Masa Reses DPRD Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2013

3.1 Masa Reses DPRD Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2013

Lembaga legislatif Kabupaten Tapanuli Utara telah melaksanakan program kerja masa reses secara bertahap pada tahun 2013. Pelaksanaan reses ini dilakukan dalam rangka melakukan fungsi kelembagaan sebagai perwakilan rakyat dan untuk bertemu secara langsung dengan masyarakat yang diwakilinya di daerah pemilihan masing-masing. Pelaksanaan masa reses DPRD kabupaten Tapanuli Utara dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengharuskan dewan untuk melakukan kegiatan reses dengan kurun waktu dan tujuan yang telah ditetapkan. Peraturan yang dimaksud adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Penjelasannya terdapat pada Pasal 64 poin 4 yang menyebutkan bahwa masa reses dilaksanakan paling lama 6 enam hari kerja dalam 1 satu kali reses. Sedangkan untuk tujuan pelaksanaan masa reses dijelaskan pada poin 5, yaitu masa reses dipergunakan oleh anggota DPRD secara perseorangan atau kelompok untuk mengunjungi daerah pemilihannya guna menyerap aspirasi masyarakat. Program masa reses dilakukan dengan didasari Surat Perintah Tugas SPT yang diberikan oleh Ketua DPRD Kabupaten Tapanuli Utara kepada setiap anggota dewan, tanpa terkecuali kepada pimpinan-pimpinan DPRD. Surat perintah tugas tersebut sama seperti tahun-tahun sebelumnya bahwa diagendakan pelaksanaan masa reses tahun 2013 dilakukan pada bulan April, Agustus, dan Universitas Sumatera Utara Desember. Sedangkan wilayah pelaksanaannya dilakukan oleh masing-masing anggota dewan sesuai dengan daerah pemilihan yang menjadi pertanggungjawabannya. Masa reses anggota-anggota dewan di Dapil I telah dilakukan dengan tiga tahap pelaksanaan pada tahun 2013. Lebih rincinya reses tersebut dilakukan dengan pelaksanaan tahap pertama pada tanggal 26, 29, 30 April dan tanggal 1, 2, 3 Mei 2013, dengan Surat Perintah Tugas Nomor 07SPTRP2013. Pelaksanaan masa reses untuk tahap kedua pada tanggal 19, 20, 21, 22, 23, dan 26 Agustus 2013, dengan Surat Perintah Tugas Nomor 38SPTRP2013. Selanjutnya untuk tahap ketiga dilakukan di akhir tahun pada tanggal 23, 24, 25, 26, 27, 28 Desember 2013 , dengan Surat Perintah Tugas Nomor 50SPTRP2013. Sebelum dilaksanakannya masa reses, lembaga legislatif telah memiliki agenda-agenda khusus dalam menentukan jadwal, anggaran dan membahas teknis pelaksanaan masa reses. Sebelum pimpinan DPRD melakukan koordinasi terhadap anggota-anggota dewan, pimpinan DPRD terlebih dahulu menyurati Badan Musyawarah DPRD untuk melaksanakan rapat. Kemudian pimpinan DPRD akan memberikan himbauan melalui surat undangan kepada setiap anggota dewan untuk mengikuti rapat pembahasan pelaksanaan reses DPRD. Dalam forum atau rapat yang dilakukan pimpinan dan sekretariat DPRD akan memberikan penjelasanan mengenai pelaksanaan reses tersebut, termasuk membahas anggaran pelaksanaan. Universitas Sumatera Utara Setelah dilakukannya reses, setiap anggota dewan termasuk pimpinan DPRD diwajibkan untuk memberikan laporan terhadap hasil pelaksanaan reses yang dilakukan di daerah pemilihannya masing-masing. Laporan pelaksanaan tersebut diserahkan kepada sekretariat DPRD. Laporan yang dimaksud terkait pertanggungjawaban atas penggunaan dana perjalanan dinas dan laporan penggunaan jasa pihak ketiga terkait dana sewa peralatan dan perlengkapan yang digunakan ketika melaksanakan masa reses. a. Anggaran penunjang kegiatan masa reses DPRD Tapanuli Utara Penganggaran dan pelaksanaan belanja penunjang kegiatan masa reses DPRD diamanatkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2005 tentang Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah , yaitu pada Pasal 