tersebut bukan seutuhnya disebabkan masyarakat saja. Alangkah baiknya sebelum interaksi dilakukan sosialisasi pengenalan reses ini dilakukan agar masyarakat
lebih mengetahui apa tujuan dilakukannya pertemuan langsung dengan DPRD itu pada masa reses.
Berdasarkan analisis terhadap keharmonisan yang tidak terjalin dengan baik pada masa reses DPRD Tapanuli Utara tersebut, ditemukan beberapa indikator
penting sebagai penyebabnya. Hal-hal tersebut adalah : a.  Kurangnya kreativitas  dewan dalam memacu responsif masyarakat
atau konstituennya b.  Kurangnya realisasi kinerja DPRD dalam mempengaruhi kondisi
kehidupan sosial masyarakat Tapanuli Utara c.  Kurangnya kegiatan dan program DPRD yang bersinggungan langsung
dengan masyarakat selain masa reses d.  Pemahaman masyarakat terhadap posisinya sebagai konstituen sangat
mempengaruhi  terhadap besarnya jumlah masyarakat yang kurang partisipatif.
e.  Sikap acuh dan kurang merespon dari konstituen terhadap program reses  sangat menyia-nyiakan kesempatan dalam  menyampaikan
aspirasinya
3.3.2 Kurangnya Kepercayaan Konstituen Terhadap Kredibilitas Anggota DPRD
Universitas Sumatera Utara
Kredibilitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menimbulkan kepercayaan dari orang lain dengan mendengarkan dan meyakini
apa yang ia ucapkan, terkait akurasinya terhadap logika, kebenarannya dan kejujurannya. Kredibilitas sebagai anggota dewan yang dihormati oleh masyarakat
juga harus terlihat dari kualitas dan kapabilitas yang dimilikinya, maupun profesionalismenya,  agar masyarakat dapat meyakini  dewan  tersebut  mampu
untuk menjadi wakilnya di pemerintahan. Anggota dewan di Tapanuli Utara masih kurang memiliki kredibilitas yang
baik untuk dipercayai oleh konstituennya. Kemampuannya sebagai wakil rakyat dipemerintahan dan yang berjuang membela kesejahteraan rakyat masih
diragukan oleh sebagian masyarakat Tapanuli Utara. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang enggan berkomentar yang baik untuk wakil rakyat
yang dipercayai untuk berada di gedung perwakilan tersebut. Masyarakat belum termotivasi oleh potensi yang dimiliki para dewan, sehingga sangat
mempengaruhi hubungan yang terjalin dalam sistem perwakilan. Masa reses yang telah dilakukan berulang-ulang di Dapil I Tapanuli Utara
juga belum mampu membuka dan mengubah kepercayaan masyarakat atas kredibilitas wakilnya. Keadaan mereka yang tidak mengalami banyak perubahan
dinilai sebagai kegagalan para wakil dalam melaksanakan aspirasi-aspirasi yang diserap melalui reses-reses sebelumnya. Sejauh ini, perealisasian yang dilakukan
dewan di daerah pemilihannya sangat jarang terdengar perbincangannya ketika dewan melakukan interaksi kepada konstituennya. Para dewan hanya menyerap,
Universitas Sumatera Utara
menyerap, dan seterusnya menyerap aspirasi masyarakat tanpa adanya kepastian atas hasilnya.
Citra DPRD Tapanuli Utara yang semakin buruk akibat kurangnya kapabilitas dewan tersebut dinilai oleh masyarakat sebagai bentuk kegagalan
kinerja dewan. Masyarakat  mengangap kinerja yang dilakukan dewan pada saat program reses hanya sebagai bentuk simbolisasi untuk mengelabui pemerintah
daerah Taput dan juga masyarakat. Untuk itu masyarakat awam tidak lagi merespon undangan yang diberikan oleh anggota dewan ketika masa reses yang
akan diadakan di daerahnya. Perhatian masyarakat mengenai pelaksanaan reses tidak memberikan perhatiannya yang kolektif. Pertemuan-pertemuan yang
dilakukan  anggota dewan dengan konstituen tidak menjamin akan terjadi relasi yang baik, namun tidak di pungkiri  malah akan terjadi kerenggangan karena
masyarakat Dapil I Tapanuli Utara yang  tidak memberikan kepercayaan penuh terhadap kinerja dewan.
