Analisis Respon Pemilik Jasa Usaha Angkutan Barang Terhadap

jumlah tanggungan, tingkat pendidikan memiliki nilai p-value yang lebih besar dari alpha , sehingga faktor-faktor tersebut tidak memengaruhi besaran nilai WTP jasa angkutan barang di Jakarta dan Bogor terhadap kenaikan harga premium.

4.3 Analisis Faktor-faktor Yang Memengaruhi Respon Pemilik Jasa Usaha

Angkutan Barang Terhadap Kenaikan Harga BBM

4.3.1 Analisis Respon Pemilik Jasa Usaha Angkutan Barang Terhadap

Kenaikan Harga BBM dengan Menggunakan Crosstab Analisis setiap variabel terhadap respon pemilik jasa angkutan barang dilakukan dengan alat analisis crosstab. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas memiliki pengaruh nyata terhadap respon yang diperoleh. Uji ketergantungan untuk crosstab pada statistik ditentukan melalui chi-square test dengan mengamati ada tidaknya hubungan antarvariabel yang dimasukan baris dan kolam. Hasil output dari analisis crosstab disajikan pada Tabel 20. Penentuan chi-square test menggunakan hipotesis yaitu: H0 : Faktor yang diuji tidak berhubungan nyata dengan respon responden H1 : Faktor yang diuji berhubungan nyata dengan respon responden Tabel 20. Hasil Crosstab Antara Variabel Bebas dengan Respon terhadap Kenaikan Harga BBM di Jakarta dan Bogor Tahun 2012 Faktor-Faktor Signifikan df Chi-Square hitung Chi-Square table Pendidikan 0,035 2 6,733 5,991 Jumlah Mobil 0,324 2 2,55 5,991 Frekuensi Sewa Per Minggu 0,051 4 9,418 9,408 CC Mobil 0,572 4 2,918 9,488 Jumlah Tanggungan 0,466 3 2,550 7,815 Omzet 0,428 4 3,844 9,488 Pemakaian BBM Per Hari 0,360 5 5,478 1,.070 Kesediaan Membayar 0,005 3 12,817 7,815 Keterangan : Nyata pada taraf kepercayaan 95 Nyata pada taraf kepercayaan 90 Berdasarkan hasil dari output crosstab di atas maka dapat dijelaskan faktor-faktor yang memengaruhi dan tidak memengaruhi respon terhadap kenaikan harga BBM yaitu: 1. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan respon terhadap kenaikan harga BBM Hubungan antara pendidikan formal terakhir responden dengan dengan respon terhadap kenaikan harga BBM diperoleh dari analisis crosstab memperoleh hasil nilai Asymp. Sig 2-sided yang terdapat pada chi-square test adalah 0,035 lebih kecil dari taraf nyata 5 persen atau dengan kata lain signifikan pada taraf kepercayaan 95 persen. Nilai tersebut menyatakan bahwa keputusan pengujian variabel tersebut adalah tingkat pendidikan berhubungan nyata terhadap respon terhadap kenaikan harga BBM, dikarenakan semakin tinggi pendidikan responden, maka akan semakin memahami kondisi ekonomi yang terjadi di Indonesia. 2. Hubungan antara jumlah mobil dengan respon terhadap kenaikan harga BBM Hubungan antara jumlah mobil yang dimiliki responden dengan respon terhadap kenaikan harga BBM diperoleh dengan analisis crosstab diperoleh nilai Asymp. Sig 2-sided yang terdapat pada chi-square test adalah 0,324 lebih besar dari taraf nyata 5 persen. Nilai tersebut menyatakan bahwa keputusan pengujian variabel tersebut adalah kepemilikan mobil tidak berhubungan nyata terhadap dengan respon terhadap kenaikan harga BBM, dikarenakan pengeluaran dan perawatan untuk setiap mobil hampir sama. Responden yang memiliki lebih dari satu mobil akan melakukan pengeluaran yang lebih besar dibandingkan dengan responden dengan kepemilikan mobil hanya satu. Mereka harus membayar tenaga kerja dan perawatan mobil jauh lebih besar. 3. Hubungan antara frekuensi sewa dengan respon terhadap kenaikan harga BBM Hubungan antara frekuensi sewa jasa angkutan barang mobil pick up per minggu dengan respon terhadap kenaikan harga BBM dilakukan dengan analisis crosstab memperoleh nilai Asymp. Sig 2-sided yang terdapat pada chi-square test adalah 0,051 lebih besar dari taraf nyata 10 persen atau dengan kata lain signifikan pada taraf kepercayaan 90 persen. Nilai tersebut menyatakan bahwa keputusan pengujian variabel tersebut adalah frekuensi sewa per minggu berhubungan nyata dengan respon terhadap kenaikan harga BBM, dikarenakan semakin besar banyak sewa per minggu maka akan semakin tinggi omzet responden