c.3.2 Minat mengikuti perkuliahan c.3.3 Kecenderungan untuk aktif dalam berdiskusi
d. Kualitas adalah apakah mutu hasil belajar mahasiswa dengan
menggunakan media instruksional lebih baik dibandingkan mahasiswa yang tidak menggunakan media instruksional.
e. Kreativitas apakah ada teknologi lain yang lebih bagus akan
diciptakan oleh mahasiswa tersebut.
3. karakteristik responden
a. Jurusan, apakah Manajemen Informatika atau Teknik Informatika
b. Angkatan: 2004, 2005 dan 20006
c. Usia : usia dari responden
I.10 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya yang
mungkin benar dan mungkin juga salah. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah:
Ha: Terdapat hubungan antara penggunaan LCD Proyektor terhadaap Efektivitas Komunikasi dalam proses Pembelajaran.
Universitas Sumatera Utara
BAB II LANDASAN TEORI
II.1 Media
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berartitengah, perantara atau pengantar. Gerlach dan Ely 1971
mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Pengertian lain dikemukakan oleh para ahli yang sebagian diantaranya kan diberikan berikut ini AECT Assosiation of Education and
Communication Technology,1977 memberi batasan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi. Disamping sebagai penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming1987:234 adalah
penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau
perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar-siswa dan isi pelajaran. Disamping itu mediator dapat
pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan yang
canggih, dapat disebut media. Ringkasnya media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.
Universitas Sumatera Utara
Acapkali media pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh
Hamalik 1986 dimana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat
bantu yang disebut media komunikasi. Sementara itu Gagne dan Briggs 1975 secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat
yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video, kamera, video
recorder, film slide, foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Nation Education Association
memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi yang tercetak maupun audio visual dan peralatannya, dengan demikian media
dapat dimanifilasi, dilihat, didengar dan dibaca. Media instruksional adalah segala jenis sarana pendidikan yang digunakn sebagi perantara dalam
proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional, yang mencakup media grafis alat
penampil, peta, globe dan sebagainya, dan peralatan fisik buku, film, video tape, slide, guru, dan prilaku non verbal. Jadi, apabila media itu
membawa pesan instruksional atau mengandung maksud pengajaran atau media itu disebut media pembelajaran.
Universitas Sumatera Utara
III.2 Teknologi Komunikasi
Ada empat era komunikasi manusia yang sangat penting communication technology, Everett M Rogers yaitu:
3.2.1.Menulis Empat ribu tahun yang lalu menulis merupakan metode terbesar dari
media komunikasi. Kira-kira abad ke 4 SM ditemukan tulisan di Sumeria, hingga ditemukannya Gutenberg Injil tahun 1456 SM yang merupakan
hasil kerja Aristoteles atau Virgil. Tulisan tangan dapat ditemukan di katolik Monasteres yang ditulis oleh para penulis disana. Needles
mengatakan sampai zaman Renaisans, rata-rata individu mempunyai kepandaian membaca dan menulis yang rendah.
3.2.2. Penerbitan Penerbitan pertama kali dikenal dengan “tulisan buatan” sebagai
lawan dari “tulisan alami” pengertian yang sama pada waktu itu “ kepandaian atau kecerdasan buatan”. Teknologi penerbitan sebenarnya
berasal dari China, dengan ditemukannya pembuatan kertas dari tekstil tahun 1000 SM. Tipe bergerak kemudian ditemukan oleh Pi Sheng sekitar
tahun 1041. Penemuan ini kemudian berkembang dan meluas kewilayah eropa.
Dampak dari teknologi percetakan berangsur-angsur meluas kebagian lain. Setelah penemuan Gutenberg 3 September 1833, sejak itu
Universitas Sumatera Utara
teknik pencetakan mengalami kemajuan pesat dan komunikasi massa terus berkembang. Media massa harian Benyamin menerbitkan New York Sun
dengan motto “ cahaya untuk semua”. Kemudian era “ Penny Pers” surat kabar yang ditujukan untuk masyarakat Amerika.
