Media Pembejaran Dan Efektivitas Komunikasi (Studi Korelasional Penggunaan LCD proyektor terhadap Efektivitas Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran di AMIK MBP Medan)

(1)

MEDIA PEMBEJARAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI (Studi Korelasional Penggunaan LCD proyektor

terhadap Efektivitas Komunikasi

Dalam Proses Pembelajaran di AMIK MBP Medan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun Oleh: Atika Asmawati

030904045

Departemen Ilmu Komunikasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2007


(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Media Pendidikan dan Efektivitas Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran di AMIK MBP Medan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan LCD proyektor terhadap efektivitas komunikasi dalam proses pembelajaran di AMIK MBP Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional, yakni meneliti hubungan antara penggunaan LCD proyektor terhadap efektivitas komunikasi dalam proses pembelajaran di AMIK MBP Medan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Kepustakaan (Library

Research), yaitu dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui

literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian, serta Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu pengumpulan data yang meliputi kegiatan survey dilokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui: Kuisioner, yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh para responden. Dalam hal ini peneliti akan menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa AMIK MBP Medan.

Sedangkan teknik analisa data dalam penelitian ini adalah dengan cara analisa table tunggal, analisa table silang, dan uji hipotesis. Rumus statistic yang digunakan untuk menguji hipotesa pada penelitian ini adalah rumus Koefisien

Korelasi Sprearman yakni rhoxy = 1- 6 D2

N-(N2-1)

Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa AMIK MBP Medan, berjumlah 1743 orang. Untuk menentukan sampel digunakan rumus Arikunto dan


(3)

diperoleh sampel sebesar 174 responden. Teknik penarikan sampel adalah

purposive sampling, diman sampel yang digunakan disesuaikan dengan criteria

tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.

Dari hasil penelitian diketahui rs = 0,92 selanjutnya untuk mngetahui kuat lemahnya hubungan digunakan skala Guilford, yaitu skla antara 0,71-0,90. dengan demikian dinyatakan terdapat hubungan yang tinggi, kuat antara penggunaan LCD proyektor terhadap efektovitas komunikasi dalam proses pembelajaran di AMIK MBP Medan.

Hasil uji hipotesa pada mahasiswa AMIK MBP Medan adalah nilai ttabel dalam penelitian ini dengan N=174 dan ttabel= 0,05 adalah thitung=1,98. berdasarkan rs=0,92. sesuai dengan kaidah spearman rho koefisien bahwa jika rs>0 maka hipotesa diterima. Hasil perhitungan nilai thitung adalah, dan hasil perhitungan yaitu thitung lebih besar dari maka hubungannya signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesa dalam penelitian ini diterima dan hubungannya signifikan. Berarti bahwa penggunaan LCD Proyektor berpengarauh terhadap Efektivitas Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran di AMIK MBP Medan.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Karya ilmiah (skripsi) ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan dari Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Rasa syukur dan terimakasih juga penulis ucapkan pada semua orang yang telah membantu penulis selama ini, terutama kepada orang tua penulis yang sangat dikasihi Fatimah (Mama) dan Vita Esterna (Adik) yang tidak pernah lelah dalam mendukung, membimbing, dan mendoakan penulis dalam setiap langkah penulis.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada:

1. Prof. Dr. M. Arif Nasution, M.A., selaku Dekan Fisip USU

2. Drs. Amir Purba, M.A., selaku Kepala Departemen Ilmu Komunikasi, dan juga sekaligus Dosen Wali penulis, yang telah banyak membantu selama masa perkuliahan.

3. Drs. Syafruddin Pohan M.Si., selaku Dosen Pembimbing penulis yang banyak memberikan arahan, bimbingan, ilmu dan perhatiannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Tenang Malem Tarigan., selaku Direktur AMIK MBP Medan yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di


(5)

5. Ir. Iswanto Sembiring., selaku pembimbing penulis dalam melakukan penelitian di AMIK MBP Medan yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama penulis mengadakan penelitian.

6. Dra. Lusiana Andriani Lubis, M.A selaku dosen penulis yang banyak membantu penulis selama masa perkuliahan.

7. Drs. Humaizi. M.A. selaku PD I yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

8. Kak Dija dan Kak Ros yang selalu memberikan suportny pada penulis. 9. Seluruh staff dosen dan Administrasi di Departemen Ilmu Komunikasi,

khususnya kan Icut.

10.Sahabat-sahabat terbaik : Tajel, Vermut, kak Tuti, Uunk, Lina dragon, Diane, Marlyya, Nurul, Fitri (MP), Da ganjen, Iza ndutt dan Rano.

11.Rekan sekarantina : Fifi, Jana, Tia, Tami.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Penulis juga berharap, karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.

