Antibiotika Prinsip Penggunaan Antibiotika Berdasarkan Permenkes 2011

20 dosis untuk anak 6 bulan sebesar 10 mgkghari untuk 3 hari, untuk anak dengan berat 15-25 kg sebesar 200 mghari untuk 3 hari, 26-35 kg sebesar 300 mgkg untuk 3 hari, dan 36-45 kg sebesar 400 mgkg untuk 3 hari untuk pemberian secara p.o Finch et al., 2010.

B. Antibiotika

Antibiotika adalah zat kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan jamur yang memiliki khasiat untuk menghambat perkembangbiakan atau membunuh mikroorganisme Sutedjo, 2008. Antibiotika dapat bekerja secara primer dengan menghentikan pembelahan sel bakteriostat atau dengan membunuh mikroorganisme secara langsung bakterisida Brooker, 2009. Menurut Setiabudy 2007, berdasarkan luas kerjanya antibiotika dibedakan sebagai berikut. 1. Antibiotika spektrum sempit Antibiotika spektrum sempit efektif melawan satu jenis organisme. Antibiotika berspektrum sempit bersifat selektif maka obat-obat ini lebih aktif dalam melawan organisme tunggal dari pada antibiotika berspektrum luas. 2. Antibiotika spektrum luas Antibiotika spektrum luas efektif terhadap organisme baik gram positif maupun gram negatif. Antibiotika spektrum luas seringkali dipakai untuk mengobati infeksi dimana mikroorganisme yang menyerang belum tentu di identifikasi dengan pembiakan dan sensitifitas. 21

C. Prinsip Penggunaan Antibiotika Berdasarkan Permenkes 2011

1. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan pada penggunaan antibiotika a. Resistensi Mikroorganisme Terhadap Antibiotika Resistensi adalah kemampuan bakteri untuk menetralisir dan melemahkan daya kerja antibiotika. b. Faktor Farmakokinetik dan Farmakodinamik Pemahaman mengenai sifat farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotika sangat diperlukan untuk menetapkan jenis dan dosis antibiotika secara tepat. c. Faktor Interaksi dan Efek Samping Obat Pemberian antibiotika secara bersamaan dengan antibiotika lain, obat lain atau makanan dapat menimbulkan efek yang tidak diharapkan. Efek dari interaksi yang dapat terjadi cukup beragam mulai dari yang ringan seperti penurunan absorbsi obat atau penundaan absorbsi hingga meningkatkan efek toksik obat lainnya. d. Faktor biaya Antibiotika yang tersedia di Indonesia bisa dalam bentuk obat generik, obat merek dagang, obat originator atau obat yang masih dalam lindungan hak paten obat paten. Harga antibiotika dengan kandungan yang sama bisa berbeda hingga 100 kali lebih mahal dibanding generiknya. Sediaan parenteral bisa 1000 kali lebih mahal dari sediaan oral dengan kandungan yang sama. Peresepan antibiotika yang mahal dengan harga diluar batas kemampuan keuangan pasien akan berdampak pada tidak terbelinya 22 antibiotika oleh pasien sehingga mengakibatkan terjadinya kegagalan terapi. 2. Prinsip penggunaan antibiotika untuk terapi empiris dan definitif a. Antibiotika Terapi Empiris Penggunaan antibiotika untuk terapi empiris adalah penggunaan antibiotika pada kasus infeksi yang belum diketahui jenis bakteri penyebabnya. Rute pemberian antibiotika oral seharusnya menjadi pilihan pertama untuk terapi infeksi. Pada infeksi sedang sampai berat dapat dipertimbangkan menggunakan antibiotika parenteral. Lama pemberian antibiotika empiris diberikan untuk jangka waktu 48-72 jam, selanjutnya harus dilakukan evaluasi berdasarkan data mikrobiologis dan kondisi klinis pasien serta data penunjang lainnya. b. Antibiotika Terapi Definitif Penggunaan antibiotika untuk terapi definitif adalah penggunaan antibiotika pada kasus infeksi yang sudah diketahui jenis bakteri penyebab dan pola resistensinya. Rute pemberian antibiotika oral seharusnya menjadi pilihan pertama untuk terapi infeksi. Pada infeksi sedang sampai berat dapat dipertimbangkan menggunakan antibiotika parenteral. Jika kondisi pasien memungkinkan, pemberian antibiotika parenteral harus segera diganti dengan antibiotika per oral. Lama pemberian antibiotika defenitif berdasarkan pada efikasi klinis untuk eradikasi bakteri sesuai diagnosis awal yang telah dikonfirmasi dan selanjutnya harus dilakukan 23 evaluasi berdasarkan data mikrobiologis dan kondisi klinis pasien serta data penunjang lainya.

D. Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Anak

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Anak Di Instalasi Rawat Inap Rsau Adi Soemarmo.

1 4 12

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Sayidiman Magetan Tahun 2014.

1 28 17

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Sayidiman Magetan Tahun 2014.

0 1 11

Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.

0 1 50

Evaluasi peresepan antibiotika pada pasien diare dengan metode gyssens di instalasi rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode April 2015.

0 4 213

Evaluasi peresepan antibiotika dengan metode gyssens pada pasien leptospirosis di RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Januari-Mei 2015.

1 10 242

Evaluasi peresepan antibiotika dengan metode gyssens pada pasien infeksi sepsis neonatal periode Maret-April 2015 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

0 7 188

Evaluasi penggunaan obat Hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015.

1 6 117

Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul

0 0 48

Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari-Desember 2010 - USD Repository

0 3 153