3.2.3. Telekomunikasi. Tele-komunikasi berakar dari dua kata yang berarti komunikasi dan
jarak jauh. Teknologi telekomunikasi dimulai pada pertengahan tahun 1800 SM yang memerlukan kepandaian membaca dan menulis.
Beberapa teknologi telekomunikasi yang penting radio, film, televisi, telepon dan telegraf. Teknologi komunikasi pertama kali ditemukan 24 Mei
1844, ketika Samuel Morse penemu telegraf mengirim pesan untuk pertama kali.
Jadi telekomunikasi berarti hubungan antar manusia dari jarak jauh dengan menggunakan alat-alat tertentu, seperti : telepon, televisi, telegraf,
dan sebagainya.
3.2.4 Interkatif komunikasi Zaman sekarang orang-orang dapat melakukan komunikasi dua arah,
hal ini membuat kemungkinan digunakaannya komputer. Jadi patut dikatakan sebagai awal kelahiran komputer interaktif, tahun 1946 ketika
ENIAC ditemukan di Philadelpia. Tapi, tiga puluh tahun kemudian melalui penyelidikan dan pengembangan mikro komputer menjadi koleksi, yaitu
Universitas Sumatera Utara
sebuah tipe komputer yang ada di rumah tangga, bisnis, dan sekolah- sekolah. Pada tahun 1980 hanya sebagian individu yang dapat mengakses
komputer, hanya bagi mereka yang merasa komunikasi mempunyai arti yang penting.
Media komunikasi terbaru saat ini adalah: a.
Mikro computer b.
Telekonferen c.
Tele text d.
Video text e.
Televisi kabel interaktif , dan f.
Komunikasi satelit Dengan diorbitkannya satelit komunikasi Amerika Serikat yang
bernama Telstar pada 1962 terciptalah suatu sistem komunikasi antar benua tanpa kawat untuk suara dan rupa sekaligus. Dan dengan adanya satelit
Palapa yang mengorbit diangkasa Indonesia sejak tahun 1976, percakapan antar pulau dapat dilakukan tanpa kawat. Begitu pula siaran televisi dapat
diatangkap diseluruh kepulauan Indonesia. Oleh karena alat-alat komunikasi sudah sedemikian majunya, tidak
sepantasnya kalau penyampaian pengajaran, penerangan dan penyuluhan masih dilakukan secara verbalitas atau dengan kata-kata belaka.
Pangajaranpendidikan harus sejalan dengan kemajuan cara manusia berkomunikasi. Oleh karena itu kita berkewajiban untuk mengerahkan
Universitas Sumatera Utara
segala cara dan daya untuk menggunakan semua alat yang ada untuk membuat pengajaranpendidikan menjadi lebih efektif. Alat-alat itu adalah
Media Instruksional Pendidikan. Pemanfaatan teknologi, yaitu penggunaan media dalam penyampaian
informasi pendidikan atau pengembangan program- program pendidikan contohnya: LCD Liquid Crystal Display, VOD Video on Demand, Video
and Computer Conference, Internet TV dan lain-lain. Media instruksionalmedia pembelajaran termasuk salah satu media
komunikasi interaktif , karena dapat menimbulkan efek komunikasi dua arah. Pesan atau materi yang disampaikan oleh dosen menggunakan media
pembelajaran dapat menimbulkan efek bagi mahasiswa, dari pesan itu menimbulkan pengertian, pemahaman, sampai pada diskusi sehingga
kegiatan belajar-mengajar menjadi efektif. Wilbur Schramm barang kali merupakan ahli komunikasi yang
paling vocal dalam usahanya mengaplikasikan teori, model, dan hasil-hasil penelitian tentang medi akedalam bidang pendidikan, yang tidak lain adalah
garapan teknologi pendidikan. Buku Schramm yang terkenal adalah Big Media Little Media: Tools and Technologies for Instruction 1977. Sesuai
dengan judul buku tersebut Schramm membedakan media besar yaitu yang komplek dan mahal, dan media kecil yang sederhana dan biaya relative
murah. Pembedaan itu bukanlah suatu dikotomi melainkan suatu skala kelanjutan continous scale. “big media’ mempunyai day atarik yang lebih
Universitas Sumatera Utara
besar terutama baginon-pendidik 1977: 6. Dalam bukunya itu Schramm mengkaji informasi yang ada mengenai pemilihan media untuk keperluan
pembelajaran. Dia berusaha membuat generalisaasi dan teori yang berhubungan dengan pemilihan media berdasarkan hasil-hasil eksperimen,
bukti-bukti pedalogis, bukti-bukti ekonomis, serta bukti-bukti dari lapangan.