Medan, Desember 2007 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

Abstraksi ...i

Kata Pengantar ...ii

Daftara Isi ...v

Daftar Tabel ...viii

Daftar Gambar...xi

Daftar Lampiran ...x

Bab I : Pendahuluan I.1 Pendahuluan...1

I.2 Perumusan Masalah ...17

I.3 Pembatasan Masalah...17

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian ...18

I.4.2 Manfaat Penelitian ...18

I.5 Kerangka Teori I.5.1 Media ...19

I.5.2 Teknologi ...21

I.5.3 Komunikasi Efektif...22

I.6 Kerangka Konsep...23

I.7 Model Teoritis ...24

I.8 Operasional Variabel ...28

I.9 Definisi Operasional Variabel ...29

I.10 Hipotesis ...31

Bab II : Uraian Teoritis II.1 Media...32

II.2 Teknologi...34

II.3 Komunikasi Efektif II.3.1 Kredibilitas Komunikator...40

II.3.2 Media Efektif...43

II.3.3 Pesan Efektif...43

Bab III : Metodologi Penelitian III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ...46

III.1.1 Sejarah Singkat AMIK MBP Medan ...46

III.1.2 Struktur Organisasi...47

III.1.3 Visi, Misi Dan Tujuan...48

III.2 Metodologi Penelitian ...49

III.4 Teknik Penarikan Sampel ...53

III.5 Teknik Pengumpulan Data...53


(7)

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data ...57

IV.2 Pengolahan Data ...57

IV.3 Analisa Tabel Tunggal...44

IV.4 Analisa Tabel Silang ...58

IV.5 Interpretasi Data...60

IV.6 Pengujian Hipotesis ...64

IV.7 Pembahasan...65

Bab V : Kesimpulan dan Saran V.1 Kesimpulan ...67

V.2 Saran...69 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

TABEL I.1 : Bentuk Komunikasi ...4

TABEL I.2 : Operasional Variabel ...15

TABEL III.1 : Jumlah Mahasiswa AMIK MBP Medan ...35

TABEL III.2 : Teknik Penarikan Sampel ...36

TABEL IV.1 : Usia Responden ...60

TABEL IV.2 : Jurusan ...61

TABEL IV.3 : Angkatan/Stambuk...62

TABEL IV.4 : Frekuensi Penggunaan LCD Proyektor ...63

TABEL IV.5 : Penyajian Materi Menggunakan LCD Proyektor ...63

TABEL IV.6 : Kejelasan Materi ...64

TABEL IV.7 : Kemampuan Dosen...65

TABEL IV.8 : Materi yang disampaikan...67

TABEL IV.9 : Prilaku Dosen...68

TABEL IV.10 : Dosen Disukai atau Tidak...69

TABEL IV.11 : Tingkat Perhatian terhadap Materi...70

TABEL IV.12 : Tingkat Pengertian terhadap Materi...71

TABEL IV.13 : Tingkat Pemahaman terhadap Materi ...72

TABEL IV.14 : Ketertarikan terhadap Materi ...73

TABEL IV.15 : Keinginan Belajar ...74

TABEL IV.16 : Minat Mengikuti Materi Kuliah...75

TABEL IV.17 : Keaktifan Berdiskusi...76

TABEL IV.18 : Hasil Belajar...77

TABEL IV.19 : Ketertarikan Menciptakan Teknologi Pendidikan ...78


(9)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 : Kerangka Konsep ...15 GAMBAR 2 : Model Teoritis ...27 GAMBAR 3 : Struktur Organisasi AMIK MBP Medan...47


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner 2. Foltron Cobol

3. Tabel skor data mentah penggunaan LCD Proyektor terhadap efektivitas komunikasi

4. Tabel ranking penggunaan LCD Proyektor terhadap efektivitas komunikasi


(11)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Media Pendidikan dan Efektivitas Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran di AMIK MBP Medan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan LCD proyektor terhadap efektivitas komunikasi dalam proses pembelajaran di AMIK MBP Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional, yakni meneliti hubungan antara penggunaan LCD proyektor terhadap efektivitas komunikasi dalam proses pembelajaran di AMIK MBP Medan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Kepustakaan (Library

Research), yaitu dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui

literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian, serta Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu pengumpulan data yang meliputi kegiatan survey dilokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui: Kuisioner, yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh para responden. Dalam hal ini peneliti akan menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa AMIK MBP Medan.

Sedangkan teknik analisa data dalam penelitian ini adalah dengan cara analisa table tunggal, analisa table silang, dan uji hipotesis. Rumus statistic yang digunakan untuk menguji hipotesa pada penelitian ini adalah rumus Koefisien

Korelasi Sprearman yakni rhoxy = 1- 6 D2

N-(N2-1)

Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa AMIK MBP Medan, berjumlah 1743 orang. Untuk menentukan sampel digunakan rumus Arikunto dan


(12)

diperoleh sampel sebesar 174 responden. Teknik penarikan sampel adalah

purposive sampling, diman sampel yang digunakan disesuaikan dengan criteria

tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.

Dari hasil penelitian diketahui rs = 0,92 selanjutnya untuk mngetahui kuat lemahnya hubungan digunakan skala Guilford, yaitu skla antara 0,71-0,90. dengan demikian dinyatakan terdapat hubungan yang tinggi, kuat antara penggunaan LCD proyektor terhadap efektovitas komunikasi dalam proses pembelajaran di AMIK MBP Medan.

