CPUE sebesar 0,0735 dan gillnet sebesar 0,1504. Hasil perhitungan upaya penangkapan yang telah distadardisasi selama periode 2003-2010 nilai CPUE
standar berkisar antara 2.070-3.342 triptahun Tabel 11. Tabel 11 Nilai upaya penangkapan dan CPUE ikan layang hasil standardisasi
tahun 2003-2010 Tahun
Total hasil tangkapan ton
Upaya penangkapan standar trip
CPUE std tontrip
2003 1.713
2.622 0.6534
2004 2.067
2.924 0.7070
2005 1.905
2.768 0.6883
2006 1.378
2.428 0.5675
2007 1.055
2.070 0.5097
2008 2.192
3.342 0.6559
2009 1.916
3.171 0.6042
2010 1.880
2.911 0.6459
Rata-rata 1.763
2.7795 0.6289
Sumber : Diolah dari data statistik DKP Kabupaten Gorontalo Utara
Hubungan atau korelasi antara nilai CPUE dengan upaya penangkapan ikan layang diperlukan untuk mengetahui kecenderungan produktivitas unit
penangkapan terhadap sumberdaya ikan. Korelasi antara CPUE dengan upaya penangkapan ikan layang, menunjukkan hubungan yang positif, yaitu semakin
tinggi upaya penangkapan maka semakin tinggi pula CPUE-nya Gambar 20.
Gambar 20 Hubungan CPUE dengan upaya penangkapan ikan layang di Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2003-2010.
5.2.3 Produksi, upaya penangkapan dan CPUE ikan tembang
Jumlah produksi ikan tembang di Kabupaten Gorontalo Utara berkisar antara 303 - 806 tontahun atau sekitar 6,14 dari rata-rata produksi selama
periode delapan tahun 2003-2010. Pemanfaatan ikan tembang oleh nelayan Gorontalo Utara ditangkap dengan menggunakan alat tangkap bagan perahu,
payang dan purse seine Tabel 12. Tabel 12 Produksi dan upaya penangkapan ikan tembang per alat tangkap di
Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2003-2010
Tahun
Bagan Perahu Payang
Purse seine
Produksi ton
Upaya penangkapan
trip Produksi
ton Upaya
penangkapan trip
Produksi ton
Upaya penangkapan
trip
2003 116
1068 173
995 14
258 2004
124 1211
282 649
29 318
2005 307
2088 204
739 49
401 2006
595 3139
148 969
64 492
2007 237
2738 169
918 38
436 2008
220 2240
190 886
46 394
2009 544
3164 122
781 36
382 2010
594 3456
160 999
30 325
Rata-rata
342 2388
181 867
38 375
Sumber : Diolah dari data statistik DKP Kabupaten Gorontalo Utara
Alat tangkap yang paling banyak menangkap ikan tembang adalah alat tangkap bagan perahu, kedua payang dan terkecil purse seine. Perkembangan
produksi untuk semua unit penangkapan terlihat kecenderungan meningkat Gambar 21. Produksi ikan tembang yang menggunakan alat tangkap bagan
perahu berkisar antara 116-594 tontahun, dengan produksi tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 594 tontahun dan produksi terendah sebesar 116
tontahun. Alat tangkap payang memiliki produksi tertinggi sebesar 282 tontahun yang terjadi pada tahun 2005 dan produksi terendah sebesar 122
tontahun yang terjadi pada tahun 2009. Sedangkan untuk purse seine, produksi tertinggi sebesar 64 tontahun yang terjadi pada tahun 2006 dan produksi terendah
sebesar 14 tontahun yang terjadi tahun 2003 Lampiran 4.
10 20
30 40
50 60
70
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
H asi
l Tan
g kap
an to
n
Tahun
Produksi Tangkapan Purse seine
50 100
150 200
250 300
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
Has il
Tan g
kap an
to n
Tahun
Produksi Tangkapan Payang
100 200
300 400
500 600
700
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
H asi
l Tan
g kap
an to
n
Tahun
Produksi Tangkapan Bagan Perahu
Gambar 21 Perkembangan produksi ikan tembang di Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2003 - 2010.