Beberapa kesimpulan Schramm adalah sebagai berikut: a.
Orang dapat belajar dari media, namun hasil eksperimen belum cukup memberi petunjuk tentang media apa yang paling efektif untuk
terjadinya belajar dalam situasi tertentu. b.
Penentuan media yang sebaiknya merupakan resultante dari analisa tugas belajar, analisis media sendiri, dan analisis pembedaan individual
diantara para pembelajar. c.
Sistem simbolik digital pada media sangat berguna untuk peristiwa- peristiwa belajar dan dalam mempelajari keterampilan intelektual dasar.
Bila dokombinasikan dengan symbol iconic, dapat melaksanakan hampir seluruh apa yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran.
d. Kode iconic gambar, diagram, dan lain-lain sangat efektif untuk
menarik minat, mengingat kembali unsure yang telah tersimpan dalam proses belajar, dalam presentasi stimulus utama, dan dalam mendorong
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan media pembelajaran sebagai suplemen pengajaran dikelas akan efektif dan lebih mudah diterima oleh guru kelas dan siswa.
Menurut Drs. Djoko Kartodiharjo MPA dalam buku Rhetorica suatu usaha pendekatan ilmiah. Media dapat dibagi menjadi tiga
golongan yaitu:
a. penggolongan pertama terdiri atas alat-alat primair dan alat-alat Bantu.
Alat-alat primair meliputi bahsa yang terucap, tertulis, bahasa isyarat, tanda-tanda dan sebagainya. Alat Bantu adalah media komunikasi
diluar selain bahasa. b.
Penggolongan kedua menggunakan kriteria “ indera manusia” komunikasi merangsang sasarannya. Penggolongan ini antaralain:
1. alat-alat yang bersifat visual saperti bahasa tertulis, terlukis.
2. alat-alat yang bersifat audio seperti suara, bunyi, dan sebagainya.
3. alat audio-visual seperti film, televisi, pertunjukan, dan
sebagainya
c. Penggolongan yang ketiga terletak pada sifat-sifat teknis dari studi komunikasi seperti pers, radio, film, dan televisi.
Universitas Sumatera Utara
III.3 Komunikasi Efektif
Komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Sebenarnya ini adalah salah satu ukuran bagi
efefktivitas komunikasi. Secara umum, komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksud oleh pengirim atau
sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima.
Didalam mengkomunikasikan
informasi perlu diketahui sumber informasi manakah yang paling efektif dalam memberikan informasi dan
mempengaruhi. Penggunaan saluran informasi yang tepat akan mempengaruhi terhadap kecepatan adopsi. Menurut Hanafi 1987:157
kecepatan adopsi adalah tingkat kecepatan penerimaan inovasi oleh anggota sistem sosial. Kecepatan ini dapat diukur dengan jalan penerima yang
mengadopsi dalam periode tertentu.
III.4 Kredibilitas Komunikator.
Mengingat uraian tentang proses komunikasi dibagian terdahulu. Sebagai komponen dari peristiwa komunikasi yang berlangsung tatkala
menjalankan tugasnya, seorang pendidik, pengajar dan penyuluh adalah sumber atau komunikator. Pada posisi tersebut, pada didrinya berlaku
syarat yang menentukan berhasil atau tidaknya komunikasi yang dimaksud; yaitu faktor dipercaya atau tidaknya seorang pendidik, pengajar atau
Universitas Sumatera Utara
penyuluh dimata khalayaknya. Keadaan dipercaya oleh khalayak itulah yang dimakdsud dengan kredibilitas credibility.
