Standarisasi dan Profesionalisme Guru

E. Standarisasi dan Profesionalisme Guru

Profesi guru saat ini semakin menarik bagi generasi muda. Apalagi setelah dilaksanakannya sertifikasi guru sebagai standarisasi bagi guru agar semakin menjamin bahwa guru yang mengajar di sekolah-sekolah adalah guru yang profesional. Guru profesional adalah guru yang mengedepankan mutu dan kualitas layanan dan produknya, layanan guru harus memenuhi standarisasi kebutuhan masyarakat, bangsa, dan pengguna serta memaksimalkan kemampuan peserta didik berdasar potensi dan kecakapan yang dimiliki masing-masing (Yamin dan Maisah, 2010:28).

Ternyata peranan guru didalam reformasi sangat menentukan. Namun demikian didalam berbagai penelitian menunjukkan afiliasi guru didalam gerakan reformasi tersebut terutama diarahkan kepada afiliasinya terhadap disiplin ilmu dan politik, dan bukan terhadap guru sebagai agen yang memfasilitasi proses pendidikan.

Dalam hal ini timbul masalah didalam program-program pembinaan profesional guru. Menurut Tilaar (2006) di dalam berbagai penelitian ternyata hasil-hasilnya sebagai berikut:

1. Terdapat kontradiksi didalam persepsi guru atas program-program peningkatan professional guru. Para guru cendrung ingin melihat hasil yang cepat sedangkan pembinaan tersebut harus melalui pelaksanaan dilapangan sehingga meminta waktu yang cukup.

2. Terdapat kontradiksi didalam program pembinaan yang ingin mengumpulkan guru sebanyak mungkin dan oleh sebab itu program-program tersebut bersifat sangat dangkal (supervisial).

3. Program-program pembinaan guru terasa kurang adanya tindak lanjut.

4. Program-program biasanya terbentuk “telling and discussion” yang sangat dangkal (supervisial).

Hasil-hasil penelitian program pembinaan profesi guru tersebut di atas sangat mirip dengan apa yang terjadi pada lembaga-lembaga atau balai pendidikan guru (BPG) yang dibentuk di Indonesia di setiap provinsi pada masa orde baru. Program-program yang dilaksanakan bersifat sangat rutin dan tidak ada follow up.

Standarisasi juga berkenaan dengan cara mengajar dari para guru. Menetunkan standarisasi proses mengajar ternyata sangat sulit. Standard mengajar ternyata ditentukan oleh faktor-faktor kepribadian seorang guru disamping kompetensinya dalam menguasai metodologi mengajar. Sifat-sifat individual seperti sifat-sifat yang humoristik, kehangatan seorang pribadi dan kepemimpinan didalam memotivasi para siswa sangat menentukan didalam keberhasilan belajar siswa. Guru sebagai pemimpin belajar dalam arti guru sebagai perencana, pengorganisasi, pelaksana dan pengontrol kegiatan belajar peserta didik (Uno, 2007:27).

Sungguhpun demikian di dalam mata pelajaran tertentu memang diperlukan keterampilan tertentu dari seorang guru profesional. National Research Council (NRC) merekomendasikan untuk guru sains dan matematika di dalam pembinaannya harus aktif dalam penelitian. Bagaimana mungkin seorang guru sains dan matematika dapat mem- bangkitkan minat para siswanya untuk meneliti kalau guru itu sendiri tidak pernah turun ke lapangan untuk meneliti dalam kerangka mendidik secara profesional. Di sini dapat ditegaskan bahwa standarisasi banyak ditentukan oleh kualitas profesional seorang guru.