Hasil uji hipotesa pada mahasiswa AMIK MBP Medan adalah nilai ttabel dalam penelitian ini dengan N=174 dan ttabel= 0,05 adalah thitung=1,98. berdasarkan rs=0,92. sesuai dengan kaidah spearman rho koefisien bahwa jika rs>0 maka hipotesa diterima. Hasil perhitungan nilai thitung adalah, dan hasil perhitungan yaitu thitung lebih besar dari maka hubungannya signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesa dalam penelitian ini diterima dan hubungannya signifikan. Berarti bahwa penggunaan LCD Proyektor berpengarauh terhadap Efektivitas Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran di AMIK MBP Medan.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah.

Komunikasi merupakan kebutuhan hidup yang sangat penting bagi makhluk hidup, atau dengan kata lain tidak ada makhluk dapat hidup tanpa komunikasi. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian suatu pesan (message), ide, gagasan, pikiran, dan sebagainya, dari penyampai pesan (source) kepada penerima pesan (receiver). Hubungan antara penyampai pesan dan penerima pesan itulah yang disebut komunikasi.

Banyak cara yang dapat dilakukan dalam berkomunikasi. Sejarah telah mengajarkan kita bahwa komunikasi dapat dilakukan dengan simbol-simbol/tanda-tanda yang banyak dilakukan pada zaman prasejarah sampai pada penggunaan teknologi canggih pada zaman modern, seperti internet,

teleconference, dan sebagainya.

Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses penyampaian pesan melalui saluran atau media tertentu kepada penerima pesan. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi atau ajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum. Sumber pesannya biasa guru, siswa, orang lain atau penulis buku dan produsen media. Salurannya adalah media pendidikan (media instruksional). Dan penerima pesannya adalah siswa juga guru.


(14)

Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada dikurikulum dituangkan oleh guru atau sumber lainnya kedalam simbol-simbol komunikasi, baik simbol verbal (kata-kata lisan atau tertulis), maupun non verbal atau visual. Proses penuangan pesan kedalam simbol-simbol komunikasi disebut encoding. Selanjutnya penerima pesan (siswa/mahasiswa) menafsirkan simbol-simbol komunikasi yang mengandung pesan tersebut disebut decoding.

Ada kalanya proses penafsiran atau decoding tersebut berhasil, dan ada kalanya juga tidak berhasil. Penafsiran yang gagal atau kurang berhasil berarti kegagalan/kekurangberhasilan dalam memahami apa-apa yang didengar, dibaca, dilihat atau diamatinya.

Beberapa faktor yang menjadi penghambat atau penghalang komunikasi dikenal dengan istilah barrier atau noises.

Hambatan tersebut meliputi hambatan psikologis, seperti minat, sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensia, pengetahuan, dan keadaan fisik seperti kelelahan, sakit, keterbatasan daya indera, dan cacat tubuh. Siswa yang senang terhadap matapelajaran, topik serta gurunya tentu lain hasil belajarnya dibanding dengan yang benci atau tidak menyukai semua itu.

Hambatan lainnya adalah hambatan kultural, seperti perbedaan adat-istiadat, norma sosial, kepercayaan dan nilai-nilai lingkungan. Perbedaan adat-istiadat, norma sosial, dan kepercayaan kadang-kadang bias menjadi sumber salah paham. Terakhir adalah hambatan lingkungan, yaitu


(15)

hambatan yang ditimbulkan oleh situasi dan kondisi keadaan sekitar. Karena adanya berbagai jenis hambatan tersebut baik dalam diri guru maupun siswa/mahasiswa, dapat menyebabkan proses komunikasi belajar mengajar seringkali berlangsung tidak efektif dan efisien.

Media pendidikan atau media instruksional sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga membnatu mengatasi hal-hal diatas, penggunaan media instruksional ini dapat mempercepat arus komunikasi sehingga komunikasi berjalan efektif dan efisien sehingga dapat meniadakan jarak, waktu, dan ruang.

Media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang untuk menyebarkan ide gagasan, sehingga ide atau gagasan itu samapai pada penerima

(Santoso S. Hamijaya). Media adalah channel atau saluaran karena pada hakekatnya media telah memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar, dan melihat dalam batas-batas jarak, ruang dan waktu. Dengan bantuan media batas-bats itu hampir tidak ada (Mc. Luchan).

Media instruksional adalah segala jenis sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional, mencakup media grafis, media yang menggunakan alat penampil, peta, globe, dan sebagainya. Media instruksional adalah peralatan fisik untuk


(16)

menyampaikan isi instruksional termasuk buku, film, video, tape, sajian slide, guru, dan perilaku non verbal. Dengan kata lain media instruksioanl mencakup perangkat lunak (software), dan atau perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai alat bantu belajar. Media instruksional adalah sarana perantara dengan menggunakan alat penampil dalam proses belajar mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional meliputi kaset, audio slide, film strip, OHP, LCD proyektor, film, audio, televisi, dan sebagainya.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa media instruksional adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun lunak untuk mencapai proses dan hasil instruksional secara efektif dan efisien serta tujuan instruksioanl dapat dicapai dengan mudah.