24 huruf d. 31 Anggaran yang disediakan dalam menunjang perjalanan dinas masa reses dewan tahun 2013 di Kabupaten Tapanuli Utara adalah sebesar 200 juta rupiah. Dengan rincian setiap anggota dewan masing-masing mendapatkan 5,4 juta untuk tiga tahap pelaksanaan dalam setahun. Sedangkan untuk tiga orang pimpinan Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa dana pelaksanaan reses yang dilakukan Pimpinan dan Anggota Dewan diberikan berupa uang perjalanan dinas. Sedangkan biaya yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan reses tersebut dibayarkan kepada pihak ketiga antara lain, konsumsi, ATK, Sewa tempat. 31 Surat Edaran Departemen Dalam Negeri kepada Ketua DPRD KabupatenKota tanggal 4 Januari 2006. Universitas Sumatera Utara DPRD masing-masing mendapatkan jumlah yang sedikit lebih besar dari anggota dewan lainnya, yaitu 9 juta rupiah. Adanya pengecualian kepada pimpinan DPRD tersebut dikarenakan adanya apresiasi terhadap penambahan tugas yang harus dipertanggung jawabkan dari pelaksanaan masa reses keseluruhan dewan, disamping pelaksanaan reses di daerah pemilihannya juga. Terkait keperluan alat tulis kantor ATK, konsumsi, dan sewa tempat beserta peralatan yang digunakan pada masa reses DPRD Tapanuli Utara, diberikan kemudahan bagi setiap dewan untuk menentukan dan mempercayakan tanggung jawab penyediaanya kepada pihak ketiga. Pihak ketiga tersebut adalah seorang tenaga ahli khusus yang diajukan oleh setiap dewan kepada sekretariat untuk melakukan negoisasi terhadap usaha-usaha masyarakat yang memiliki fasilitas yang diperlukan oleh reses DPRD Tapanuli Utara. Biaya yang dikeluarkan oleh pihak ketiga tersebut harus dilengkapi dengan surat-surat maupun bon-bon faktur yang distempel dan ditandatangani oleh usaha-usaha masyarakat. Hal tersebut guna pertanggung jawaban sebagai bukti pengeluaran dan melengkapi berkas anggaran sekretariat DPRD Tapanuli Utara. Jumlah anggaran dana yang disediakan pada pelaksanaan masa reses seluruh dewan tersebut berasal dari kas APBD Kabupaten Tapanuli Utara yang telah dibahas penganggarannya setelah penetapan APBD tahunan dibahas awal bulan Januari. Dana tersebut dikeluarkan melalui sekretariat DPRD Kabupaten Tapanuli Utara dengan melengkapi berkas-berkas laporan dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Dokumen dan laporan tersebut akan dijadikan sebagai Universitas Sumatera Utara dokumen pertanggungjawaban DPRD kepada Badan Pemeriksa Keuangan BPK, terkait penggunaan dana yang telah dianggarkan melalui kas daerah. Jumlah anggaran dana yang diterima oleh setiap anggota dewan memang sangat minim untuk dipergunakan oleh para dewan ketika melakukan kegiatan- kegiatan di lapangan. Hal ini menjadi pertimbangan bagi para dewan untuk membuat acara-acara yang sifatnya mengumpulkan masyarakat pada banyak titik tempat di dapilnya masing-masing. Sehingga pelaksanaan reses cenderung dilakukan dengan teknis seadanya. Pelaksanaan dengan seadanya tersebut sangat mempengaruhi daya serap dan keakuratan aspirasi. Selain itu juga mempengaruhi kuantitas keterlibatan peserta atau partisipasi masyarakat pada pelaksanaan masa reses. Diperlukan dana yang cukup untuk memenuhi keinginan masyarakat yang cenderung menginginkan pertemuan dengan fasilitas yang secukupnya, serta masyarakat juga membutuhkan sarana yang disediakan ketika pertemuan tersebut dilakukan seperti transportasi dan lainnya. Terkait minimnya dana perjalanan dinas yang disediakan, hal tersebut menjadi keluhan hampir setiap dewan di Dapil I. Sanggam Lumbantobing salah satu anggota dewan di Dapil I yang menjabat sebagai ketua Fraksi Patriot Peduli RakyatBuruh dan juga anggota Badan Musyawarah DPRD Kabupaten Tapanuli Utara, memberikan pernyataan