Kebijakan MBS sebagai Inovasi Pendidikan

C. Kebijakan MBS sebagai Inovasi Pendidikan

Manajemen berbasis sekolah merupakan salah satu jawaban pemberian otonomi daerah dalam bidang pendidikan. Karena itu, manajemen berbasis sekolah merupakan konsep pemberdayaan sekolah dalam rangka peningkatan mutu dan kemandirian sekolah. Dengan MBS dihadapkan para kepala sekolah, guru dan personil lain di sekolah serta masyarakat setempat dapat melaksanakan pendidikan sesuai dengan kebutuhan, perkembangan zaman, karakteristik lingkungan dan tuntutan global (Dally, 2010:24). Penerapan MBS dijamin oleh peraturan Perundang-Undangan Berikut:

a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 1 “Pengelolaan satuan Pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilak- sanakan bedasakan sandar pelayanan minimal denga prinsip manajemen berbasis sekolah madrasah”.

b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang progam pembangunan nasional tahun 2000-2004 pada Bab VII Tentang Bagian Program pembangunan bidang pendidikan, khususnya sasaran (3), yaitu “ Terwujudnya manajemen pendidikan yang berbasis pada sekolah dan masyarakat (School Community Based Management)”.

c. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 44 Tahun 2002 tentang pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite sekolah.

d. Kepmendiknas Nomor 87 tahun 2004 tentang Standar Akreditas Sekolah, khususnya tentang Manajemen berbasis sekolah; dan

e. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, khususnya standar pengelolaan sekolah yaitu manajemen berbasis sekolah.

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memiliki potensi yang besar dalam menciptakan kepala sekolah,guru dan pengelola sistem pendidikan (administrator profesional). Untuk lebih kreatif dalam mengelola sekolah.

Keberhasilan dalam mencapai kinerja unggul akan sangat ditentukan oleh faktor informasi, pengetahuan, keterampilan dan insentif yang berorientasi pada mutu, efisiensi dan kemandirian sekolah.

Dalam kerangka implementasi kebijakan desentralisasi pendidikan, manajemen pendidikan berbasis sekolah merupakan alternatif pen- dekatan yang mampu meningkatkan kualitas pendidikan.

Desentralisasi sistem pemerintahan daerah memberikan kebebasan yang luas bagi pemerintah daerah untuk memfasilitasi pengelolaan pendidikan akan tetap memperhatikan kebijakan-kebijakan umum dari pemerintah pusat. Ada beberpa dimensi-dimensi perubahan pola manajemen pendidikan dari pola lama kepada pola baru. Selain itu, ada beberapa alasan untuk menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di antaranya :

Dengan diberikannya otonomi yang lebih besar kepada sekolah, maka Sekolah akan lebih memiliki inisiatif dan kreativitas dalam mening- katkan mutu sekolah. Dalam hal ini sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, ancaman dan tantangan bagi sekolah, sehingga dapat mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya. Begitu pula, sekolah dapat meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat terhadap peningkatan mutu sekolah.

Meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orangtua, peme- rintah tentang mutu sekolah. Karakteristik Sekolah Yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah mengindikasikan pada suatu sistem yang Meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orangtua, peme- rintah tentang mutu sekolah. Karakteristik Sekolah Yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah mengindikasikan pada suatu sistem yang

Konteks adalah eksternalitas yang berpengaruh terhadap penye- lenggaraan pendidikan dan karenanya harus diinternalisasikan ke dalam penyelenggaraan sekolah. Konteks ini meliputi kemajuan ipteks, kemajuan yang diharapkan oleh masyarakat, dukungan pemerintah dan masyarakat, kebijakan pemerintah, landasan yuridis, tuntutan otonomi, tuntutan globalisasi dan tuntutan pengembangan diri. Semua ini harus diinternalisasi kedalam sekolah sehingga sekolah menjadi milik masyarakat. Input sekolah adalah sesuatu yang diperlukan untuk berlangsungnya proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar. Input ini adalah siswa, visi, misi tujuan, sasaran, kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan, sarana, administrasi sekolah. Proses adalah kejadian berubahnya sesuatu menjadi yang lain. Dalam pendidikan proses adalah terjadinya interkasi anatara guru dan peserta didik. Proses ini sangatlah menentukan terhadap kualitas pendidikan yang dihasilkan. Oleh karena itu perilaku guru sebagai harus menjadi suri tauladan bagi peserta didiknya.

Output pendidikan adalah hasil belajar yang merefleksikan seberapa besar efektifnya proses belajar mengajar diselenggarakan. Outcome adalah dampak jangka panjang dari output hasil belajar, baik dampak bagi individu tamatan maupun bagi masyarakat.

Bagi sekolah yang sudah menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah semua komponen tersebut di atas akan dikelola secara baik sehingga berhasil guna dan berdaya guna, menyebutkan bahwa sekolah yang menerapkan MBS adalah sebagai berikut: (1) Memiliki output (prestasi pemebelajaran dan manajemen sekolah efektif), (2) Efektivitas proses belajar mengajar yang tinggi.

Sejatinya, peran kepala sekolah yang kuat dalam mengkoordinasi- kan, menggerakkan dan mendayagunakan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Lingkungan dan iklim belajar yang aman, tertib dan nyaman (enjoable learning) sehingga manajemen sekolah berjalan dengan efektif. Analisis kebutuhan perencanaan, pengembangan, evaluasi kinerja, hubungan kerja dan imbal jasa tenaga kependidikan dan guru sehingga Sejatinya, peran kepala sekolah yang kuat dalam mengkoordinasi- kan, menggerakkan dan mendayagunakan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Lingkungan dan iklim belajar yang aman, tertib dan nyaman (enjoable learning) sehingga manajemen sekolah berjalan dengan efektif. Analisis kebutuhan perencanaan, pengembangan, evaluasi kinerja, hubungan kerja dan imbal jasa tenaga kependidikan dan guru sehingga

Dari pespektif ini maka penerapan MBS dipandang strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Di sini sekolah dapat menciptakan program-programnya yang lebih baik karena pemikiran dan sumber daya sekolah dapat diolah secara langusng sesuai dengan kebutuhan murid yang dilayani yang pada gilirannya akan lahir sekolah yang bermutu.

Sekolah dapat dikatan bermutu apabila prestasi sekolah, khususnya prestasi peserta didik menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam: (1) Prestasi akademik, (2) Memiliki nilai-nilai kataqwaan, kesopanan, (3) Memiliki tanggung jawab yang tinggi dan kemampuan yang diwujudkan dalam keterampilan dasar sesuai dengan ilmu yang diterima di sekolahnya.