang apa yang diperoleh setelah mela-kukan pembelajaran.

b)Catatan atau jurnal di buku siswa.

c) Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu. d)Diskusi.

e) Hasil karya.

7) Penilaian yang autentik

Penilaian adalah proses pengumpulan data yang dapat memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Penilaian autentik adalah peni-laian yang dilakukan selama pembelajaran dan sesudah pembelajaran berlangsung, bukan hanya pada saat pengerjaan ulangan saja.


(38)

Ciri-ciri penilaian yang autentik:

a) Dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran berlangsung. b)Dapat digunakan untuk formatif dan sumatif.

c) Yang diukur keterampilan dan performan, bukan mengingat fakta. d)Berkesinambungan.

e) Terintegrasi.

f) Dapat digunakan sebagai feed back.

Wujud kegiatan penilaian antara lain dapat berupa kegiatan dan la-poran, PR, kuis, presentasi dan penampilan siswa, demonstrasi, karya siswa, karya tulis, jurnal, hasil tes tulis.

Tujuh aspek atau komponen pendekatan kontekstual tersebut apabila di-terapkan dalam pembelajaran, diharapkan siswa akan lebih mudah memahami materi dan guru tidak hanya satu-satunya sumber belajar. Siswa akan lebih ak-tif dalam mengikuti pembelajaran dan mereka akan merasa senang dengan pe-laksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual. Sehingga diharapkan prestasi belajar siswa dapat meningkat setelah digunakannya pen-dekatan kontekstual.

3. IPA

a. Pengertian IPA

Dalam Srini M. Iskandar (1997: 2), kata IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris “Natural science”. Natural artinya alamiah, berhubun-gan denberhubun-gan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara harafiah,


(39)

  18

IPA merupakan ilmu tentang alam, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.

b.Hakekat IPA

1) IPA sebagai produk.

Bentuk IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori IPA. Fakta dalam IPA adalah pernyataan tentang benda yang benar-benar ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara obyektif. Konsep dalam IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA. Prin-sip IPA yaitu generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep IPA. Hukum alam adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima meskipun juga bersifat tentatif tetapi karena mengalami pengujian-pengujian yang lebih keras daripada prinsip, maka hokum bersifat lebih kekal. Teori ilmiah adalah kerangka yang lebih luas dari fakta, konsep, dan prinsip yang sal-ing berhubungan.

2) IPA sebagai proses.

IPA sebagai proses adalah memahami bagaimana mengumpulkan fakta-fakta dan memahami bagaimana menghubungkan fakta-fakta untuk menginterpretasikannya.

Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak-anak didefinisikan oleh Paolo Marten (dalam Srini M. Iskandar, 1997: 15).

a) Mengamati apa yang terjadi.


(40)

c) Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi.

d)Menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar.

c. Pembelajaran IPA di SD

Pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman be-lajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan baik proses maupun produk. Pembelajaran SD menggunakan kurikulum 2006 (KTSP) dengan tujuan mata pelajaran IPA terutama pada materi daur hidup hewan di kelas IV semester ganjil diantaranya untuk mengembangkan pengetahuan, dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling ber-kaitan antara IPA dengan lingkungan sekitar.

Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata sis-wa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang di-milikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pene-rapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan pen-dekatan kontekstual dalam materi daur hidup hewan.

Di SD, materi daur hidup hewan diajarkan di kelas IV semester ganjil. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tentang daur hidup hewan adalah sebagai berikut:


(41)

  20

Standar Kompetensi:

4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup.

Kompetensi Dasar:

4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misal-nya kecoa, misal-nyamuk, kupu-kupu, kucing.

Setiap makhluk hidup mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan dapat di-ketahui dari adanya perubahan pada bentuk maupun ukuran. Ada makhluk hi-dup yang mengalami pertambahan ukuran saja. Ada juga makhluk hihi-dup yang mengalami pertambahan ukuran juga mengalami perubahan bentuk (Rositawa-ty,dkk , 2008:45).

Daur hidup artinya lingkaran hidup dari telur sampai dapat menghasilkan telur. Pertumbuhan dan perkembangan hewan dapat dikelompokkan menjadi dua (Heri Sulistyanto, 2008:52), yaitu:

1. Tanpa Metamorfosis

Metamorfosis adalah perubahan-perubahan bentuk yang terjadi dalam daur hidup hewan. Oleh karena itu, hewan yang tanpa melalui metamorfosis ti-dak mengalami perubahan bentuk tetapi mengalami perubahan ukuran saja.

2. Dengan Metamorfosis a. Metamorfosis sempurna

Metamorfosis sempurna yaitu bentuk sebelum dewasa dan sesudah dewa-sa berbeda. Contohnya pada kupu-kupu, katak, nyamuk, dan lalat.


(42)

Kupu-kupu dewasa bertelur di atas dedaunan. Beberapa hari kemu-dian telur akan menetas. Setelah menetas, muncul larva atau ulat. Umumnya makanan ulat adalah dedaunan. Setelah cukup dewasa, ulat akan membentuk kepompong, inilah ulat tumbuh dan berkembang menjadi kupu-kupu. Setelah tumbuh dengan sempurna kupu-kupu akan keluar dari kepompong. Pada umumnya makanan kupu-kupu adalah sari bunga.

Gambar 1 Metamorfosis kupu-kupu 2) Daur hidup katak

Daur hidup katak berawal dari telur. Telur menetas menjadi berudu atau kecebong. Berudu tumbuh menjadi berudu berkaki, katak muda berekor, katak muda tidak berekor, akhirnya menjadi katak dewasa. Katak termasuk golongan hewan amphibi yaitu hewan yang hidup di air dan di darat.

