Konsep Novel LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEP
secara teratur dibuang dan digantikan oleh novel-novel baru. Samapai sekarang ini, genre fiksi kacangan – detektif, kriminal, fiksi ilmiah, roman, thriller, dan
novel-novel petualangan - mengisi rak-rak toko buku dan terus menjadi sumber bacaan yang menyenangkan bagi sejumlah besar masyarakat. Kemudian, di dalam
konteks media kontemporer yang lebih luas, ini menjadi genre yang terbukti paling bertahan di bioskop serta di radio dan televisi.
47
Novel adalah sebuah teks naratif. Novel menceritakan kisah yang mempresentasika suatu situasi yang dianggap mencerminkan kehidupan nyata
atau untuk merangsang imajinasi. Sering dalam proses pengisahannya novel merujuk secara langsung atau tidak langsung ke teks-teks lain. hal ini
mendatangkan adanya suatu rasa salling terkait ke tatanan signifikasi lebih besar yang melahirkannya. Di dalam teori semiotika mutakhir, aspek penarasian seperti
ini dinyatakan sebagai intertekstualitas. Interteks adalah teks narasi lain yang dimainkan oleh sebuah novel melalui pengutipan atau implikasi. Bisa dikatakan
ini adalah teks yang terletak di luar teks utama. Sebuah novel juga bisa memiliki subteks
, yaitu suatu kisah yang secara implisit terkandung didalamnya yang mendorong sebuah narasi di permukaan.
Meskipun demikian, fiksi menjadi karya naratif yang berkembang meluas hanya setelah diterbitkannya karya Giovanni Boccaccio 1313-1375
berjudul Deameron pada tahun 1353, dengan karya ini merupakan kumpulan kisah 100 kisah fiksi yang ditulis dengan latar belakang Maut Hitam yang muram.
47
Marcel Danesi. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra. 2010, H. 75
Sebagaimana wabah pes bubo yang melanda Eropa.
48
dalam abad ke-14 itu disebut. Decameron merupakan karya fiksi pertama dalam pengertian modern.
Sejak itu, penulisan karya diksi dianggap menjadi satu tolak ukur untuk melihat perilaku dan karakter manusia. Ini mungkin karena intuitif kita merasa
bahwa struktur naratif mencerminkan struktur kehidupan nyata yang kita alami: yaitu bahwa kita merasakan bahwa struktur naratif sudah ada secara implicit di
dalam bentuk tindaka dan peristiwa yang muncul dalam kehidupan manusia sebenarnya. Kita bahkan cenderung melihat novel laris, roman Harlequin, fiksi
detektifm dan sejenisnya itu mengisahkan suatu hal yang penting di dalam kita sendiri, walaupun kita membacanya hanya untuk kesenangan atau kenikmatan
saja. Ciri-ciri novel yang membedakannya dengan karya sastra lain adalah
sebagai berikut:
49
a. ditulis dengan gaya narasi, yang terkadang dicampur deskripsi untuk menggambarkan suasana;
b. bersifat realistis, artinya merupakan tanggapan pengarang terhadap situasi lingkungannya;
c. bentuknya lebih panjang, biasanya lebih dari 10.000 kata; dan d. alur ceritanya cukup kompleks.
48
Marcel Danesi. Pengantar Memahami Semiotika Media. H. 76
49
Said Hidayat,
“Ciri-ciri Novel.” Artikel diakses pada
6 Oktober 2013 dari
http:saidhidayat95.wordpress.comtugas-tugasdata-data-bahasa-indonesiakumpulan-novelciri-ciri- novel
Karya sastra disusun oleh dua unsur yang menyusunnya. Dua unsur yang dimaksud ialah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur
yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra. Sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah
karya sastra dari luarnya menyangkut aspek sosiologi, psikologi, dan lain-lain. berikut akan dijelaskan lebih lanjut.
2. Unsur Intrinsik Unsur Intrinsik, yaitu unsur pembangun cerita yang berasal dari dalam cerita
itu sendiri. Unsur intrinsik novel mencakup apa-apa yang wajib ada alur, plot, tema cerita, penokohan, amanat, latar cerita. Unsur ini meliputi berikut
ini. i.
Tema, merupakan gagasan pokok cerita yang diangkat pengarang dalam novelnya. Tema dapat menyangkut segala persoalan di kehidupan.