Arti kredibilitas disini adalah keahlian expertiseyakni kemampuan memahami permasalahan yang dikemukakan, secara benar, dan kejujuran,
yakni motivasi untuk mengkomunikasikan masalah yang disampaikan, tanpa dipengaruhi oleh suatu keberpihakan bias.
Menurut Rogers dan Shoemakaer 1971, kredibilitas merupakan tingkat dimana suatu sumber atau saluran komunikasi dipersepsikan oleh
khalayaknya sebagai seorang terpercaya trustworthy dan berkompeten. Komunikator yang baik hendaknya memiliki kredibilitaskepercayaan yang
baik dimata khalayaknya. Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikan tentang sifat-sifat komunikator, karena itu kredibilitas tidak
melekat pada seseorang Rakhmat, 2000,252.
Ada tiga macam kredibilitas didlihat dari bentuknya 1.
Initial credibility: kredibilitas yang diperoleh komunikator sebelum proses komunikasi berlangsung.
2. Derived credibility: kredibilitas yang diperoleh pada saat komunikasi
berlangsung, sperti tepuk tangan peonton atau khalayak. 3.
Terminal credibility : kredibilitas yang diperoleh setelah pendengar mengikuti ulasan atau pesan yang disampaikannya Cangara, 1998;97
Dari studi eksperimental komunikasI dilaboratrory, dikemukakan bahwa perubahan sikap mental seseorang berhubungan positif dengan
Universitas Sumatera Utara
persepsinya mengenai kredibilitas sumber ataupun saluran dari suatu pesan. Jika seseorang mempunyai persepsi bahwa komunikatornya memiliki
kredibilitas yang relatif tinggi dari yang lain, maka ia akan menerima pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator yang bersangkutan.
Selain itu untuk memperoleh kepercayaan sebesar-besarnya, komunikator bukan saja harus mempunyai keahlian mengetahui kebenaran,
tapi juga cukup objektif dalam memotivasikan apa yang diketahuinya. Seorang guru atau pendidik berbicara dalam suatu pengajaran harus
menciptakan suasana yang efektif. Seorang guru harus berusaha agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalaan dengan lancar, sehingga dapat
dinikmati dan memberi kesenganan bagi siswa atau mahasiswanya. Dengan demikian karena suksesnya pendidikan ada ditangan guru atau pendidik.
Salah satu yang dapat diperhatkan dengan baik adalah bagaimana dia dapat mendorong siswa atau mahasiswa tersebut berpartisipasi dalam kegiatan
belajar mengajar. Sebagai salah satu bentuk kegiatan komunikasi, guru harus memiliki stratergi untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Karena kedudukan dan fungsi komunikator dalam upaya menciptakan efektivitas dalam proses komunikasi adalah sangat penting
karena terletak efektif tidaknya pesan yang disampaikan. Komunikasi yang efektif adalah komunikais yang dipersiapkan. Persiapan yang dimaksud
yaitu sebelum komunikator melancarkan komunikasinya terlebih dahulu
Universitas Sumatera Utara
harus mengenal khalayak, menyusun pesan dan memilih media yang cocok dengan kondisi khalayak tersebut.
III. 4 Media Yang Efektif
Apakah perlu menggunakan media dalam pendidikan? pertanyaan ini dapat dijawab dengan melihat apa saja kegunaan media. Pertama media
dapat menyampaikan atau menyajikan hal-hal yang sepenuhnya tidak dapat diketengahkan dengan berbicara. Media dapat menyampaikan hal-hal yang
berbentuk visual atau gambaran, selain itu ada pula hal-hal yang berbentuk audio yang diperlukan untuk memperkuat penjelasan tentang sesuatu hal,
yang hanya dapat disampaikan dengan media, karena tidak dapat ditirukan
oleh pengajar.
