Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian

3. Data Siswa SMPI Mentari Indonesia

Data tersebut menjelaskan bahwa SMPI Mentari Indonesia menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran kuota setiap kelas tidak terlalu padat sehingga diharapkan pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan optimal. Jumlah peserta didik SMPI Mentari Indonesia adalah sebagai berikut : Tahun Pelajaran Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Kelas VII -IX Jumlah Siswa Jumlah Rombel Jumlah Siswa Jumlah Rombel Jumlah Siswa Jumlah Rombel Jumlah Siswa Jumlah Rombel 20122013 24 1 8 1 - - 32 2 20132014 16 1 21 1 8 1 45 3 20142015 24 1 16 1 22 1 62 3 20152016 49 3 26 1 17 1 92 5

4. Sarana dan prasarana SMPI Mentari Indonesia

Sarana dan prasarana sebagai fasilitas pendidikan dan pengajaran yang ada di SMPI Mentari Indonesia adalah sebagai berikut: a. Kelas multimedia dengan koneksi internet kapasitas maksimal 20 orang b. Luas lahan yang proposional untuk kegiatan belajar mengajar KBM c. Bersekolah dilingkungan taman yang hijau dan indah d. Sarana peribadatan e. Green school f. Library e-book g. Auditorium sekolah h. Laboratorium IPA No Jenis Sarana Prasarana Jml Ruang Kategori Ruangan Baik Rusak Ringan Rusak Sedang Rusak Berat 1. Ruang Kelas 8 8 2. Perpustakaan 1 3. R. Lab. PAI - 4. R. Lab. Biologi - 5. R. Lab. Fisika - 6. R. Lab. Kimia - 7. R. Lab. Komputer - 8. R. Lab. Bahasa - 9. R. Kepala Sekolah 1 1 10. R. Guru 1 1 11. R. Tata Usaha 1 1 12. R. Bimbingan Konseling 1 1 13. R. Tempat Ibadah 1 1 14. R. UKS 1 1 15. Jamban Siswa dan Guru 5 5 16. Gudang 1 1 17. R. Sirkulasi - 18. Tempat Olahraga - 19. R. OSIS - 20. R. Kegiatan Siswa - 21. R. Lainnya - Seluruh ruang yang ada di SMPI Mentari Indonesia dalam keadaan baik dan dapat dipergunakan untuk menunjang kegiatan pendidikan dan pengajaran. Seluruh sarana dan prasarana dipergunakan dengan baik sesuai dengan kebutuhan kegiatan sehingga proses belajar terlaksana secara optimal.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Strategi Penanaman Nilai-Nilai Entrepreneurship Di SMPI

