Gambaran Umum Objek Penelitian

108 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Indonesia, negara yang berdiri diatas kepulauan terluas di dunia dengan bentang luas daratan sebesar 1.992.570 Km 2 dan luas perairannya 3.257.483 Km 2 . Terletak di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik serta di antara benua Asia dan benua Australia, juga berada di daerah ekuator Khatulistiwa membuat Indonesia memiliki iklim yang tropis. Selain itu, indonesia berada di kawasan gunung berapi yang terkenal dengan “Ring Of Fire” membuat kondisi tanah di Indonesia sangat subur akibat proses vulkanis tersebut. Dengan keunggulan tersebut membuat Indonesia menjadi tempat yang sangat subur, banyak jenis tanaman dan hewan yang hidup di Indonesia. Adanya keunggulan ini membuat Indonesia menjadi salah satu Negara produsen beberapa jenis tanaman salah satunya adalah produk pertanian. Adapun salah satu produk pertanian yang menjadi unggulan baik segi produksi maupun konsumsinya adalah beras. Mengapa demikian karena beras atau dalam bentuk jadinya adalah nasi merupakan salah satu makanan pokok bagi hampir sebagian besar masyarakat Indonesia. Bahkan ada perumpamaan bahwa bila tidak makan nasi maka tidak akan kenyang. Dahulu orang Indonesia memiliki makanan pokok sesuai keadaan wilayahnya seperti Jawa Tengah dan 109 Jawa Timur banyak yang menggunakan jagung sebagai bahan makanan pokok, atau Maluku, Papua dan daerah Indonesia timur terkenal dengan sagu sebagai bahan makanan pokoknya. Namun seiring berkembangnya jaman banyak masyarakat yang mulai meninggalkan kebiasaan lama mereka menggunakan bahan makanan pokok lokal, mereka mengikuti daerah-daerah yang telah maju terlebih dulu dengan menggunakan beras sebagai bahan makanan pokok. Pergeseran kebiasaaan ini membuat tingkat konsumsi beras meningkat, sehingga beras menjadi populer bagi masyarakat di Indonesia. Sayangnya peningkatan tingkat konsumsi beras ini tidak seiring dengan kapasitas produksi yang dimiliki Indonesia, hal ini terjadi karena banyak faktor, yaitu percepatan pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi di Indonesia, pertumbuhan produksi beras di dalam negeri tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk, dan juga tingkat produktivitas padi di Indonesia belum maksimal berada dikisaran angka 50. Namun Indonesia memiliki potensi ketersediaan lahan yang cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Berdasarkan Buku Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014 24: 2011 Data dari kajian akademis yang dilaksanakan oleh Direktorat Jendral Pengelolaan Lahan dan Air, Kementerian Pertanian pada tahun 2006 memperlihatkan bahwa total luas daratan Indonesia adalah sebesar 192 juta Ha, terbagi atas 123 juta Ha 64,6 merupakan kawasan budidaya dan 67 juta Ha sisanya 35,4 merupakan 110 kawasan lindung. Dari total luas kawasan budidaya, yang berpotensi untuk areal pertanian seluas 101 juta Ha, meliputi lahan basah seluas 25,6 juta Ha, lahan kering tanaman semusim 25,3 juta Ha dan lahan kering tanaman tahunan 50,9 juta Ha. Sampai saat ini, dari areal yang berpotensi untuk pertanian tersebut, yang sudah dibudidayakan menjadi areal pertanian sebesar 47 juta Ha, sehingga masih tersisa 54 juta Ha yang berpotensi untuk perluasan areal pertanian. Jumlah luasan dan sebaran hutan, sungai, rawa dan danau serta curah hujan yang cukup dan merata sepanjang tahun sesungguhnya merupakan potensi alamiah untuk memenuhi kebutuhan air pertanian apabila dikelola dengan baik. Waduk, bendungan, embung dan air tanah serta air permukaan lainnya sangat potensial untuk mendukung perkembangan usaha pertanian. Dan juga menurut Buku Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014 2011: 24 Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar merupakan pasar dalam negeri yang potensial bagi produk-produk pertanian yang dihasilkan petani. Pada tahun 2009 jumlah penduduk Indonesia tercatat sebesar 230.632.700 jiwa dengan pertumbuhan 1,25 per tahun. Saat ini, tingkat konsumsi aneka produk hasil pertanian Indonesia, kecuali beras, gula dan minyak goreng, masih relatif rendah. Rendahnya tingkat konsumsi produk pertanian ini, terutama disebabkan masih rendahnya tingkat pendapatan per kapita penduduk Indonesia sehingga mempengaruhi daya beli. 111 Persoalan mendasar yang diperkirakan masih dihadapi sektor pertanian di masa yang akan datang, mencakup aspek seperti: kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, infrastruktur, sarana dan prasarana, lahan dan air, kepemilikan lahan, sistem perbenihan dan pembibitan nasional, akses petani terhadap permodalan kelembagaan petani dan penyuluh, ketahanan pangan dan energi, Nilai Tukar Petani NTP, keterpaduan antar sektor dan kinerja pelayanan birokrasi pertanian. Selain itu permasalahan geografis Indonesia sebagai Negara kepulauan membuat distribusi barang dan jasa menjadi sulit, khususnya pada produk- produk tidak tahan lama seperti produk pertanian. Selain permasalahan itu, keterbatasan pilihan akan transportasi penghubung antar pulau, kualitas transportasi yang tersedia, lamanya bongkar muat di masing-masing pelabuhan serta kualitas sarana dan prasarana transportasi seperti jalan dan pelabuhan yang belum baik, biaya distribusi dan transportasi yang tinggi memperparah kondisi distribusi barang-barang di Indonesia.

B. Hasil Analisis dan Pembahasan