4.4 Implikasi Kebijakan
Pada Tabel 18 mengenai kenaikan tarif jasa nagkutan barang karena adanya kenaikan harga BBM, memiliki kenaikan sebesar 25 persen untuk setiap
kenaikan harga BBM sebesar Rp. 500. Walaupun harga BBM per liter naik, bagi mereka bukan hal yang sulit untuk mendapatkan omzet karena dengan kenaikan
harga tersebut dapat menjadi alasan utama pemilik jasa angkutan barang untuk menaikan tarif dan mendapatkan omzet yang lebih besar. Di sisi lain, nilai
kesediaan responden jasa angkutan barang memiliki nilai yang lebih besar dari harga premium yang berlaku saat ini, yang berarti pemilik usaha jasa angkutan
barang setuju dengan kenaikan harga BBM. Dari pertimbangan tersebut maka, pemerintah dapat menaikan harga premium per liter dengan besar kenaikan yang
sudah direncanakan. Hal tersebut akan direspon dengan pemilik jasa angkutan barang melalui kenaikan tarif. Kebijakan pemerintah mengenai penggurangan
subsidi BBM atau kenaikan harga BBM dapat dilaksanakan dengan berbagai pertimbangan. Pemerintah menjanjikan akan memperbaiki sarana dan pra sarana
umum serta pemberian bantuan langsung mandiri untuk masyarakat miskin jika terjadi penggurangan subsidi BBM atau kenaikan harga BBM.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil perhitungan willingness to pay BBM per liter maka diperoleh hasil WTP sebesar Rp 5.336,7 per liter per premium. Jika rencana
pemerintah menaikkan harga premium sebesar Rp 6.000 maka, willingness to pay
pemilik jasa angkutan barang sebesar 55,7 persen dari rencana kenaikan harga premium oleh pemerintah. Jika harga premium per liter dinaikkan
menjadi Rp 5.500 maka tidak akan memberikan pengaruh besar terhadap usaha jasa angkutan barang. Hal tersebut dikarenakan tidak terjadi perbedaan
yang besar antara Rp 5.500 dengan nilai WTP yang diperoleh. 2. Pemilik usaha jasa angkutan barang yang menyatakan setuju lebih banyak
dibandingkan dengan pemilik usaha jasa angkutan barang yang tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM. Apabila terjadi kenaikan harga bahan bakar
maka pengusaha sewa angkutan barang akan menaikkan tarif sewa mobil pick up
mereka. Berdasarkan analisis hubungan setiap variabel terhadap respon pemilik jasa angkutan barang perihal kenaikan harga BBM maka, diperoleh
hasil empat variabel yang berhubungan nyata terhadap persepsi. Empat variabel tersebut adalah pendidikan, kesediaan membayar BBM per liter dan
frekuensi sewa per minggu. 3. Faktor-faktor yang memengaruhi respon pemilik jasa sewa angkutan barang
setuju atau tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM adalah pendidikan, frekuensi sewa per minggu, kesediaan membayar BBM per liter dan CC
mobil pick up yang dimiliki.