Ketidakpercayaan masyarakat  Tapanuli Utara  terhadap akuntabilitas anggota dewan dipicu dengan munculnya mindset maupun paradigma masyarakat
bahwa anggota dewan bagaikan kelompok elit  mayoritas atau upper  secara ekonomi dimana kelompok ini cenderung  enggan untuk melindungi yang kecil.
Kehidupan  yang dilingkupi  secara  materialistis menyebabkan terjadinya ketimpangan juga pada saat pelaksanaan reses. Bahwa keadaan ekonomi seorang
dewan akan menentukan apakah seorang dewan tersebut akan mampu merakyat dan dapat berkontribusi  memodifikasikan langsung kehidupan rakyat dengan
Universitas Sumatera Utara
mewujudkan segala aspirasi mereka, maupun dengan memadukan antara potensi yang dimiliki dewan  dengan materialnya  untuk menampung aspirasi masyarakat
pada saat pelaksananaan reses tersebut. Keberhasilan  reses akan diukur  sebagaimana anggota dewan mendekatkan
diri kepada  masyarakat  dengan kapabilitas dewan untuk  merakyatkan dirinya sendiri tanpa harus memikirkan tingkat status sosial. Karena besarnya peluang
pada  pelaksanaan reses akan memunculkan potensi besar untuk dewan dapat membuat perubahan sesuai dengan konseptual    yang dihasilkan melaluiaspirasi
masyarakat. Masa reses seharusnya bukan untuk bagaimana para dewan mendapatkan masukan dana dari APBD, namun kesinergian pada saat melakukan
interaksi secara intim dengan masyarakat dilakukan untuk tujuan akan tercapainya kemajuan di Dapil I Tapanuli Utara.
Kesadaran para dewan di lembaga legislatif Tapanuli Utara untuk memperhatikan kredibilitasnya sendiri harus ditingkatkan. Kredibilitas seorang
dewan akan memunculkan potensi besar bagaimana dewan tersebut akan menyikapi dan mampu menyelaraskan aspirasi masyarakat dengan menempatkan
masyarakat pada titik partisipasi aktif yang memperlancar pelaksanaan reses. Sikap untuk lebih merakyatkan dan lebih banyak mendengarkan keluhan
masyarakat, dapat mengundang kembali bagaimana  masyarakat akan memberikan kepercayaan pada kinerja dewan  yang surut akibat kurangnya
kredibilitas mereka.
Universitas Sumatera Utara
Dalam menidaklanjuti keluhan-keluhan masyarakat Tapanuli Utara, sikap dewan  harus mampu menempatkan diri  melalui hubungan emosional yang bisa
meningkatkan kepercayaan konstituennya, baik itu dengan bentuk sikap profesionalisme maupun keteraturan  pada saat melakukan audit kinerja tentang
pelaksanaan reses. Dalam artian pada saat di lakukannya interaksi kepada konstituen, dewan harus mampu menghasilkan potensi untuk dapat mencapai
suatu kebijakan yang memiliki  efektifitas dan peluang pasti untuk menwujudkan perubahan. Seiring itu juga  akan mampu memicu masyarakat untuk lebih
menghilangkan egoisentrisme dan menempatkan diri mereka untuk aktif pada saat berinteraksi  pada masa reses.  Bentuk  keprihatinan pada kerenggangan relasi
antara dewan dan masyarakat  yang telah memunculkan  hambatan untuk terjalin sikap keharmonisasian  dan kemorosotan citra dewan dalam pandangan
masyarakat, akan semakin surut. Maka melalui hubungan perwakilan yang semakin baik di Tapanuli Utara akan memperbaiki demokrasi di daerah-daerah.
3.3.3 Sikap Egoism Dewan dan Masyarakat