Karena mengemas informasi secara visual ini merupakan hal yang sangat penting di dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan upaya menyampaikan suatu ide, gagasan, kritikan, himbauan dan sebagainya. Hal ini didasari karena informasi yang dilengkapi dengan bahasa grafis/visual dapat meningkatkan hampir dua kali lipat kemungkinan informasi atau ide yang disampaikan dapat dipahami dan dimengerti oleh seseorang.

Visualisasi ide merupakan suatu proses/upaya agar sebuah ide dapat “digambarkan” dengan lebih nyata sehingga dapat dipahami secara mental.


(17)

Untuk bisa mengingat

 10% dari apa yang dibaca

 20% dari apa yang didengar

 30% dari apa yang dilihat

 50% dari apa yang didengar dan dilihat Tabel I.1 Bentuk Komunikasi BENTUK

KOMUNIKASI

SESUDAH 3 JAM SESUDAH 3

HARI

Verbal (audio saja) 70% 10%

Visual saja 72% 20%

Visual & Verbal 85% 65%

(Sumber. Pendayagunaan Media Instruksional di Perguruan Tinggi)

Hasil penelitian secara nyata membuktikan bahwa penggunaan alat bantu sangat membantu aktivitas proses belajar mengajar dikelas terutama peningkatan prestasi belajar siswa/mahasiswa, tapi kadang-kadang dosen atau guru lebih memilih menggunakan metode ceramah (lecture method) yang monoton dan paling popular dikalangan dosen dan guru.

Keterbatasan media teknologi pendidikan disuatu pihak dan lemahnya kemampuan dosen /guru menggunakan media tersebut, disisi lain membuat metode ceramah makin menjamur, terbatasnya alat-alat teknologi


(18)

pendidikan yang dipakai dikelas diduga merupakan salah satu penyebab lemahnya mutu studi siswa atau masyarakat pada umumnya.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Penggunaan Media Instruksional dalam peningkatan Efektivitas Komunikasi dalam Proses Belajar mengajar di AMIK MBP”.

AMIK MBP (Akademi Manajemen Informatika Komputer Medan Business Polytechnic) didirikan pada tahun 1999, sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi. Saat ini AMIK MBP mengelola 2 (dua) Program Diploma yaitu:

 Program III

 Program I

Program Diploma III memiliki 2 program studi yaitu Manajemen Informatika dan Teknik Informatika. Sedangkan Program Diploma I hanya memiliki satu program studi yaitu Manajaemen Informatika. Kampus AMIK MBP telah memanfaatkan media instruksional berupa LCD (Liquid

Crystal Display) dalam kegiatan belajar mengajarnya. Hampir semua mata

kuliah yang diajarkan menggunakan fasilitas ini, kecuali Mata kuliah Pengembangan Kepribadian seperti Pancasila, Agama dan sebagainya. Tiap kelas diikuti oleh 30 sampai 40 mahasiswa, sehingga suasana belajar sangat efektif.


(19)

I.2 Perumusan Masalah.

“Sejauhmanakah Pengaruh Penggunaan LCD Proyektor terhadap Efektivitas Komunikasi dalam Proses Pembelajaran di AMIK MBP Medan?”

I.3 Pembatasan Masalah.

Untuk menghindari ruang lingkup peneltian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini menggunakan metode korelatif untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara penggunaan LCD terhadap efektivitas komunikasi.

b. Media instruksional yang akan diteliti hanya penggunaan LCD proyektor

c. Mahasiswa yang akan menjadi responden adalah mahasiswa AMIK MBP Medan.

d. Penelitian dilakukan mulai 25 Oktober sampai dengan 30 November 2007.


(20)

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian antara lain:

a. Untuk mengetahui sejauhmanakah hubungan atau korelasi antara penggunaan LCD proyektor dan efektivitas komunikasi dalam proses pembelajaran di AMIK MBP Medan.

b. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dengan menggunakan LCD.

1.4.2 Manfaat Penelitian antara lain:

a. Secara akademis, penelitian diharapkan memberikan kontribusi positif terhadap keilmuwan ilmu komunikasi.

b. Secara teoritis, penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai media instruksional dan efektivitas komunikasi.

c. Secara praktis, data yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi sumbang saran kepada pihak AMIK MBP Medan sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi.

I.5 Kerangka Teori.

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya.

Kerlinger menyatakan teori merupakan himpunan konstruk, konsep, definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sisitematis tentang


(21)

gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6).

