G. Teknik Sampling
Teknik sampling pada penelitian ini adalah non-random sampling dengan jenis purposive sampling. Pengertian non-random sampling adalah tidak semua
orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden. Jenis purposive sampling adalah sampling berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya. Pada penelitian kali ini perlu dilakukan sampling dikarenakan jumlah populasi staf wanita dewasa berusia 40-50 tahun cukup
banyak, yaitu sebanyak 94 orang menurut data dari Biro Personalia. Oleh karena itu, perlu dilakukan sampling guna menghemat biaya analisis, mempercepat
pelaksanaan penelitian, serta menghemat tenaga Notoadmodjo, 2010. Peneliti mencari calon responden tersebut satu persatu dan melakukan
wawancara, berdasarkan data dari Biro Personalia sebanyak 94 staf wanita. Hasil wawancara yang telah dilakukan, diperoleh responden sebanyak 62 responden
yang bersedia dan memenuhi kriteria inklusi yang telah ditetapkan pada penelitian kali ini. Namun, pada hari pengambilan data, hanya 52 responden yang hadir di
tempat dan waktu yang telah ditentukan.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan berat badan merk Nagako® dan alat pengukur tinggi badan merk Height®. Pengukuran
kadar LDL, HDL, dan kolesterol total menggunakan alat analisis Cobas C 581®. Pemeriksaan rasio lipid dalam darah responden dilakukan oleh tenaga ahli dari
Laboratorium Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
I. Tata Cara Penelitian
1. Observasi Awal
Pada observasi awal ini dilakukan pencarian informasi mengenai jumlah staf wanita yang berusia 40-50 tahun dan yang masih aktif
bekerja di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan menentukan tempat yang tepat untuk dilakukan penelitian ini, serta pencarian
laboratorium untuk menganalisis sampel darah responden. Setelah berdiskusi dengan anggota penelitian yang lainnya serta dosen
pembimbing, maka dipilih Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Alasan pemilihan penggunaan laboratorium
tersebut dikarenakan biaya analisis darah yang relatif murah dan juga hasil yang didapatkan juga relatif cepat.
2. Permohonan izin dan kerjasama
Permohonan izin untuk melakukan penelitian ini ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk memperoleh ethical clearance. Hal ini bertujuan untuk memenuhi etika penelitian
menggunakan sampel darah dan hasil penelitian dapat dipublikasikan. Ethical clearence pada penelitian ini dikeluarkan pada tahun 2014
dengan nomor Ref : KEFK896EC. Permohonan izin kedua ditujukan kepada Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma. Permohonan izin ini
bertujuan untuk memperoleh izin melakukan penelitian di lingkup Universitas Sanata Dharma, yang selanjutnya izin tersebut diteruskan ke
Bagian Personalia untuk menggunakan responden staf Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Permohonan kerjasama untuk pengambilan dan analisis darah, diajukan ke bagian Laboratorium Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
Penawaran kerjasama juga ditujukan kepada responden penelitian dengan
menggunakan informed consent. 3.
Pembuatan informed consent dan leaflet
a. Leaflet. Pembuatan leaflet bertujuan untuk membantu responden dalam
memahami gambaran mengenai penelitian ini. Isi dari leaflet ini antara lain berisi tujuan penelitian, manfaat penelitian yang diterima
responden, pengukuran antropometri meliputi body mass index, pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar panggul-panggul, body fat
percentage, dan pemeriksaan laboratorium meliputi, kadar LDL, HDL, total kolesterol, HbA1c, dan serum kreatinin.
b. Informed consent. Informed consent ditujukan sebagai bukti tertulis
mengenai kesediaan calon responden untuk ikut serta dalam penelitian ini. Pembuatan informed consent ini sesuai dengan standar yang
dikeluarkan Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas
Kedokteran Universitas
Gadjah Mada
Yogyakarta. Responden penelitian yang menyetujui untuk ikut serta dalam
penelitian ini diminta untuk mengisi data nama, usia, dan alamat pada
informed consent, serta menandatangani informed consent.
