Kriminalisasi saksi dan pelapor

Berbagai cara dilakukan pelaku agar saksi tidak berani mengungkapkan kesaksiannya. Berbagai pola umum yang biasa dilakukan pelaku terhadap para saksi atau pelapor yang mencoba untuk membantu aparat untuk membongkar sebuah tindak pidana. Pola tersebut adalah:

1. Kriminalisasi saksi dan pelapor

61 Kriminalisasi saksi dan atau pelapor adalah pola yang paling sering ditemukan, khususnya terhadap kasus-kasus mengenai kejahatan korupsi, kasus perkosaan dan KDRT Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Para pelaku biasanya melakukan upaya dengan cara melaporkan para saksi atau pelapor kepihak Kepolisian. Pasal-pasal KUHP 62 Berikut ini terdapat beberapa kasus saksipelapor kasus korupsi yang akhirnya dilaporkan balik oleh terlapor yang diancam kriminalisasi pencemaran nama baik atau pidana lain dan diadukan gugatan perdata yaitu: yang sering digunakan adalah pencemaran nama baik, memfitnah, perbuatan tidak menyenangkan atau, dalam kasus tertentu, para pelapor dijadikan sebagaipihak yang membantu perbuatan tindak pidana pelaku. Fenomena yang sering terjadi adalah justru laporan pelaku inilah yang lebih dulu ditindak lanjuti kepolisian, bahkan pengadilan. Sementara itu,kasus yang dilaporkan saksi atau pelapor terus tertunda bahkan terlenyapkan oleh perkara baru tersebut. 61 Bila tidak menggunakan upaya hukum pidana, para pelaku juga melakukan upaya dalam hukum perdata, misalnya melakukan perbuatan melawan hukum dengan mengajukan gugatan terhadap saksi maupun pelapor. 62 Pasal 311 ayat 1, 310 ayat 1 dan ayat 2, 317 ayat 1 KUHP. Lihat Tabel. Universitas Sumatera Utara Tabel 4 Daftar SaksiPelapor Kasus Korupsi yang Diancam dan Telah Dikriminalisasi Pencemaran Nama Baik atau Tindak Pidana Lain dan Diadukan Gugatan Perdata No NAMA PERKARA TAHUN KETERANGAN 1. Endin Wahyudin Dugaan suap yang melibatkan hakim agung Ny. Marnis Kahar dan Ny. Supraptini Sutarto serta mantan hakim agung Yahya Harahap 2001 Endin Wahyudin akhirnya diadukan pencemaran nama baik oleh Ny. Marnis Kahar dan Ny. Supraptini Sutarto dan divonis PN Jakarta Pusat 24102001 dengan kurungan 3 bulan dan dengan masa percobaan 6 bulan. Sedangkan kasus suap dari ketiga terlapor tersebut dihentikan karena hakim PN Jakarta Pusat dan Barat menyatakan tidak menerima Dakwaan JPU. 2. Arief Rahman Sejumlah dugaan kasus korupsi di kabupaten Flores Timur yang melibatkan Falix Fernandes 2003 Arief Rahman anggota DPRD NTT asal Flores Timur diadukan pencemaran nama baik oleh Bupati Felix Fernandes dan oleh PN Laruntuka divonis 3 bulan penjara. 3. Roy Suryo Notodiprojo Dugaan Korupsi pengadaan Teknologi Informasi di Komisi Pemilihan Umum 2004 Roy Suryo Notodiprojo, Pakar Multimedia dilaporkan pencemaran nama baik ke Polda Metro Jaya oleh anggota KPU, Chusnul Mariyah. Roy sempat diperiksa dikepolisian namun perkaranya idak jelas sampai saat ini. 4. Djoko Edhi Soetjipto Dugaan Pemerasaan kepada WNA Malaysia mengurus sejumlah surat oleh pihak 2005 Direktur Pengawasan dan Penindakan Direktorat Jendral Imigrasi, Muhammad Indra mengajukan gugatan pencemaran nama baik terhadap anggota DPR Djoko Edhi Soetjipto di PN Jakarta Universitas Sumatera Utara imigrasi sebesar Rp. 500.000,- per orang Selatan. Indra menggugat Djoko Rp. 200.000,- untuk kerugian materil dan Rp. 10 Miliar untuk kerugian immaterial. Gugatan ini didasrkan atas pernyataan Djoko Edhi Soetjipto kepada 4 media massa ; PT. Bibir Rakyat Merdeka, Pimpinan Redaksi Harian Nonstop, PT. Jawa Pos, Pimpinan Redaksi Harian Indopos, Djoko Edhi Soetjipto mengungkapkan dugaan korupsi di tubuh Ditjen Imigrasi dari laporan yang adanya dugaan pemerasan kepada WNA Malaysia mengurus sejumlah surat sebesar Rp. 500.000,- per orang 5. Alif Basuki, Koordinator Forum Peduli Anggaran Kota Solo FPAKS Dugaan Korupsi APBD Kota Solo yang melibatkan anggota DPRD kota Solo 1999-2004 2005 Tiga bekas anggota DPRD Solo yang menjadi terdakwa kasus korupsi dan telah dijatuhi vonis 2,5 tahun menggugat secara perdata terhadap Alif Basuki yang menjadi pelapor Kasus Korupsi di PN Solo tanggal 11 September 2005. Ketiganya menuntut Alif Basuki untuk membayar ganti rugi sebesar Rp. 3 Miliar. Alif Basuki dituding mencemarkan nama baik karena membuat pernyataan di media massa bahwa terjado praktek mafia peradilan dalam perkara korupsi dana APBD yang mengadili sepuluh orang anggota DPRD Solo periode 1999-2004 termasuk ketiga penggugat Sumber:Dokumentasi Indonesia Corruption Watch ICW dari berbagai sumber Universitas Sumatera Utara Ancaman terhadap saksi dengan pola ini biasanya cukup berhasil untuk membungkam atau membuat laporan saksi atas tindak pidana menjadi mentah dan para saksi menjadi bungkam. Penting untuk diperhatikan harus diberi catatan khusus bahwa Kepolisian dan juga Kejaksaan justru digunakan sebagai alat untuk membungkam para pelapor atau saksi yang justru ingin membantu Polisi sebagai penyelidik dan Kejaksaan sebagai Penuntut untuk mengungkap berbagai kejahatan. Pihak Kepolisiandan Kejaksaan sendiri dalam beberapa kasus seakan- akan tidak peduli dan tutup mata.

2. Intimidasi, terror serta penganiayaan fisik