Pertobatan Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru
Buku Guru Kelas VII SMP 66
Adalah penting untuk memahami bahwa pertobatan bukanlah hasil karya kita demi mendapatkan keselamatan. Tidak ada seorang pun dapat bertobat dan datang kepada
Allah kecuali kalau Allah menarik orang tersebut kepada-Nya Yohanes 6:44. Kisah Para Rasul 5:31 dan 11:18 mengindikasikan bahwa pertobatan adalah pemberian Allah yang
dimungkinkan semata-mata karena anugerah-Nya. Tidak ada seorang pun yang dapat bertobat kecuali kalau Allah menganugerahkan pertobatan. Segala yang bersangkutan
dengan keselamatan, termasuk pertobatan dan iman adalah hasil dari Allah menarik kita, membuka mata kita, dan mengubah hati kita. Panjang sabar Allah menuntun kita kepada
pertobatan 2 Petrus 3:9, demikian pula kebaikan-Nya Roma 2:4. Injil Matius memberitahukan kepada kita mengenai dua 2 orang yang menunjukkan
penyesalan atas dosa-dosa yang mereka lakukan. Pertama adalah Petrus yang telah menyangkal Yesus. Alkitab pun mencatat, setelah melakukan hal tidak terpuji itu, “Ia
pergi keluar dan menangis dengan sedihnya” Matius 26:75. Beberapa hari kemudian Yesus memulihkan Petrus dalam posisinya sebagai murid, dan memerintahkan dia untuk
menggembalakan domba-domba-Nya Yohanes 21:15:17. Orang kedua ialah Yudas yang mengkhianati Yesus hanya untuk memperoleh 30 keping uang perak. Ketika dia melihat
gurunya dijatuhi hukuman, Yudas “mempertobatkan dirinya sendiri” dan berkata, “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah” Matius 27:3. Perasaan
berdosa ini ditindaklanjuti dengan melemparkan uang perak yang didapatkannya itu ke dalam Bait Suci lalu Yudas pergi menggantung dirinya.
Melihat rasa berdosa dan tindakan pertobatan kedua orang tersebut di atas, terdapat perbedaan yang sangat besar. Rasa berdosa Petrus membuat dia mengambil suatu tindakan
pertobatan yang membawa kepada pengampunan dan pemulihan. Tetapi tidaklah demikian dengan Yudas. Meskipun Yudas menyadari bahwa dia telah melakukan hal yang salah,
tetapi tidak terdapat bukti bahwa dia mengakui dosa-dosanya kepada Tuhan Yesus dan memohon pengampunan kepada-Nya. Tindakan pertobatan Yudas tidaklah sesuai dengan
ajaran Tuhan Yesus. Yudas “dikuasai oleh penyesalan” yang sangat mendalam sehingga ia “mempertobatkan diri sendiri” dengan jalan bunuh diri.
Rasa bersalah ataupun berdosa belumlah cukup untuk menerima pengampunan tanpa disertai dengan tindakan pertobatan yang benar. Seruan untuk bertobat disampaikan bukan
saja oleh Yohanes Pembaptis dan para rasul yang lainnya, tetapi juga oleh Tuhan Yesus sendiri. Pesan utama di dalam Khotbah di Bukit adalah bahwa untuk dapat memasuki
Kerajaan Sorga, orang harus bertobat dari dosa mereka, mengubah cara berpikir mereka seutuhnya dan berupaya mengikuti perintah Yesus.
Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti 67
Hubungan antara Pertobatan dengan Iman
Menurut Niftrik dan Boland 488-489, orang sering bingung bila disodorkan pertanyaan mana yang lebih dulu ada, pertobatan atau iman? Sejumlah teolog berkata bahwa pertobatan
harus mendahului iman: “Pertobatan secara langsung membawa kepada iman yang menyelamatkan, yang pada dirinya merupakan kondisi dan instrumen dari pembenaran.”
Teolog lain, sebaliknya, mempertahankan bahwa pertobatan mengikuti iman. John Calvin, misalnya, dengan tegas menyatakan : “Adalah fakta yang tidak terbantahkan lagi bahwa
pertobatan bukan saja secara konstan mengikuti iman, tetapi juga lahir dari iman orang- orang seperti itu belum mengenal kuasa pertobatan ….”
Selanjutnya dikatakan adalah kurang tepat dan hanya menghabiskan waktu saja jika terus meributkan – mana yang lebih dulu ada dari kedua aspek ini. Walaupun pertobatan
dapat dan seharusnya dibedakan dari iman, tetapi keduanya jangan pernah dipisahkan.
C. Penjelasan Bahan Alkitab
Penjelasan bahan Alkitab bersifat membantu guru dalam memahami teks Alkitab yang dijadikan acuan. Penjelasan Bahan Alkitab ini bersifat pengayaan bagi guru, jadi tidak
untuk diajarkan pada siswa.