faktor lain. Pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, dan jenis pekerjaan kepala keluarga berpengaruh secara nyata terhadap konsumsi beras maupun non
beras di Kabupaten Tuban Taufiq, 2007.
2.8 Kerangka Pemikiran
Kehidupan masyarakat akan senantiasa mengalami perubahan dan akan selalu menuju ke tahap yang lebih maju dan lebih modern. Sejalan dengan
kehidupan yang semakin maju dan modern, maka akan muncul kebutuhan- kebutuhan yang lebih kompleks dan lebih banyak jumlahnya sehingga diperlukan
pula fasilitas pendukung yang lebih baik, lebih banyak dan lebih variatif daripada yang tersedia saat ini. Peningkatan fasilitas ini hanya mungkin terjadi melalui
suatu pembangunan yang dilakukan oleh pihak pemerintah maupun swasta. Pembangunan pada sektor perdagangan untuk memfasilitasi proses distribusi
barang dan jasa yang berkaitan langsung dengan konsumsi masyarakat seperti pembangunan pasar modern saat ini marak dilakukan. Maraknya pembangunan
pasar modern berimbas pada semakin ketatnya persaingan dalam industri ritel Hartati, 2006.
Perubahan life style masyarakat yang menjadi lebih modern
mempengaruhi pola belanja atau tingkat pengeluaran konsumen. Masyarakat menjadi lebih konsumtif dan cenderung lebih suka berbelanja di pasar modern
yang memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan pedagang eceran tradisional. Preferensi masyarakat yang saat ini cenderung lebih menyukai
berbelanja di pasar modern, salah satunya minimarket, menjadi salah satu faktor pemicu tingginya pertumbuhan minimarket. Pertumbuhan minimarket tidak dapat
dipungkiri menimbulkan berbagai dampak positif bagi konsumen, antara lain dimanjakannya konsumen dengan tempat perbelanjaan yang nyaman, variasi
produk yang beragam, dan juga harga produk yang bersaing. Menjamurnya minimarket di wilayah pemukiman yang padat penduduk
dan di pedesaan menyebabkan tersingkirnya pedagang eceran tradisional. Persaingan ini tidak sebanding karena kemampuan bersaing pedagang eceran
tradisional yang masih rendah dan juga minimnya modal yang menunjang kegiatan bisnis para peritel tradisional. Minimarket dengan sistem waralaba dapat
memutus rantai distribusi dari produsen sehingga saluran distribusinya lebih pendek dibandingkan pedagang eceran tradisional. Akibatnya, harga di
minimarket menjadi lebih murah. Hal ini menjadi ancaman yang serius bagi pedagang eceran tradisional.
Tumbuh pesatnya minimarket ke wilayah pemukiman dengan jarak yang berdekatan, berdampak buruk bagi pedagang eceran tradisional. Semakin dekat
jarak antara pedagang eceran tradisional dengan minimarket membuat tingkat persaingan diantara keduanya semakin besar yang berakibat pada perubahan
omzet usaha pedagang eceran tradisional. Ekspansi minimarket menjadi tantangan yang berat bagi pedagang eceran tradisional. Saat ini pedagang eceran tradisional
yang lokasinya berdekatan dengan minimarket mulai kehilangan pembeli yang berdampak pada penurunan omzet usaha pedagang eceran tradisional.
Pedagang eceran tradisional sebenarnya memiliki nilai strategis, antara lain adalah lokasinya yang dekat dengan pemukiman penduduk dan terkadang
pedagang eceran memperbolehkan konsumennya untuk berhutang. Namun jika nilai strategis tersebut tidak dapat diunggulkan, maka keberadaan pedagang
eceran tradisional akan tergantikan oleh keberadaan minimarket. Diperlukan pemikiran kritis dalam menghasilkan rekomendasi kebijakan bagi pedagang
eceran tradisional maupun minimarket agar terjadi harmonisasi pada sektor perdagangan. Sektor perdagangan yang memiliki nilai strategis dalam
perekonomian Indonesia ini selanjutnya diharapkan dapat memantapkan peranannya dalam mendorong pertumbuhan produksi, distribusi, pemenuhan
kebutuhan konsumen, serta penciptaan lapangan pekerjaan Agustina, 2009.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
2.9 Hipotesis Penelitian