0,0 –1,0 dihitung dengan cara membagi CPUE alat tangkap tersebut dengan CPUE
alat tangkap standar. Nilai  FPI  ini  kemudian  digunakan  untuk  mencari  upaya  standar
standard efffort, yaitu mengalikan nilai FPI dengan upaya penangkapan tersebut. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
CPUEs =              ;           FPIs = CPUEi =               ;         FPIs =
f
Standar
= dimana :
C
standar
= hasil tangkapan catch alat tangkap standar, f
standar
= upaya penangkapan effort alat standar, C
i
= hasil tangkapan tahun ke-i jenis alat tangkap lain, CPUE
standar
= hasil tangkapan per upaya penangkapan alat tangkap standar, CPUE
i
= hasil tangkapan per upaya penangkapan tahun ke-i jenis alat tangkap  lain,
FPI
s
= fishing power indeks alat tangkap standar, dan FPI
i
= fishing power indeks jenis alat tangkap lain.
3.4.4 Surplus produksi
Model surplus produksi melalui pendekatan model Schaefer adalah salah satu  model  yang  didasarkan  pada  kepercayaan  bahwa  salah  satu  model  tersebut
paling rasional dan mendekati keadaan sebenarnya atau paling sesuai dengan data
yang ada.  Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai R
2
atau koefisien determinasi. Menurut  Sudjana  1988  koefisien  determinasi  adalah  nilai  yang
menyatakan  besarnya  perubahan  variabel  y  karena  peubah  variabel  x.  Nilai  R
2
dinyatakan  dalam  persen  .  Model  yang  memiliki  nilai  R
2
terbesar  adalah model yang sesuai digunakan dalam menganalisis data. Hal ini, disebabkan karena
peubah x berpengaruh besar terhadap peubah y.
Secara  umum  langkah-langkah  pengolahan  data  dalam  metode  surplus produksi adalah sebagai berikut :
1 Membuat tabulasi hasil tangkapan catch = C beserta upaya penangkapan effort  =  f,  kemudian  dihitung  nilai  hasil  tangkapan  per  satuan  upaya
penangkapan CPUE = Catch Per Unit Effort. 2 Jika  terdapat  berbagai  macam  alat  tangkap  yang  digunakan,  maka
dilakukan  standardisasi  alat  tangkap.  Alat  tangkap  dominan  dijadikan standar,  sedangkan  alat  tangkap  lain  dikonversikan  dalam  alat  tangkap
standar.
3 Memplotkan  nilai  f  terhadap  nilai
c f
dan  menduga  nilai  intercept  a  dan slope b dengan regresi linier model Schaefer,
4 Menghitung  pendugaan  potensi  lestari  Maximum  Sustainable  Yield  =
MSY dan upaya optimum effort optimum = f
opt
. Besarnya  parameter  a  dan  b  secara  matematik  dapat  dicari  dengan
menggunakan persamann regresi sederhana dengan rumus Y = a - bx. Selanjutnya, parameter a dan b dapat dicari dngan rumus :
, Dimana :
Xi  = Upaya penangkapan pada periode-i Yi  = Hasil tangkapan per satuan upaya pada periode-i
Rumus-rumus  untuk  mencari  potensi  lestari  MSY  hanya  berlaku  bila
