2. Perbandingan rata-rata kadar HDL responden pada BMI ≥ 25 kgm
2
dan BMI 25 kgm
2
Data kelompok kadar HDL responden dengan BMI
≥ 25kgm
2
dan kelompok kadar HDL responden dengan BMI 25 kgm
2
diuji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro Wilk karena kedua kelompok tersebut memiliki jumlah
data kurang dari 50. Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,117 untuk BMI
≥
25 kgm
2
dan 0,826 untuk BMI 25 kgm
2
. Dari hasil uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa pada data kelompok BMI
≥ 25 kgm
2
dan BMI 25 kgm
2
terdistribusi normal karena nilai signifikansi dari kedua kelompok lebih dari 0,05, sehingga tahap pengujian selanjutnya dilakukan dengan menggunakan uji t tidak
berpasangan untuk membandingkan rata-rata dari kelompok BMI
≥ 25 kgm
2
dan kelompok BMI 25 kgm
2
. Hasil nilai signifikansi dari uji t tidak berpasangan yang telah dilakukan yaitu sebesar 0,038, yang menunjukkan adanya perbedaan
yang bermakna antara kelompok BMI
≥ 25 kgm
2
dan BMI 25 kgm
2
. Hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara kedua
kelompok tersebut. Menurut klasifikasi yang ditetapkan oleh National Institutes of Health 2002, kadar normal HDL adalah lebih dari 50 mgdL untuk wanita. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Mawi 2003 dengan menggunakan responden wanita yang berusia antara 35-85 tahun sebanyak 40 orang, diperoleh hasil bahwa
terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar HDL terhadap nilai BMI dengan nilai p = 0,035. Penelitian Setiono 2012, menyatakan bahwa terdapat perbedaan
yang bermakna antara kadar HDL terhadap kelompok responden obesitas dan tidak obesitas. Hal ini dibuktikan dengan nilai p = 0,010.
3. Perbandingan rata-rata kadar kolesterol total responden pada BMI ≥
25 kgm
2
dan BMI 25 kgm
2
Data kelompok kadar kolesterol total pada responden dengan BMI
≥ 25
kgm
2
dan kelompok kadar kolesterol total pada responden dengan BMI 25 kgm
2
dilakukan pengujian data dengan menggunakan uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro Wilk karena kedua kelompok tersebut memiliki jumlah
data kurang dari 50. Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,019 untuk BMI
≥
25 kgm
2
dan 0,006 untuk BMI 25 kgm
2
. Dari hasil uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa pada data kelompok BMI
≥ 25 kgm
2
dan BMI 25 kgm
2
terdistribusi tidak normal karena nilai signifikansi dari kedua kelompok kurang dari 0,05 sehingga tahap pengujian selanjutnya dilakukan dengan menggunakan
Mann-Whitney untuk membandingkan rata-rata dari kelompok BMI
≥ 25 kgm
2
dan kelompok BMI 25 kgm
2
. Uji Mann-Whitney yang telah dilakukan menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,883 dan menunjukkan adanya perbedaan
yang tidak bermakna antara kelompok BMI
≥ 25 kgm
2
dan BMI 25 kgm
2
. Hasil dari uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
bermakna antara kedua kelompok. Pada penelitian yang dilakukan oleh Abubakar, Mabruok, Gerrie, Dikko, Aliyu, et al. 2009 yang melibatkan 52 responden
wanita di daerah Kaduna dengan rentang usia 19-32 tahun yang membandingkan perbedaan kadar kolesterol total pada tiga kelompok BMI yaitu BMI 19 kgm
2
underweight, BMI 19-26 kgm
2
normal dan BMI 26 kgm
2
overweight dan memperoleh nilai p = 0,23 yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang tidak
bermakna pada ketiga kelompok tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh
Herawati 2013 dengan melibatkan 60 responden yang memiliki rentang usia 17- 24 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang tidak
bermakna antara kolesterol total pada kelompok 23 kgm
2
dan kelompok BMI ≥ 23 kgm
2
dengan nilai p=0,300. 4.
Perbandingan rata-rata rasio kolesterol totalHDL responden pada BMI ≥ 25 kgm
2
dan BMI 25 kgm
2
Data kelompok rasio kolesterol totalHDL pada responden dengan BMI
≥
25 kgm
2
dan kelompok rasio kolesterol totalHDL pada responden dengan BMI 25 kgm
2
diuji normalitasnya dengan menggunakan uji Shapiro Wilk karena kedua kelompok tersebut memiliki jumlah data kurang dari 50. Nilai signifikansi yang
diperoleh sebesar 0,611 untuk BMI
≥ 25 kgm
2
dan 0,099 untuk BMI 25 kgm
2
. Dari hasil uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa pada data kelompok BMI
≥
25 kgm
2
dan BMI 25 kgm
2
terdistribusi normal karena nilai signifikansi dari kedua kelompok lebih dari 0,05, sehingga tahap pengujian selanjutnya dilakukan
dengan menggunakan uji t tidak berpasangan untuk membandingkan rata-rata dari kelompok BMI
≥ 25 kgm
2
dan kelompok BMI 25 kgm
2
. Uji t tidak berpasangan yang telah dilakukan menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,023
dan menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok BMI
≥ 25
kgm
2
dan BMI 25 kgm
2
. Hasil dari uji statistik komparatif menunjukkan adanya perbedaan yang
bermakna antara kedua kelompok. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sanlier and Yabanci 2007 yang membandingkan perbedaan rasio kolesterol totalHDL
pada tiga kelompok BMI yaitu BMI 18,5 kgm
2
underweight, BMI antara 18,5-
24,9 kgm
2
normal dan BMI 25,0 kgm
2
overweight, memperoleh nilai p = 0,01. Hal ini berarti bahwa adanya perbedaan yang bermakna antara ketiga
kelompok tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Bertsias, Mammas, Linardakis, and Kafatos 2003, melibatkan 462 responden wanita dengan rentang usia 20 - 40
tahun di Greece dengan membandingkan perbedaan rasio kolesterol totalHDL pada kelompok BMI 20 kgm
2
underweight, BMI antara 20 - 24,9 kgm
2
normal, BMI antara 25 - 29,9 kgm
2
overweight dan BMI ≥ 30 kgm
2
obese. Hasil dari penelitian ini yaitu nilai p 0,001, hal ini berarti bahwa adanya
perbedaan bermakna antara ke empat kelompok BMI tersebut.
5. Perbandingan rata-rata rasio LDLHDL responden pada BMI ≥ 25