demikian : “..dana reses sangat terbatas. Terkadang kami melakukan reses tidak lagi secara optimal karena harus pandai-pandai mengelola dana yang sangat sedikit itu. Bahkan kami harus mengeluarkan dari saku sendiri untuk mendukung program ini. Masyarakat juga butuh difasilitasi seperti transportasi. Kalau tidak, masyarakat tidak akan tertarik Universitas Sumatera Utara untuk berkumpul, berdiskusi, untuk menyampaikan aspirasinya. Karena lokasi tempat kita melakukan acara pertemuan tidak selalu dekat kepada pemukiman-pemukiman masyrakat dalam setiap kecamatan. Sedangkan kita yang sudah mengeluarkan dana yang besar tidak ingin reses yang kita lakukan tidak dengan hasil yang baik ketika berhubungan dengan konstituen kita. Sebab hal ini menyangkut kewajiban kita sebagai wakil rakyat untuk memberikan perhatian moral dan politik secara merata bagi masyarakat.” 32 Dana yang masih dianggap terbatas bagi pelaksanaan reses anggota DPRD Tapanuli Utara pun sudah sangat terasa dampaknya pada minimnya jumlah kas daerah. APBD Tapanuli Utara tahun 2012 dan 2013 memang belum terlalu menjanjikan bagi peningkatan pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Tapanuli Utara. Oleh karena itu, keprihatinan dengan keadaan tersebut juga membutuhkan kesadaran setiap dewan di lembaga legislatif Tapanuli Utara, untuk menjadikan prioritas utama dan pertimbangan bagi mereka dalam melakukan kegiatan reses sehemat dan seefisien mungkin. Mengeluh akan penganggaran tersebut bukanlah pilihan yang tepat untuk dilakukan oleh setiap dewan, akan tetapi tujuan dari kegiatan perwakilan melalui relasi-relasi dengan konstituen harus menjadi fokus utama untuk dikuatkan demi terwujudnya demokrasi yang kompleks di Kabupaten Tapanuli Utara. b. Aspirasi masyarakat di Dapil I Tapanuli Utara Tidak jarang ditemukan masyarakat Tapanuli Utara merasa tidak mendapatkan kepastian dari pemenuhan hak-hak warga negaranya, baik itu hak 32 wawancara peneliti dengan informan anggota DPRD Tapanuli Utara pada hari jumat tanggal 31 januari 2014, Pukul 10.30 Wib Universitas Sumatera Utara sosial, ekonomi, dan sebagainya. Usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah daerah maupun lembaga DPRD tidak dilakukan secara konsisten dan merata. Akibatnya, kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas pemerintahan masih belum menemukan tingkat yang selaras. Selain itu masyarakat Tapanuli Utara yang majemuk juga menjadi penyebab susahnya solusi yang ditemukan dalam pemenuhan hak-hak tersebut secara merata. Kondisi masyarakat yang memiliki kultur, agama, suku dan ras berbeda-beda tidak selalu sama menginginkan melalui bentuk pemenuhan seperti apa yang dibutuhkan oleh mereka. Kepastian yang diinginkan masyarakat Tapanuli Utara akan pemenuhan hak-hak tersebut tergambarkan juga melalui aspirasi yang disampaikan ketika lembaga DPRD menjalankan program reses anggota-anggotanya. Pernyataan masyarakat yang diserap oleh anggota DPRD dalam masa resesnya digunakan sebagai tuntutan pertanggungjawaban atas adanya perjuangan wakil terhadap konstituennya masing-masing. Aspirasi tersebut kemudian akan dijadikan pertimbangan pada saat pengambilan keputusan dan kebijakan yang memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan di masyarakat. Sesuai dengan data laporan hasil reses anggota-anggota DPRD Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2013, para dewan di Dapil I telah menampung banyak aspirasi dari masyarakat. Aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat di dapil ini lebih mengarah pada kesehatan masyarakat, pembangunan, dan penumbuhan ekonomi masyarakat. Sedangkan untuk pendidikan hanya sebagian kecil terdapat aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat dari