Strategi Penanaman Nilai Entrepreneurship

ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri bukan mencari-cari atau menunggu yang datang kepada kita. 31 Tanpa adanya kemampuan, kemauan, tekad kuat, kerja keras, kesempatan dan peluang tidak akan mendorong seseorang melakukan kegiatan, seperti halnya kegiatan entrepreneurship disekolah, harus banyak pihak yang mendukung dan bukan hanya dari luar dukungannya melainkan dari diri sendiri juga harus mendukung. Karna dengan kemauan dan tekad kuat menjalankan dan melaksanakan kegiatan entrepreneurshipnya dapat berjalan dengan sungguh-sungguh. Menurut zimmerer 1996:14-15 ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausahawan gagal dalam menjalankan usaha barunya, yaitu sebagai berikut: 1 Tidak kompeten dalam hal manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil. 2 Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, memvisualisasikan usaha, mengoordinasikan, mengelola sumber daya manusia maupun mengintegrasikan operasi perusahaan. 3 Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan, maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan. 4 Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efesien. 5 Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efesiensi dan efektivitas. Kurangnya pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan peralatan fasilitas perusahaan secara tidak efesien dan tidak efektif. 6 Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setangah hati, kemungkinan terjadinya gagal menjadi besar. 7 Ketidakmampuan dalam melakukan peralihantransisi kewirausahaan. Wirausahawan yang kurang siap menghadapi 31 Suryana, op.cit., h. 108. dan melakukan perubahan tidak akan menjadi wirausahawan hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu. 32 Dari paparan diatas, menyebutkan bahwa yang menyebabkan seorang wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya yaitu karna faktor penghambat yang menghalangi atau yang mempengaruhi berjalannya usaha mereka, begitu juga halnya kegitan entrepreneurship disekolah akan gagal atau tidak bisa berjalan jika banyak faktor yang menghambat berjalannya kegiatan tersebut, seperti halnya disebutkan diatas, tidak kompeten dalam hal manajerial yaitu jika dikaitkan kedalam bidang pendidikan yaitu sekolah dapat dibayangkan seorang kepala sekolah yang tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam bidang entrepreneurship maka apa jadinya sekolah yang dikelolanya. Kurang berpengalaman, jika seorang kepala sekolah dan guru kurang berpengalaman dalam kegiatan entrepreneurship disekolah, apa pengalaman yang akan mereka berikan kepada siswa-siswi mereka. Begitu juga halnya jika gagal dalam perencanaan, dapat membuat bingung pekerjaan yang akan dilakukan dalam kegiatan entrepreneurship tersebut. Dalam kegiatan entreprenenurship disekolah, bukan hanya sekedar memberikan ilmu dan menanamkan nilai entrepreneurship melalui mata pelajaran di dalam kelas saja, melainkan juga perlunya ada praktik lapangan, jika lokasi yang kurang memadai itu akan menghambat berjalannya kegiatan. Dan pastinya harus ada pengawasan dan sikap yang sungguh-sungguh dalam berusaha, serta variasi kegiatan ataupun strategi yang dikembangkan disekolah guna menunjang kelancaran kepala sekolah serta para guru dalam 32 Suryana, op cit., h. 110. menjalankan tugasnya tarutama dalam menanamkan nilai entrepreneurship kepada siswa.

