42
1 Membayar uang pemasukan yang
jumlah dan
cara pembayarannya ditetapkan dalam keputusan pemberian haknya;
2 Menggunakan tanah sesuai dengan peruntukannya dan Persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam keputusan dan
perjanjian pemberiannya; 3 Memelihara dengan baik tanah dan bangunan yang ada di
atasnya serta menjaga kelestarian lingkungan hidup; 4 Menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan Hak
Guna Bangunan kepada Negara, pemegang Hak Pengelolaan atau pemegang Hak Milik sesudah Hak Guna Bangunan itu
hapus; 5 menyerahkan sertifika t Hak Guna Bangunan yang telah
hapus kepada Kepala Kantor Pertanahan. Pengaturan lebih lanjut mengenai kewajiban pemegang Hak Guna
Bangunan tercantum dalam Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 Tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah
yang menyebutkan bahwa: “Jika tanah Hak Guna Bangunan karena keadaan geografis atau
lingkungan atau sebab-sebab lain letaknya sedemikian rupa sehingga mengurung atau menutup pekarangan atau bidang tanah lain dari lalu
lintas umum atau jalan air, pemegang Hak Guna Bangunan wajib memberikan jalan keluar atau jalan air atau kemudahan lain bagi
pekarangan atau bidang tanah yang terkurung itu”.
4. Peralihan Hak Guna Bangunan
Pasal 35 ayat 3 Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 secara tegas menyatakan bahwa Hak Guna Bangunan dapat beralih dan dialihkan
kepada pihak lain. Ketentuan ini selanjutnya dipertegas dalam Pasal 34 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 Tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah yang menyatakan bahwa: a. Hak Guna Bangunan dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain.
Universitas Sumatera Utara
43
b. Peralihan Hak Guna Bangunan terjadi karena : 1. jual beli;
2. tukar menukar; 3. penyertaan dalam modal;
4. hibah; 5. pewarisan.
c. Peralihan Hak Guna Bangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus didaftarkan pada Kantor Pertanahan.
d. Peralihan Hak Guna Bangunan karena jual beli kecuali jual beli melalui lelang, tukar menukar, penyertaan dalamk modal, dan hibah
harus dilakukan dengan akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah.
e. Jual beli yang dilakukan melalui pelelangan dibuktikan dengan Berita Acara Lelang.
f. Peralihan Hak Guna Bangunan karena pewarisan harus dibuktikan dengan surat wasiat atau surat keterangan waris yang dibuat oleh
instansi yang berwenang. g. Peralihan Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Pengelolaan harus
dengan persetujuan tertulis dari pemegang Hak Pengelolaan. h. Peralihan Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Milik harus dengan
persetujuan tertulis dari pemegang Hak Milik yang bersangkutan. Dari ketentuan tersebut diatas dapat dilihat bahwa secara tegas dibedakan
syarat peralihan Hak Guna Bangunan atas tanah Negara dengan Hak Guna Bangunan yang diberikan di atas tanah Hak Milik atau di atas tanah Hak
Pengelolaan. Terhadap Hak Guna Bangunan yang diberikan di atas tanah Hak
Pengelolaan, setiap perbuatan hukum yang berhubungan dengan Hak Guna Bangunan di atas bidang tanah tersebut, haruslah terlebih dahulu memperoleh
persetujuan tertulis dari pemegang Hak Pengelolaan atas bidang tanah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
44
5. Pembebanan Hak Tanggungan Atas Hak Guna Bangunan
Hak Guna Bangunan sebagai hak atas tanah yang dapat dibebankan dengan Hak Tanggungan dapat dilihat pada Pasal 39 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1960 Tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah yang menyatakan bahwa: “Hak Guna Bangunan dapat dijadikan jaminan
utang dengan dibebani hak tanggungan”. Ketentuan ini kemudian dipertegas dalam Pasal 33 Peraturan Pemerintah
Nomor 40 tahun 1996 Tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah yang menyatakan bahwa:
a. Hak Guna Bangunan dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani Hak Tanggungan.
b.Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 hapus dengan hapusnya Hak Guna Bangunan.
Lebih lanjut, ketentuan mengenai pembebanan Hak Tanggungan tersebut dipertegas kembali dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996
Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah, yang menyatakan bahwa:
76
1. Hak atas tanah yang dapat dibebani Hak Tanggungan adalah : a. Hak Milik;
b. Hak Guna Usaha; c. Hak Guna Bangunan;
2. Selain hak-hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Hak Pakai atas tanah Negara yang menurut ketentuan yang berlaku wajib
didaftar dan menurut sifatnya dapat dipindahtangankan dapat juga dibebani Hak Tanggungan.
76
Pasal 4 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan
Universitas Sumatera Utara
45
3. Pembebanan Hak Tanggungan pada Hak Pakai atas tanah Hak Milik akan diataur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
4. Hak Tanggungan dapat juga dibebankan pada hak atas tanah berikut bangunan, tanaman, dan hasil karya yang telah ada atau akan ada yang
merupakan satu kesatuan dengan tanah tersebut, dan yang merupakan milik pemegang hak atas tanah yang pembebanannya dengan tegas
dinyatakan didalam
Akta Pemberian
Hak Tanggungan
yang bersangkutan.
5. Apabila bangunan, tanaman dan hasil karya sebagaimana dimaksud pada ayat 4 tidak dimiliki oleh pemegang hak atas tanah, pembebanan
Hak Tanggungan atas benda-benda tersebut hanya dapat dilakukan dengan penandatanganan serta pada Akta Pemberian Hak Tanggungan
yang bersangkutan oleh pemiliknya atau yang diberi kuasa untuk itu olehnya dengan akta otentik.
6. Hapusnya Hak Guna Bangunan