Pada penenlitian ini teori yang digunakan antara lain: I.5.1 Media

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berari tengah, perantara atau pengantar. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang memebuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebh khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronos untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian diantaranya kan diberikan berikut ini AECT (Assosiation of Education and

Communication Technology,1977) memberi batasan media sebagai segala

bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping sebagai penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming(1987:234) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator medi amenunjukkan fungsi atau


(22)

perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar-siswa dan isi pelajaran. Disamping itu mediator dapat pula mencerinkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan yang canggih, dapat disebut media. Ringkasnya media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.

Big Media Little Media: Tools and Technologies for Instruction (1977)

dari Wilbur Schramm. Schramm membedakan media besar yaitu yang komplek dan mahal, dan media kecil yang sederhana dan biaya relatif murah. Pembedaan itu bukanlah suatu dikotomi melainkan suatu skala kelanjutan (continous scale). “big media’ mempunyai day atarik yang lebih besar terutama bagi non-pendidik (1977: 6).

Dalam bukunya itu Schramm mengkaji informasi yang ada mengenai pemilihan media untuk keperluan pembelajaran. Dia berusaha membuat generalisaasi dan teori yang berhubungan dengan pemilihan media.

Penggunaan media pembelajaran sebagai suplemen pengajaran dikelas akan efektif dan lebih mudah diterima oleh guru kelas dan siswa. Kode Iconic (gambar, diagram, dan lain-lain) sangat efektif untuk menarik minat, mengingat kembali unsur yang telah tersimpan dalam proses belajar,


(23)

dalam presentasi stimulus utama, dan dalam mendorong terjadinya transfer dari pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari ke hal-hal baru.

System simbolik digital pada media sangat berguna untuk peristiwa-peristiwa belajar dan dalam mempelajari keterampilan intelektual dasar. Bila dokombinasikan dengan symbol iconic, dapat melaksanakan hampir seluruh apa yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran.

LCD (Liquid Crystal Display) adalah monitor layar datar. Layar LCD memanfaatkan dua keeping bahan yang terpolarisasi dengan ditambah cairan kristal diantara diantara kepingan tersebut. Sinyal listrik yang dileawtkan melalui cairan kristal tersebut akan membuat kristal yang ada di dalamnya mencegat cahaya yang lewat. Oleh karena itu tampilan LCD biasanya citra yang berwarna-warna. (Abdul Kadir, 2005:156).

I.5.2 Teknologi

Oleh karena alat-alat komunikasi sudah sedemikian majunya, tidak sepantasnya kalau penyampaian pengajaran, penerangan dan penyuluhan masih dilakukan secara verbalitas atau dengan kata-kata belaka. Pangajaran/pendidikan harus sejalan dengan kemajuan cara manusia berkomunikasi. Oleh karena itu kita berkewajiban untuk mengerahkan segala cara dan daya untuk menggunakan semua alat yang ada untuk membuat pengajaran/pendidikan menjadi lebih efektif. Alat-alat itu adalah Media Instruksional Pendidikan.


(24)

Media instruksional/media pembelajaran termasuk salah satu media komunikasi interaktif , karena dapat menimbulkan efek komunikasi dua arah. Pesan atau materi yang disampaikan oleh dosen menggunakan media pembelajaran dapat menimbulkan efek bagi mahasiswa, dari pesan itu menimbulkan pengertian, pemahaman, sampai pada diskusi sehingga kegiatan belajar-mengajar menjadi efektif.

1.5.3 Komunikasi Efektif

Komunikasi berarti mempresentasikan suatu subjek atau materi kepada suatu khalayak denagn suatu cara yang abik, denagn maksud untuk menyampaikan pengetahuan atau mengembangkan pemahaman dikalangan khalauk tersebut.

Suatu komunikasi dianggap efektif atau berhasil, jika hamper seluruh khalayak yang dilibatkan dapat emnunjukkan pemahaman mereka tentang subjek yang disampaikan.

Komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Sebenarnya ini adalah salah satu ukuran bagi efefktivitas komunikasi. Secara umum, komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksud oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima.


(25)

1.5.3.1 Kredibilitas Komunikator

Sebagai komponen dari peristiwa komunikasi yang berlangsung tatkala menjalankan tugasnya, seorang pendidik, pengajar dan penyuluh adalah sumber atau komunikator. Karena kedudukan dan fungsi komunikator dalam upaya menciptakan efektivitas dalam proses komunikasi adalah sangat penting karena terletak efektif tidaknya pesan yang disampaikan.

Seorang guru atau pendidik harus mampu menjadi komunikator yang baik agar mahasiswa atau komunikannya dapat mengerti apa yang disampaikannya. Komunikator yang baik dan efektif hendaknya memiliki kredibilitas atau penilaian yang baik dimata khalayaknya. Ada beberapa cara membangun kredibilitas (Rakhmat 200:74) yaitu:

1. Otoritas yaitu keahlian atau kemampuan dibidangnya

2. Goodsense dengan menghindari ketidakjujuran, julukan-julukan tertentu dan sebagainya.

3. Good Will dengan berbicara tentang kepentingan khalayak

4. Good Character dengan penampilan serta kata-kata yang sopan dan ramah.

5. Dinamis, jika bebricara serius, ekspresikan dengan suara serius, demikian pula dengan gembira tunjukan dengan semangat.