Upaya penangkapan ikan tembang menggunakan alat tangkap purse seine, payang dan bagan perahu. Upaya penangkapan ikan effort didominasi oleh alat
tangkap bagan perahu dengan total upaya penangkapan sebesar 19.104 triptahun lampiran 4. Jumlah upaya penangkapan tertinggi terjadi tahun 2010 sebesar
3.456 triptahun pada alat tangkap bagan perahu, sedangkan upaya penangkapan terendah terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 1.068 triptahun Gambar 22.
Gambar 22 Perkembangan upaya penangkapan ikan tembang per alat tangkap di Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2003-2010.
CPUE mencerminkan produktivitas dari unit penangkapan yang digunakan untuk menangkap ikan. Permasalahanya adalah perbedaan masing-masing alat
tangkap dalam memproduksi. Oleh karena itu, perlu dilakukan standardisasi upaya penangkapan sebelum menghitung potensi ikan tembang. Alat tangkap yang
dijadikan sebagai alat tangkap standar adalah alat tangkap yang mempunyai nilai rata-rata CPUE tertinggi Tabel 13.
Tabel 13 Nilai CPUE ikan tembang pada masing-masing alat tangkap di Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2003-2010
Tahun Payang
Bagan Perahu Purse seine
CPUE tontrip
FPI tontrip
CPUE tontrip
FPI tontrip
CPUE tontrip
FPI tontrip
2003 0.1740
1 0.1088
0.6254 0.0531
0.3054 2004
0.4346 1
0.1024 0.2356
0.0895 0.2060
2005 0.2755
1 0.1472
0.5344 0.1232
0.4471 2006
0.1523 1
0.1896 1.2451
0.1302 0.8549
2007 0.1837
1 0.0866
0.4716 0.0872
0.4744 2008
0.2143 1
0.0981 0.4579
0.1173 0.5473
2009 0.1560
1 0.1718
1.1017 0.0941
0.6032 2010
0.1597 1
0.1719 1.0760
0.0917 0.5740
Rata-rata 0.2188
1 0.1346
0.7184 0.0983
0.5015
Sumber : Diolah dari data statistik DKP Kabupaten Gorontalo Utara
Tabel 13, menunjukkan bahwa unit penangkapan standar yang digunakan dalam upaya pemanfaatan sumberdaya ikan tembang adalah alat tangkap payang.
Hal ini, karena alat tangkap payang mempunyai nilai rata-rata CPUE tertinggi yaitu sebesar 0,2188 dibandingkan unit penangkapan lainnya. Nilai FPI alat
standar bernilai 1 satu, karena CPUE payang dibagi dengan CPUE payang. Alat tangkap bagan perahu dan purse seine distandardisasi dengan alat tangkap payang
sehingga diperoleh upaya penangkapan hasil standardisasi. Hasil perhitungan upaya penangkapan selama periode 2003-2010 berkisar
antara 1.000-4.904 triptahun, dimana jumlah trip tertinggi pada tahun 2010 dan terendah pada tahun 2004. Upaya penangkapan terendah terjadi pada tahun 2004
yaitu sebesar 1000 triptahun dan upaya penangkapan tertinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 5.298 triptahun. Tahun 2004 dan tahun 2008 terlihat bahwa
penurunan upaya penangkapan tidak berpengaruh terhadap produksi Tabel 14.
Tabel 14 Nilai upaya penangkapan dan CPUE ikan tembang hasil standardisasi tahun 2003-2010
Tahun Total hasil tangkapan
ton Upaya penangkapan standar
trip CPUE std
tontrip 2003
303
2.785
0.1740 2004
435
4.243
0.4346 2005
561
3.807
0.2755 2006
807
4.255
0.1523 2007
444
5.123
0.1837 2008
456
4.646
0.2143 2009
701
4.082
0.1560 2010
783
4.557
0.1597 Rata-rata
561 4.187
0.2187
Sumber : Diolah dari data statistik DKP Kabupaten Gorontalo Utara
Hubungan atau korelasi antara nilai CPUE dengan upaya penangkapan ikan tembang diperlukan untuk mengetahui kecenderungan produktivitas alat
tangkap pada sumberdaya ikan tembang. Korelasi antara CPUE dengan upaya penangkapan ikan tembang menunjukkan hubungan yang negatif, yaitu semakin
tinggi upaya penangkapan, maka semakin rendah CPUE-nya. Korelasi negatif tersebut mengindikasikan produktivitas alat tangkap akan menurun apabila upaya
penangkapan mengalami peningkatan Gambar 23.