beberapa desa yang masih Universitas Sumatera Utara terpencil. Aspirasi masyarakat dalam bidang pendidikan tersebut terkait pemerataan tenaga guru dan pembenahan pembangunan gedung-gedung sekolah. Dalam bidang kesehatan, masyarakat menginginkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah untuk semakin ditingkatkan. Kehidupan masyarakat “huta-huta” atau pedesaan yang mayoritas harus membanting tulang dengan pengolahan lahan pertanian sangat rawan atas adanya gangguan kesehatan. Sejauh ini, pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah seperti puskesmas masih sulit untuk ditempuh oleh sebagian masyarakat, mengingat luas perkecamatan yang sangat besar sementara pemerintah hanya menyediakan satu puskesmas saja perkecamatan. Selain itu penempatan bidan-bidan desa masih sangat minim. Kecenderungan bidan-bidan desa yang meninggalkan desa yang dilayaninya selama ini dikarenakan penggajian yang dilakukan oleh pemerintah terlalu kecil. Sedangkan untuk jumlah pembayaran jasa yang didapatkan oleh bidan desa dari masyarakat tidak memungkinkan untuk menetapkan tarif yang tinggi karena tingkat ekonomi masyarakat yang masih rendah. Oleh karena itu, masyarakat melalui wakilnya di lembaga DPRD Tapanuli Utara menginginkan pemerintah untuk menemukan solusi terhadap kesehatan masyarakat khususnya di Dapil I. Dalam bidang pembangunan, masyarakat di Dapil I ini juga memiliki banyak keluhan terhadap kinerja pemerintah terhadap infrastrukstur dan aksesbilitas. Masyrakat telah berulang-ulang melalui reses dewan untuk mengaspirasikan pembangunan dan pengaspalan jalan lingkungan desa, baik itu Universitas Sumatera Utara jalan usaha tani maupun jalan-jalan produksi guna meningkatkan pemasaran dan hasil-hasil produktifitas pertanian. Selain itu, pembangunan irigasi juga masih sangat sedikit ditemukan. Oleh karena itu, dalam masa reses DPRD ini aspirasi yang disampaikan masyarakat membutuhkan pembangunan irigasi yang akan mendukung produksi pertanian di dapil ini. Pembangunan-pembangunan yang diaspirasikan masyarakat di dapil ini akan sangat berpengaruh besar terhadap penumbuhan ekonomi masyarakat. Penumbuhan ekonomi masyarakat di Dapil I membutuhkan pengaruh seberapa besar peran dan program-program pemerintah memperhatikan produksi- produksi pertanian, peternakan dan aktivitas-aktivitas ekonomi masyarakat lainnya. Konstituen ketika masa reses banyak mengeluh dan menuntut kepada pemerintah karena kurangnya pendistribusian bibit ternak dan bibit-bibit unggul terhadap pertanian masyarakat. Selain itu harga tampung hasil produksi terlalu kecil sementara kenaikan tarif kelangsungan hidup dan harga-harga pokok pangan masyarakat semakin meningkat seiring dengan kenaikan BBM pada tahun sebelumnya. Kreativitas dan keahlian masyarakat yang terkenal dengan “ulos” juga masih belum mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah Kabupaten Tapanuli Utara. Mata pencaharian melalui kinerja tenun-tenun ulos dilakukan mayoritas masyarakat perempuan di Dapil I. Mereka juga menginginkan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka melalui peningkatan eksistensi pemasaran yang dikelola pemerintah didalam maupun diluar kabupaten Universitas Sumatera Utara Tapanuli Utara, baik tingkat daerah, provinsi, nasional atau bahkan internasional. Karena ulos telah banyak dikenal baik di Indonesia maupun internasional sebagai suatu keunikan khusus yang menggambarkan kekhasan suku batak. Sehingga sangat disayangkan jika eksistensi yang menjanjikan dari potensi masyarakat Tapanuli tersebut harus terkubur di daerahnya sendiri tanpa memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

3.2 Bentuk-Bentuk Hubungan Anggota DPRD Tapanuli Utara Dengan Konstituen Pada Masa Reses