40
Scoring yaitu mengubah data yang bersifat kualitatif kedalam bentuk
kuantitatif.Dalam penentuan skor ini digunakan skala likert dengan lima kategori penilaian,yaitu:
a. Skor 1 diberikan untuk jawaban sangat tidak setuju b. Skor 2 diberikan untuk jawaban tidak setuju
c. Skor 3 diberikan untukjawaban netral d. Skor 4 diberikan untuk jawaban setuju
e. Skor 5 diberilkan untuk jawaban sangat setuju
4. Tabulating
Tabulating yaitu menyajikan data-data yang diperoleh dalam tabel,
sehinggadiharapkan pembaca dapat melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah prosestabulating selesai dilakukan, kemudian diolah dengan
program komputer SPSS17. Adapun tahap-tahap analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:
3.7.1 Pengujian Kualitas Data 3.7.1.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur untuk kuesioner tersebut Ghozali, 2006. Metode yang akan
digunakan untuk melakukan uji validitas adalah dengan melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau
variabel.
41
3.7.1.2 Uji Reliabilitas
Sedangkan uji reliabilitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variabel
atau konstruk.Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu Ghozali, 2006.Untuk uji reliabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini, adalah dengan menggunakan
fasilitas SPSS, yakni dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika nilai cronbach alpha
0.60.Nunnally dikutip oleh Ghozali, 2006.
3.7.2 Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik.
Dalam asumsi klasik terdapat beberapa pengujian yang harus dilakukan, yakniUji Normalitas Data, Uji Multikolonieritas,Uji Heterosdastisitas, dan
Uji Autokorelasi. 3.7.2.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen prestasi kerja, variabel
independen disiplin kerja, motivasi dan kepuasan kerja, pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara
mempunyai distribusi normal atau tidak. Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah di atas dan di bawah rata-rata adalah
42
sama. Demikian juga dengan simpangan bakunya Sugiyono, 2006: 70.
3.7.2.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini,
kita sebut variabel bebas ini tidak orthogonal Erlina, 2007.
Pengujian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel independen.Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF Variable
Inflation Factors dan nilai tolerance. Multikolinearitas tidak terjadi
jika VIF 10 dan nilai tolerance 0,10.
3.7.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode
yang lain. Menurut Ghozali 2005: 111, uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heterokedastisitas.
Dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali 2005 adalah sebagai berikut:
43
a. Jika ada pola tertentu, sperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar
dibawah angka 0 dan y, maka tidak heterokedastisitas.
3.7.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokeralasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu
pada perode t dengan kesalahan t
1
atau sebelumnya Erlina, 2007.Model regresi yang baik adalah yang bebas dari
autokorelasi.Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan menggunakan uji Durbion Watson DW.Menurut Sugiyono
2001:76 mengemukakan bahwa terjadinya Autokorelasi jika nilai Durbin-Watson
DW memiliki nilai lebih dari 5, atau Durbin- Watson
DW 5. Selain itu, panduan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
a. Nilai Durbin-Watson terletak antara batas atas dan Upper
Bound dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau
Lower Bound DL, maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif.
44
c. Bila nilai DW lebih besar daripada 4-DL, maka koefisien
autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif.
d. Bila nilai DW terletak diantara batas atas DW dan batas
bawah DL atau DW terletak antara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan Ghozali, 2001.
3.7.3 Pengujian Hipotesis