Metamorfosis katak tidak mengalami tahapan kepompong seperti pada kupu-kupu. Tetapi tetap mengalami tahapan larva yang disebut kecebong. Selama mengalami perubahan bentuk, katak mengalami pe-rubahan alat pernafasan. Ketika dalam bentuk berudu atau kecebong,


(43)

  22

hidupnya di air dan bernafas menggunakan insang. Setelah berubah menjadi katak dewasa, hidupnya banyak di darat dan bernafas meng-gunakan paru-paru.

Gambar 2 Metamorfosis katak

3) Daur hidup nyamuk

Pada umumnya nyamuk bertelur di permukaan air. Setelah itu telur akan menetas menjadi jentik-jentik. Jentik-jentik nyamuk kemudian berkembang menjadi kepompong dan lahirlah nyamuk dewasa.

Gambar 3 Metamorfosis nyamuk 4) Daur hidup lalat

Daur hidup lalat bermula dari telur yang dikeluarkan oleh lalat be-tina. Jika telur lalat menetas, akan keluar belatung atau larva. Kemu-dian larva akan berubah menjadi kepompong, dan akhirnya menjadi


(44)

la-lat dewasa. Lala-lat dapat menyebarkan kuman penyakit antara lain tifus, kolera, disentri, difteri, dan polio.

Gambar 4 Metamorfosis lalat b. Metamorfosis tidak sempurna

Metamorfosis tidak sempurna merupakan perkembangbiakan hewan yang saat lahir tidak terlalu berbeda bentukya dengan hewan dewasa hanya saja ukurannya lebih kecil. Pada metamorfosis tidak sempurna, te-lur berubah menjadi nimfa yang bentuknya seperti imago. Ukurannya le-bih kecil dan strukturnya kurang lengkap. Nimfa artinya bentuk tubuh hewan muda dari kelompok hewan yang megalami metamorfosis tidak sempurna. Nimfa kemudian tumbuh menjadi imago (serangga dewasa). 1) Daur hidup kecoa

Daur hidup kecoa tidak melalui tahap kepompong. Bentuk kecoa muda mirip dengan kecoa dewasa. Setelah telur menetas, lahirlah ke-coa muda yang tidak bersayap. Selanjutnya keke-coa muda tumbuh men-jadi kecoa dewasa yang bersayap.


(45)

  24

Gambar 5 Metamorfosis kecoa

2) Daur hidup belalang

Belalang berkembang biak dengan bertelur. Setelah telur menetas muncul belalang muda. Pada waktu masih muda, belalang tidak ber-sayap. Setelah menjadi dewasaya akan tumbuh.

Gambar 6 Metamorfosis belalang

B.Kerangka Berfikir

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari proses belajar deng-an melakukdeng-an pengukurdeng-an terhadap peserta didik ydeng-ang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar dapat dinyatakan dalam bentuk angka, huruf ataupun kalimat yang menjelaskan hasil pretasi yang dicapai. Prestasi belajar dikatakan baik apabila memenuhi tujuan


(46)

yang diinginkan. Sedangkan prestasi belajar dikatakan kurang apabila hasil belajar kurang dari KKM yang diinginkan. Pendekatan kontekstual menawarkan pembe-lajaran yang mengaitkan antara materi pembepembe-lajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan kehidupan sehari-harinya. Pendekatan kontekstual juga sesuai dengan perkembangan siswa. Dengan demikian siswa merasa senang dalam pem-belajaran dan mendorong anak untuk menguasai yang diberikan guru.

Dengan pendekatan kontekstual dalam materi daur hidup hewan akan mempermudah siswa dalam membangun pengetahuannya karena sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Dengan demikian, rendahnya prestasi belajar materi daur hidup hewan ke-las IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo akan ditingkatkan dengan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual.

C.Penelitian yang Relevan

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aris Budi Nugroho (2011) mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Un-iversitas Sanata Dharma dengan judul “Peningkatan Kemampuan Mengarang dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas 5 SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010/ 2011”.

Adapun kesimpulan yang diambil oleh Aris yaitu dengan pembelajaran kontekstual akan mendorong siswa untuk menemukan makna pembelajaran, selain itu juga mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan hal di atas memper-kuat dan sebagai gambaran dalam peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas


(47)

  26

IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo materi daur hidup hewan den-gan menggunakan pendekatan kontekstual.

D.Perumusan Hipotesis

Penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo semester ganjil tahun pelajaran 2011/ 2012.


(48)

27 

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian

1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada 5 Oktober 2012 sampai dengan 13 Oktober 2012 di SD Muhammadiyah Demangrejo, Demangan, Demangrejo, Sentolo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo yang berjumlah 17 siswa.

3. Objek Penelitian

Peningkatan prestasi belajar menggunakan pendekatan kontekstual pa-da mata pelajaran IPA materi pa-daur hidup hewan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian tersebut dilakukan hanya dalam satu kelas, maka sampel untuk penelitian tersebut merupakan seluruh siswa kelas IV SD Muham-madiyah Demangrejo.


(49)

  28

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang dila-kukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan se-bagainya (Meniff, 1992 dalam Suharsimi dkk., 2006: 102). Penelitian ini menekankan pada peningkatan prestasi belajar siswa melalui pendekatan kontekstual.

D. Peubah

1. Jenis Peubah

Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis peubah yaitu (1) proses pembela-jaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan (2) prestasi belajar siswa.

2. Definisi Operasional Peubah

a. Pendekatan kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mem-bantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan dunia nyata siswa yang dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidu-panpara siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

b. Prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseo-rang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.


(50)

E. Pengumpulan Data dan Instrumen

Peubah, data, pengumpulan data, instrumen adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian

No Peubah Data Pengumpulan

Data Instrumen

1. Pembelajaran dengan menggu-nakan pendekatan kontekstual. Hasil penga-matan aktivi-tas siswa da-lam kegiatan pembelajaran.

