Biodiversitas Makrofauna Tanah non insekta

terbakar. Hal ini diduga dengan adanya kebakaran akan memunculkan abu dilantai hutan yang menimbulkan peningkatan unsur hara dan pH tanah. Hal tersebut diduga menjadi penyebab meningkatnya keanekaragaman makrofauna tanah. Spesies-spesies yang terdapat pada tegakan setelah terbakar adalah Perionyx sp.3, Araneidae sp.1, Dysderidae sp., Oxyopidae sp., dan Spirobolidae sp. Tabel 5 Biodiversitas makrofauna tanah non insekta di tegakan pinus tak terbakardan pinus pasca terbakar Keterangan Tegakan pinus 4 Tak terbakar 12 Pasca terbakar 12 S 11.00 14.00 H 1.77 1.96 DMg 2.00 2.75 E 0.52 0.58 S = jumlah morfospesies yang ditemukan, H’= indeks keanekaragaman individu spesies Shannon-Wiener, DMg = indeks kekayaan spesies Margalef, E = indeks kemerataan spesies Pielou, 1 = gabungan makrofauna tanah yang ditemukan di tanah dan serasah, 2 = gabungan makrofauna tanah di tegakan rapat dan jarang, 4 = makrofauna tanah di 6 plot, ukuran 1 plot 40 x 40 cm. Tabel 6 Biodiversitas makrofauna tanah non insekta berdasarkan penutupan tajuk pada seluruh tegakan Keterangan Tegakan 5 AR AJ PR PJ CR CJ PKR PKJ S 15.00 8.00 9.00 6.00 13.00 9.00 8.00 9.00 H 1.93 1.55 1.59 0.94 1.97 1.50 1.51 1.60 DMg 2.58 1.75 1.80 1.20 2.47 1.98 1.68 2.07 E 0.57 0.45 0.47 0.28 0.58 0.44 0.44 0.47 S = jumlah morfospesies yang ditemukan, H’= indeks keanekaragaman individu spesies Shannon-Wiener, DMg = indeks kekayaan spesies Margalef, E = indeks kemerataan spesies Pielou, 5 = makrofauna tanah di 3 plot, ukuran 1 plot 40 x 40 cm. Hasil penelitian Sugiyarto 2000 menjelaskan bahwa diversitas makrofauna tanah berkorelasi negatif dengan tingkat penetrasi cahaya matahari. Berdasarkan hasil penelitian kelimpahan dan keanekaragaman pada setiap tegakan yang memiliki penutupan tajuk rapat memiliki kecenderungan nilai kelimpahan dan keanekaragaman yang lebih tinggi daripada tegakan yang memiliki penutupan tajuk jarang. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 yang menunjukan tingkat keanekaragaman makrofauna tanah akan meningkat seiring dengan peningkatan penutupan tajuk. Keanekaragaman tertinggi dijumpai pada tegakan campuran rapat H’ = 1.97 Indeks kekayaan spesies tertinggi ditemukan pada tegakan agathis rapat. Selain itu, jumlah spesies dan kelimpahan individu tertinggi juga ditemukan pada tegakan agathis rapat. Hal tersebut diduga disebabkan oleh penutupan tajuk yang tinggi 95.7, ketebalan serasah 3.7 cm dan kondisi hujan sehari sebelum pengambilan makrofauna tanah non insekta yang menjadikan kelembaban tanah meningkat dan suhu tanah menurun. Kondisi tersebut diduga disenangi oleh sebagian besar makrofauna tanah. Nilai kemerataan spesies pada setiap tegakan mendekati 0 sehingga dapat dikatakan bahwa sebaran kelimpahan individu pada setiap morfospesies tidak merata. Salah satu contoh ordo yang memiliki kelimpahan tertinggi yaitu ordo Oligochaeta. Ordo ini hampir mendominasi pada setiap tegakan. Cacing tanah merupakan kelompok hewan invertebrata yang banyak dijumpai pada tempat-tempat yang lembab di seluruh dunia Brata 2009. Hasil analisis data indeks keanekaragaman, indeks kekayaan dan indeks kemerataan spesies makrofauna tanah non insekta berdasarkan tempat ditemukannya lapisan tanah dan serasah tersaji pada Tabel 7. Di lapisan tanah terdapat 21 morfospesies dengan 629 individu, sedangkan pada lapisan serasah terdapat 21 morfospesies dengan 101 individu. Hasil analisis menunjukan bahwa nilai keanekaragaman pada lapisan serasah lebih tinggi daripada lapisan tanah 0–10 cm. Nilai biodiversitas pada lapisan tanah 0–10 cm yaitu H’=2.09, DMg=3.10 dan E=0.61 dan pada lapisan serasah yaitu H’=2.60, DMg=4.33 dan E=0.76. Secara umum nilai keanekaragaman makrofauna tanah pada lapisan serasah lebih tinggi daripada keanekaragaman makrofauna tanah pada lapisan tanah 0–10 cm. Tersediannya makanan yang cukup berupa serasah dan tumbuhan bawah diduga menyebabkan tingginya keanekaragaman makrofauna tanah non insekta pada lapisan serasah, sedangkan pada lapisan bawahnya 0–10 cm kehidupan makrofauna tanah dibatasi oleh kondisi lingkungan, seperti terbatasnya ketersediaan oksigen, minimnya bahan makanan, sinar matahari serta kondisi tanah yang kurang mendukung. Tabel 7 Biodiversitas makrofauna tanah non insekta yang ditemukan di tanah dan serasah Keterangan Tegakan 6 Tanah Serasah S 21.00 21.00 H 2.09 2.60 DMg 3.10 4.33 E 0.61 0.76 S = jumlah morfospesies yang ditemukan, H’= indeks keanekaragaman individu spesies Shannon-Wiener, DMg = indeks kekayaan spesies Margalef, E = indeks kemerataan spesies Pielou, 6 = makrofauna tanah non insekta di 24 plot.

