Teori Tentang Pasar TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Kotler 2008 mendefinisikan pengeceran retailling sebagai kegiatan yang mencakup penjualan produk atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi, non bisnis konsumen. Salah satu contoh perdagangan eceran adalah pedagang eceran tradisional atau pedagang eceran di daerah pemukiman yang biasa disebut warung. Sedangkan perdagangan besar wholesaling meliputi semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang dan jasa kepada pihak yang membeli untuk dijual kembali atau pemakaian bisnis Kotler, 2008. Jenis perdagangan yang termasuk dalam pedagang besar adalah distributor utama, perkulakan grosir, sub distributor, pemasok besar, agen tunggal pemegang merek, eksportir dan importir.

2.2. Teori Tentang Pasar

Pasar didefinisikan sebagai satu kelompok penjual dan pembeli yang mempertukarkan barang yang dapat disubstitusikan. Terdapat dua jenis pasar, yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los, dan tenda yang dimiliki atau dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 53M- DAGPER122008. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007, toko modern atau pasar modern adalah toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk minimarket, supermarket, department store, hypermarket ataupun grosir yang berbentuk perkulakan. Barang yang dijual di pasar modern memiliki variasi jenis yang beragam. Selain menyediakan barang-barang lokal, pasar modern juga menyediakan barang impor. Barang yang dijual di pasar modern memiliki kualitas yang relatif lebih terjamin karena melalui penyeleksian secara ketat. Secara kuantitas, pasar modern umumnya mempunyai persediaan barang di gudang yang terukur. Dari segi harga, pasar modern memiliki label harga yang pasti tercantum harga sebelum dan setelah dikenakan pajak. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 tahun 2007, macam-macam pasar modern diantaranya: a. Minimarket, yaitu gerai yang menjual produk-produk eceran seperti ritel kelontong dengan fasilitas pelayanan yang lebih modern. Luas ruang minimarket kurang dari 400 m 2 . b. Supermarket menjual secara eceran barang konsumsi terutama produk makanan dan produk rumah tangga lainnya dengan luas antara 400 m 2 sampai dengan 5.000 m 2 . c. Hypermarket menjual secara eceran barang konsumsi terutama produk makanan dan produk rumah tangga lainnya dengan luas di atas 5.000 m 2 . d. Department Store menjual secara eceran barang konsumsi terutama produk sandang dan perlengkapannya dengan penataan barang berdasarkan jenis kelamin danatau tingkat usia konsumen dengan luas di atas 400 m 2 . e. Perkulakan atau gudang rabat menjual produk dalam kuantitas besar kepada pembeli non-konsumen akhir untuk tujuan dijual kembali atau pemakaian bisnis dengan luas di atas 5.000 m 2 . Pasar tradisional adalah pasar yang dikelola dengan manajemen yang lebih tradisional dan sederhana dibandingkan pasar modern, umumnya pasar tradisional terdapat di pinggiran perkotaanjalan atau lingkungan perumahan. Pasar tradisional diantaranya yaitu ritel rumah tangga, ritel kios, pedagang kaki lima dan sebagainya. Barang yang dijual hampir sama seperti barang-barang yang dijual di pasar modern dengan variasi jenis yang beragam. Perbedaannya, pasar tradisional cenderung menjual barang-barang lokal dan jarang ditemui barang impor. Umumnya pasar tradisional mempunyai persediaan barang yang jumlahnya sedikit sesuai dengan modal yang dimiliki pedagang atau permintaan dari konsumen. Dari segi harga, pasar tradisional tidak memiliki label harga yang pasti karena harga disesuaikan dengan besarnya keuntungan yang diinginkan oleh setiap pemilik usaha. Harga pasar yang selalu berubah-ubah membuat pedagang di pasar tradisional enggan membuat label harga pada barang dagangannya Wijayanti, 2011.

2.3 Omzet