Selain memiliki kredibiltas yang baik, seorang komunikator juga harus mampu menunjukkan daya tarik yang dimilikinya. Daya tarik komunikator terletak pada 4 hal, yaitu:


(26)

1. Similarity, kesamaan demografik seperti bahasa, suku, agama dan sebagainya.

2. Familiarity, komunikator dikenal baik.

3. Liking, komunikator disukai atau diidolakan oleh khalayaknya. 4. Physic, bentuk dan tampilan fisiknya sempurna (Cangara, 1998:98).

1.5.3.2 Media Yang Efektif

Media diperlukan apabila kita ingin hal-hal yang kita sampaikan itu tidak segera hilang dari ingatan para khalayak begitu kegiatan belajar-mengajar selesai dilakukan. Untuk itu selain media cetakan yang bisa setiap saat dibaca atau diulang-ulang, perlu juga media yang bersifat audio visual. Namun untuk itu perlu dilakukan pemilihan media apa yang akan dipakai.

1.5.3.4 Pesan Yang Efektif

Menurut Wilbur Schramm (Effendy 1992:37) agar proses komunikasi berjalan secara efektif, maka komunikasi harus memperhatikan kondisi-kondisi yaitu:

a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga menarik perhatian komunikan.

b. Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan sehingga sama-sama mengerti


(27)

Pesan harus layak sebagai situasi kelompok dimana komunikan berada untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

Pengemasan pesan juga sangat menentukan berhasil tidaknya suatu komunikasi. Pesan yang dikemas sedemikina rupa akan lebih mudah diserap dan dimengerti sehingga tujuan komunikasi tepat mengenai sasaran.

Penyampain pesan merupakan tahapan atau unsure yang sangat penting dalam menyampaiakan suatu materi atau pelajaran bagi anak didik.

I.6 Kerangka Konsep.

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan peneliti pada rumusan hipotesa (Nawawi,1995:40).

Konsep adalah penggambaran yang sangat tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu, yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun,1995:57).

Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis, yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi


(28)

Media instruksional merupakan media komunikasi yang digunakan dalam bidang pendidikan. Media instruksional dapat membuat komunikasi menjadi lebih efektif.

Media instruksional dapat menyampaikan pengertian, pemahaman, atau informasi dengan cara yang lebih konkrit atau lebih nyata daripada yang dapat disampaikan dengan kata-kata yang diucapkan atau dicetak atau ditulis. Oleh karena itu alat-alat yang terdapat dalam media instruksional membuat suatu pengertian informasi menjadi lebih berarti. Kita lebih mudah dan lebih cepat belajar dengan melihat alat-alat sensori seperti gambar, bagan, contoh barang, model. Kata-kata yang diucapakan ditulis atau dicetak penuh dengan bhaya verbalisme, artinya penggunaan kata-kata kadang tidak dapat dimengerti dengan jelas. Hasilnya keragu-raguan.

Menurut beberapa faktor dalam filsafat dan sejarah pendidikan, apa yang kita ketahui, tapatnya pengetahuan disalurkan ke otak melaui satu indera atau lebih. Banyak ahli berpendapat, bahwa 75% dari pengetahuan manusia sampai ke otaknya melalui mata. Maka dengan melihat sekaligus mendengar, orang dapat menerima pelajaran dengan lebih mudah dan lebih cepat mengerti tentang apa yang dimaksud oleh yang memberi pelajaran. Keragu-raguan atau salah pengertian dapat dihindarkan secara efektif.

Alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1986) dimana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan


(29)

berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi atau media instruksional.

Kerangka Konsep

Sarana/ Media Sarana/Media

Media Instruksional Media Instruksional

Gambar 1 Kerangka Konsep

I. 7 Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:

Variabel Terikat (Y) Efektivitas Komunikasi dam

l j j

Pesan

(Materi/Pelajaran

Komunikan (Mahasiswa) Komunikator

(Dosen/Pengajar)

Decoding Encoding

Variabel Bebas (X) Pengaruh Penggunaan

LCD proyektor

Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden

Gambar 2 Model Teoritis


(30)

I.8 OperasionalVariabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah dijelaskan diatas, maka untuk lebih memudahkan operasionalisasi dalam memecahkan masalah perlu dibuat operasionalisasi variable. Adapun operasionalisasi variable dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel I.2

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL TEORITIS VARIABEL OPERASIONAL

Penggunaan LCD 1. Frekuensi

penggunaan

2. Penyajian isi materi 3. kejelasan isi materi Efektivitas Komunikasi 1. Kredibilitas

Komunikator a. kemampuan b. tingkah laku c. disukai 2. Media

a. Ketepatan media b.Menarik atau tidak menarik 3.Pesan Kognisi a. Pengertian b. Pemahaman c. Pengertian Afeksi

a. Tertarik atau tidak tertarik Konasi a. Keinginan b. Minat c. Diskusi Kualitas Kreativitas


(31)

Karakteristik 1. Jurusan 2. Angkatan 3. Usia

I.9 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variable. Definisi operasional adalah informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variable yang sama. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Penggunaan LCD antara lain:

a. Frekuensi penggunaan : menyangkut berapa kali sehari LCD Proyektor digunakan untuk pembelajaran.

b. Penyajian materi : cara mengemas informasi/materi kuliah.

c. Kejelasan informasi apakah informasi yang disampaikan apakah jelas atau tidak jelas bagi mahasiswa.