C. Penelitian Yang Relevan

Berbagai penelitian yang dilakukan mengenai penanaman nilai- nilai entrepreneurship. Penelitian yang dilakukan oleh Eva Hariyanto yang berjudul “ Pengembangan Jiwa Kewirausahaan Melalui Pendidikan Kecakapan Hidup di SMP Al-Fath Cirendeu ” mengungkapkan bahwa pelaksanaan pengembangan jiwa kewirausahaan melalui pendidikan kecakapan hidup di SMP Al-Fath berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif kepada peserta didik. Namun demikian, dari hasil penelitian ditemukan beberapa masalah yang harus segera diperbaiki seperti: kurangnya variasi kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah, mengubah paradigma peserta didik terhadap pelajaran elektro dan menjahit, dukungan orang tua kepada peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepada: pihak sekolah perlu memambahkan variasi kegiatan agar peserta didik bisa memilih kegiatan sesuai dengan minat dan bakat, sekolah diharapkan untuk memberikan pengertian kepada orang tua agar mereka mendukung peserta didik dengan cara mendorong untuk mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah, dan guru diharapkan bisa mengubah cara pandang peserta didik mengenai pelajaran elektro dan menjahit agar mereka bisa menyukai pelajaran elektro dan menjahit. Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Helmi Hermawan yang berjudul ”Pelaksanaan Pembelajaran Bernilai Karakter Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Studi di SMK Negeri 16 Jakarta” mengungkapkan bahwa pelaksanaan pembelajaran bernilai karakter pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Negeri 16 Jakarta belum berjalan secara optimal. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepada guru untuk mengikuti pelatihan khususnya berkaitan dengan bagaimana mengintegrasikan pembelajaran bernilai karakter sehingga melalui pembelajaran di kelas diharapkan penerapan nilai karakter tersebut dapat berjalan lebih baik dan lebih efektif. Selain itu juga perlu mengembangkan pembelajaran berkarakter pada pembiasaan yang dilakukan dalam rangkaian rutinitas secara berkesinambungan dan selalu berkaitan. Penelitian yang dilakukan oleh Eva Harianto memfokuskan pada pengembangan jiwa kewirausahaannya yaitu melalui pendidikan kecakapan hidup dan penelitian yang dilakukan oleh Helmi Hermawan memfokuskan pada pelaksanaan pembelajaran yang bernilai karakter pada mata pelajaran kewirausahaan. Penelitian ini merupakan pelengkap dari penelitian-penelitian sebelumnya yang diharapkan dapat menambah khasanah dengan cara menanamkan nilai-nilai entrepreneurship. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti memfokuskan pada penanaman nilai-nilai entrepreneurship yang terintegrasi pada mata Pelajaran, ekstrakulikuler, pengembangan diri, muatan lokal, kultur sekolah, praktik berwirausaha, buku ajar.

D. Kerangka Berpikir

Penanaman nilai-nilai entrepreneurship sebagai salah satu bentuk nilai yang harus ditanamkan sekolah dengan baik. Sehingga siswa memiliki kepribadian yang mencerminkan nilai-nilai entrepreneurship dalam kehidupan sehari-harinya. Sebagaimana kita ketahui nilai-nilai entrepreneurship yaitu mandiri, kreatif, berani mengambil resiko berorientasi pada tindakan, kepemimpinan, kerja keras, konsep, skillketerampilan. Penanaman nilai-nilai entrepreneurship di sekolah dapat menggunakan strategi yang di integrasikan melalui mata pelajaran, perubahan pembelajaran, ekstrakulikuler, pengembangan diri, kultur sekolah, muatan lokal, dan pembelajaran aktif. Dengan adanya penanaman nilai-nilai entrepreneurship disekolah, diharapkan terjadi perubahan pada sikap peserta didik yang mencerminkan karakter wirausahawan yang mereka dapat aplikasikan dalam kehidupan mereka. 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin di capai dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam menanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI Mentari Indonesia Bekasi Utara b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam menanamkan nilai-nilai entrepreneurship di SMPI Mentari Indonesia Bekasi Utara

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPI Mentari Indonesia Bekasi Utara yang terletak di Jl. KH.Muhammad Musa No.59 Tanah Tinggi Setia Asih Tarumajaya Kab. Bekasi, Telp 021-91308975. Adapun waktu penelitian direncanakan mulai dari bulan September sampai dengan April 2016. NO JENIS KEGIATAN BULAN 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Penyusunan proposal 2 Perizinan 3 Pengumpulan data 4 Analisis data 5 Penyusunan laporan

C. Metode Penelitian

Dilihat dari tujuan penelitian dan sifat masalah yang ada, fokus penelitian ini adalah mendeskripsikan penanaman nilai-nilai entrepreneurship di SMPI Mentari Indonesia. Dengan demikian penelitian ini dapat dikatagorikan sebagai penelitian kualitatif dengan bentuk metode deskriptif kualitatif. Dengan pendekatan tersebut diharapkan dapat diperoleh pemahaman dan penafsiran mengenai makna, kenyataan, dan fakta yang relevan. Untuk itu metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi akan digunakan untuk pengumpulan data penelitian

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan sifat dan tujuan dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut. 1. Observasi Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang bentuk program atau kegiatan penanaman nilai-nilai entrepreneurship, mata pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, praktik berwirausaha dan budaya sekolah di SMPI Mentari Indonesia Bekasi Utara. 2. Wawancara Wawancara digunakan untuk memperoleh datainformasi terkait strategi-strategi yang digunakan dalam menanamkan nilai-nilai entrepreneurship melalui pengintegrasian dalam mata pelajaran, buku ajar, ekstrakurikuler, praktik berwirausaha, pengembangan diri, muatan lokal, dan budaya sekolah di SMPI Mentari Indonesia serta faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakannya. Metode yang dilakukan dengan menggunakan pedoman