Gambar 23 Hubungan CPUE dengan upaya penangkapan ikan tembang di Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2003-2010.
Gambar 23, menunjukkan bahwa perubahan atau penambahan upaya penangkapan tidak selalu diikuti oleh penambahan produksi ikan tembang. Hal
ini mengindikasikan bahwa peningkatan upaya penangkapan yang berlebihan akan menguras sumberdaya ikan tembang, karena tidak sebanding dengan
rekruitmen dan dalam jangka panjang akan menimbulkan overfishing. Hubungan antara produksi C dengan CPUE terhadap upaya penangkapan
f menghasilkan nilai a intercep sebesar 0.157551 dan b slope sebesar -0.00000490 sehingga persamaan lestari Schaefer adalah :
C = 0.157551 f − 0.00000490f
2
Persamaan Schaefer diperoleh nilai a dan b yang dapat digunakan untuk mengetahui upaya penangkapan optimum yaitu F opt = 14.347 triptahun.
Setelah memasukkan nilai upaya optimum F opt tersebut ke dalam persamaan penangkapan lestari, sehingga diperoleh tingkat produksi lestari MSY sebesar
1.130 tontahun.
Gambar 24 Maximum sustainable yield ikan tembang di Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2003-2010.
Hubungan antara produksi lestari dengan effort dan produksi aktual dengan effort pada sumberdaya ikan tembang di Kabupaten Gorontalo Utara
memperlihatkan bahwa upaya pemanfaatan dan pengusahan ikan tembang di Kabupaten Gorontalo Utara belum melampaui batas effort optimum dan MSY
Gambar 24. Kondisi ini, memberikan harapan besar untuk memanfaatkan sumberdaya ikan tembang secara optimal dan lestari.
Persentase antara produksi dengan nilai MSY maximum sustainable yield menunjukkan tingkat pemanfaatan dari ikan tembang. Sedangkan persentase
antara effort standar dengan effort optimum menunjukkan tingkat pengusahaan dari produksi ikan tembang Tabel 15.
Tabel 15 Tingkat pemanfaatan dan pengusahaan ikan tembang di Kabupaten Gorontalo Utara tahun 2003-2010
Tahun Cacth
ton MSY
ton F
standar trip
F optimum
trip Tingkat
pemanfaatan Tingkat
pengusahaan 2003
303 1.130
2.785 14.347
26.81 19.41
2004 435
1.130 4.243
14.347 38.45
29.58 2005
561 1.130
3.807 14.347
49.60 26.54
2006 807
1.130 4.255
14.347 71.41
29.66 2007
444 1.130
5.123 14.347
39.27 35.71
2008 456
1.130 4.646
14.347 40.35
32.38 2009
701 1.130
4.082 14.347
62.06 28.45
2010 783
1.130 4.557
14.347 69.32
31.77
Sumber : Diolah dari data statistik DKP Kabupaten Gorontalo Utara
Hasil perhitungan tingkat pemanfaatan dan tingkat pengusahaan periode tahun 2003-2010, tingkat pemanfaatan berkisar antara 26,81-69,32 dan tingkat
pengusahan berkisar antara 19,41-35,71. Kondisi tersebut memberikan harapan untuk pengelolaan ikan tembang yang didasarkan pada tingkat pemanfaatan dan
tingkat pengusahaan
5.2.4 Produksi, upaya penangkapan dan CPUE ikan teri
Ikan teri di kabupaten Gorontalo di tangkap dengan menggunakan bagan perahu. Jumlah produksi ikan teri di Kabupaten Gorontalo Utara selama periode
delapan tahun 2003-2010 berkisar antara 116-181 tontahun Tabel 16. Produksi tertinggi terjadi pada tahun 2007 dan 2009 yaitu sebesar 181 tontahun, dan
produksi terendah terjadi pada tahun 2006 dengan produksi sebesar 116 tontahun. Tahun 2007, produksi ikan teri mengalami peningkatan produksi sebesar 55.45
dari tahun sebelumnya 2006 dan merupakan presentase tertinggi kenaikan produksi ikan teri selama 2003-2010. Sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada
tahun 2006 yaitu sebesar 22.64 Lampiran 5