parameter  b  bernilai  negatif,  artinya  penambahan  upaya  penangkapan  akan menyebabkan penurunan CPUE. Bila dalam perhitungan diperoleh nilai b positif,
maka  perhitungan  potensi  dan  upaya  penangkapan  optimum  tidak  dilanjutkan, akan  tetapi  hanya  dapat  disimpulkan  bahwa  penambahan  upaya  penangkapan
masih memungkinkan untuk meningkatkan hasil tangkapan.
Perhitungan  nilai  potensi  lestari  MSY  dan  upaya  optimum  f
opt
dengan menggunakan rumus Schaefer atau fox adalah sebagai berikut :
Model persamaan Schaefer dapat ditulis : CPUE =  a - bf
Hubungan antara c dan f adalah :
C = af - bf
2
Nilai potensi lestari adalah : MSY =
Nilai upaya optimum adalah :
Asumsi yang digunakan dalam model surplus produksi adalah : 1  Stok  ikan  dianggap  sebagai  unit  tunggal  tanpa  memperhatikan  struktur
populasinya, 2  Penyebaran  ikan  pada  setiap  periode  dalam  wilayah  perairan  dianggap
merata, 3  Stok ikan dalam keadaan seimbang steady state dan
4  Masing-masing unit penangkapan ikan memiliki kemampuan yang sama.
3.4.5 Tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan
Untuk  menduga  tingkat  pemanfaatan  sumberdaya  ikan  dipergunakan rumus sebagai berikut :
E
l
= Keterangan :
E
l
= tingkat pemanfaatan exploitation level Ci         = jumlah hasil tangkapan ikan pada tahun ke-I,
MSY     = maximum sustainable yild potensi lestari
3.4.6 Tingkat pengusahaan sumberdaya ikan
Untuk  menduga  tingkat  pengusahaan  sumberdaya  ikan  dipergunakan rumus sebagai berikut :
F
e
= F
e
= tingkat pengusahaan fishing effort level f
i
= upaya penangkapan tahun ke-i F
opt
= maximum sustainable yild potensi lestari
3.4.7 Kelayakan unit penangkapan ikan
Pendekatan  ekonomi  ditekankan  pada  analisis  finansial  dari  unit penangkapan  ikan  purse  seine,  pancing  tuna,  bagan  perahu,  bubu,  pancing  ulur,
payang,  sero  dan  gillnet.  Suatu  investasi  dapat  dinilai  dengan  membandingkan semua penerimaan yang diperoleh dari investasi tersebut dengan total pengeluaran
yang  harus  dikeluarkan  selama  proses  investasi  dilaksanakan.  Baik  penerimaan maupun pengeluaran dinyatakan dalam bentuk uang agar dapat dibandingkan dan
harus dihitung dalam jangka waktu  yang sama.  Karena baik penerimaan maupun pengeluaran berjalan bertahap, sehingga terjadi arus pengeluaran dan penerimaan
yang dinyatakan dalam bentuk tunai cash flow. Kriteria-kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
1 Net  Presen  Value  NPV,  kriteria  ini  digunakan    untuk  menilai  manfaat investasi  yang  merupakan  jumlah  nilai  dari  manfaat  bersih  dan  dinyatakan
dalam rupiah.  Rumus persamaan tersebut dinyatakan sebagai berikut :
 
