Teori Komunikasi Politik Kerangka Teori

1.5.2 Teori Komunikasi Politik

Secara sederhana bisa disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran pesan antara komunikator kepada komunikan dimana proses itu merupakan cara dasar untuk mempengaruhi perubahan perilaku dan yang mempersatukan proses psikologi seperti persepsi, pemahaman dan motivasi untuk memperoleh kesamaan makna. Seseorang dapat merubah sikap, pendapat dan perilaku orang lain apabila komunikasi atau pesan yang disampaikannya komunikatif atau komunikasinya efektif. Sedangkan komunikasi politik merupakan segala bentuk komunikasi yang terjadi dalam suatu sistem politik dan antar sistem tersebut dengan lingkungannya, yang mencakup jaringan komunikasi organisasi, kelompok, media massa dan saluransaluran khusus dan determinan sosial ekonomi dari pola-pola komunikasi yang ada pada sistem tersebut. Atau dengan kata lain komunikasi politik adalah komunikasi yang melibatkan pesan- pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Berdasarkan pandangan politik klasik, kekuasaan, kelembagaan, fungsionalis, atau konflik komunikasi politik adalah proses komunikasi yang menyangkut interaksi pemerintah pemerintah dan masyarakat, dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama bagi masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Menurut Michael Rush dan Philip Althoff komunikasi politik adalah merupakan proses yang berkesinambungan dan melibatkan pertukaran informasi di antara individu- Universitas Sumatera Utara individu yang satu dengan kelompok-kelompoknya pada semua tingkat masyarakat. 13 Sementara itu, Karl W. Deutsch mendefinisikan bahwa komunikasi politik adalah transmisi informasi yang relevan secara politis dari satu bagian sistem politik kepada sistem politik yang lain, dan antara sistem sosial dan sistem politik yang merupakan unsur dinamis dari suatu sistem politik, sehingga hasil yang dicapai dapat mempengaruhi pembahasan suatu kebijaksanaan yang ditujukan untuk kepentingan umum. 14 Istilah dan proses dari komunikasi politik itu sendiri adalah sebagai berikut : 1. KomunikatorSender Pengirim pesan 2. Encoding Proses penyusunan ide menjadi simbolpesan 3. Message Pesan 4. Media Saluran 5. Decoding proses pemecahan penerjemahan simbol-simbol 6. KomunikanReceiver Penerima pesan 7. Feed Back Umpan balik, respon A. Fungsi Komunikasi Politik Fungsi komunikasi politik mempunyai makna dan arti yang sangat penting dalam setiap proses politik dalam sebuah sistem politik baik itu oleh infra maupun supra struktur politik. Sudijono Sastroadmodjo menyatakan bahwa : 13 Michael Rush Dan Philip Althoff. 2002. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta. Rajawali Press. Hlm 23 14 Hafied Canbara. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press. Hlm243 Universitas Sumatera Utara “fungsi komunikasi politik itu adalah fungsi struktur politik menyerap berbagai aspirasi, pandangan-pandangan dan gagasan-gagasan yang berkembang dalam masyarakat dan menyalurkan sebagai bahan dalam penentuan kebijaksanaan.Selain itu, fungsi komunikasi politik juga merupakan fungsi penyebarluasan rencana-rencana atau kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah kepada rakyat.Dengan demikian fungsi ini membawakan arus informasi timbal balik dari rakyat kepada pemerintah dan dari pemerintah kepada rakyat”. 15 Komunikasi politik juga memiliki fungsi-fungsi tertentu dalam setiap sistem sosial. Menurut A.W. Widjaja 16 a. Informasi : pengumpulan, penyimpanan, pemprosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat. fungsi komunikasi politik dalam setiap sistem sosial meliputi beberapa hal berikut : b. Sosialisasi pemasyarakatan : penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat. c. Motivasi : menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. 15 Sudijono Sastroadmodjo. 1995. Perilaku Politik. Semarang : IKIP Semarang Press. Hlm 123. 16 A.W. Widjaja. 1993. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta. Bumi Aksara.. Hlm 9- 10. Universitas Sumatera Utara d. Perdebatan dan diskusi : menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik. B. Paradigma Komunikasi Politik Komunikasi politik mendapat sejumlah keuntungan dan sekaligus mengalami banyak kesulitan karena fenomena komunikasi politik itu menjadi luas, ganda dan multi paradigma. Komunikasi politik dapat diterangkan berdasarkan empat perspektif atau paradigma yaitu meliputi paradigma mekanistis, paradigma psikologis, paradigma interaksional dan paradigma pragmatis. 