Pengamatan Lembar pengamatan

2.

Prestasi belajar yang berhubun-gan denberhubun-gan daur hidup hewan.

Skor Tes tertulis Soal

F. Penyusunan Instrumen

Instrumen yang disusun ada 2 macam, yaitu instrumen pembelajaran dan pengumpulan data. Instrumen pembelajaran meliputi silabus, RPP, LKS dan instrumen pengumpulan data meliputi soal siklus 1, soal siklus 2. In-strumen pengumpulan data aktivitas siswa adalah lembar pengamatan ak-tivitas siswa selama pembelajaran.

1. Instrumen aktivitas siswa

Tabel 2. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

No. Siswa

Aspek Yang Dinilai

A B C D E 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4


(51)

  30

Aspek yang dinilai:

A: Keaktifan dalam kelompok B: Kerjasama dalam kelompok C: Tanggung jawab

D: Frekuensi menjawab pertanyaan dari guru E: Kesesuaian jawaban

Skor:

1: kurang 3 : baik 2: cukup 4: sangat baik

Untuk mengetahui kriteria nilai yang diperoleh adalah dengan menberikan tanda centang (√) pada kriteria yang sesuai.

Jumlah Skor Kriteria

16-20 Sangat Baik

11-15 Baik 6-10 Cukup


(52)

2. Instrumen pembelajaran a. Penyusunan Silabus

Silabus

Satuan Pendidikan : ……….. Kelas/ Semester : ……….. Alokasi Waktu : ………..

I. Standar Kompetensi II. Kompetensi Dasar

III. Materi Pokok Pembelajaran IV. Indikator Hasil Belajar V. Kegiatan Pembelajaran VI. Pendekatan

VII. Penilaian VIII. Sumber Belajar

b. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam pengembangan RPP terdapat empat bagian pokok yaitu (1) Identitas yang berisi nama sekolah, tanggal, pertemuan ke, kelas, semester, unit/ tema, alokasi waktu (2) Informasi tentang standar kom-petensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok pembelajaran, (3) Rencana pembelajaran terdiri atas tiga bagian yaitu kegiatan awal, ke-giatan inti, dan keke-giatan akhir dan (4) Sumber dan media pembelaja-ran.


(53)

  32

Untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dilihat pa-da bagian lampiran.

Contoh format RPP

RENCANA PELAKSANANAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : ……….

Mata Pelajaran : ……….. Hari/ Tanggal : ………... Kelas/ Semester : ……….. Unit/ Tema : ……….. Alokasi Waktu : ………..

I. Standar Kompetensi II. Kompetensi Dasar III. Indikator Hasil Belajar IV. Materi Pokok Pembelajaran

V. Rencana Pembelajaran

A. Kegiatan Awal (……menit) B. Kegiatan Inti (…..menit) C. Kegiatan Akhir (……menit) VI. Sumber dan Media Pembelajaran

c. Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) terdapat tiga bagian pokok yaitu sebagai berikut: (1) Identitas yang berisi nama se-kolah, mata pelajaran, hari/ tanggal, pertemuan ke, kelas, semester, unit/ tema, alokasi waktu (2) Informasi tentang indikator hasil belajar, petunjuk (3) Kegiatan belajar.


(54)

Untuk Lembar Kerja Siswa (LKS) selengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran.

Contoh Format LKS:

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Satuan Pendidikan : ………….. Mata Pelajaran : ………….. Hari/ tanggal : ………….. Kelas/ Semester : ………….. Unit/ Tema : ………….. Alokasi Waktu : …………..

I.Indikator Hasil Belajar II. Petunjuk (untuk siswa) III.Kegiatan Belajar

a. Kegiatan Belajar 1 b. Kegiatan Belajar 2

Refleksi (diisi pada akhir kegiatan) 3. Indikator Keberhasilan

Kondisi awal dan kondisi akhir prestasi belajar siswa materi daur hi-dup hewan yang diharapkan adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Peningkatan Prestasi Belajar yang Diharapkan

No. Indikator Kondisi

Awal Kondisi Akhir 1. Nilai rata-rata kelas 58 65 2. Jumlah siswa yang telah

mencapai KKM. 47.06%

65%


(55)

  34

Peningkatan yang diharapkan dapat kita lihat pada peningkatan nilai dari kondisi awal sampai akhir siklus.

3. Soal tes tertulis

Dalam siklus 1 dan siklus 2, bentuk soal adalah soal tertulis yang terdi-ri atas lima belas soal pilihan ganda dan lima soal uraian.

a. Siklus 1

Tabel 4. Penyusunan Soal Ulangan Pada Siklus 1 Kompetensi

Da-sar Indikator Hasil Belajar Soal 4.1

Mendeskrip-sikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan se-kitar misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kuc-ing.

• Siswa mampu menjelaskan penger-tian daur hidup.

• Siswa mampu mendeskripsikan ten-tang metamorfosis.

• Siswa mampu menjelaskan macam-macam metamorfosis hewan. • Siswa mampu menyebutkan contoh

hewan yang tanpa mengalami me-tamorfosis maupun yang mengala-mi metamorfosis.

• Siswa mampu menjelaskan penger-tian metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. • Siswa mampu menjelaskan daur

hidup kupu-kupu berdasarkan hasil mengurutkan potongan kertas di depan kelas.

• Siswa mampu menyebutkan keru-gian dari fase ulat dan keuntungan setiap fase kupu-kupu.

Jumlah soal 20 nomor yang terdiri dari 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian


(56)

b. Siklus 2

Tabel 5. Penyusunan Soal Ulangan Pada Siklus II Kompetensi

Da-sar Indikator Hasil Belajar Soal 4.1

Mendeskrip-sikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan se-kitar misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kuc-ing.

