METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian sosial kualitatif. Hal ini dikarenakan penelitian yang dilakukan menggunakan wawancara secara mendalam dengan narasumber untuk mendapatkan informasi terkait hal-hal yang dialami oleh narasumber, yang kemudian dijadikan sebagai data yang terkait dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian kualitatif merupakan sarana untuk mengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok dalam menganggap suatu masalah sosial atau manusia (Creswell, 2009: 4). Penelitian kualitatif merujuk pada penelitian tentang kehidupan, pengalaman hidup, perilaku, emosi, dan perasaan seseorang serta tentang fungsi organisasi, gerakan sosial, fenomena budaya, dan interaksi antar bangsa (Strauss dan Corbin, 1998).

Penelitian kualitatif yang dilakukan ini akan menggunakan pendekatan critical social science (CSS). Penelitian sosial, jika dilihat dari pendekatan CSS, merupakan sebuah proses penyelidikan kritikal yang berjalan melebihi ilusi-ilusi permukaan untuk membongkar struktur-struktur yang real dalam dunia material untuk membantu terjadinya perubahan kondisi dan membangun dunia yang lebih baik bagi seseorang (Neuman, 2013: 110). Melalui pandangan ini, tujuan utama dari penelitian tidaklah hanya untuk mempelajari/mengkaji dunia sosial melainkan untuk mengubahnya. Peneliti yang menggunakan pendekatan CSS mengadakan kajian untuk mengkritik dan merubah relasi-relasi sosial dengan mengungkap sumber-sumber pokok dari kontrol sosial, relasi kuasa, dan ketidaksetaraan (Neuman, 2013: 111). Sebagai tambahan, pendekatan CSS dalam penelitian sosial memberi kekuatan pada orang, khususnya mereka yang tidak memiliki kuasa dan termarjinalisasi dalam masyarakat (Neuman, 2013: ibid).

Dengan demikian, penelitian kualitatif dengan pendekatan critical dirasakan tepat untuk digunakan di dalam penelitian ini, melihat penelitian ini berusaha memahami makna tertentu dalam sebuah budaya metal underground , terutama pada budaya bermusiknya. Selain itu, juga sangat tepat karena dalam penelitian ini juga ingin mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam terkait makna dari keputusan perempuan untuk terjun ke dalam sebuah kelompok yang –

41 Universitas Indonesia 41 Universitas Indonesia

seorang penampil di dalam skena musik metal undergorund .

3.2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah metode penelitian fenomenologis. Penelitian fenomenologis merupakan strategi dalam sebuah penyelidikan di mana peneliti melakukan identifikasi terhadap esensi dari pengalaman hidup manusia mengenai sebuah fenomena tertentu. Proses memahami pengalaman hidup menandakan fenomenologi sebagai sebuah filosofi dan juga sebagai sebuah metode, dan prosedur-prosedur di dalamnya termasuk mengkaji subyek-subyek dengan jumlah kecil melalui keterikatan yang luas dan panjang untuk mengembangkan pola-pola dan hubungan-hubungan dari setiap pemaknaan (Creswell, 2009: 13). Metode penelitian fenomenologis juga sangat dipengaruhi oleh pandangan dari Weber, yang memberi tekanan pada verstehen . Verstehen merupakan istilah Jerman yang berarti memahami, merasakan, mencari tahu, dan memahami sifat dan pentingnya suatu fenomena; Weber menggunakan istilah ini untuk merujuk pada usaha

peneliti sosial dalam memahami maksud dan konteks dari tindakan manusia. 1 Merujuk pada perumusan verstehen yang dilakukan oleh Weber, penelitian

kriminologi budaya memakainya ke dalam fenomena yang kriminologis sehingga muncul gagasan “ criminological verstehen ” (Ferrell, 1999). Konsep

ciriminological verstehen menunjukkan sebuah apresiasi subyektif dan pemahaman empatik dari peneliti lapangan mengenai kejahatan yang terletak pada

pemaknaan, simbolisme, dan emosi, yang sebagian besar didapat melalui semacam penelitian partisipatoris secara langsung. Berdasarkan pandangan ini, pengalaman dan emosi peneliti timbul sebagai jendela ke dalam kejadian kriminal dan subkultur kriminal, dan juga ke dalam pengalaman dan pemahaman kolektif dari mereka yang termasuk di dalamnya (Ferrell, 1999: 400). Dengan demikian, konsep criminological verstehen mencakup pengalaman peneliti dalam konstruksi kolektif dalam realitas kejahatan (Ferrell, 1999: ibid).