2. Efektivitas komunikasi dalam belajar mengajar antara lain: a. Kredibilitas Komunikator

a.1 Kemampuan yaitu dimana seorang komunikator harus menguasai topik yang disampaikannya.

a.2 Tingkah laku yaitu faktor dimana seorang komunikator harus mampu berprilaku baik, terutama saat sedang mengajar atau mendidik mahasiswanya.


(32)

a.3 Disukai atau Tidak Disukai apakah komunikator adalah orang yang disukai atau tidak disukai oleh komunikannya.

b. Media

b.1 Ketepatan Media apakah LCD proyektor adalah Media belajar yang tepat bagi mahasiswa

b.2 Menarik atau Tidak Menarik adalah Bagaimana tanggapan mahasiswa tentang materi yang disampaikan menggunakan LCD proyektor.

c. Pesan

c.1komponen kognisi

c.1.1 Perhatian adalah perhatian responden terhadap semua matakuliah yang disajikan menggunakan LCD.

c.1.2 Pemahaman adalah sejauhmana mahasiswa mengerti tentang suatu mata kuliah yang disajikan.

c.1.3 Pengertian adalah apakah mahasiswa mengerti apa yang disampaikan oleh penyaji atau dosen.

c.2komponen afeksi

c.2.1 Sikap tertarik atau tidak tertarik responden terhadap materi yang disajikan menggunakan LCD.

c.3komponen konasi


(33)

c.3.2 Minat mengikuti perkuliahan

c.3.3 Kecenderungan untuk aktif dalam berdiskusi

d. Kualitas adalah apakah mutu hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan media instruksional lebih baik dibandingkan mahasiswa yang tidak menggunakan media instruksional.

e. Kreativitas apakah ada teknologi lain yang lebih bagus akan diciptakan oleh mahasiswa tersebut.

3. karakteristik responden

a. Jurusan, apakah Manajemen Informatika atau Teknik Informatika b. Angkatan: 2004, 2005 dan 20006

c. Usia : usia dari responden

I.10 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya yang mungkin benar dan mungkin juga salah. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah:

Ha: Terdapat hubungan antara penggunaan LCD Proyektor terhadaap Efektivitas Komunikasi dalam proses Pembelajaran.


(34)

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Media

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berartitengah, perantara atau pengantar. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.

Pengertian lain dikemukakan oleh para ahli yang sebagian diantaranya kan diberikan berikut ini AECT (Assosiation of Education and

Communication Technology,1977) memberi batasan media sebagai segala

bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping sebagai penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming(1987:234) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar-siswa dan isi pelajaran. Disamping itu mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan yang canggih, dapat disebut media. Ringkasnya media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.


(35)

Acapkali media pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1986) dimana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. Sementara itu Gagne dan Briggs (1975) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video, kamera, video recorder, film slide, foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Nation Education Association memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi yang tercetak maupun audio visual dan peralatannya, dengan demikian media dapat dimanifilasi, dilihat, didengar dan dibaca. Media instruksional adalah segala jenis sarana pendidikan yang digunakn sebagi perantara dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional, yang mencakup media grafis (alat penampil, peta, globe dan sebagainya), dan peralatan fisik (buku, film, video tape, slide, guru, dan prilaku non verbal). Jadi, apabila media itu membawa pesan instruksional atau mengandung maksud pengajaran atau media itu disebut media pembelajaran.


(36)

III.2 Teknologi Komunikasi

Ada empat era komunikasi manusia yang sangat penting (communication technology, Everett M Rogers ) yaitu:

3.2.1.Menulis

Empat ribu tahun yang lalu menulis merupakan metode terbesar dari media komunikasi. Kira-kira abad ke 4 SM ditemukan tulisan di Sumeria, hingga ditemukannya Gutenberg (Injil) tahun 1456 SM yang merupakan hasil kerja Aristoteles atau Virgil. Tulisan tangan dapat ditemukan di katolik Monasteres yang ditulis oleh para penulis disana. Needles mengatakan sampai zaman Renaisans, rata-rata individu mempunyai kepandaian membaca dan menulis yang rendah.

3.2.2. Penerbitan

Penerbitan pertama kali dikenal dengan “tulisan buatan” (sebagai lawan dari “tulisan alami”) pengertian yang sama pada waktu itu “ kepandaian atau kecerdasan buatan”. Teknologi penerbitan sebenarnya berasal dari China, dengan ditemukannya pembuatan kertas dari tekstil tahun 1000 SM. Tipe bergerak kemudian ditemukan oleh Pi Sheng sekitar tahun 1041. Penemuan ini kemudian berkembang dan meluas kewilayah eropa.