• Siswa mampu menjelaskan daur hidup katak dan daur hidup nyamuk. • Siswa mampu menggolongkan daur

hidup katak dan daur hidup nyamuk dalam metamorfosis sempurna atau-kah metamorfosis tidak sempurna. • Siswa mampu menjelaskan

peruba-han alat pernafasan pada daur hidup katak.

• Siswa mampu menjelaskan daur hidup belalang.

• Siswa mampu mencari contoh hewan yang ada di lingkungan sekitar yang termasuk dalam metamorfosis tidak sempurna.

Jumlah soal 20 nomor yang terdiri dari 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian

Kriteria skor:

Tabel 6. Kriteria Skor Pilihan Ganda

Kriteria Skor

Benar 1 Salah 0

Tabel 7. Kriteria Skor Uraian

Kriteria Skor Benar (100% benar) 3

Setengah benar (50% benar) 2 Hampir benar (25% benar) 1

Salah 0 Nilai setiap siswa diperoleh dari total skor yang diperoleh siswa dibagi 30 (skor total) dikalikan 100. Dikalikan 100 dimaksudkan untuk mempermudah pengubahan skor menjadi nilai dalam rentan-gan nilai 1-100.


(57)

  36

4. Kisi-kisi soal

Tabel 8. Kisi-kisi Soal Siklus I Materi daur Hidup Hewan

SK KD Indikator

Nomor Soal Pilihan

Ganda Uraian

4.Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hi-dup. 4.1Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, ku-pu-kupu, kucing.

Siswa mampu menjelaskan penger-tian daur hidup hewan.

1, 2

Siswa mampu mendeskripsikan ten-tang metamorfosis.

3 1

Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang tidak mengalami meta-morfosis maupun yang mengalami metamorfosis.

4, 15 3, 5

Siswa mampu menjelaskan penger-tian metamorfosis sempurna.

10

Siswa mampu mencari contoh hewan yang mengalami metamorfosis sem-purna.

11

Siswa mampu menjelaskan daur hi-dup kupu-kupu.

6, 7, 12 2

Siswa mampu menyebutkan keru-gian dari fase ulat dan keuntungan pada fase kupu-kupu.

5, 13

Siswa mampu menjelaskan daur hi-dup lalat


(58)

Tabel 9. Kisi-kisi Soal Siklus II Materi daur Hidup Hewan

SK KD Indikator

Nomor Soal Pilihan

Ganda Uraian 4.Memahami daur hidup beragam jenis mak-hluk hi-dup. 4.1Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkun-gan sekitar, misal-nya kecoa, misal-nyamuk, kupu-kupu, kucing

Siswa mampu menjelaskan daur hidup katak.

3, 5, 7, 8, 14

1, 3

Siswa mampu menjelaskan daur hidup nyamuk.

2, 4, 12, 13

4

Siswa mampu menjelaskan meta-morfosis tidak sempurna.

9, 11 5 Siswa mampu menyebutkan

con-toh hewan yang tergolong dalam metamorfosis tidak sempurna.

1, 15 2

Siswa mampu menjelaskan daur hidup kecoa dan daur hidup bela-lang.

6, 10

Rubrik Pengamatan Aktivitas Siswa

Aspek yang dinilai:

A: Keaktifan dalam kelompok B: Kerjasama dalam kelompok C: Tanggung jawab

D: Frekuensi menjawab pertanyaan dari guru E: Kesesuaian jawaban

Skor:

1: kurang 3 : baik 2: cukup 4: sangat baik

Untuk mengetahui kriteria nilai yang diperoleh adalah dengan memberikan tanda centang (√) pada kriteria yang sesuai.


(59)

  38

Jumlah Skor Kriteria

16-20 Sangat Baik

11-15 Baik 6-10 Cukup

< 6 Kurang Baik

G. Validasi

Dalam penelitian ini untuk validasi instrumen, yang peneliti lakukan den-gan mengkonsultasikan instrumen yang digunakan kepada dosen pem-bimbing.

H. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data berdasarkan tes yang di-laksanakan setiap akhir siklus. Dari hasil tes tersebut dapat diketahui jum-lah siswa yang tejum-lah mencapai batas KKM.

Untuk memperoleh nilai prestasi belajar siswa yang dicari, digunakan ru-mus sebagai berikut:

 

Untuk menghitung nilai rata-rata kelas, digunakan rumus sebagai berikut:

   

Untuk menghitung persentase pencapaian KKM, digunakan rumus sebagai berikut :


(60)

         

Untuk menghitung persentase keaktifan siswa, digunakan rumus :

 

   


(61)

40 

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV yang berjumlah 17 siswa. Penelitian ini dimulai tanggal 5 Oktober sampai 13 Oktober 2011.

Penelitian ini dilaksanaankan dengan dua siklus dengan jumlah 8 jam pelajaran. Siklus I terdiri dari 2 pertemuan dengan jumlah 4 jam pelajaran, be-gitupula siklus II terdiri dari 2 pertemuan dengan jumlah 4 jam pelajaran. Ke-dua siklus menggunakan pendekatan kontenstual.