Media diperlukan apabila kita ingin hal-hal yang kita sampaikan itu tidak segera hilang dari ingatan para khalayak begitu kegiatan belajar-
mengajar selesai dilakukan. Untuk itu selain media cetakan yang bisa setiap saat dibaca atau diulang-ulang, perlu juga media yang bersifat audio visual.
Namun untuk itu perlu dilakukan pemilihan media apa yang akan dipakai.
III.5 Pesan Yang Efektif
Menurut Wilbur Schramm Effendy 1992:37 agar proses komunikasi berjalan secara efektif, maka komunikasi harus memperhatikan
kondisi-kondisi yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga menarik perhatian komunikan.
b. Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan sehingga
sama-sama mengerti c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan.
d. Pesan harus layak sebagai situasi kelompok dimana komunikan
berada untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
Dari pesan yang disampaikan oleh komunikator tentu menimbulkan efekdampak pada diri komunikan.
Menurut Efendy 1992:7 dampak tersebut diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
a. Kognitif adalah efek yang timbul pada komunikan yang
menyebabkan dia menjadi tahumeningkatkan intelektualitasnya. Disini pesan disampaikan komunikator ditujukan pada pikiran si
komunikan. b.
Afektif adalah tujuan komunikator bukan hanya supaya komunikan tahu, tapi tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu
c. Behavioral adalah dampak yang timbul dalam bentuk prilaku,
tindakan, atau kegiatan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Siahaan 1990:62 cara penyampaian informasi yang tepat yaitu:
a. Pesan itu harus cukup jelas, bahasa mudah dipahami dan tidak
berbelit-belit. b.
Pesan mengandung kebenaran. c.
Pesan ringkas conscise ringkas, dan padat serta disusun dnegan kalimat yang pendek, to the point tanpa mengurangi arti
sesungguhnya. d.
Pesan mencakup keseluruhan comprehensive ruang lingkup pesan mencakup bagian-bagian yang penting dan patut diketahui
komunikan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III. 1 Deskripsi Lokasi Penelitian
III. 1.1 Sejarah Singkat AMIK MBP Medan Akademi Manajemen Informatika Komputer Medan Business
Polytechnic AMIK MBP didirikan pada tahun 1999, sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi. Saat ini AMIK MBP mengelola 2 dua
Program Diploma yaitu:
Program III
Program I Program Diploma III memiliki 2 program studi yaitu Manajemen
Informatika dan Teknik Informatika. Sedangkan Program Diploma I hanya memiliki satu program study yaitu Manajemen Informatika.
Program studi Manajemen dan Teknik Informatika diselenggarakan sesuai dengan keputusan Mendikbud No. 149DO1999 bertanggal 6
Agustus 1999 tentang pendirian Akademi Manajemen Informatika Komputer Medan Bussiness Polytechnic AMIK MBP di Medan dengan
status terdaftar. Perkembangan AMIK MBP sangat menggembirakan pada atahun 2005. Meskipun relatif muda atau baru berdiri tetapi kedua jurusan
telah terakreditasi dari BAN-PT Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.
Universitas Sumatera Utara
BAN-PT sebagai tim independen telah melakukan penilaian secara objektif sesuai dengan kondisi yang dimiliki oleh AMIK MBP. Prestasi
gemilang tersebut dicapai karena AMIK MBP memiliki fasilitas yang lengkap dan manajemen yang baik.
III.1.2 Struktur Organisasi AMIK MBP Medan
YAYASAN MBP
Staf Ahli Yayasan
Sekretaris Yayasan
SENAT AMIK MBP
DEWAN PENYANTUN
DIREKTUR
PUDIR I PUDIR II
PUDIR III
BAAK BAUK
Gambar 3 Struktur Organisasi
Sumber. Profil Akademi Manajemen Informatika Komputer Medan Bussines Polytechnic AMIK MBP Medan 2007.
