Tabel 8 Nilai kesamaan antar tegakan berdasarkan tipe tegakan
Tegakan Similarity Index
A vs P 0.32
P vs C 0.32
A vs C 0.44
P vs PK 0.32
A= tegakan agathis, P= tegakan pinus tak terbakar, C= tegakan campuran agathis, pinus, puspa, , PK= tegakan pinus pasca terbakar, vs= versus.
3.2.4 Frekuensi ditemukananya Makrofauna Tanah
Frekuensi yaitu menunjukan seringnya makrofauna tanah non insekta yang ditemukan di plot penelitian. Data frekuensi ditemukannya makrofauna tanah
pada lapisan taah 0–10 cm dan lapisan serasah disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9 Frekuensi Makrofauna tanah di Hutan Pendidikan Gunung Walat
Morfospesies Frekuensi
6
Tanah Serasah Dalodesmidae sp.1
16.67 20.83 Dalodesmidae sp.2
16.67 0.00 Mollusca sp. 4.17
4.17 Mecistochepalidae sp.1
66.67 16.67 Mecistochepalidae sp.2
4.17 4.17 Hirudinea sp.1
8.33 0.00 Hirudinea sp.2
0.00 4.17 Salticidae sp.
4.17 0.00 Trachelipodidae sp.
12.50 8.33 Lycosidae sp. 0.00
4.17 Oniscidae sp.1
0.00 4.17 Oniscidae sp2.
4.17 8.33 Phalangiidae sp.
4.17 0.00 Araneidae sp.1
4.17 8.33 Araneidae sp.2
0.00 4.17 Thomisidae sp.
8.33 4.17 Scolopendridae sp.
8.33 0.00 Pyrgodesmidae sp.
4.17 0.00 Cylistidae sp.
0.00 16.67 Trombididae sp.
0.00 8.33 Dysderidae sp. 0.00
4.17 Spirobolidae sp. 0.00
4.17 Oxyopidae sp.
12.50 12.50 Perionyx sp.1
41.67 8.33 Perionyx sp.2
25.00 0.00 Perionyx sp.3
8.33 0.00 Pheretima sp. 25.00
0.00 Metaphire sp. 0.00
4.17 Enchytraeidae sp.1 45.83
16.67 Enchytraeidae sp.2 29.17 8.33
6 = makrofauna tanah non insekta di 24 plot.
3.2.4.1 Lapisan Tanah 0–10 cm
Pada lapisan tanah 0–10cm ditemukan 21 spesies morfospesies. Spesies Mecistochepalidae sp.1 merupakan spesies yang paling sering ditemukan dengan
FR = 66.67. Ordo yang sering ditemukan pada lapisan tanah ini adalah ordo
Oligochaeta cacing tanah. Cacing tanah sering ditemukan di plot pengamatan karena cocoknya kondisi lingkungan untuk pertumbuhan cacing tanah seperti pH
tanah 5–5.5 dan suhu tanah 19.7–23 C. Menurut Lee 1985 dalam Brata 2009
kebutuhan lingkungan tanah atau media tempat hidup cacing tanah tersebut adalah kecukupan dan kesesuaian pakan, kelembaban, temperatur, pH dan konsentrasi
elektrolit, aerasi media, perlindungan cahaya serta tektur tanah. Menurut Khairuman dan Amri 2009, idealnya suhu untuk kehidupan cacing tanah adalah
15–25
C, jika melebihi angka tersebut bisa dipastikan pertumbuhan dan
kenyamanan hidup cacing tanah bakal terganggu.
Spesies cacing tanah yang terdapat di Indonesia kebanyakan tergolong ke dalam famili Megascolacidae. Cacing tanah Perionyx sp. dan Pheretima sp.
sering ditemukan pada setiap plot pengamatan dengan frekuensi 25. Suin 1997 menyatakan bahwa cacing tanah Pheretima sp. banyak ditemukan di
pulau Jawa, baik di dataran rendah, rumput, maupun dataran tinggi. Minnich 1997 dalam Soedarmo 1995 mengemukakan bahwa Pheretima sp. adalah
spesies cacing yang mempunyai adaptasi yang mengagumkan. Ada beberapa spesies makrofauna tanah yang hanya ditemukan pada lapisan tanah saja,
diantaranya yaitu Dalodesmidae sp.2, Hirudinea sp.1, Salticidae sp., Scolopendridae sp., Pyrgodesmidae sp., Perionyx sp.2, Perionyx sp.3 dan
Pheretima sp.
3.2.4.2 Lapisan Serasah
Serasah merupakan salah satu habitat yang digunakan oleh makrofauna tanah terutama yang ada di permukaan atau dekat permukaan tanah. Kondisi
serasah sangat berpengaruh terhadap keberadaan makrofauna tanah. Makrofauna tanah non insekta yang sering ditemukan pada lapisan serasah yaitu
Dalodesmidae sp. 20.83, Mecistocephalidae sp. 16.67, Cylistidae sp. 16.67, dan Oxyopidae sp. 12.50. Spesies makrofauna tanah yang hanya
ditemukan pada lapisan serasah, diantaranya yaitu Hirudinea sp2, Lycocidae sp, Oniscidae sp.1, Oniscidae sp.2, Araneae sp.2, Cylistidae sp., Trombididae sp.,
Dysderidae sp., Spirobolidae sp., dan Metaphire sp. Kelas crustaceae ditemukan hampir merata pada semua tipe tegakan. Hal ini diduga karena melimpahnya
serasah sebagai tempat berlindung dan sekaligus menjadi bahan makanan.
3.2.5 Hubungan Faktor Lingkungan dengan Keanekaragaman Makrofauna Tanah di Hutan Pendidikan Gunung Walat
Kehidupan oganisme tidak tersendiri, tetapi berinteraksi dengan faktor lainnya, seperti faktor fisika dan faktor kimia dari lingkungan tempatnya hidup.
Adanya interaksi itu sangat menentukan penyebaran dan kepadatan hewan tersebut Suin 2006. Makrofauna tanah akan melimpah pada habitat yang mampu
menyediakan faktor-faktor yang dapat mendukung kehidupan makrofauna tanah seperti ketersediaan makanan, suhu yang optimal, dan ada atau tidaknya musuh
alami.
Suhu tanah merupakan salah satu faktor fisika tanah yang sangat menentukan kehadiran dan kepadatan organisme tanah, sehingga suhu tanah akan
menentukan tingkat dekomposisi material organik tanah Suin 2006. Suhu tanah yang terdapat di plot pengamatan berkisar 19–23
C, kondisi kondisi tersebut