Adapun hasil penelitian pada kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo dalam pembelajaran materi daur hidup hewan sebelum dan sesudah menggu-nakan pendekatan kontekstual sebagai berikut :

1. Kemampuan Awal

Data awal ini didapat dari hasil penilaian guru kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo. Adapun nilai sebagai data awal sebagai be-rikut:

Tabel 10. Analisis Data Awal Data Jumlah

Siswa

Jumlah siswa yang memenuhi KKM (65)

Persentase Nilai Ra-ta-rata


(62)

2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan ini peneliti menyiapkan instrumen yang terdiri dari sumber belajar, media belajar, rubrik penilaian, rencana pelaksa-naan pembelajaran, lembar kerja siswa dan lembar refleksi. Pembelaja-ran akan dikemas menggunakan pendekatan kontekstual. PembelajaPembelaja-ran akan dilaksanakan sesuai dengan komponen pendekatan kontekstual, meliputi: pemodelan, bertanya, lingkungan sekolah, menemukan, ma-syarakat belajar dan refleksi.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Siklus pertama dilaksanakan pada hari Rabu 5 Oktober 2011 pu-kul 09.30 sampai 10.45 dan hari Kamis 6 Oktober 2011 pupu-kul 09.30 sampai 10.45. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang sudah disusun oleh guru guna meningkatkan pema-haman tentang daur hidup hewan dengan pendekatan kontekstual. Rin-cian kegiatan siklus I sebagai berikut:

1) Pertemuan I a)Kegiatan Awal

Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka oleh guru dilanjutkan berdoa. Kemudian guru melakukan presensi dan pengecekan kesiapan siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dan dilanjutkan penyampaian tujuan pembelajaran.


(63)

  42

b)Kegiatan Inti

Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa. Siswa dalam kelompok diminta membaca ringkasan ma-teri yang dibagikan guru kemudian siswa bekerja dalam kelompok mengerjakan LKS tentang daur hidup hewan. Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa, lalu siswa bersama guru me-lakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari guna mengecek pemahaman siswa.

c)Kegiatan Akhir

Kegiatan ini siswa dan guru melakukan refleksi pelaksa-naan pembelajaran pada pertemuan ini. Siswa menyampaikan pe-rasaannya dan kesulitan yang dialami selama pembelajaran. Se-lanjutnya ditutup dengan salam penutup.

2) Pertemuan II a)Kegiatan Awal

Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka oleh guru. Kemudian guru melakukan presensi dan pengecekan kesia-pan siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa pembelajaran sebelumnya.

b)Kegiatan Inti

Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa. Siswa diminta membaca ringkasan materi yang dibagikan oleh guru. Siswa dalam kelompok mengerjakan LKS tentang daur


(64)

hidup hewan kemudian siswa bersama guru mencocokkan hasil kerja siswa. Setelah itu siswa bersama guru melakukan tanya ja-wab guna mengetahui pemahaman siswa.

c)Kegiatan Akhir

Kegiatan ini siswa dan guru mengungkapkan kesulitan atau pengalaman yang didapat setelah melakukan pembelajaran ini dan selanjutnya melaksanakan evaluasi.

c. Pengamatan

Pada siklus I siswa mendiskusikan LKS bersama kelompok yang telah dibagi sebelumnya. Pada saat kerja kelompok ada beberapa siswa yang kurang aktif dan hanya diam dalam kegiatan diskusi sehingga ker-jasama kelompok kurang terlihat. Setelah selesai mengerjakan LKS, perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Pada saat kegiatan presentasi ada beberapa siswa yang malu-malu saat ditunjuk oleh guru untuk mempresentasikan hasil diskusi serta malu saat diminta untuk menjawab pertanyaan.


(65)

  44

d. Hasil Penelitian Siklus I

1) Hasil evaluasi pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Hasil Evaluasi Materi Daur Hidup Hewan dengan Pendekatan Kontekstual SD Muhammadiyah Demangrejo Siklus I

No Nama Siswa Siklus I

Hasil Eva-luasi

Tuntas Tidak Tuntas

1 Siswa A 50 √

2 Siswa B 60 √

3 Siswa C 67 √

4 Siswa D 43 √

5 Siswa E 57 √

6 Siswa F 60 √

7 Siswa G 83 √

8 Siswa H 87 √

9 Siswa I 67 √

10 Siswa J 67 √

11 Siswa K 60 √

12 Siswa L 73 √

13 Siswa M 60 √

14 Siswa N 67 √

15 Siswa O 67 √

16 Siswa P 77 √

17 Siswa Q 57 √

Jumlah 1102 9 8

Berdasarkan data di atas siswa yang mencapai batas KKM pada siklusI,

yaitu :

 

= 52.94%


(66)

 

 

= 64.82

2) Hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus I sebagai berikut:

Tabel 12. Penilaian Aktivitas Siswa Materi Daur Hidup Hewan dengan Pendekatan Kontekstual SD Muhammadiyah Demangrejo

Siklus I

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Skor

1 Siswa A √ √ √ √ √ 10

2 Siswa B √ √ √ √ √ 10

3 Siswa C √ √ √ √ √ 10

4 Siswa D √ √ √ √ √ 10

5 Siswa E √ √ √ √ √ 15

6 Siswa F √ √ √ √ √ 14

7 Siswa G √ √ √ √ √ 15

8 Siswa H √ √ √ √ √ 16

9 Siswa I √ √ √ √ √ 12

10 Siswa J √ √ √ √ √ 15

11 Siswa K √ √ √ √ √ 14

12 Siswa L √ √ √ √ √ 11

13Siswa M √ √ √ √ √ 15

14 Siswa N √ √ √ √ √ 13

15 Siswa O √ √ √ √ √ 12

16 Siswa P √ √ √ √ √ 15

17Siswa Q √ √ √ √ √ 10

Total Aspek Yang Dinilai

A B C D E

Siswa No

 

Aspek yang dinilai:

A: Keaktifan dalam kelompok B: Kerjasama dalam kelompok

C: Tanggung jawab

D: Frekuensi menjawab pertanyaan dari guru E: Presentasi


(67)

  46

Kriteria : 4 : Sangat Baik 3 : Baik 2 : Cukup 1 : Kurang Baik

Tabel 13. Kriteria penilaian aktivitas siswa: Jumlah Skor Kriteria

16-20 Sangat Baik

11-15 Baik 6-10 Cukup

< 6 Kurang Baik

Berdasarkan data keaktivan siswa di atas, prosentase siswa dengan kriteria baik adalah :

 

 

= 70.59 % e. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, berikut hasil refleksi yang diperoleh :

1) Sebagian siswa masih pasif saat berdiskusi kelompok sehingga ker-jasama kelompok kurang. Sebagian siswa masih merasa malu apa-bila ditunjuk untuk menjawab pertanyaan ataupun mempresentasi-kan hasil diskusi kelompok.