4. Data responden
Data responden pada penelitian ini berupa tabel yang berisi nama, usia, jenis kelamin, alamat, riwayat penyakit, dan nomor telepon
responden. Data ini akan digunakan peneliti untuk melakukan kontak via telepon maupun via sms untuk memberikan konformasi ulang mengenai
tempat dan waktu pelaksanaan pengukuran parameter dan persyaratan yang harus dipenuhi sebelum pelaksanaan kegiatan. Pada penelitian ini
juga dilakukan wawancara dengan pasien dan memberikan penjelasan secara lisan mengenai penelitian yang akan dilakukan. Pasien juga
diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang bersangkutan
dengan penelitian yang akan dilakukan. 5.
Pencarian responden
Pencarian data responden dilakukan setelah mendapatkan izin penelitian dari Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Izin tersebut kemudian diteruskan ke Bagian Personalia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk meminta informasi mengenai staf yang masuk
dalam kriteria inklusi penelitian ini. Setelah diperoleh informasi mengenai jumlah dan data diri staf, serta tempat dimana bekerja, maka peneliti
berusaha untuk mencari seluruh responden yang terdapat dalam daftar nama, tetapi tidak semua staf yang ada di dalam daftar nama dapat ditemui
dan bersedia untuk mengikuti penelitian ini. Hal ini disebabkan karena staf tersebut tidak dapat ditemui sedang cuti sedang studi lanjut. Apabila
calon responden dapat ditemui, maka calon responden diberi penjelasan
mengenai penelitian ini secara umum dan juga diberikan penjelasan mengenai kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini. Pada tahap ini,
ada beberapa calon responden yang tidak bersedia mengikuti penelitian ini dikarenakan beberapa alasan, seperti menolak untuk berpuasa selama 10-
12 jam, menderita penyakit degeneratif seperti jantung atau diabetes melitus tipe 2, takut terhadap jarum suntik, waktu penelitian yang
bertabrakan dengan acara lain, atau sedang sibuk dalam beberapa minggu ke depan.
Pada tahap selanjutnya, calon responden yang telah bersedia mengikuti penelitian akan diberi informed consent yang akan diisi dan
ditandatangani sebagai bentuk persetujuan responden untuk mengikuti penelitian ini dari awal sampai akhir. Responden juga diberikan informasi
mengenai waktu puasa dan waktu penelitian serta tempat penelitian.
6. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan dan pengukur tinggi badan. Suatu instrumen dapat dikatakan valid dan
reliable, serta memiliki presisi yang baik apabila nilai CV coefficient of variation
≤ 5 Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik, 2011. Instrumen yang telah tervalidasi dan dikatakan reliable dalam penelitian
ini diharapkan mampu menunjukkan hasil pengukuran yang pasti dan sesuai dengan kenyataan yang ada.
Pengujian reliabilitas dan validitas dilakukan pada timbangan dengan replikasi pengukuran sebanyak lima kali. Nilai CV yang diperoleh
dari timbangan yang pertama yaitu sebesar 0,455, sedangkan untuk nilai CV yang diperoleh dari timbangan yang kedua sebesar 0. Dari kedua
nilai CV tersebut, dapat dikatakan bahwa kedua timbangan tersebut valid dan reliable
, karena kedua timbangan memiliki nilai CV yang ≤ 5. Pengujian reliabilitas dan validitas pada alat pengukur tinggi badan dengan
replikasi sebanyak lima kali. Nilai CV yang diperoleh dari alat pengukur tinggi badan yang pertama yaitu sebesar 0,173, sedangkan untuk nilai
CV yang diperoleh dari alat pengukur tinggi badan yang kedua yaitu sebesar 0,122. Dari kedua nilai CV tersebut, dapat dikatakan bahwa
kedua alat pengukur tinggi badan tersebut valid dan reliable, karena kedua alat pengukur tinggi badan me
miliki nilai CV yang ≤ 5. 7.
Pengukuran parameter antropometri dan pengambilan darah
Pengambilan sampel darah responden yang telah menandatangi informed consent dan telah berpuasa 10-12 jam sebelum pengambilan
darah dilakukan oleh analis dari Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang telah terakreditasi. Pengukuran
antropometri dilakukan oleh peneliti yang meliputi pengukuran tinggi badan dan berat badan.