1 http://www.faculty.rsu.edu/users/f/felwell/www/Theorists/Weber/Whome2.htm (diakses pada 11 Maret 2015, pukul 15.25)

Selain itu, mengingat dalam penelitian ini akan lebih menekankan pada pemaknaan dan penilaian yang terkandung dalam keputusan perempuan untuk masuk ke dalam masyarakat dengan kultur metal serta menjadi seorang penampil dalam musik metal underground , dalam praktiknya, penelitian ini juga merupakan penelitian studi kasus feminis yang mengandalkan perspektif feminis di dalamnya. Sehingga memberikan ruang sepenuhnya kepada perempuan –penampil perempuan – untuk bersuara, serta berusaha melepaskan cara berpikir yang berorientasi pada perspektif laki-laki –mengingat peneliti disini adalah laki-laki. Penelitian feminis menganggap bahwa pengalaman subyektif dari perempuan berbeda dari pengalaman yang dimiliki oleh laki-laki (Neuman, 2013: 118). Gender adalah isu yang penting dalam penelitian feminis. Gender dilihat memiliki pengaruh yang meresap dalam kebudayaan dan membentuk kepercayaan- kepercayaan dan nilai-nilai dasar yang tidak dapat diasingkan dan dipisahkan dalam proses-proses sosial dari penyelidikan ilmiah (Neuman, 2013: 119).

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian dengan pendekatan kualitatif ini dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder terkait permasalahan yang diangkat, serta melakukan proses observasi. Data primer didapatkan dengan melakukan wawancara mendalam. Wawancara mendalam ( in-depth interviewing ) merupakan salah satu langkah pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik wawancara mendalam one-to-one , yang merupakan teknik pengumpulan data di mana individu diberikan pertanyaan mengenai isu-isu yang khusus ataupun spesifik, berkaitan dengan pengalaman, ataupun kejadian-kejadian tertentu. Hal yang menjadi kelebihan dari teknik pengumpulan data wawancara mendalam adalah teknik ini menyediakan data kualitatif yang mendalam, dengan memberikan narasumber waktu berbicara untuk menjelaskan mengenai subjek melalui kerangka pikiran dan referensi mereka. Dengan demikian, metode ini memungkinkan dan membolehkan narasumber untuk memaksimalkan pemahamannya dengan berdasarkan sudut pandang mereka (Henn, Weinstein, Foard, 2006).

Dalam pelaksanaannya, peneliti memiliki petunjuk dan karakteristik umum yang akan dijadikan pertanyaan. Hal itu dimaksudkan agar pertanyaan yang peneliti lakukan tidak keluar dari batas konteks ( out of the box ). Peneliti juga tidak langsung menanyakan inti permasalahan, tetapi lebih pada membangun rasa kepercayaan dan kenyamanan antara peneliti dengan narasumber.

Selanjutnya adalah pengumpulan data sekunder. Data sekunder merupakan statistik-statistik yang telah ada mengenai kasus-kasus tertentu dan khusus; yaitu analisis dari pengumpulan survey yang telah dilakukan sebelumnya, yang sebenarnya dikumpulkan secara original dari pihak lain. Berlawanan dengan penelitian utama, teknik pengumpulan data ini lebih berfokus pada menganalisis data (Neuman, 2013). Data sekunder yang digunakan oleh peneliti terdiri dari literatur akademis yang dirasakan perlu dan memiliki kaitan dengan musik metal

underground secara umum, dan mengenai eksistensi penampil perempuan di dalamnya secara khusus. Selain itu, peneliti juga menjadi instrumen dari proses pengumpulan data itu sendiri dengan melakukan observasi. Observasi dilakukan dengan melihat secara langsung pertunjukan-pertunjukan musik metal underground yang

melibatkan penampil perempuan di dalamnya. Dalam penelitian ini, peneliti juga mencoba menjadi salah satu bagian dari sebuah komunitas musik metal underground agar peneliti dapat benar-benar memahami makna dan nilai yang

dimiliki penampil perempuan di dalam musik metal underground yang tumbuh di dalam komunitas musik metal underground itu sendiri sebagai kebudayaan populer.