3.2.3 Nilai Kesamaan Komunitas Similarity index

Hasil analisis data untuk mengetahui tingkat kesamaan spesies makrofauna tanah antara tipe tegakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat dengan menggunakan rumus kesamaan Jaccard dapat disajikan pada Tabel 8. Hasil analisis data untuk mengetahui tingkat kesamaan komunitas antara tipe tegakan di HPGW dapat menggunakan rumus kesamaan Jaccard dapat disajikan pada Tabel 8 dan 9. Hasil analisis indeks kesamaan komunitas Jaccard memperlihatkan bahwa nilai kesamaan makrofauna tanah antar tipe tegakan berbeda satu sama lain. Tingkat kesamaan antar tegakan dapat dikatakan rendah, dikarenakan nilai indeks kesamaan komunitas Jaccard index mendekati nol. Kondisi vegetasi dan faktor lingkungan yang berbeda menyebabkan kelimpahan dan keanekaragaman yang berbeda pada setiap tipe tegakan. Kebakaran yang terjadi pada tegakan juga menyebabkan tingkat kesamaan komunitas antar tegakan menjadi rendah. Tabel 8 Nilai kesamaan antar tegakan berdasarkan tipe tegakan Tegakan Similarity Index A vs P 0.32 P vs C 0.32 A vs C 0.44 P vs PK 0.32 A= tegakan agathis, P= tegakan pinus tak terbakar, C= tegakan campuran agathis, pinus, puspa, , PK= tegakan pinus pasca terbakar, vs= versus.

3.2.4 Frekuensi ditemukananya Makrofauna Tanah

Frekuensi yaitu menunjukan seringnya makrofauna tanah non insekta yang ditemukan di plot penelitian. Data frekuensi ditemukannya makrofauna tanah pada lapisan taah 0–10 cm dan lapisan serasah disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Frekuensi Makrofauna tanah di Hutan Pendidikan Gunung Walat Morfospesies Frekuensi 6 Tanah Serasah Dalodesmidae sp.1 16.67 20.83 Dalodesmidae sp.2 16.67 0.00 Mollusca sp. 4.17 4.17 Mecistochepalidae sp.1 66.67 16.67 Mecistochepalidae sp.2 4.17 4.17 Hirudinea sp.1 8.33 0.00 Hirudinea sp.2 0.00 4.17 Salticidae sp. 4.17 0.00 Trachelipodidae sp. 12.50 8.33 Lycosidae sp. 0.00 4.17 Oniscidae sp.1 0.00 4.17 Oniscidae sp2. 4.17 8.33 Phalangiidae sp. 4.17 0.00 Araneidae sp.1 4.17 8.33 Araneidae sp.2 0.00 4.17 Thomisidae sp. 8.33 4.17 Scolopendridae sp. 8.33 0.00 Pyrgodesmidae sp. 4.17 0.00 Cylistidae sp. 0.00 16.67 Trombididae sp. 0.00 8.33 Dysderidae sp. 0.00 4.17 Spirobolidae sp. 0.00 4.17 Oxyopidae sp. 12.50 12.50 Perionyx sp.1 41.67 8.33 Perionyx sp.2 25.00 0.00 Perionyx sp.3 8.33 0.00 Pheretima sp. 25.00 0.00 Metaphire sp. 0.00 4.17 Enchytraeidae sp.1 45.83 16.67 Enchytraeidae sp.2 29.17 8.33 6 = makrofauna tanah non insekta di 24 plot.

3.2.4.1 Lapisan Tanah 0–10 cm

Pada lapisan tanah 0–10cm ditemukan 21 spesies morfospesies. Spesies Mecistochepalidae sp.1 merupakan spesies yang paling sering ditemukan dengan FR = 66.67. Ordo yang sering ditemukan pada lapisan tanah ini adalah ordo