On the Job Learning ON • Mengkaji Materi

Kegiatan Pembelajaran 1 18 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mendasarkan pada Pancasila. Landasan PKN adalah Pancasila dan UUD 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, tanggap pada tuntutan perubahan zaman, serta Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan bidang studi yang bersifat multifaset dengan konteks lintas bidang keilmuan, dan merupakan bidang kajian yang mutidimensional sebagai integrasi dari disiplin ilmu politik, hukum, pendidikan, psikologi, dan disiplin ilmu lainnya yang dapat mendukung pembentukan warga negara yang baik. Namun secara filsafat keilmuan, ia memiliki ontology pokok ilmu politik khususnya konsep “political democracy”, terutama aspek “duties and rights of citizen” Chreshore:1886. Dari ontologi pokok inilah berkembang konsep “Civics”, yang secara harfiah diambil dari Bahasa Latin “civicus” yang artinya warga Negara. Secara epistemologis, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai suatu bidang pendidikan keilmuan merupakan pengembangan salah satu dari lima tradisi “social studies” yakni “citizenship transmission” Barr, Barrt, dan Shermis: 1978. Dikemukakan pula oleh Winataputra 2001 bahwa saat ini tradisi itu sudah berkembang pesat menjadi suatu “body of knowledge” yang dikenal dan memiliki paradigma sistemik, yang didalamnya terdapat tiga domain “citizenship education” yakni: ranah akademis, ranah kurikuler, dan ranah sosial kultural”. Ketiga ranah itu satu sama lain memiliki saling keterkaitan struktural dan fungsional yang diikat oleh konsepsi “civic virtue and culture” Moral Kemasyarakatan dan budaya kemasyarakatan yang mencakup “civic knowledge, Pengetahuan Kewarganegaraan civic disposition Watak Kewarganegaraan civic skills Keterampilan Kewarganegaraan civic confidence, Keayakinan atau kepercayaan civic commitment Kometmen kewarganegaraan dan civic competence” Kompetensi Kewarganegaraan CCE: 1998. Oleh karena itu, ontologi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan saat ini sudah lebih luas dari pada embrionya SD Kelas Awal KK G 19 sehingga kajian keilmuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, program kurikuler Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan aktivitas social-kultural Pendidikan Kewarganegaraan saat ini benar-benar bersifat multifaset multidimensional. Sifat multidimensionalitas inilah yang membuat bidang studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat disikapi sebagai: pendidikan Pancasila, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan politik, pendidikan nilai dan moral, pendidikan kebangsaan, pendidikan kemasyarakatan, pendidikan hukum dan hak asasi manusia, serta pendidikan demokrasi. . Arah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Di Indonesia, arah pengembangan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tidak boleh keluar dari landasan ideologi Pancasila, landasan konstitusional UUD RI Tahun 1945, dan landasan operasional Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan salah satu bentuk dari domain kurikuler pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Sesuai dengan namanya, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang terdapat pada tingkatan SDMI, SMPMTs, dan SMAMASMK. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan mempunyai misi sebagai pendidikan nilai Pancasila dan kewarganegaraan untuk warga negara muda usia. Secara ontologis, mata pelajaran ini berangkat dari nilai-nilai Pancasila dan konsepsi kewarganegaraan. Secara epistemologis, mata pelajaran ini merupakan program pengembangan individu, dan secara aksiologis mata pelajaran ini bertujuan untuk pendewasaan peserta didik sebagai anggota masyarakat, warga negara, dan komponen bangsa Indonesia. Oleh karena itu, secara umum pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di sekolah adalah pengembangan kualitas warga negara secara utuh, dalam aspek-aspek sebagai berikut. Kesadaran sebagai warga negara civic literacy, yakni pemahaman peserta didik sebagai warga negara tentang hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan demokrasi konstitusional Indonesia serta menyesuaikan perilakunya dengan pemahaman dan kesadaran itu;