Lapisan Serasah Frekuensi ditemukananya Makrofauna Tanah

diduga cocok sebagai tempat hidup makrofauna tanah non insekta hal ini dilihat dari kelimpahan makrofauna tanah non insekta yang ada. Cahaya masuk ke dalam tanah pada kedalaman 1–2 cm. Aktivitas makrofauna tanah akan terhambat dengan cahaya yang berlebihan terutama sinar ultra violet Buliyansih 2005. Penutupan tajuk yang semakin rapat diduga memiliki kecenderungan untuk semakin meningkatnya kelimpahan makrofauna tanah. Makrofauna tanah juga dipengaruhi oleh kehadiran vegetasi dan spesies vegetasi Wallwork 1970. Tegakan campuran memiliki nilai keanekaragaman yang tetinggi yaitu H’= 2.16, hal ini diduga bahwa keanekaragaman makrofauna tanah secara tidak langsung dipengaruhi oleh keanekaragaman vegetasi karena semakin tinggi keanekaragaman vegetasi akan meningkatkan variasi pakan untuk makrofauan tanah, sehingga makrofauna tanah yang ada semakin beragam. Biasanya keanekaragaman yang semakin meningkat akan diikuti dengan kelimpahan yang menurun karena akan ada persaingan untuk memperoleh pakan sehingga relung ekologi semakin menyempit. Data korelasi antara faktor lingkungan suhu tanah, penutupan tajuk, dan ketebalan serasah dengan nilai keanekaragaman spesies makrofauna tanah non insekta pada semua plot dapat disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Hubungan faktor lingkungan dengan keanekaragaman Diversity Index \ Faktor lingkungan 7 Diversity Index Suhu Penutupan tajuk Ketebalan serasah H Agathis rapat 20.00 95.70 3.70 1.93 Agathis jarang 21.00 66.50 1.50 1.55 Pinus rapat 19.70 86.00 3.00 1.59 Pinus jarang 19.80 67.60 1.50 0.94 Campuran rapat 20.00 87.70 2.50 1.97 Campuran jarang 20.00 65.80 2.00 1.50 Pinus terbakar rapat 21.00 92.50 2.70 1.51 Pinus terbakar jarang 23.00 62.90 2.30 1.60 7 = nilai rata-rata dari 24 plot.

3.2.6 Analisis Tanah warna dan tekstur tanah pada setiap Plot

Tanah memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda. Salah satunya adalah warna dan tekstur tanah. Ordo Oligochaeta cacing tanah merupakan salah satu makrofauna tanah yang mempunyai kelimpahan tertinggi pada setiap tipe tegakan. Jenis-jenis cacing tanah local atau asli native biasanya ditemukan hidup pada berbagai jenis tanah, baik tanah bertekstur halus, tanah liat, tanah liat berdebu, maupun lempung berdebu. Namun jarang ditemukan pada tanah berpasir Khairuman dan Amri 2009. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelimpahan tertinggi makrofauna tanah adalah cacing tanah dengan memiliki tekstur tanah liat, liat berpasir ringan, liat berdebu dan lempung ringan. Data analisis tanah warna dan tekstur tanah pada setiap plot disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Analisis warna dan tekstur tanah pada setiap plot Tegakan Plot Warna tanah Tekstur tanah Agathia rapat 1 Yellowishh red Clay 2 Dark reddish brown Silty clay 3 Dark reddish brown Clay Agathis jarang 1 Reddish brown Clay 2 Very dusky red Clay 3 Very dark brown Clay Pinus tak terbakar rapat 1 Dark reddish brown Silty clay loam 2 Dark reddish brown Clay 3 Dark yellowish brown Silty clay Pinus tak terbakar jarang 1 Dark yellowish brown Sandy clay loam 2 Dark reddish brown Sandy loam 3 Very dark brown Sandy clay Campuran rapat 1 Dark yellowish brown Clay 2 Strong brown Clay 3 Dark reddish brown Silty clay Campuran jarang 1 Dark yellowish brown Clay 2 Dark reddish gray Clay 3 Dark reddish brown Silty clay Pinus pasca terbakar rapat 1 Dark yellowish brown Sandy clay loam 2 Dark yellowish brown Sandy clay 3 Dark yellowish brown Sandy clay Pinus pasca terbakar jarang 1 Strong brown Clay 2 Dark brown Clay 3 Dark yellowish brown Sandy clay SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Hutan Pendidikan Gunung Walat memiliki komposisi makrofauna tanah non insekta yang terdiri dari 11 ordo, 19 famili dan 30 morfospesies. Kelimpahan tertinggi dijumpai pada tegakan agathis dengan kelimpahan sebesar 282 individu. Jika dilihat dari penutupan tajuk, tegakan yang memiliki penutupan tajuk lebih rapat akan cenderung memiliki kelimpahan makrofauna tanah non insekta yang lebih tinggi. Kelimpahan makrofauna tanah non insekta yang dijumpai pada lapisan tanah 0–10 cm lebih tinggi daripada yang dijumpai pada lapisan serasah. Ordo Geopilomorpha dan Oligochaeta adalah ordo yang paling sering ditemukan pada setiap tipe tegakan. Tingkat keragaman makrofauna tanah non insekta tertinggi ditemukan pada tegakan campuran. Vegetasi yang semakin bervariasi diduga akan menghasilkan keanekaragaman makrofauna tanah non insekta yang tinggi, dan dengan ketebalan serasah yang semakin tinggi maka keanekaragaman makrofauna tanah cenderung meningkat. Kondisi kebakaran yang terjadi pada tegakan pinus, diduga dapat mengubah komposisi spesies dan menurunkan kelimpahan