Menurut Sulung Nofrianto (2008:42) bagi guru yang diharapkan diperlukan beberapa kecerdasan komprehensif, yang mencakup:

1. Aspek Kecerdasan Spiritual Aspek kecerdasan spiritual, ada beberapa hal yang sebaiknya

dimiliki oleh guru pemikat hati, di antaranya:

a. Teladan kehidupan spiritualitas sang guru

1) Senantiasa mendirikan shalat lima waktu

2) Pandai membaca Al-Qur’an

3) Rajin puasa sunnah 3) Rajin puasa sunnah

1) Memohon ampunan dan memaafkan

2) Memohonkan kecerdasan dan rahmat

c. Ikhlas

d. Menasihati kebaikan

e. Di atas orang yang berilmu ada Yang Maha Mulia

f. Itqan

2. Aspek Kecerdasan Emosi Kecerdasan emosi adalah pengetahuan mengenai diri sendiri, kesadaran diri kepekaan sosial, empati, dan kemampuan untuk

berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik terhadap orang lain. Menurut penelitiaan, aspek ini merupakan penentu yang lebih akurat dalam keberhasilan komunikasi, hubungan sosial, dan kepe- mimpinan dari pada kecerdasaan intelektual.

Melihat peran penting aspek kecerdasaan emosi dalam pembentukan karakter siswa di dunia pendidikan, karenanya guru hendaknya memiliki beberapa resep jitu untuk memikat hati muridnya dengan bersikap:

a. Sabar

b. Adil

c. Jujur

d. Berani

e. Penuh perhatiaan

f. Percaya diri

g. Konsisten

h. Memahami kejiwaan murid

i. Menghargai perbedaan antar individu

1) Penerimaan

2) Harapan

3. Aspek Kecerdasan Intelektual Guru yang memikat hati harus cerdas secara intelektual. Selain

tugas utama mendidik, guru juga memiliki kewajiban lain yaitu mengajar. Memang, sebaiknya seorang guru harus memahami materi pelajaran yang akan diajarkan sebelum mengajar pada murid.

Kecerdasan yang dipahami disini tidak dimaksud seperti orang yang jenius. Setidaknya apa yang akan dipelajari oleh murid, sudah dipahami oleh guru. Dengan begitu para murid akan lebih nyaman berinteraksi dengan guru yang cerdas dan memiliki wawasan luas. Aspek kecerdasan intelektual akan dibahas melalui tahapan-tahapan berikut:

1. Cerdas dan berwawasan luas

2. well-prepared

3. Menguasai teknologi

4. Pandai berkomunikasi dalam bahasa asing, minimal dalam bahasa internasional atau bahasa Inggris

4. Aspek kecerdasan Sosial Secara umum kecerdasan sosial dapat diidentikkan dengan kecer-

dasan emosi. Pada satu sisi, sebuah perilaku dapat dikatakan sebagai kecerdasan emosi, disisi lain disebut sebagai kecerdasan sosial. Untuk membina hubungan sosial (hablum minannas) secara lebih hangat melalui perilaku sebagai berikut:

a. Bertutur baik, benar, dan lembut

b. Bersahabat dengan murid

c. Berkolaborasi dengan teman sejawat dan karyawan lingkungan sekolah

d. Murah senyum dan humoris

e. Problem solver

f. Menjalankan semboyan Ki Hajar Dewantara

1) Ing ngarso sung tulodo

2) Ing madya mangun karso

3) Tut wuri handayani

g. Suka memberi hadiah

5. Aspek Kecerdasan Kebugaran Fisik Aspek kecerdasan/kebugaran fisik adalah sekedar menawarkan anjuran untuk melakukan tahapan-tahapan berikut ini sebagai

jalan mensyukuri nikmat Allah Swt. Dan agar para guru dapat memikat hati para muridnya dengan cara membentuk karakter dalam diri yang: jalan mensyukuri nikmat Allah Swt. Dan agar para guru dapat memikat hati para muridnya dengan cara membentuk karakter dalam diri yang:

b. Giat dalam olahraga

c. Cekatan

d. Tampan/menawan Selain memiliki aspek-aspek kecerdasan yang sudah disebutkan

sebelumnya untuk menjadi guru pemikat hati kiranya perlu mempertajam keterampilan penunjang lain, meliputi:

a. Keterampilan bercerita dan acting

b. Keterampilan melukis

c. Keterampilan bermain tebak-tebakan dan berpantun

d. Keterampilam bersenandung dan memainkan alat musik