Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti 129
tak jarang ada yang saling merugikan, dibutuhkan disiplin yang berfungsi menyadarkan seseorang untuk menghargai orang lain. Dengannya kita taat pada aturan yang berlaku
sehingga tidak merugikan orang lain. Misalnya, di asrama berlaku aturan, setelah pukul 22.00 WIB tidak menerima tamu, untuk menjamin semua orang dapat belajar dan istirahat
tanpa gangguan.
b. Membangun kepribadian
Kepribadian menyangkut sikap, tingkah laku dan perkataan seseorang turut ditentukan oleh lingkungan di mana ia hidup dan bertumbuh, yaitu lingkungan rumah, sekolah dan
masyarakat. Seseorang yang terbiasa hidup disiplin sejak kecil di rumah maupun di sekolah membawa pengaruh positif bagi pembentukan kepribadiannya. Itulah sebabnya sekolah
dan keluarga adalah dua lembaga atau institusi penting sebagai peletak dasar kehidupan moral dan disiplin.
c. Melatih kepribadian
Kepribadian terbentuk melalui latihan dan disiplin dan itu tidak dapat terbentuk dalam 1 atau 2 tahun melainkan bertahun-tahun, karena itu dibutuhkan waktu yang lama untuk
menanamkan disiplin bagi pembentukan kepribadian seseorang. Rumah dan sekolah merupakan institusi strategis bagi pembentukan kepribadian seseorang melalui disiplin.
d. Unsur paksaan
Faktor yang mendorong terbentuknya disiplin adalah dorongan dari dalam diri. Namun, dalam rangka mewujudkan disiplin ada juga dorongan dari luar diri. Misalnya, paksaan
karena sesuatu merupakan aturan, mau tidak mau harus dijalani, jika tidak maka seseorang akan berhadapan dengan sanksi dan hukuman. Jadi, salah satu fungsi disiplin adalah
memaksa seseorang untuk hidup menurut aturan yang berlaku.
e. Hukuman
Aturan di sekolah dan di rumah, jika tidak dijalankan atau ditaati ada sanksi atau hukuman yang harus diterima. Peran hukuman atau sanksi amat penting sebagai pendorong
agar siswa mau melaksanakan tata tertib dan aturan yang berlaku.
f. Menciptakan lingkungan yang kondusif
Disiplin menyebabkan kehidupan menjadi tertib dan pada akhirnya tercipta lingkungan yang kondusif di tiap lembaga. Di sekolah dan di rumah, dapat tercipta situasi yang kondusif
bagi semua penghuni karena tata tetib dan peraturan dijalankan dengan baik.
Buku Guru Kelas VII SMP 130
2. Tujuan disiplin menurut Singgih D. Gunarsa dalam Asti Fajjaria 2012 adalah sebagai berikut.
a. Mengetahui dan menyadari mengenai hak milik orang lain. b. Mengerti larangan-larangan dan segera menurut untuk menjalankan kewajibannya.
c. Mengerti tingkah laku yang baik dan yang buruk. d. Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam oleh
hukuman.
3. Disiplin di Sekolah
Menurut Fajjaria yang mengutip Tulus 2004:34, apabila di sekolah disiplin dikembangkan dan ditetapkan dengan baik, konsisten dan konsekuen, maka akan berdampak
positif bagi kehidupan dan perilaku siswa. Disiplin dapat mendorong siswa belajar secara konkret dalam praktik hidup tentang hal-hal positif, melakukan hal-hal baik dan benar dan
menjauhkan mereka dari hal-hal negatif. Melalui pemberlakuan disiplin yang konsisten, siswa belajar beradaptasi dengan lingkungan yang baik sehingga muncul keseimbangan
diri dalam hubungan dengan orang lain. Sekolah merupakan lembaga kedua setelah rumah keluarga yang dapat membawa
anak-anak bertumbuh menjadi manusia berguna bagi dirinya, bagi keluarga, gereja dan masyarakat. Figur yang dekat dengan anak-anak dan remaja setelah orang tua adalah guru,
dalam menjalankan disiplin, siswa membutuhkan keteladanan di sekolah. Misalnya, aturan tidak boleh merokok, tapi guru merokok di depan siswa, maka pemberlakuan disiplin tidak
konsisten. Seharusnya guru memberi contoh yang baik dengan tidak merokok. Ada aturan mengenai jam masuk sekolah, hendaknya berlaku bagi siswa dan guru, jadi guru harus
menjadi teladan dalam hal ketepatan waktu. Aturan disiplin yang dibuat sekolah hendaknya dalam bagian tertentu berlaku untuk siswa juga guru.
a. Memberi Hukuman yang Mendidik
Menurut Tina Rahmawati yang dimaksud hukuman adalah sesuatu yang tidak menyenangkan yang harus diterima atau dikerjakan siswa karena bertingkah laku tidak
pada tempatnya. Hukuman sebagai penguatan negatif merupakan salah satu penunjang untuk tegaknya disiplin dan dilakukan apabila terjadi pelanggaran tata tertib atau disiplin.
Hukuman, di lain pihak adalah “imbalan” yang tidak menyenangkan yang harus diterima siswa akibat tingkah laku mereka dinilai tidak pada tempatnya.
Hukuman merupakan cara sekolah memperingati dan memberitahu siswa bahwa perilakunya tidak menyenangkan dan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Sosialisasi
peraturan pada siswa amat perlu, bukan hanya pada waktu siswa diterima di sekolah,