 
 
n t
t t
t
i C
B NPV
1
1 Dimana :
B
t
= Benefit kotor pada tahun t C
t
= Cost  kotor pada tahun t n  = Umur ekonomis dari pada proyek
i  = discount rate t  =  periode
Bila NPV  0 berarti investasi dinyatakan menguntungkan dan merupakan tanda „go‟ untuk suatu proyek tersebut layak, sedangkan apabila NPV  0 maka
investasi  dinyatakan  tidak  menguntungkan  yang  berarti  proyek  tersebut  tidak layak  untuk  dilaksanakan.    Pada  keadaan  ini  NPV  =  0,  maka  investasi  pada
proyek  tersebut  hanya  mengembalikan  manfaat  yang  posisi  sama  dengan  tingkat social opportunity cost of capital.
2    Net  Benefit-Cost  Ratio  Net  BC,    kriteria    ini    merupakan    perbandingan dimana  sebagai  pembilang  terdiri  atas  nilai  total  dari  manfaat  bersih  yang
bersifat  positif,  sedangkan  sebagai  penyebut  terdiri  atas  present  value  total
yang   bernilai  negatif  atau  pada  keadaan  biaya  kotor  lebih  besar  dari manfaat kotor.  Persamaan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
 
  
 
  
 
 
 
 
 
 
 
n t
t t
t t
t n
t t
t t
t t
C B
i B
C C
B i
C B
C NetB
1
1 1
Dari  persamaan  tersebut  tampak  bahwa  nilai  Net  BC,  paling  sedikit  ada satu nilai B
t
– C
t
yang bernilai positif.  Jika Net BC memberikan nilai  1, maka keadaan tersebut menunjukkan bahwa NPV  0.  Apabila Net BC  1 merupakan
tanda layak untuk  sesuatu proyek, sedangkan bila Net  BC   0 merupakan tanda tidak layak untuk sesuatu proyek.
3    Internal  Rate  of  Return  IRR,  IRR  dapat  juga  dianggap  sebagai  tingkat keuntungan  atas  investasi  bersih  dalam  suatu  proyek.    Setiap  benefit  bersih
yang  diwujutkan  secara  otomatis  ditanam  kembali  dalam  tahun  berikutnya dan  mendapatkan  tingkat  keuntungan  yang  diberi  bunga  selama  sisa  umur
proyek.  Dengan demikian IRR dapat dirumuskan sebagai berikut :
 
1 2
2 1
1 1
i i
NPV NPV
NPV i
IRR 
 
 
 