1. Paradigma Mekanistis Paradigma mekanistis dalam komunikasi politik adalah model yang paling lama dan paling banyak dianut sampai sekarang. Berdasarkan doktrin ini komunikasi dikonseptualisasikan sebagai proses yang mekanis di antara manusia. Dalam komunikasi politik paradigma mekanistis banyak didominasi pada studi mengenai pendapat umum, propaganda, perang urat saraf, kampanye, pengaruh media massa terhadap sosialisasi politik dan peranan komunikasi terhadap partisipasi politik, dan hal ini masih dominan dan populer di Indonesia. Paradigma mekanistik adalah paradigma yang paling tua dan tunduk pada dominasi ilmu fisika. Universitas Sumatera Utara 2. Paradigma Psikologis Konseptual paradigma psikologis dapat digambarkan sebagai sikap, keyakinan, motif, dorongan, citra, konsep diri, tanggapan dan persepsi yang dapat menjadi penangkal atau sebaliknya dari rangsangan yang menyentuh individu. Komunikasi dalam model paradigma psikologis merupakan masukan dan luaran stimuli yang ditambahkan dan diseleksi dari stimuli yang terdapat dalam lingkungan informasi. Dasar konseptual model ini, ialah bahwa penerima adalah penyandi yang aktif atas stimuli terstruktur yang mempengaruhi pesan dan salurannya. 3. Paradigma Interaksional Paradigma komunikasi politik perspektif ini merupakan reaksi atas paradigma mekanistis dan psikologis. Paradigma komunikasi jenis ini dikonseptualisasikan sebagai interaksi manusiawi pada masingmasing individu. Karakteristik utama dari paradigma interaksional, adalah penonjolan nilai karakteristik individu di atas segala pengaruh yang lain karena manusia dalam dirinya memiliki esensi kebudayaan, saling berhubungan, masyarakat dan buah pikiran. Setiap bentuk interaksi sosial dimulai dengan mempertimbangkan diri manusia. Sehingga paradigma ini dianggap paling manusiawi di antara semua paradigma komunikasi yang ada. 4. Paradigma Pragmatis Perspektif ini relatif baru dan masih dalam proses perkembangan, hal ini memusatkan perhatian pada tindakan. Dalam model komunikasi pragmatis Universitas Sumatera Utara tindakan yang diamati, yaitu tindakan atau perilaku yang berurutan dalam konteks waktu dalam sebuah sistem sosial. Perspektif pragmatis, tindakan dan perilaku bukan hasil atau efek dari proses komunikasi melainkan tindakan atau perilaku itu sendiri sama dengan komunikasi. Dalam pragmatis berkomunikasi dan berperilaku adalah sama-sama komunikasi, sehingga berperilaku secara politik maka sama dengan tindakan komunikasi politik. Dalam perspektif pragmatis sesungguhnya yang terjadi adalah komunikasi tindakan atau perilaku. Dalam komunikasi politik paradigma pragmatis adalah sebuah bentuk komunikasi politik yang penting. C. Bentuk Komunikasi Politik Komunikasi Politik merupakan hubungan dua arah antara wakil dan konstituennya dengan melakukan kontak politik. Kontak politik antara wakil dan konstituennya biasanya memperlihatkan bentuk-bentuk tertentu. 17 A.W Widjaja membagi bentuk-bentuk komunikasi politik ke dalam tiga kelompok, yaitu : a. Komunikasi personal, yaitu komunikasi yang ditujukan kepada sasaran yang tunggal, bentuknya dapat berupa tukar pikiran dan sebagainya. Komunikasi personal efektifitasnya paling tinggi karena komunikasinya timbal balikmdan terkonsentrasi. 17 Azam Awang. Peran DPRD Provinsi Riau Dalam Penjaringan Aspirasi Masyarakat. Jurnal Ilmu Politik 8 AIPI dan LIPI. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Hlm 100. Universitas Sumatera Utara b. Komunikasi kelompok, yaitu komunikasi yang ditujukan kepada kelompok yang tertentu. Kelompok adalah suatu kumpulan manusia yang mempunyai antar hubungan sosial yang nyata dan memperlihatkan struktur yang nyata pula. Bentuk komunikasi ini adalah : ceramah, briefing, indoktrinasi, penyuluhan dan sebagainya. c. Komunikasi massa, yaitu komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi yang menggunakan media massa. Massa disini adalah kumpulan orang-orang yang hubungan antar sosial tidak jelas dan tidak mempunyai struktur tertentu. 1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Jenis Penelitian