2) Jumlah siswa yang ramai berkurang. Siswa lebih berkonsentrasi dengan kegiatan diskusi bersama kelompok.


(68)

3) Kesulitan yang dialami siswa yaitu membedakan fase-fase yang di-lalui oleh hewan yang mengalami metamorfosis.

4) Prestasi belajar siswa meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil evaluasi siswa siklus I dibandingkan dengan nilai sebelum dilaku-kan tindadilaku-kan. Nilai rata-rata mengalami peningkatan. Rata-rata se-belum dilakukan tindakan adalah 58 setelah dilakukan tindakan meningkat menjadi 64.82. Persentase pencapaian KKM pada siklus I awalnya 47.06% setelah dilakukan tindakan mencapai 52.94%. Sedangkan untuk keaktifan siswa, siswa yang memenuhi kriteria baik dan sangat baik meningkat dari kondisi awal menjadi 70.59%. 3. Siklus II

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan, peneliti menyiapkan instrumen yang terdiri dari sumber belajar, media belajar, rubrik penilaian, rencana pelaksa-naan pembelajaran, lembar kerja siswa dan lembar refleksi. Pembelaja-ran akan dikemas menggunakan pendekatan kontekstual. PembelajaPembelaja-ran akan dilaksanakan sesuai dengan komponen pendekatan kontekstual. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Siklus kedua dilaksanakan pada hari Rabu 12 Oktober 2011 pu-kul 09.30 sampai 10.45 dan hari Kamis 13 Oktober2011 pupu-kul 09.30 sampai 10.45. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang sudah disusun oleh guru. Berikut rincian kegiatan siklus II :


(69)

  48

1) Pertemuan III a)Kegiatan Awal

Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka oleh guru dilanjutkan berdoa. Kemudian guru melakukan presensi dan pengecekan kesiapan siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dan dilanjutkan penyampaian tujuan pembelajaran.

b)Kegiatan Inti

Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok 3-4 siswa. Siswa dalam kelompok diminta mengamati gambar daur hidup ka-tak dan daur hidup nyamuk. Siswa dalam kelompok mengerjakan LKS tentang daur hidup hewan.Siswa bersama guru mencocokkan hasil pekerjaan siswa. Siswa bersama guru melakukan tanya ja-wab tentang materi yang telah dipelajari.

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan ini siswa dan guru melakukan refleksi pelaksa-naan pembelajaran pada pertemuan ini. Siswa menyampaikan pe-rasaannya dan kesulitan yang dialami selama pembelajaran. Se-lanjutnya ditutup dengan salam penutup.

2) Pertemuan IV a)Kegiatan Awal

Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka oleh guru. Kemudian guru melakukan presensi dan pengecekan


(70)

kesia-pan siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa pembelajaran sebelumnya.

b)Kegiatan Inti

Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri atas 3-4 siswa. Siswa diminta membaca ringkasan materi yang telah diberikan oleh guru kemudian siswa dalam kelompok mengerja-kan LKS tentang daur hidup hewan. Siswa mempresentasimengerja-kan ha-sil kerja kelompok dan siswa bersama guru mengevaluasi peker-jaan siswa. Setelah itu siswa bersama guru melakukan tanya ja-wab tentang materi yang telah dipelajari.

c)Kegiatan Akhir

Kegiatan ini siswa dan guru melakukan refleksi dan men-gerjakan soal evaluasi siklus II dilanjutkan salam penutup. c. Pengamatan

Pada siklus II diskusi kelompok berjalan dengan lancar dan se-tiap siswa mampu bekerjasama dalam kelompok dengan baik. Siswa mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas kelompok. Se-lain itu siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompok di de-pan kelas dengan percaya diri.

d. Hasil Penelitian Siklus II

Hasil evaluasi siklus II adalah sebagai berikut: 1) Hasil Evaluasi Siklus II

Tabel 14. Hasil Evaluasi Materi Daur Hidup Hewan dengan Pendekatan Kontekstual SD Muhammadiyah Demangrejo Siklus II


(71)

  50

No Nama Siswa Siklus II Hasil

Eva-luasi

Tuntas Tidak Tuntas

1 Siswa A 60 √

2 Siswa B 63 √

3 Siswa C 67 √

4 Siswa D 60 √

5 Siswa E 77 √

6 Siswa F 70 √

7 Siswa G 90 √

8 Siswa H 93 √

9 Siswa I 67 √

10 Siswa J 73 √

11 Siswa K 67 √

12 Siswa L 77 √

13 Siswa M 70 √

14 Siswa N 77 √

15 Siswa O 83 √

16 Siswa P 87 √

17 Siswa Q 63 √

Jumlah 1244 13 4

Berdasarkan data di atas siswa yang mencapai batas KKM pada

siklus II, yaitu :

 

= 76.47%

Nilai rata-rata evaluasi siklus II yaitu:

 

   

= 73.18


(72)

Table 15. Nilai Evaluasi Siklus 1 dan 2 No Nama

Siswa

Siklus I Siklus II Hasil Evaluasi Tuntas Tidak Tuntas Hasil Evaluasi Tuntas Tidak Tuntas