Mentari Indonesia Deskripsi data tentang gambaran umum penanaman nilai-nilai entrepreneurship didasarkan pada hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait di sekolah, observasi, dan dokumentasi. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang kaya sehingga bisa memberikan karya penelitian yang baik. SMPI Mentari Indonesia melakukan penanaman nilai-nilai entrepreneurship melalui beberapa cara yaitu dengan mengintegrasikan ke dalam berbagai kegiatan diantaranya ekstrakurikuler, mata pelajaran, buku ajar, budaya sekolah, muatan lokal, pengembangan diri dan praktik berwirausaha. a. Mata pelajaran dan buku ajar Mata pelajaran dan buku ajar merupakan strategi yang digunakan sekolah untuk menanamkan nilai-nilai entrepreneurship, mata pelajaran apapun disekolah ini tidak terlepas dari unsur entrepreneurship begitupun buku ajar, namun pada buku ajar nilai-nilai yang disampaikan tetap harus sesuai dengan materi yang bersangkutan. Hal ini disampaikan oleh salah satu guru bidang studi bahasa inggris yaitu: “saya masukkan nilai-nilai baik yang terkandung dalam entrepreneurship seperti percaya diri, jujur kedalam metode pembelajaran ataupun tugas-tugas sehari-hari, tetapi tetap saja pada pemaparan harus disesuaikan pada materi”. 34 34 Hasil wawancara dengan Guru B. Inggris SMPI Mentari Indoensia pada tanggal 20 September 2016 Disekolah ini hampir setiap mata pelajaran dapat di integrasikan nilai-nilai entrepreneurship, karna menurut guru yang ada di sekolah ini, entrepreneurship merupakan sesuatu yang mudah untuk di tempatkan dimana saja seperti halnya dalam pemaparan materi mata pelajaran yang disampaikan maupun aplikasinya pada buku ajar, kendala yang dialami guru pun tidak terlalu sulit ini dikemukakan oleh guru B. Indonesia yaitu: “Alhamdulillah tidak ada kendala ataupun kesulitan dalam memasukkan nilai-nilai kedalam mata pelajaran dan buku ajar, karna nilai-nilai entrepreneurship sangat simple dan mudah untuk ditempatkan dimana saja seperti halnya nilai- nilai agama” 35 Semua mata pelajaran mempunyai peluang yang sama untuk menerima nilai-nilai entrepreneurship tersebut. Dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran apapun yang ada disekolah diusahakan selalu mengaitkan antara nilai-nilai entrepreneurship maupun keislaman dengan pelajaran, cara pengintegrasiannya yaitu dengan cara memasukkannya kedalam metode pembelajaran seperti diskusi atau bermain peran, dan juga memasukkannya kedalam penugasan individukelompok dan juga dalam pemaparan materi. Sesuai dengan visi dan misi sekolah, diharapkan peserta didik memiliki karakter entrepreneurship oleh karena itu nilai-nilai entrepreneurship pun di integrasikan melalui berbagai strategi seperti halnya pada mata pelajaran dan buku ajar karena dengan mengaitkan keduanya guru akan lebih mudah mempadupadankan nilai-nilai entrepreneurship dengan mata pelajaran dan buku ajar. Dalam kegiatan belajar mengajar sering kali guru menekankan nilai kemandirian, kejujuran, tanggung jawab dan disiplin. Dengan menanamkannya setiap hari diharapkan nilai-nilai ini tertanam 35 Hasil wawancara dengan Guru B. Indonesia SMPI Mentari Indoensia pada tanggal 26 September 2016 didalam jiwa mereka sehingga menjadikan karakter didalam dirinya. Hampir semua mata pelajaran dapat di korelasikan dengan nilai-nilai entrepreneurship namun tetap menyesuaikan dengan karakteristik materi yang disampaikan, salah satunya adalah mata pelajaran SBK. Seperti yang di katakan oleh guru SBK Pak Ahmad Fauzi, S.Pd.I yaitu: “Entrepreneurship memberikan apresiasi pada mata pelajaran SBK karna terus terang saja di pelajaran entrepreneurship tidak ada muatan praktik jadi hanya pada teoritis saja. Teori yang diajarkan yaitu yang pertama peserta didik diajarkan berjualan ala Rosulullah yaitu benar, jujur dan amanah. Yang kedua dalam entrepreneur diajarkan bagaimana cara pembukuan secara manajemen. Yang ketiga yaitu entrepreneur yang diajarkan secara islami, dimana peserta didik diajarkan ketika sudah menjadi pengusaha atau orang sukses tidak memanfaatkan apa yang sudah di raihnya.inilah yang kami ajarkan secara teori kepada peserta didik. Sedangkan praktiknya berhubung korelasinya antara SBK dengan nilai-nilai entrepreneurship yaitu contohnya saja ketika mempelajari materi entrepreneurship di perintahkan untuk mengolah uang 80 ribu, dengan modal 80 ini peserta ddik di latih untuk dapat mengelola, mengatur sedemikian rupa pengeluaran dan pendapatan berapa. Apa yang di buat dan apa yang di produk inilah tugas SBK untuk mengajarkan peserta didik mempraktikkan materi yang sudah di pelajari di entrepreneur. ada 4 muatan dalam mata pelajaran SBK dalam nilai-nilai entrepreneurship yaitu : budidaya, prodak keterampilan kriya, pengolahan. 36 Jadi, antara guru entrepreneurship dan guru sbk saling bekerjasama mempadupadankan materi entrepreneurship dengan praktik SBK sehingga pada praktik pun tidak terlepas dari entrepreneurship. Ada beberapa kerajinan yang dihasilkan dari praktik ini yaitu: lukisan, membuat grabah tanah liat , batik dan lain sebagainya. Dari paparan informasi yang di dapat dari guru tersebut, ternyata mata pelajaran seperti SBK, PKN bisa di 36 Hasil wawancara dengan Guru SBK SMPI Mentari Indoensia pada tanggal 24 Juli 2016 integrasikan nilai-nilai entrepreneruship dan hasilnya pun siswa sangat aktif dalam mengikuti setiap pembelajaran. Siswa dapat terampil, kreatif, aktif, mandiri, bertanggung jawab, disiplin, dan inovatif. Dengan mempadupadankan nilai-nilai entrepreneurship ke mata pelajaran lain dapat lebih menguatkan karakter siswa nantinya, karna diterapkan dalam kegiatan pembelajaran sehari- hari namun tetap disesuaikan dengan karakteristik materi yang disampaikan. b. Ekstrakurikuler dan Praktik Berwirausaha Di sekolah ini bukan hanya melalui teori dalam menanamkan nilai-nilai entrepreneurship, namun di integrasikan pula kedalam ekstrakurikuler dan praktik berwirausaha. Dimana terdapat ekstrakurikuler wajib yang harus diikuti seluruh siswa- siswi yaitu ekstrakurikuler pengembangan entrepreneurship yang dikembangkan kedalam program sekolah yang bernama botani, botani merupakan kebun hidroponik yang di fasilitasi sekolah untuk melatih peserta didik menjadi pribadi yang kreatif, bertanggung jawab, jujur, berani memimpin, bekerja sama dsb. Kebun hidroponik ini ditanami 2 jenis tanaman, yaitu sayur mayur dan herbal, dimana peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dalam setiap kelas, pada setiap kelompok biasanya peserta didik diminta untuk merencanakan, mengelola, merawat, sampai memanen dan memasarkan hasil kebun yang sudah siap jual. Sedangkan praktik berwirausaha biasanya masing-masing guru mata pelajaran memberikan praktik berwirausaha pada waktu melaksanakan ujian praktik, contohnya saja pada ujian praktik SBK, guru SBK memberikan praktik membuat kerajinan tangan, dimana siswa diperintahkan untuk membuat kerajinan tangan dari