dalam usaha jasa angkutan barang dengan menggunakan mobil pick up. Semakin tingginya omzet responden, sehingga semakin besar kemungkinan responden setuju dengan kenaikan harga BBM. 4. Hubungan antara CC mobil dengan respon terhadap kenaikan harga BBM Hubungan CC mobil pick up yang dimiliki oleh responden dengan respon terhadap kenaikan harga BBM dilakukan dengan analisis crosstab memperoleh nilai Asymp. Sig 2-sided yang terdapat pada chi-square test adalah 0,572 lebih besar dari taraf nyata 5 persen. Nilai tersebut menyatakan bahwa keputusan pengujian variabel tersebut adalah CC mobil pick up tidak berhubungan nyata dengan respon terhadap kenaikan harga BBM, dikarenakan para responden tidak mempertimbangkan CC dengan respon. Penggunaan besin yang lebih besar pada CC mobil yang lebih besar pula. Para responden dengan CC mobil pick up yang lebih besar cebderung untuk boros dalam penggunaan bahan bakar. 5. Hubungan antara jumlah tanggungan dengan respon terhadap kenaikan harga BBM Hubungan jumlah tanggungan responden dengan respon terhadap kenaikan harga BBM dianalisis dengan menggunakan crosstab memperoleh nilai Asymp. Sig 2-sided yang terdapat pada chi-square test adalah 0,466 lebih besar dari taraf nyata 5 persen. Nilai tersebut menyatakan bahwa keputusan pengujian variabel tersebut adalah jumlah tanggungan tidak berhubungan nyata dengan respon terhadap kenaikan harga BBM. Semakin banyak jumlah tanggungan maka akan semakin besar penggeluaran untuk kebutuhan sehari-hari. Jika harga BBM jadi naik maka akan mendorong harga kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut yang menjadi pertimbangan responden dalam merespon kenaikan harga BBM. 6. Hubungan antara omzet dengan respon terhadap kenaikan harga BBM Hubungan antara omzet dengan respon terhadap kenaikan harga BBM dianalisis dengan menggunakan crosstab memperoleh nilai Asymp. Sig 2-sided yang terdapat pada chi-square test adalah 0.428 lebih besar dari taraf nyata 5 persen. Nilai tersebut menyatakan bahwa keputusan pengujian variabel tersebut adalah omzet tidak berhubungan nyata dengan persepsi kenaikan harga BBM, dikarenakan omzet yang besar adalah mereka yang memiliki mobil pick up lebih dari satu. Oleh karena itu, semakin tinggi omzet karena memiliki mobil lebih dari satu unit maka akan semakin besar pula dana perawatan dan uang bensin setiap bulannya. Ditambah dengan upah yang harus dibayarkan untuk para supir dan orang yang membantu dalam pengangkutan menaikkan dan menurunkan barang ke dan dari mobil. 7. Hubungan antara penggunaan bahan bakar per hari dengan respon terhadap kenaikan harga BBM Hubungan penggunaan bahan bakar per hari dengan respon terhadap kenaikan harga BBM dianalisis dengan menggunakan crosstab memperoleh nilai Asymp. Sig 2-sided yang terdapat pada chi-square test adalah 0.360 lebih besar dari taraf nyata 5 persen. Nilai tersebut menyatakan bahwa keputusan pengujian variabel tersebut adalah penggunaan bahan bakar per hari tidak berhubungan nyata dengan respon terhadap kenaikan harga BBM. Hal ini dikarenakan penggunaan bahan bakar per harinya sesuai dengan banyaknya sewa yang didapatkan per hari. Semakin besar sewa yang didapatkan maka akan semakin besar omzet per harinya. Bahan bakar yang digunakan juga tidak selamanya untuk mengangkut barang-barang, tetapi jika tidak terdapat sewa bahan bakar hanya digunakan untuk perjalanan pergi dan pulang ked an dari tempat pangkalan. 8. Hubungan antara kesediaan membayar WTP dengan respon terhadap kenaikan harga BBM Hubungan kesediaan dengan respon terhadap kenaikan harga BBM dianalisis dengan menggunakan crosstab memperoleh nilai Asymp. Sig 2-sided yang terdapat pada chi-square test adalah 0.005 lebih kecil dari taraf nyata 5 persen. Nilai tersebut menyatakan bahwa keputusan pengujian variabel tersebut adalah kesediaan membayar berhubungan nyata dengan respon terhadap kenaikan harga BBM, dikarenakan semakin besar kesediaan membayar maka akan semakin setuju responden terhadap kenaikan harga BBM.

4.3.2 Analisi Respon Pemilik Jasa Usaha Angkutan Barang Terhadap