Tabel 3.1. Metode Penelitian

Pertanyaan

Teknik Instrumen Penelitian

Target Data

Sumber

Data

Pengumpula Penelitian n Data

Bagaimana

1) Pedoman pandangan

Penilaian dari Subyek

1) Observasi

Observasi penampil

orang tua

Penelitian Langsung

2) Pedoman perempuan di

Penilaian dari (Ketiga

Wawancara Wawancara dalam musik metal

metalheads

personel

tetap dan

Mendalam

Penilaian dari

underground satu

Tidak

sesama

terhadap penilaian

mantan

Berstruktur

musisi metal

masyarakat tentang

perempuan di

menjadi

dalam musik metal penampil di underground serta dalam musik pandangan

metal

masyarakat tentang underground dirinya dalam

Budaya dan

culture

Feminis? Sumber: diolah oleh peneliti

3.4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bogor melihat domisili dari subyek dalam penelitian ini adalah di Kota Bogor. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan terhitung dari tanggal 4 Oktober 2015 sampai dengan 15 November 2015. Peneliti bertemu dengan subyek sebanyak 6 (enam) kali, dengan rincian: Penelitian ini dilakukan di Bogor melihat domisili dari subyek dalam penelitian ini adalah di Kota Bogor. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan terhitung dari tanggal 4 Oktober 2015 sampai dengan 15 November 2015. Peneliti bertemu dengan subyek sebanyak 6 (enam) kali, dengan rincian:

3.5. Profil Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memilih subyek penelitian yaitu band metal underground yang seluruh personelnya adalah perempuan. Karakteristik ini dipilih guna mendapatkan pengalaman murni perempuan terkait keputusan mereka sebagai penampil di dalam musik metal underground dan mendapatkan pemaknaan counter-culture yang lebih mendalam yang dilakukan oleh perempuan terkait keputusan mereka tersebut. Sebuah band metal underground yang berasal dari Kota Bogor, yakni Psychotic Angels , merupakan band yang para personelnya peneliti jadikan subyek dalam penelitian ini.

Psychotic Angels merupakan sebuah unit metal underground Bogor yang sudah aktif di dalam skena metal underground sejak tahun 2005 dengan formasi awal Chumi sebagai vokalis, Chacha sebagai bassist, Iniz sebagai gitaris, Onenk sebagai gitaris, dan Nanda sebagai penggebuk drum. Namun, setelah berjalan 3 tahun, Iniz dan Nanda memutuskan keluar dari Psychotic Angels . Setelah itu mereka sempat beberapa kali mengalami pergantian peronel akan tetapi mereka kesulitan untuk mencari pengganti tetap sehingga mereka hingga saat ini dibantu oleh beberapa additional player ketika mereka harus perform di suatu acara. Kini yang menjadi personel tetap dari Psychotic Angels hanya tersisa tiga orang, yakni Chumi (27 tahun), Chacha (27 tahun), dan Onenk (27 tahun).

3.6. Hambatan penelitian

Terdapat beberapa hambatan penelitian yang dialami oleh peneliti dalam upaya menyelesaikan penelitian ini. Hambatan utama yang peneliti dapatkan terkait dengan hal pencarian subyek penelitian yang sesuai dengan kriteria dalam penelitian ini. Sesuai dengan kriteria subyek dalam penelitian, peneliti diharuskan mencari band metal underground dengan personel keseluruhannya adalah perempuan. Band metal underground yang seluruh personelnya perempuan harus Terdapat beberapa hambatan penelitian yang dialami oleh peneliti dalam upaya menyelesaikan penelitian ini. Hambatan utama yang peneliti dapatkan terkait dengan hal pencarian subyek penelitian yang sesuai dengan kriteria dalam penelitian ini. Sesuai dengan kriteria subyek dalam penelitian, peneliti diharuskan mencari band metal underground dengan personel keseluruhannya adalah perempuan. Band metal underground yang seluruh personelnya perempuan harus

Peneliti beberapa kali mencari informasi dengan mencari tahu secara langsung kepada beberapa teman peneliti dan juga mencari tahu melalui internet. Informasi yang peneliti dapatkan dari beberapa teman peneliti adalah sangat sedikit band metal underground yang berada di daerah Jabodetabek atau pun Bandung, jika ada pun bisa dipastikan sudah vakum sejak lama. Teman peneliti mengatakan memang sulit bagi band metal underground dengan personel perempuan semua untuk dapat bertahan lama di kancah musik metal underground . Kemudian, pencarian peneliti melalui internet menunjukkan bahwa beberapa band metal underground dengan personel perempuan semua ada yang masih aktif hingga saat ini. Namun, domisili mereka rata-rata adalah di Jawa Timur. Karena alasan ketebatasan waktu dan dana, peneliti pun kesulitan untuk menjangkau band tersebut.