UPT PERPUSTAKAAN
UPT PUSKOM UPT PUSAT
BAHASA UPT KOPERASI
Urusan Akademik
Urusan Kemahasiswaan
Urusan Perencanaan
Urusan Umum dan Keuangan
Urusan Kepegawaia
n
KELOMPOK DOSEN
PRODI
MI
PROD
I TI
LPPM
Universitas Sumatera Utara
III.1.3 Visi, Misi dan Tujuan AMIK MBP Medan Visi
Menjadi Lembaga Pendidikan Terbaik pada bidang Informatika
Misi 1.
Menyelenggarakan pendidikan vokasi bidang informatika berbasis teknologi pembelajaran modern melalui sistematika perkuliahan
yang dapat mendorong pengembangan potensi mahasiswa secara optimal.
2. Melakukan penelitian dasar dan terapan bidang informatika untuk
menunjang rencana pengembangan materi pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat.
3. Membina hubungan kerjasama dengan pelaku usaha dalam upaya
pembaharuan kurikulum guna meningkatkan keahlian dan keterampilan lulusan yang dapat didarmabaktikan kepada
masyarakat. 4.
Mengupayakan kemandidrian dalam pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi melalui pengembangan kelambagaan dan
manajemen modern yang berorientasi pada mutu dan kemampuan bersaing internasional.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan 1.
Menghasilkan lulusan berkualitas yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang informatika serta dapat
bersaing ke tingkat nasional maupun internasional berdasarkan moral agama.
2. Menghasilkan pemikiran inovatif, yang mendorong pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi bidang informatika dalam skala nasional dan internasional.
3. Mewujudkan kurikulum yang searah dengan perkembangan
kebutuhan lingkungan strategis, guna memberdayakan masyarakat agar mampu memecahkan masalahnya secara mandiri dan
berkelanjutan. 4.
mewujudkan kemandirian pelaksanaan Tri Darma Perguruan tinggi yang adaptif, kreatif, dan pro aktif terhadap tuntutan perkembangan
lingkungan strategis.
III.2 Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai, peristiwa, sikap
hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek penelitian ini dapat menjadi sumber data penelitian Bungin,2005:100
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh mahasiswa AMIK MBP Medan baik Diploma III maupun Diploma I dari tahun ajaran 2005,
2006 dan 2007. Berdasarkan hasil pra penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti,
jumlah mahasiswa AMIK MBP Medan adalah sebanyak 1743 siswa dan yang layak jadi objek penelitian sebanyak 174 responden.
Tabel III. 1 Jumlah Mahasiswa AMIK MBP Medan
Program Pendidikan
Tahun Manajemen Informatika
Teknik Informatika
Jumlah Siswa
Diploma III 2005 327 siswa
70 siswa 397 siswa
2006 419 siswa
88 siswa 517 siswa
2007 397siswa
154 siswa 551 siswa
Diploma I 2007
198 siswa ________
198 siswa
SUMBER : BAGIAN ADMINISTRASI AMIK MBP MEDAN
b. Sampel
Pada dasarnya, sample merupakan bagian dari populasi yang memperoleh perlakuan penelitian yang secara keseluruhan mempunyai sifat
yang sama dengan sifat populasi. Sampel merupakan wakil yang bersifat
Universitas Sumatera Utara
representatif dari populasi, khususnya dalam hal pendataaan Bulaeng,2004:156
Menurut Arikunto 2002:112 jika populasi kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Namun jika populasinya diatas 100, dapat diambil 10-
15 atau 20-25. Berdasarkan data populasi yang ada, maka jumlah sampel penelitian ini adalah 10 x 1643= 164,3 = 164 orang mahasiswa
AMIK MBP Medan. Sedangkan untuk menentukan responden yang berhak dijadikan
sampel digunakan teknik Stratified Proporsional Random Sampling. Penggunaan teknik ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada
populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel Rakhmat, 2004:79 dengan rumus
N=
Keterangan : n1 =jumlah jiwa n=
jumlah sampel
N=populasi
Berdasarkan rumus diatas maka dapat dihitung sampel yang terpilih setiap kelas adalah:
Universitas Sumatera Utara
Tabel III.2 Teknik Penarikan Sampel
Program StudiTahu
n Manajemen
Informatika Total Teknik
Informatika Total Jumlah
DIII 2005 327 x 164 1643
33 70 X 164
1643 7 40
DIII2006 419 x 164
1643 42
88 x 164 1643
9 51
DIII2007 392 x 164
1643 39
154 x 164 1643
15 54
DI2007 193 x 164
1643 19 ___________
_____ 19
174
III.3 Teknik Penarikan Sampel
Penarikan sampel pada penelitian ini adalah dengan teknik Purposive Sampling dimana sampel yang digunakan disesuaikan dengan
kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian Nawawi, 1995:157.