1 Siswa A 50 √ 60 √

2 Siswa B 60 √ 63 √

3 Siswa C 67 √ 67 √

4 Siswa D 43 √ 60 √

5 Siswa E 57 √ 77 √

6 Siswa F 60 √ 70 √

7 Siswa G 83 √ 90 √

8 Siswa H 87 √ 93 √

9 Siswa I 67 √ 67 √

10 Siswa J 67 √ 73 √

11 Siswa K 60 √ 67 √

12 Siswa L 73 √ 77 √

13 Siswa M 60 √ 70 √

14 Siswa N 67 √ 77 √

15 Siswa O 67 √ 83 √

16 Siswa P 77 √ 87 √

17 Siswa Q 57 √ 63 √

Jumlah 1102 9 8 1244 13 4

Berdasarkan hasil evaluasi siklus 1 dan 2, dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan siswa yang memenuhi KKM adalah sebagai be-rikut :

n = N2 – N 1

n = 76.47% - 52.94%

n = 23.53%

2) Hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus II sebagai berikut:

Tabel 16. Aktivitas Siswa Materi Daur Hidup Hewan dengan Pen-dekatan Kontekstual SD Muhammadiyah Demangrejo Siklus II


(73)

  52

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Skor

1 Siswa A √ √ √ √ √ 12

2 Siswa B √ √ √ √ √ 12

3 Siswa C √ √ √ √ √ 12

4 Siswa D √ √ √ √ √ 13

5 Siswa E √ √ √ √ √ 14

6 Siswa F √ √ √ √ √ 14

7 Siswa G √ √ √ √ √ 17

8 Siswa H √ √ √ √ √ 19

9 Siswa I √ √ √ √ √ 14

10 Siswa J √ √ √ √ √ 16

11 Siswa K √ √ √ √ √ 15

12 Siswa L √ √ √ √ √ 12

13Siswa M √ √ √ √ √ 17

14 Siswa N √ √ √ √ √ 16

15 Siswa O √ √ √ √ √ 15

16 Siswa P √ √ √ √ √ 18

17Siswa Q √ √ √ √ √ 17

D Siswa

No Total

Aspek Yang Dinilai

A B C E

Aspek yang dinilai:

A: Keaktifan dalam kelompok B: Kerjasama dalam kelompok

C: Tanggung jawab

D: Frekuensi menjawab pertanyaan dari guru E: Presentasi

Kriteria : 4 : Sangat Baik 3 : Baik 2 : Cukup 1 : Kurang Baik


(74)

Tabel 17. Kriteria penilaian aktivitas siswa: Jumlah Skor Kriteria

16-20 Sangat Baik

11-15 Baik 6-10 Cukup

< 6 Kurang Baik

Berdasarkan data keaktivan siswa di atas, persentase siswa dengan kriteria baik adalah :

   

= 100% e. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung, berikut hasil refleksi yang diperoleh :

1) Pada saat berdiskusi kelompok ada siswa yang mengandalkan teman dalam kelompok.

2) Aktivitas siswa mengalami peningkatan dibandingkan pada saat siklus 1. Siswa mampu bekerjasama dengan baik bersama teman kelompok, sehingga siswa mampu meguasai materi. Pada siklus II ini tanggung jawab, frekuensi menjawab pertanyaan dari guru meningkat, dan pada saat presentasi kelompok siswa sudah me-rasa percaya diri.

3) Siklus II ini rata-rata siswa tidak mengalami kesulitan dalam mempelajari materi daur hidup hewan.


(75)

  54

4) Prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah Demangrejo menga-lami peningkatan. Hal ini terbukti dari hasil evaluasi siklus II siswa yang memenuhi KKM meningkat menjadi 76.47% dari 52.94% pada siklus I. Nilai rata-rata kelas siswa pada siklus II juga meningkat bila dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas siklus I. Nilai rata-rata kelas siswa pada siklus I adalah 64.82 sedangkan pada siklus II adalah 73.18. Selain itu, persentase keaktivan siswa yang memenuhi kriteria baik dan sangat baik meningkat dari 70.59% menjadi 100%.

B. Pembahasan

Berikut merupakan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada setiap siklus:

1. Siklus 1

Pada siklus I diadakan evaluasi yang dilakukan pada akhir siklus yaitu pada pertemuan kedua. Hasil evaluasi menunjukkan jumlah sis-wa yang telah memenuhi KKM adalah 52.94%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan apabila dibandingkan dengan kondisi awal yaitu 47.06%. Nilai rata-rata kelas pada siklus I juga mengalami pe-ningkatan apabila dibandingkan dengan kondisi sebelum dilakukan tindakan. Nilai rata-rata kelas pada siklus I adalah 64.82, sedangkan pada kondisi awal 58. Perbandingan jumlah siswa yang memenuhi KKM dan nilai rata-rata pada siklus I dengan kondisi awal dalam ben-tuk diagram adalah sebagai berikut:


(76)

0 10 20 30 40 50 60 70

Nilai Rata‐rata Persentase 58

47.06 64.82

52.94

Data Awal Siklus I

 

Grafik1 Perbandingan Nilai Rata-rata dan Persentase Pada Kondisi Awal dengan Siklus I

Selama proses pembelajaran peneliti juga melakukan pengama-tan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, terjadi peningka-tan aktivitas siswa dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Siswa lebih aktif misalnya saat bekerjasama dalam kelompok, menjawab pertanyaan dari guru, menanggapi presentasi. Suasana kelas lebih kondusif karena terjadi penurunan siswa yang ramai. Untuk persentase keaktivan siswa yang memenuhi kriteria baik dan baik sekali mening-kat menjadi 70.59% dari kondisi awal yang hanya 41.18%. Ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual dapat me-ningkatkan prestasi belajar siswa materi daur hidup hewan pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demengrejo.

