Ciri-Ciri Demokrasi Uraian Materi Implementasi Demokrasi

46 Kegiatan Pembelajaran 2 Nurcholish Madjid Sukron Kamil,2002 dalam Dede Rosyada,2005 yang secara sepintas sudah ditulis di atas, yaitu meliputi : 1 Pentingnya kesadaran akan pluralisme. Tidak sekedar pengakuan pasif kenyataan masyarakat majemuk. Kesadaran akan kemajemukan menghendaki tanggapan yang positif terhadap kemajemukan itu secara aktif. Seseorang akan dapat menyesuaikan dirinya pada cara hidup demokratis jika mampu mendisiplinkan dirinya kearah jenis persatuan dan kesatuan yang diperoleh melalui penggunaan perilaku kreatif dan dinamik serta memahami segi-segi positif kemajemukan masyarakat.Masyarakat yang teguh berpegang pada pandangan hidup demokratis harus juga memelihara dan melindungi keragaman yang luas. Pandangan hidup seperti menuntut moral pribadi yang tinggi. Kesadaran akan pluralitas sangat penting dimiliki bagi rakyat Indonesia sebagai bangsa yang sangat beragam dari sisi etnis, bahasa, budaya, agama dan potensi alamnya. 2 Musyawarah. Internalisasi makna dan semangat musyawarah menghendaki adanya keinsyafan dan kedewasaan untuk dengan tulus menerima kemungkinan kompromi atau bahkan kalah suara. Semangat musyawarah menuntut agar setiap orang menerima kemungkinan terjadinya ”partial functioning of ideals”, yaitu pandangan dasar bahwa belum tentu atau tidak harus , seluruh keinginan atau pikiran seseorang atau kelompok akan diterima dan dilaksanakan sepenuhnya. Korelasi prinsip ini adalah kesediaan untuk kemungkinan menerima bentuk- bentuk tertentu kompromi atau islah . Korelasi yang lain ialah seberapa jauhseseorang bersikap dewasa dalam mengemukakan pendapat , mendengarkan pendapat orang lain, menerima perbedaan pendapat, dan kemungkinan mengambil pendapat yang lebih baik. 3 Pertimbangan moral keluhuran akhlak. Tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Pandangan hidup demokratis mewajibkan adanya keyakinan bahwa cara haruslah sejalan dengan 47 SD Kelas Awal KK G tujuan. Bahkan klaim atas suatu tujuan yang baik harus dicapai melalui kebaikan cara yang ditempuh untuk meraihnya. Maka antara cara dan tujuan tidak boleh bertentangan. Setiap pertentangan antara cara dan tujuan , jika telah tumbuh menggejala cukup luas, pasti akan mengundang reaksi-reaksi yang dapat menghancurkan demokrasi. Demokrasi tidak terbayang terwujud tanpa akhlak yang tinggi. Dengan demikian pertimbangan moral keluhuran akhlak menjadi acuan dalam pengambilan cara untuk mencapai tujuan. 4 Permufakatan yang jujur dan sehat. Suasana masyarakat demokratis dituntut untuk menguasai dan menjalankan seni permusyawaratan yang jujur dan sehat guna mencapai mufakat yang jujur dan sehat pula. Permufakatan yang dicapai melalui engineering , manipulasi yang sesungguhnya hasil sebuah konspirasi, bukan saja merupakan permufakatan yang curang, cacat, malah dapat disebut sebagai pengkhianatan pada nilai dan semangat demokrasi. Karena itu faktor ketulusan dalam usaha bersama mewujudkan tatanan sosial yang baik untuk semua merupakan hal yang sangat pokok . Faktor ketulusan merupakan bukti dari tidak adanya vested interest yang sempit. Musyawarah yang benar dan baik hanya akan berlangsung jika masing-masing pribadi atau kelompok yang bersangkutan mempunyai kesediaan psikologis untuk melihat kemungkinan orang lain benar dan diri sendiri salah, dan bahkan setiap orang pada dasarnya baik, berkecenderungan baik, dan beritikat baik. 5 Pemenuhan segi-segi ekonomi. Warga masyarakat demokratis ditantang untuk mampu menganut hidup dengan pemenuhan kebutuhan hidup secara berencana, dan terarah, harus ada kepastian bahwa rencana itu benar-benar sejalan sejalan dengan tujuan dan praktek demokrasi. Dengan demikian rencana pemenuhan kebutuhan ekonomi harus mempertimbangkan aspek keharmonisan dan keteraturan sosial. Kebutuhan pokok yang utaman harus dipenuhi adalah pangan, sandang dan papan. 6 Kerjasama antar warga masyarakat dan sikap mempercayai etiket baik masing-masing.