Kriteria sampelnya adalah mahasiswa AMIK MBP Medan.
Universitas Sumatera Utara
III.4 Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode korelasional yaitu metode yang berusaha untuk meneliti sejauhman variasi
pada satu faktor berkaitan dengan variasi faktor lain Rakhmat, 2004:27 Yaitu pengaruh penggunaan LCD terhadap Efektivitas
Komunikasi dalam proses Pembelajaran.
III.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu:
a. Penelitian Kepustakaan Library Research
Yaitu dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.
Dalam hal ini penelitian kepustaan dilakukan melalui buku-buku, seperti buku mengenai komunikasi, media pendidikan dan pengajran, teknologi
pendidikan, media audio visual, metodologi penelitian yang dapat memberikan arahan dalam melaksanakan penelitian ini.
b. Penelitian Lapangan Field Research
Yaitu pengumpulan data yang meliputi kegiatan survey dilokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui:
Universitas Sumatera Utara
Kuisioner, yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh para responden.
Dalam hal ini peneliti akan menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa AMIK MBP Medan.
III.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan
Singarimbun,1995:263. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisa yaitu:
a. Analisis Table Tunggal
Merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variable penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar
frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari dua kolom yaitu sejumlah frekuensi dan presentasi untuk
setiap kategori Singarimbun,1995:266. b.
Analisis Tabel Silang Teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi
variabel yang satu memiliki hubungan dengan variable lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif
Singarimbun,1995:273.
Universitas Sumatera Utara
c. Uji Hipotesa
Uji hipotesa adalah adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji
hubungan antara kedua variable yang dikorelasikan digunakan rumus koefisien Korelasi Tata Jenjang Rank Order Correlation Coeficient oleh
Spearman. Spearman Rho Koefisien digunakan untuk menghitung dua variabel dimana data dibuat dalam rangking. Rumus untuk koefisisen
korelasinya adalah:
Keterangan: rho xy : Koefisien Korelasi Tata Jenjang N : Jumlah Sampel
D : Beda antar jenjang tiap sampel 1-6 : Bilangan konstan
Spearman rho koefisien untuk menganalisa data untuk melihat hubungan antara variable yang sebenarnya dengan skala ordinal.
Jika rho xy 0, maka hipotesis ditolak Jika rho xy 0, maka hipotesis diterima
Untuk menguji signifikasi korelasi untuk N . 10 digunakan rumus t test pada tingkat signifikasi 0,05 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: t : Nilai
t
hitung
Rrho xy : Nilai Koefisien Korelasi N : Jumlah sampel
Jika t
hitung
. t
tabel
, maka hubungan signifikan Jika t
hitung
, t
tabel
, maka hubungan tidak signifikan. Selanjutkan untuk melihat tinggi rendahnya koefisien korelasi
digunakan Skala Guilford Rakhmat,2004:29 0,20
: Hubungan rendah sekali, lemah sekali 0,20 – 0,40
: Hubungan rendah tapi pasti 0,41-0,70
: Hubungan yang cukup berarti 0,71-0,90
: Hubungan yang tinggi, kuat 0,91
: Hubungan sangat tinggi Berdasarkan nilai rho hitung maka dapat diketahui besar
kekuatan prediksi dari penelitian yang disebut Uji Determinasi Korelasi yakni dengan rumus:
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.
IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data