2. Siklus 2

Berdasarkan hasil evaluasi pada akhir siklus II, siswa yang me-menuhi KKM sebesar 76.47%. Nilai rata-rata kelas pada siklus II mengalami peningkatan yakni 73.18, sedangkan pada siklus I nilai


(77)

ra-  56

ta-rata kelas siswa adalah 64.82. Perbandingan jumlah siswa yang memenuhi KKM dan nilai rata-rata pada kondisi awal, siklus I dengan siklus II dalam digram adalah sebagai berikut:

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Nilai Rata‐rata Persentase

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Grafik 2 Perbandingan Nilai Rata-rata Tes Tertulis dan Persentase Pada Kondisi Awal, Siklus I dengan Siklus II

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada siklus II kondisi kelas semakin kondusif karena siswa dituntut untuk lebih aktif dalam kelompok sehingga frekuensi untuk ramai berkurang, selain itu siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas lebih percaya di-ri. Pada siklus II ini, nilai siswa meningkat. Ini dikarenakan siswa sangat berperan aktif dalam diskusi kelompok sehingga mampu men-guasai materi dengan baik. Persentase keaktivan siswa yang memenu-hi kriteria baik dan baik sekali mengalami peningkatan dari 70.59% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II. Ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan


(78)

pres-tasi belajar siswa materi daur hidup hewan pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demengrejo.


(79)

58 

 

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai daur hidup he-wan dapat ditarik kesimpulan:

Penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan presta-si belajar presta-siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo materi daur hidup hewan. Terbukti dari persentase jumlah sis-wa yang mencapai KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) pada siklus I yaitu sebesar 52.94% dan pada siklus II yaitu 76.47%, sehingga ke-naikan prosentase pencapaian KKM dari siklus I ke siklus II adalah 23.53%. Selain itu juga dapat terbukti dari nilai rata-rata evaluasi pa-da siklus I yaitu 64.82 pa-dan papa-da siklus II yaitu 73.18, sehingga kenai-kan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II adalah 8.36. Aktivitas sis-wa selama proses pembelajaran juga mengalami peningkatan. Pe-ningkatan keaktifan siswa tersebut dapat terlihat dari jumlah siswa yang memenuhi kriteria baik dan baik sekali meningkat dari 70.59% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II.


(80)

B. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini sebagai beri-kut:

1 Guru disarankan menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran karena dengan pendekatan kontekstual, pembela-jaran menjadi aktif, efektif serta menyenangkan. Ini dikarenakan pendekatan kontekstual mampu mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata.

2 Pendekatan kontekstual dapat digunakan dalam mata pelajaran lain dan materi yang lain pula untuk meningkatkan kemampuan siswa dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa.

3 Dalam menggunakan pendekatan kontekstual, guru disarankan menggunakan seluruh komponen dalam pendekatan kontekstual yaitu kontruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian yang autentik. Dengan melak-sanakan tujuh komponen itu hasil dicapai akan maksimal.


(81)

60 

 

DAFTAR PUSTAKA

Aris, Budi N. 2011. Peningkatan Kemampuan Mengarangdengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas 5 SD Pangudi Luhur 3 Yo-gyakarta Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010/ 2011.Yogyakarta

Hamzah, dkk. 2009. Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hurlock, E. 1989. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Iskandar, Srini. 1996. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Departemen Pendidi-kan dan Kebudayaan

Johnson, Elaine. 2006. Contextual Teaching and Learning. Bandung: MLC Mardapi, Djemari. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes.

Yogya-karta: Penerbit Mitra Cendikia

Muhibbin. 1999. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Re-maja Rosdakarya

Mulyati. 2005. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Andi

Nasution, S. 1996. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Ngalim, Purwanto. 1986. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Muslich, Masnur. 2007. KTSP dan Kontekstual. Malang: Bumi Aksara

Parkay, Forrest. 2011. Menjadi Seorang Guru. Jakarta: PT. Indeks

Rositawaty, dkk. 2008. Senang Belajar IPA 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departe-men Pendidikan Nasional

Sardiman, A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja-wali

Simandjuntak, dkk. 1986. Dikdatik dan Metodik. Bandung: Gramedia Suharsimi, dkk. 2006. PenelitianTindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara Sulistyanto, Heri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD kelas IV. Surakarta:

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Surya, M. 2003. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy


(1)

5. Metamorfosis tidak sempurna. Karena hewan yang baru menetas mempunyai bentuk yang mirip dengan hewan dewasa, hanya ukuran hewan muda lebih kecil dan strukturnya kurang lengkap.

Penilaian:

Pilihan ganda

Kriteria Skor

Benar 1 Salah 0

Soal sulit (uraian)

Kriteria Skor Benar (100% benar) 3

Setengah benar (50% benar) 2 Hampir benar (25% benar) 1

Salah 0 Skor Total = (jumlah soal PG×skor maksimal) +(jumlah soal uraian × skor maksimal)


(2)

SIKLUS I

  Siswa Mendengarkan Penjelasan Guru 

   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

   

   


(4)

   

   

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

   

   

   


(6)

   

   

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar IPS siswa melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe team game tournament materi masalah sosial lingkungan setempat kelas IV MI Dayatussalam Cileungsi Bogor Jawa Barat Tahun pelajaran 2013/2014

0 4 121

Peningkatan motivasi belajar siswa kelas X melalui media audio visual pada mata pelajaran PAI di SMK Karya Ekopin

0 5 96

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA melalui pendekatan kontekstual pada konsep sumber daya alam di MI Terpadu Raudlatul Ulum Bedahan

0 3 140

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

Peningkatan hasil belajar IPS (pada studi perkembangan teknologi transportasi) melalui penerapan pendekatan belajar pembelajaran kontekstual siswa kelas IV MI Miftahusshibyan Curug Tangerang

1 19 97

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan bilangan pecahan melalui pembelajaran kontekstual pada siswa kelas III SD Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 6 0

Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan motivasi belajar PAI siswa SD Negeri Ciherang 01: penelitian tindakan kelas

1 8 0

Peningkatan hasil belajar PKn melalui pendekatan Think-Pair-Share

0 9 153

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKN siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun pelajaran 2013/2014

3 12 126