Dampak Perdagangan Bebas Regional ASEAN

6.2.1. Dampak Perdagangan Bebas Regional ASEAN

Implementasi liberalisasi perdagangan melalui kesepakatan AFTA yang menetapkan diberlakukannya penerapan tarif CEPT antar negara-negara anggota dimulai pada tahun 2003. Padahal kesepakatan AFTA telah dimulai sejak tahun 1993. Sementara itu tarif impor jagung dari negara-negara non-AFTA masih dikenakan sesuai dengan tarif MFN sampai sekarang sehingga diduga adanya pengalihan impor jagung dari Amerika ke negara-negara ASEAN. Oleh karena itu perlu dilakukan simulasi perdagangan bebas regional ASEAN yaitu dengan penghapusan tarif impor CEPT mulai dari tahun 1993 untuk melihat sejauh mana dampak yang ditimbulkan pada kinerja perdagangan jagung Indonesia. Hasil simulasi yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Perubahan Nilai Rata-Rata Simulasi Kebijakan Perdagangan Bebas Regional ASEAN, Tahun 1993-2006 Perubahan Peubah Nilai Dasar Nilai Simulasi Kebijakan Unit LAJ Luas Areal Jagung 3 386 791 3 386 980 189 0.006 PRJ Produktivitas Jagung 2.930 2.930 -1E-04 -0.003 QJ Produksi Jagung 9 952 254 9 952 540 286 0.003 QS Penawaran Jagung 10 222 150 10 211 096 -11 054 -0.108 DPT Permintaan oleh Industri Pakan Ternak 2 567 960 2 567 813 -147 -0.006 DKL Permintaan untuk Konsumsi Langsung 913 415 912 850 -565 -0.062 DIP Permintaan oleh Industri Pangan 7 675 683 7 668 594 -7 089 -0.092 QD Permintaan Jagung 11 157 057 11 149 257 -7 800 -0.070 MUS Impor Jagung dari Amerika Serikat 220 970 220 836 -134 -0.061 MAT Impor Jagung dari ASEAN -511 390 -522 609 -11 219 2.194 MJ Impor Jagung 379 930 368 576 -11 354 -2.988 XJ Ekspor Jagung 110 034 110 019 -15 -0.014 HJR Harga Jagung Domestik 12 028.9 12 031.8 2.9 0.024 Pembedaan tarif impor antara negara anggota AFTA dan non-AFTA menyebabkan terjadinya penurunan impor dari Amerika dan peningkatan impor dari ASEAN sehingga terjadi penurunan impor secara keseluruhan karena selama ini share impor jagung Indonesia dari Amerika cukup besar. Penurunan impor dari Amerika menyebabkan penawaran jagung domestik menurun sehingga harga domestik naik. Kenaikan harga jagung domestik dan penurunan impor jagung dari Amerika menyebabkan permintaan jagung secara agregat turun. Hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan Indonesia terhadap impor jagung dari Amerika cukup tinggi. Di sisi produksi, kenaikan harga domestik menyebabkan produksi jagung naik karena adanya peningkatan luas areal jagung. Kenaikan harga jagung mendorong petani untuk membudidayakan jagung sehingga terjadi kenaikan luas areal jagung nasional. Kenaikan harga jagung domestik juga menyebabkan terjadinya penurunan ekspor jagung karena ekspor jagung cukup responsif terhadap perubahan harga jagung domestik sehingga kenaikan harga jagung domestik menyebabkan terjadi penurunan ekspor jagung. Hasil simulasi ini menunjukkan bahwa pemberlakuan tarif CEPT yang berbeda dengan tarif MFN membawa pengaruh yang positif bagi petani jagung karena dapat mendorong produksi jagung nasional serta menurunkan impor jagung dari Amerika dan impor jagung secara keseluruhan. Namun di sisi lain, bagi konsumen jagung, pembedaan tarif yang menyebabkan penurunan impor menurunkan permintaan jagung secara keseluruhan karena terjadi kenaikan harga domestik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seharusnya pemerintah selayaknya memberikan kompensasi kepada industri pakan ternak jika menerapkan perdagangan bebas ASEAN dengan melakukan kajian yang lebih seksama seberapa besar kompensasi itu agar tidak memberatkan keberlangsungan industri pakan ternak yang terkait dengan sektor peternakan.

6.2.2. Dampak Perdagangan Bebas Unilateral