Antara lain masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, keagamaan, dan sebagainya.
ii. Penokohan, merupakan pelaku dalam cerita.
iii. Amanat, merupakan pesan yang disampaikan pengarang kepada
pembaca melalui cerita dalam novel. Untuk menemukan sebuah amanat cerita, tidak cukup dengan membaca dua atau tiga paragraf saja,
melainkan kamu harus membaca keseluruhan ceritanya. iv.
Setting, merupakan tempat, suasana, dan waktu terjadinya cerita dalam novel.
v. Sudut pandang pengarang, yaitu kedudukan pengarang dalam
memposisikan dirinya dalam suatu cerita. Aku-an, dia-an, atau sebagai orang yang serba tahu.
vi. Alur, merupakan pola pengembangan cerita berupa rangkaian peristiwa
yang terjadi. Jenis-jenis alur, yaitu sebagai berikut. a Alur maju, yaitu alur atau jalan cerita yang disusun berdasarkan
urutan waktu naratif dan urutan peristiwa kronologis. b Alur mundur, yaitu alur atau jalan cerita yang mengembalikan cerita
ke masa atau waktu sebelumnya. c Alur campuran flashback, yaitu perpaduan antara alur maju dan
alur mundur. Cerita bergerak dari bagian tengah, menuju ke awal, dilanjutkan ke akhir cerita.
vii. Bagian-bagian alurperistiwa yaitu sebagai berikut.
a Tahap pengenalan, tahap ini dimunculkan sebuah cerita dengan mengenalkan tokoh, situasi, latar, waktu, dan sebagainya.
b Tahap peristiwa, tahap dimunculkannya suatu peristiwa sebagai penggerak cerita.
c Tahap muncul konflik, tahap dimunculkannya permasalahan yang menimbulkan pertentangan dan ketegangan antartokoh.
d Tahap konflik memuncak, tahap permasalahanketegangan berada pada titik paling atas puncak.
e Tahap penyelesaian, tahap permasalahan mulai ada penyelesaian jalan keluar menuju ke akhir cerita.
viii. Sudut pandang point of view: cara pandang pengarang dalam
menempatkan dirinya saat bercerita.
3. Unsur Ekstrinsik Unsur ekstrinsik yaitu unsur pembangun cerita yang berasal dari luar
cerita. Namun, unsur ini cukup memengaruhi cerita yang dibuat. Unsur ini meliputi nilai moral, agama, sosial, budaya, pendidikan, ideologi yang
melatarbelakangi kehidupan pengarang, dan bahasa. Hal lain yang merupakan unsur ekstrinsik novel adalah tempat di mana
novel tersebut dituliskan. Misalnya saja, seorang penulis yang menuntaskan karyanya di gurun dan penulis yang menyusun karya novelnya di wilayah
pesisir laut. Biasanya mereka akan memiliki sudut pandang hidup yang berbeda, dan secara alamiah hal ini akan terlihat dari cerita yang mereka
tuliskan. Contoh lainnya adalah seorang penulis yang hidup di kota dan penulis yang menghabiskan waktu di desa terpencil. Pemilihan tema cerita
serta tokoh pasti akan berbeda. Ada banyak hal yang tercakup dalam unsur ekstrinsik novel. Bisa saja
latar belakang kehidupan sang penulis, tempat di mana ia tumbuh, kondisi sosial juga budaya, waktu atau timing novel tersebut diciptakan dan masih
banyak lagi lainnya. Maka unsur ekstrinsik novel adalah unsur penting yang berada di luar wilayah novel tersebut. Meski merupakan bagian yang terpisah
dalam sebuah kisah, namun unsur ekstrinsik ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cerita yang ditulis. Berbeda pula dengan unsur intrinsik
yang mutlak ada, unsur ekstrinsik jauh lebih fleksibel, bisa ada dan bisa pula tak ada.
Saat ini hampir setiap orang mengenal apa itu novel. Hampir di setiap agen koran atau majalah di kota-kota besar atau di daerah pinggiran akan dapat
dijumpai tokokios yang menyediakan novel. Kebanyakan isinya bertema tentang percintaan.
Hal ini dilakukan sebagai hiburanrilekspenyeimbang dari pelajaran- pelajaran sekolah yang materinya berat. Bagi kawula muda perkotaan, novel
sudah sangat membudaya dan sudah menjadi bagian dari gaya hidup mereka. Dalam bus-bus antar kota, para penumpang yang melakukan perjalanan panjang
banyak dijumpai pula membawa buku bacaan untuk mengisi waktu, di antara jenis buku bacaan yang mereka baca adalah novel.
50