Ekspor Jagung Pembahasan Hasil Pendugaan Model Kinerja Perdagangan Jagung

menunjukkan bahwa perubahan permintaan yang mempengaruhi perubahan impor dapat diantisipasi dengan menaikkan produksi jagung nasional jika menginginkan penurunan impor jagung. Semakin tinggi permintaan impor maka akan semakin besar, sebaliknya semakin tinggi produksi jagung nasional, impor akan semakin turun. Hal ini sebaiknya menjadi perhatian pemerintah dalam mengambil kebijakan untuk menurunkan impor jagung karena kenyataannya pada saat ini pertumbuhan permintaan lebih tinggi daripada pertumbuhan produksi. Adanya kecenderungan tren impor jagung menarik untuk dikaji, dimana pada persamaan impor jagung dari Amerika memberikan pengaruh negatif sedangkan untuk impor dari ASEAN pengaruhnya positif. Hal ini bisa terjadi karena berbagai alasan, diantaranya adalah penghapusan kemudahan impor komoditi dari Amerika yang dahulu sempat diberlakukan seperti kredit bagi importir serta berbagai kemudahan-kemudahan non-tarif dalam keanggotaan AFTA.

5.2.5. Ekspor Jagung

Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai dan arah parameter dugaan pada persamaan ekspor jagung telah sesuai dengan harapan seperti yang terlihat pada Tabel 12. Sebesar 66.71 persen variasi variabel endogen dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel eksogennya. Ekspor jagung juga responsif terhadap perubahan-perubahan variabel eksogennya. Harga jagung dunia membawa pengaruh yang positif terhadap ekspor jagung Indonesia meskipun pengaruhnya tidak signifikan. Ekspor jagung juga responsif terhadap perubahan harga jagung dunia. Kenaikan harga dunia akan mendorong petani untuk mengekspor jagung ke luar negeri untuk mendapatkan insentif yang lebih tinggi. Sebaliknya, pada variabel harga jagung domestik menunjukkan arah parameter dugaan yang negatif sehingga jika harga domestik naik maka petani tidak perlu mengekspor hasil produksinya tetapi cukup menjual di dalam pasar dalam negeri karena dianggap sudah menguntungkan. Tabel 12. Hasil Pendugaan Parameter Ekspor Jagung PersamaanPeubah Notasi Parameter Estimate P-value Elastisitas Ekspor jagung XJ Intersept - -195615 0.259 - Harga jagung dunia HWR 21558.19 0.416 - Harga jagung domestik HJR -9.75427 0.284 -1.5518 Nilai tukar rupiah terhadap US NTRR 73.40989 0.000 5.3271 Produksi jagung QJ 0.046411 0.071 4.7511 Dummy AFTA DA 63365.97 0.191 - Tren T -31125.5 0.027 - R² = 0.66714 Nilai tukar rupiah terhadap US ternyata membawa pengaruh yang sangat signifikan dan elastis terhadap perubahan ekspor jagung Indonesia. Pada saat terjadi depresiasi rupiah, maka hasil produksi dalam negeri akan cenderung diekspor karena petani jagung akan mendapat insentif yang lebih tinggi. Demikian juga dengan harga paritas ekspor yang diterima akan semakin tinggi sehingga keuntungan usahatani jagung juga akan meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan harga yang diterima oleh petani jagung merupakan dorongan yang sangat mempengaruhi promosi ekspor jagung Indonesia. Pada saat krisis ekonomi, Indonesia bahkan pernah mengalami surplus perdagangan jagung walaupun hal ini juga disebabkan karena pada saat itu produksi jagung juga melebihi kebutuhan pabrik pakan Tangendjaja et al. 2005. Produksi jagung juga membawa pengaruh yang signifikan dan elastis terhadap ekspor jagung Indonesia. Produksi dalam negeri Indonesia tidak akan cukup untuk diekspor jika tidak terjadi pertumbuhan yang tinggi mengingat tingginya pertumbuhan permintaan jagung. Hal ini menunjukkan sebenarnya potensi ekspor jagung Indonesia sangat besar asalkan produksi dalam negeri pertumbuhannya cukup jika dibandingkan dengan pertumbuhan permintaan. Jika karena itu, jika pemerintah ingin menggalakkan ekspor jagung Indonesia, cara yang harus ditempuh adalah dengan menaikkan produksi dalam negeri, yaitu dengan peningkatan produktivitas, tidak hanya dengan peningkatan luas areal jagung karena Indonesia adalah small country yang tidak dapat mempengaruhi harga dunia yang juga sangat berpengaruh terhadap ekspor Indonesia. Keikutsertaan Indonesia dalam AFTA ternyata membawa pengaruh yang positif terhadap ekspor jagung Indonesia yang terlihat dari nilai dummy AFTA yang signifikan. Hal ini bisa dipahami karena tujuan ekspor Indonesia adalah ke negara-negara ASEAN juga seperti Philipina yang dekat dengan sentra produksi Sulawesi sehingga ekspor Indonesia juga tidak dikenai tarif di negara tersebut. Keikutsertaan dalam AFTA juga memudahkan prosedur perdagangan karena adanya penyederhanaan prosedur perdagangan, harmonisasi nomenklatur dan standar produk, sanitary dan phytosanitary. Variabel tren menunjukkan nilai negatif karena Indonesia terus mengalami defisit perdagangan sehingga produksi lebih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri yang tinggi.

5.2.6. Harga Jagung Domestik