8. Analisis darah responden
Darah responden yang sudah diambil kemudian akan dibawa ke Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda untuk dianalisis
kadar LDL, HDL, dan total kolesterol.
9. Pembagian hasil pemeriksaan
Hasil pengukuran antropometri dan analisis darah diberikan kepada responden segera setelah peneliti mendapatkan hasil analisis darah
dari Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda. Peneliti memberikan penjelasan mengenai hasil pengukuran antropometri dan hasil
analisis darah, disertai dengan penjelasan mengenai terapi non farmakologi
yang dapat dilakukan responden jika terdapat hasil yang tidak normal. 10.
Pengolahan data
Pengolahan data diolah pertama kali dengan menyusun data yang sejenis. Tahap selanjutnya yaitu menggolongkan data-data ke dalam
kategori yang telah ditetapkan. Tahap yang terakhir yaitu melakukan analisis data..
J. Analisis Data
Data diolah secara statistik dengan taraf keperayaan 95. Program statistik yang digunakan adalah SPSS versi 16. Uji normalitas data dilakukan
dengan uji Kolmogorov-Smirov, jika data 50, dan uji Shapiro-Wilk, jika jumlah data ≤ 50 responden. Suatu data yang memiliki distribusi tidak normal jika nilai p
0,05. Tahap selanjutnya yaitu dilakukan uji komparatif menggunakan uji Mann- Whitney serta uji t tidak berpasangan, jika nilai p 0,05 maka kedua kelompok
data yang dianalisis tidak berbeda bermakna. Terakhir adalah uji korelasi dan uji koefisien determinasi, untuk uji korelasi data yang terdistribusi normal, digunakan
uji Pearson, sedangkan jika data terdistribusi tidak normal, menggunakan uji Spearman. Suatu korelasi dianggap bermakna jika nilai p 0,05 Ahmad, 2011.
Langkah pertama yang dilakukan pada analisis data adalah mendeskripsikan data. Data yang dianalisis meliputi, umur, body mass index,
kadar LDL, HDL, total kolesterol, rasio total kolesterolHDL, dan rasio LDLHDL. Data tersebut dianalisis dengan cara menghitung rata-rata, simpangan
deviasi, serta normalitas tiap-tiap kelompok data data. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dikarenakan jumlah seluruh data lebih
dari 50 data. Langkah selanjutnya yaitu dilakukan uji komparatif, pada uji ini diawali
dengan mengelompokkan data kadar LDL, HDL, total kolesterol, rasio total kolesterolHDL, dan rasio LDLHDL berdasarkan nilai BMI 25 kgm
2
dan BMI ≤ 25 kgm
2
. Tahapan selanjutnya adalah setiap kelompok diuji nilai normalitasnya, jika kedua kelompok data terdistribusi normal, maka dilanjutkan
dengan uji t tidak berpasangan. Namun, jika kedua kelompok data tidak terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.
Langkah selanjutnya adalah uji korelasi antara Body Mass Index BMI terhadap rasio total kolesterolHDL, dan LDLHDL. Dikarenakan ada data yang
akan diuji korelasi terdistribusi normal, maka uji korelasi yang digunakan adalah uji Pearson. Untuk data yang tidak terdistribusi normal, maka menggunakan
metode uji Spearman. Langkah yang terakhir yaitu uji koefisien determinasi, hal ini bertujuan untuk menggambarkan seberapa besar perubahan variabel tergantung
bisa dijelaskan oleh perubahan variabel bebas Santosa dan Ashari, 2009.
Tabel VII. Interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p, dan arah korelasi
Dahlan, 2011 Parameter
Nilai Interpretasi
Kekuatan korelasi r
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat lemah Lemah
Sedang Kuat
Sangat kuat
Nilai p
p 0,05 p 0,05
Terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel
Tidak terdapat korelasi bermakna antara dua variabel
Arah korelasi + positif
- negatif Searah, semakin besar nilai satu
variabel, semakin besar pula variabel lainnya
Berlawanan arah. Semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil
variabel lainnya
K. Kesulitan Penelitian