Tata Cara Analisis METODE PENELITIAN

39

H. Tata Cara Analisis

Data rekam medik pasien yang telah diperoleh akan diolah dengan metode statistika deskriptif dengan menghitung persentasenya. Data pasien akan dikelompokan terlebih dahulu sebagai berikut. a. Presentasi pasien anak dengan demam tifoid yang telah menerima terapi antibiotika berdasarkan jenis kelamin dengan menghitung jumlah pasien laki-laki dan perempuan dibagi total kasus dikali 100. b. Presentasi pasien anak dengan demam tifoid yang telah menerima terapi antibiotika berdasarkan umur dengan menghitung jumlah pasien dibagi total kasus dikali 100. c. Presentasi pasien anak dengan demam tifoid yang telah menerima terapi antibiotika berdasarkan jumlah pasien anak yang menderita demam tifoid tiap bulan dengan menghitung jumlah pasien yang sesuai kriteria per bulan dibagi total kasus dikali 100. d. Presentasi pasien anak dengan demam tifoid yang telah menerima terapi antibiotika berdasarkan distribusi diagnosis akhir demam tifoid dilakukan dengan menghitung jumlah pasien yang terdiagnosis demam tifoid dengan penyakit lain dan atau komplikasi atau tidak dibagi total kasus dikali 100. e. Presentasi pasien anak dengan demam tifoid berdasarkan penggunaan obat secara keseluruhan selama pasien dirawat inap dibagi total kasus dikali 100. 40 f. Presentasi pasien demam tifoid yang telah menerima terapi antibiotika berdasarkan jenisnya nama generik yang dilakukan dengan menghitung jumlah antibiotika dibagi total kasus dikali 100. g. Presentasi penggunaan antibiotika berdasarkan dosis dan frekuensinya dengan menghitung jumlah antibiotika dibagi total kasus dikali 100. h. Presentasi penggunaan antibiotika berdasarkan durasi dengan menghitung jumlah antibiotika dibagi total kasus dikali 100. i. Presentasi penggunaan antibiotika berdasarkan rute pemberiannya dengan menghitung jumlah antibiotika tiap rute dibagi total kasus dikali 100. j. Presentasi pasien demam tifoid yang telah menerima terapi antibiotika berdasarkan kategori ketepatan penggunaan antibiotika menurut Gyssens dibagi total kasus dikali 100. Selanjutnya dilakukan evaluasi kerasionalan penggunaan antibiotika berdasarkan alur metode Gyssens. Hasil evaluasi dikategorikan sebagai berikut. Kategori 0 = penggunaan antibiotika tepatbijak Kategori I = penggunaan antibiotika tidak tepat waktu Kategori IIA = penggunaan antibiotika tidak tepat dosis Kategori IIB = penggunaan antibiotika tidak tepat interval pemberian Kategori IIC = penggunaan antibiotika tidak tepat cararute pemberian Kategori IIIA = penggunaan antibiotika terlalu lama Kategori IIIB = penggunaan antibiotika terlalu singkat Kategori IVA = ada antibiotika lain yang lebih efektif 41 Kategori IVB = ada antibiotika lain yang kurang toksiklebih aman Kategori IVC = ada antibiotika lain yang lebih murah Kategoti IVD = ada antibiotika lain yang spektrum antibakterinya lebih sempit Kategoti V = tidak ada indikasi penggunaan antibiotika Kategoti VI = data rekam medik tidak lengkap dan tidak dapat dievaluasi

I. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain. 1. Penelitian ini menggunakan pendetakatan retrospektif yang memiliki keterbatasan dalam hal kelengkapan dan dapat terjadi kemungkinan adanya rekam medis yang tidak tidak jelas terbaca sehingga menjadi suatu kesulitan tersendiri bagi peneliti dalam pembacaan rekam medis. Hal ini dapat menimbulkan kesalahan interpretasi data dari peneliti sehingga menyebabkan bias bagi hasil penelitian. 2. Metode Gyssens yang digunakan untuk mengevaluasi kerasionalan penggunaan antibiotika dalam penelitian ini tidak selalu dapat diselaraskan dengan kondisi yang dialami pasien baik dari diagnosa awal sampai dengan outcome terapi pasien. Sangat sulit jika hanya berpatokan dengan teoritis dari buku-buku acuan tanpa mengetahui kondisi sebenarnya yang dialami pasien. Banyak kasus yang bertentangan dengan alur dalam metode ini namun outcome terapinya baik bagi pasien. Tujuan dari evaluasi menggunakan metode Gyssens adalah agar pasien mendapatkan obat yang paling efektif, aman, murah dengan regimen yang tepat. 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Anak Di Instalasi Rawat Inap Rsau Adi Soemarmo.

1 4 12

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Sayidiman Magetan Tahun 2014.

1 28 17

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Sayidiman Magetan Tahun 2014.

0 1 11

Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.

0 1 50

Evaluasi peresepan antibiotika pada pasien diare dengan metode gyssens di instalasi rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode April 2015.

0 4 213

Evaluasi peresepan antibiotika dengan metode gyssens pada pasien leptospirosis di RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Januari-Mei 2015.

1 10 242

Evaluasi peresepan antibiotika dengan metode gyssens pada pasien infeksi sepsis neonatal periode Maret-April 2015 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

0 7 188

Evaluasi penggunaan obat Hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015.

1 6 117

Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul

0 0 48

Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari-Desember 2010 - USD Repository

0 3 153