 
Proyek dikatakan “layak” bila IRR  dari  tingkat bunga berlaku.  Dengan demikian, bila IRR ternyata sama dengan tingkat bunga yang berlaku, maka NPV
dari  proyek  tersebut  sama  dengan  nol.    Jika  IRR    dari  tingkat  bunga  yang berlaku,   maka  berarti  bahwa nilai NPV  0, berarti proyek tidak layak.
3.4.8 Faktor-faktor  yang  berpengaruh  terhadap  pengembangan  perikanan
tangkap
Analisis  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  menggunakan  SEM structural equation model. Data  yang dimasukan dalam analisis ini adalah data
primer yang dikumpulkan dari responden dan diolah secara kuantitatif, ditabulasi, dan  selanjutnya  diolah  menggunakan  model  persamaan  SEM.  Persamaan  SEM,
variabel endogen laten Y dipengaruhi oleh variabel eksogen laten X. Penggunaan analisis SEM bukan untuk menghasilkan teori, tetapi menguji
model  yang  mempunyai  pijakan-pijakan  teori  yang  benar  dan  baik.  Berdasarkan pemikiran ini, maka interpretasi dari model dapat diterima atau ditolak.  Apabila
model tersebut belum baik, perlu diadakan modifikasi. Dalam penggunaan indeks modifikasi  model,  syaratnya  adalah  terdapat  justifikasi  teoritis  yang  kuat  untuk
memodifikasi model. Faktor-faktor  yang  akan  dianalisis  dalam  pengembangan  perikanan
tangkap sebagai berikut; variabel Y terdiri atas pengembangan unit penangkapan ikan  Y
1
dan  sasaran  pengembangan  Y
2
.  Sedangkan  variabel  X  terdiri  dari: produksi ikan X
1
, unit alat tangkap X
2
, sarana dan prasarana X
3
, aspek sosial X
4
, keamanan, kepastian hukun dan pengawasan X
5
aspek ekonomi X
6
. Setiap  variabel  dipengaruhi  oleh  interaksi  dengan  komponen  lain  yang
secara rinci dapat dijelaskan: produksi ikan X
1
dipengaruhi oleh : musim X
1.1
, jarak antara daerah fishing ground dan fishing base X
1.2
zona penangkapan ikan X
1.3
,  unit  penangkapan  ikan  X
2
,  dipengaruhi  oleh  :  efektifitas  menangkap  ikan X
2.1
,  kemudahan  pengoperasian  alat  tangkap  X
2.2
,  kemudahan  perbaikan  alat tangkap X
2.3
, ramah lingkungan X
2.4
, keamanan hasil tangkapan X
2.5
, sarana dan  prasarana  X
3
dipengaruhi  oleh:  TPI  dan  pelabuhan  perikanan  X
3.1
, penyediaan  es  X
3.2
,  tempat  penampungan  ikan  X
3.3
,  sarana  informasi  X
3.4
, tempat  pengolah  ikan  X
3.5
,  bengkel  X
3.6
,  BBM  X
3.7
,  kedai  nelayan  X
3.8
, aspek sosial nelayan X
4
dipengaruhi oleh : tingkat kepercayaan X
4.1
, kemampuan berkelompokberorganisasi  X
4.2
,  kecintaan  terhadap  pekerjaan  X
4.3
,  tenaga kerja  X
4.4
,  keamanan,  kepastian  hukum  dan  pengawasan  X
5
dipengaruhi  oleh: kepastian  hukum  X
5.1
,  keamananX
5.2
,  pengawasan  X
5.3
,    aspek  ekonomi  X
6
dipengaruhi oleh: pasar X
6.1
, kemitraan X
6.2
, dukungan modal X
6.3
, kestabilan harga  ikan  X
6.4
,  kemudahan  perizinan  X
6.5
,  pengembangan  unit  penangkapan ikan  Y
1
dipengaruhi  oleh:  purse  seine  Y
1.1
,  pancing  ikan  tuna  Y
1.2
,  bagan perahu  Y
1.3
,  bubu  Y
1.4
,  pancing  ulur  Y
1.5
,  payang  Y
1.6
sero,  Y
1.7
gillnet Y
1.8
,  Sasaran  pengembangan  Y
2
dipengaruhi  oleh:  menciptakan  pertumbuhan ekonomi di daerah Y
2.1
, peningkatan produksi hasil tangkapan Y
2.2
, menjamin mutu hasil tangkapan ikan Y
2.3
. Analisis ditujukan untuk melihat terjadinya interaksi antara komponen dan
mengetahui  interaksi  mana  yang  berpengaruh  dalam  pengembangan  perikanan tangkap.  Gambaran  interaksi  antara  komponen-komponen  tersebut  diilustrasikan
pada Gambar 3.
Produksi Ikan X1
1.  Musim 2.Jarak antara FB ke FG
3. Zona penangkapan
Unit Penangkapan Ikan X2
1. Efektifitas menangkap ikan 2. Kemudahan pengoperasian
3. Kemudahan Perbaikan 4. Ramah lingkungan
5. Keamanan hasil tangkapan untuk dikonsumsi Pengembangan Unit Perikanan Tangkap
Y1
1. Purse seine 2. Pancing ikan tuna
3.Bagan perahu 4. Bubu
5. Pancing ulur 6. Payang
7. Sero 8.Gillnet
Sasaran Pengembangan Y2
1. Menciptakan pertumbuhan ekonomi di daerah 2. Meningkatkan produksi hasil tangkapan
3. Menjamin mutu hasil tangkapan
Aspek Ekonomi X6
1. Pasar 2. Kemitraan
3.Dukugan modal 4. Kestabilan harga
5. Kemudahan perizinan
Aspek Sosial X4
1. Tingkat kepercayaan 2. Kemampuan berkelompok
3. Pencintaan terhadap pekerjaan 4. Tenaga kerja
Keamanan, Kepastian Hukum dan Pengawasan
X5
1. Kepastian hukum 2. Keamanan
3. Pengawasan
Sarana dan Prasarana X3
1. TPI dan Pelabuhan perikanan 2. ES
3. Tempat penampungan 4. Sarana informasi
5. Tempat pengolah ikan 6. Bengkel
7. BBM 8. Kedai nelayan
PROSES INPUT
Keterangan:
Pengaruh tidak langsung Pengaruh langsung
Gambar 3 Alur hubungan antar variabel pengembangan perikanan tangkap