2.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Proses pengumpulan data primer melalui pengukuran langsung di
lapangan seperti pengambilan makrofauna tanah non insekta, pengukuran suhu tanah, pengukuran kerapatan tajuk dan pengukuran ketebalan serasah. Proses
pengumpulan data sekunder melalui informasi yang telah tersedia dari data profil lokasi penelitian seperti data letak dan luas, kondisi iklim, topografi, dan sejarah
pengelolaan hutan. Data ini diperoleh dari pihak Hutan Pendidikan Gunung Walat melalui wawancara dengan petugas lapangan dan dari studi pustaka
berbagai literatur, jurnal, laporan dan arsip-arsip yang terkait.
2.4 Metode Kerja
2.4.1 Penentuan Plot Pengamatan
Plot pengamatan dipilih di delapan tipe tegakan yaitu tegakan agathis rapat, agathis jarang, pinus rapat, pinus jarang, campuran rapat, campuran jarang, pinus
pasca terbakar rapat, dan pinus pasca terbakar jarang di Hutan Pendidikan Gunung Walat. Adapun kriteria penutupan tajuk menurut Arief 2001 yaitu bertajuk rapat
70, sedang 40–70 dan jarang 40. Selain itu penentuan penutupan tajuk juga ditentukan dari pengamatan visual pada masing-masing plot. Plot
pengamatan dibuat sejumlah tiga plot yang ditentukan secara purposive sampling pada tegakan bertajuk jarang dan tegakan bertajuk rapat pada masing-masing tipe
tegakan sehingga total plot berjumlah 24. Tiap plot berukuran 40 cm x 40 cm dan ditempatkan pada lokasi yang memiliki serasah paling tebal di masing-masing tipe
tegakan. Plot yang telah dibuat kemudian ditandai dengan GPS agar dapat dipetakan dan memperjelas posisi masing-masing. Plot pengamatan masing-
masing tegakan disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1 Sebaran plot pengambilan sampel makrofauna tanah non insekta di kawasan HPGW
2.4.2 Pengambilan Makrofauna Tanah non insekta
Prosedur pengamatan dan pengambilan makrofauna tanah pada masing- masing plot dilakukan dengan cara seluruh serasah yang berada di dalam plot
pengamatan dipindahkan ke dalam trashbag bening secara cepat. Lapisan tanah 0–10 cm pada plot juga dipindahkan ke dalam trashbag bening yang lain dengan
cepat. Masing-masing trashbag tersebut kemudian diberi label yang berisi keterangan tempat ditemukannya tanahserasah, nomor plot, dan lokasi
pengambilan plot.
Seluruh makrofauna tanah non insekta yang berada di dalam serasah dan laipsan tanah kemudian dikumpulkan dengan hand sorting method dan dibantu
dengan pinset. Makrofauna tanah non insekta yang terambil dimasukan ke dalam tabung sampel yang berisi alkohol 70 dan telah diberi label seperti
pelabelan pada trashbag bening. Makrofauna tanah non insekta yang telah dimasukan ke dalam alkohol tersebut, dipastikan benar-benar mati kemudian
difoto dan dilakukan pengukuran panjang tubuh makrofauna tanah tersebut.
2.4.3 Pengukuran Faktor Lingkungan Makrofauna Tanah non insekta
Pengukuran faktor lingkungan makrofauna tanah non insekta terdiri dari pengukuran suhu tanah dan kerapatan tajuk. Suhu tanah diukur dengan
menggunakan termometer tanah. Pengukuran suhu tanah ini dilakukan tiga kali ulangan tiap lima menit. Pengukuran kerapatan tajuk menggunakan densiometer,
dengan cara pengamat membawa densiometer ke titik pusat plot sampel, kemudian mengarahkan densiometer ke empat arah utara, selatan, barat dan
timur.
2.4.4 Identifikasi Makrofauna Tanah
Seluruh makrofauna tanah non insekta yang tertangkap dari serasah dan bahan tanah diidentifikasi sampai tingkat famili. Identifikasi terhadap spesies
makrofauna tanah yang terkumpul dapat dilakukan dengan memanfaatkan informasi dari spesimen yang terkumpul, foto dan gambar spesimen. Identifikasi
ini dilakukan di Laboratorium Entomologi Hutan Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor. Buku identifikasi makrofauna tanah yang
digunakan ialah yang ditulis oleh Shepard et al. 1987, Borror et al. 1996 dan Subiyanto et al. [tahun terbit tidak diketahui].
2.5 Analisis Data
Analisis data yang dilakukan adalah analisis indeks kekayaan spesies Margalef Richness Index, indeks keanekaragaman Shannon-Wiener Diversity
Index, indeks kemerataan Pielou Eveness Index, kelimpahan makrofauna tanah, indeks kesamaan komunitas Similarity Index antar tipe tegakan, dan frekuensi
ditemukannya suatu spesies. Analisis data tersebut dilakukan dengan menggunakan softwere Diversity.