DPRD dengan konstituennya menjadi semakin baik atau malah semakin buruk. Sehingga perlu dikelola dengan baik dan dipersiapkan melalui perencanaan yang
matang. Pendekatan yang dilakukan oleh anggota DPRD akan sangat menentukan pada efektifitas pelaksanaan kegiatan masa reses dan membuka peluang bagi
mereka untuk memiliki eksistensi di hadapan publik terkait profilnya sebagai seorang dewan di daerah pemilihannya masing-masing.
Relasi yang harus dibangun oleh setiap anggota DPRD dengan konstituennya membutuhkan langkah atau upaya tertentu yang dikonsepkan baik
secara perseorangan maupun kelompok. Sehingga efektifitas dari aplikasi masa reses yang dilakukan oleh lembaga perwakilan memerlukan pembentukan pola
hubungan yang terstruktur dan terencana ketika berhadapan dengan konstituennya. Upaya tesebut dilakukan untuk mendapatkan hasil penyerapan
aspirasi masyarakat yang kompleks dan kritis.
3.2.1 Dukungan Moral Dan Politik Anggota DPRD Terhadap Konstituen
Dalam Undang-Undang No. 22 tahun 2003 dijelaskan bahwa Anggota DPRD Kabupatenkota mempunyai kewajiban untuk memberikan
pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih di daerah pemilihannya.
33
33
UU No. 22 tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Pasal 81 huruf h.
Kemudian Undang-Undang ini diperkuat oleh Keputusan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara tentang Peraturan Tata Tertib DPRD Kabupaten
Tapanuli Utara pada Pasal 21 huruf l yang mewajibkan anggota dewan untuk
Universitas Sumatera Utara
memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada konstituen di daerah pemilihannya. Dalam hal pelaksanaannya, UU dan peraturan tata tertib
tersebut direalisasikan melalui program kerja dewan yaitu, masa reses. Perwakilan seorang legislator terhadap konstituennya merupakan kebutuhan
demokratisasi yang mendasar dengan adanya prinsip pelayanan publik. Pelayanan dilakukan dengan mewakili kepentingan konstituen melalui fungsi kelembagaan
DPRD Tapanuli Utara dan memberikan ruang yang menjembatani hubungan masyarakat dengan pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara. Selain itu, anggota
dewan sebagai politisi lokal harus menggunakan keahliannya dalam membantu masyarakat menjalani kehidupan perpolitikan di daerah.
Pelaksanaan reses di Tapanuli Utara memberikan tugas yang rumit akibat banyaknya tuntutan dan persepsi-persepsi buruk masyarakat terhadap
pemerintahan. Seperti para konstituen di Tapanuli Utara cenderung menganggap bahwa legislator mampu untuk memecahkan masalah masyarakat dan memandu
masyarakat untuk menjelajahi rumitnya birokrasi pemerintahan. Selain itu, persaingan kepentingan masyarakat yang majemuk dalam pembangunan
daerahnya tidak selalu mendapatkan kesempatan yang baik dari dukungan pemerintahan lokal. Dengan demikian, konstituen secara individu maupun
kelompok mengharapkan panduan politik dan relasi yang mudah dijangkau masyarakat dengan memiliki kontak terhadap wakil-wakilnya di lembaga
perwakilan.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai feed back dari jasa masyarakat dalam pemberian suara pada pemilihan umum, maka ada tanggung jawab moral yang harus dilakukan oleh
setiap dewan. Moralitas dewan diwujudkan melalui kegiatan kepedulian dewan terhadap keadaan-keadaan sosial konstituen di daerah pemilihannya. Kaum-kaum
lemah dan miskin menjadi sasaran utama untuk seorang dewan menciptakan citranya lebih bermoral di tengah masyarakat.
Pada masa reses, kegiatan-kegiatan yang menunjukkan moralitas anggota DPRD Tapanuli Utara dilakukan melalui acara-acara penyuluhan dan memberi
dukungan kepada masyarakat terkait usaha-usaha hidup mereka. Keterlibatan anggota dewan dalam pemecahan masalah dan peningkatan kehidupan masyarakat
akan mempengaruhi loyalitas mereka pada saat melakukan penetapan dan pengambilan keputusan agar sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Melalui teknis reses dewan, hubungan moralitas yang terjadi antara wakil dengan konstituen ini akan semakin memiliki ikatan yang intim serta tingkat emotional
yang lebih konkret. Dukungan politik anggota DPRD Tapanuli Utara pada saat reses juga
dilakukan dengan menciptakan relasi dan memberikan arahan, serta sosialisasi politik terkait kebijakan pemerintah yang diperuntukkan kepada perkembangan
organisasi-organisasi yang ada di masyarakat. Baik itu aliansi masyarakat adat, komunitas pemuda, organisasi kemasyarakatan, dan bentuk-bentuk komunitas
masyarakat lainnya yang dibentuk melalui suatu kesamaan aspek kehidupan. Mereka menginginkan adanya jaminan yang didapatkan dari para wakil untuk
Universitas Sumatera Utara
terlibat dalam kegiatan memperjuangkan aspirasi-aspirasi kelompoknya. Maka melalui kegiatan seperti demonstrasi dan aksi-aksi protes terhadap
ketidaksesuaian pengelolaan pemerintah harus didukung oleh para wakil rakyat. Dukungan tersebut menjadi bahasan yang menarik ketika masa reses memberikan
waktu yang luang bagi dewan untuk berbaur dengan publik. Dorongan yang dilakukan dewan kepada kelompok-kelompok politik
masyarakat Tapanuli Utara akan menjanjikan sebuah perubahan yang semakin baik terhadap sinergitas pengelolaan pemerintahan daerah. Kepedulian
masyarakat melalui pengawasan yang dilakukan kelompok-kelompok politik masyarakat dirasakan mendapatkan dukungan politik dari legislator serta
kesepakatan untuk berjalan beriringan mewujudkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, masa reses menjadi ajang yang formal untuk
menyerap aspirasi kelompok-kelompok terstruktur di masyarakat dan juga kesempatan bagi kelompok-kelompok tersebut untuk menagih realisasi dari
tuntutan kepentingan masyarakat.
3.2.2 Forum-Forum Publik