Kunjungan Lapangan Ke Daerah Pemilihan

mendapatkan informasi yang berkembang di masyarakat. Sebab masyarakat atau konstituen tidak terlalu sungkan untuk menyuarakan keinginannya walaupun harus dengan suasana ketegangan, dimana masyarakat harus mengotot dengan pendapatnya sedangkan dewan harus meluruskan dan memilah pendapat tersebut untuk digunakan sebagai pertimbangan aspirasi dalam laporan hasil reses.

3.2.3 Kunjungan Lapangan Ke Daerah Pemilihan

Kunjungan seorang anggota dewan ke daerah pemilihannya merupakan sesuatu yang lazim untuk dilakukan pada saat reses. Begitu pula yang dilakuka oleh anggota-anggota dewan di Dapil I Tapanuli Utara saat melakukan kunjungan pada masa reses. Cara yang dilakukan dengan berkeliling ke daerah pemilihan adalah untuk bersinggungan secara intim dengan konstituen dan melihat perkembangan terbaru dari kehidupan masyarakat. Para dewan bisa melihat dan merasakan secara langsung bagaimana realita yang dimaksud dari aspirasi-aspirasi yang telah disampaikan kepada anggota dewan dalam forumpertemuan secara dialog, debat,maupun diskusi-diskusi yang dilakukan. Berkeliling ke daerah pemilihan bukan dimaknai dengan perjalanan memantau saja, tetapi memerlukan interaksi secara personal kepada beberapa masyarakat di Dapil I. Beberapa masyarakat tersebut dipilih oleh anggota dewan dengan mempertimbangkan kadar aspirasi masyarakat tersebut bahwa keterangan mereka mampu mewakili aspirasi masyarakat secara kelompok maupun secara Universitas Sumatera Utara universal. Sehingga seorang dewan bisa melakukan survei terhadap kebutuhan konstituen di daerah pemilihannya. Kunjungan yang dilakukan oleh dewan ke Dapil I Tapanuli Utara bukan hanya atas kesadaran sendiri dan kewajiban dari mekanisme pelaksanaan reses, tetapi juga cara dan tuntutan yang mereka dapatkan dari keinginan konstituennya secara langsung. Keinginan masyarakat atau konstituen kepada wakilnya adalah untuk melihat keadaan mereka, sejauh mana pemerintah telah merealisasikan kebutuhan-kebutuhan yang berkembang di masyarakat. Maka dibutuhkan kontak secara langsung untuk berkomunikasi dan berinteraksi antara wakil dan konstituennya, agar efektifitas terhadap penyerapan dan penyaluran aspirasi lebih akurat. Tindakan ke lapangan ini memberikan harapan yang lebih bagi masyarakat di Dapil I dibandingkan ketika para dewan hanya menyampaikan melalui kata- kata dalam forum-forum diskusi yang telah dilakukan. Selain itu, dengan metode seperti ini para dewan Tapanuli Utara juga terbantu dalam memilah aspirasi mana yang terlebih dahulu diperjuangkan dari sekian banyaknya tuntutan yang dilontarkan oleh konstituen di Dapil I ketika masa reses. Sehingga aspirasi yang diserap bukan hanya bagian daripada retorika, tetapi bukti konkret yang layak dan tepat untuk diperjuangkan oleh anggota dewan. Kunjungan ke lapangan yang dilakukan oleh sejumlah anggota DPRD di Dapil I juga sering mendapatkan respon dari masyarakat, bahwa akan adanya Universitas Sumatera Utara perealisasian secara langsung oleh dewan terhadap aspirasi-aspirasi masyarakat tersebut. Masyarakat belum banyak yang mengerti akan tujuan kegiatan reses yang dilakukan oleh dewan, bahwa dalam resesnya mereka hanya melakukan penyerapan aspirasi saja sedangkan untuk merealisasikan aspirasi tersebut adalah pihak pemerintah yang telah melalui kesepakatan dalam forum paripurna DPRD Kabupaten Tapanuli Utara. Masyarakat menganggap dan menginginkan dewan untuk memberikan dana penunjang secara tunai terhadap perealisasian tuntutannya. Anggapan masyarakat ini menjadi hal yang dilematis bagi dewan yang harus memberikan perhatian secara moral kepada konstituennya. Oleh karena itu, tidak jarang anggota dewan juga harus memberikan “salam tempel” kepada konstituennya walaupun sebenarnya tidak ada dana penunjang dari dana pelaksanaan reses DPRD.

3.2.4 Keterlibatan Dewan Dalam Acara-Acara Ceremonial Masyarakat