Dampak dari teknologi percetakan berangsur-angsur meluas kebagian lain. Setelah penemuan Gutenberg 3 September 1833, sejak itu


(37)

teknik pencetakan mengalami kemajuan pesat dan komunikasi massa terus berkembang. Media massa harian Benyamin menerbitkan New York Sun dengan motto “ cahaya untuk semua”. Kemudian era “ Penny Pers” surat kabar yang ditujukan untuk masyarakat Amerika.

3.2.3. Telekomunikasi.

Tele-komunikasi berakar dari dua kata yang berarti komunikasi dan jarak jauh. Teknologi telekomunikasi dimulai pada pertengahan tahun 1800 SM yang memerlukan kepandaian membaca dan menulis.

Beberapa teknologi telekomunikasi yang penting radio, film, televisi, telepon dan telegraf. Teknologi komunikasi pertama kali ditemukan 24 Mei 1844, ketika Samuel Morse penemu telegraf mengirim pesan untuk pertama kali.

Jadi telekomunikasi berarti hubungan antar manusia dari jarak jauh dengan menggunakan alat-alat tertentu, seperti : telepon, televisi, telegraf, dan sebagainya.

3.2.4 Interkatif komunikasi

Zaman sekarang orang-orang dapat melakukan komunikasi dua arah, hal ini membuat kemungkinan digunakaannya komputer. Jadi patut dikatakan sebagai awal kelahiran komputer interaktif, tahun 1946 ketika ENIAC ditemukan di Philadelpia. Tapi, tiga puluh tahun kemudian melalui penyelidikan dan pengembangan mikro komputer menjadi koleksi, yaitu


(38)

sebuah tipe komputer yang ada di rumah tangga, bisnis, dan sekolah-sekolah. Pada tahun 1980 hanya sebagian individu yang dapat mengakses komputer, hanya bagi mereka yang merasa komunikasi mempunyai arti yang penting.

Media komunikasi terbaru saat ini adalah: a. Mikro computer

b. Telekonferen c. Tele text d. Video text

e. Televisi kabel interaktif , dan f. Komunikasi satelit

Dengan diorbitkannya satelit komunikasi Amerika Serikat yang bernama Telstar pada 1962 terciptalah suatu sistem komunikasi antar benua tanpa kawat untuk suara dan rupa sekaligus. Dan dengan adanya satelit Palapa yang mengorbit diangkasa Indonesia sejak tahun 1976, percakapan antar pulau dapat dilakukan tanpa kawat. Begitu pula siaran televisi dapat diatangkap diseluruh kepulauan Indonesia.

Oleh karena alat-alat komunikasi sudah sedemikian majunya, tidak sepantasnya kalau penyampaian pengajaran, penerangan dan penyuluhan masih dilakukan secara verbalitas atau dengan kata-kata belaka. Pangajaran/pendidikan harus sejalan dengan kemajuan cara manusia berkomunikasi. Oleh karena itu kita berkewajiban untuk mengerahkan


(39)

segala cara dan daya untuk menggunakan semua alat yang ada untuk membuat pengajaran/pendidikan menjadi lebih efektif. Alat-alat itu adalah Media Instruksional Pendidikan.

Pemanfaatan teknologi, yaitu penggunaan media dalam penyampaian informasi pendidikan atau pengembangan program- program pendidikan contohnya: LCD (Liquid Crystal Display), VOD (Video on Demand), Video

and Computer Conference, Internet TV dan lain-lain.

Media instruksional/media pembelajaran termasuk salah satu media komunikasi interaktif , karena dapat menimbulkan efek komunikasi dua arah. Pesan atau materi yang disampaikan oleh dosen menggunakan media pembelajaran dapat menimbulkan efek bagi mahasiswa, dari pesan itu menimbulkan pengertian, pemahaman, sampai pada diskusi sehingga kegiatan belajar-mengajar menjadi efektif.

Wilbur Schramm barang kali merupakan ahli komunikasi yang paling vocal dalam usahanya mengaplikasikan teori, model, dan hasil-hasil penelitian tentang medi akedalam bidang pendidikan, yang tidak lain adalah garapan teknologi pendidikan. Buku Schramm yang terkenal adalah Big

Media Little Media: Tools and Technologies for Instruction (1977). Sesuai

dengan judul buku tersebut Schramm membedakan media besar yaitu yang komplek dan mahal, dan media kecil yang sederhana dan biaya relative murah. Pembedaan itu bukanlah suatu dikotomi melainkan suatu skala kelanjutan (continous scale). “big media’ mempunyai day atarik yang lebih


(40)

besar terutama baginon-pendidik (1977: 6). Dalam bukunya itu Schramm mengkaji informasi yang ada mengenai pemilihan media untuk keperluan pembelajaran. Dia berusaha membuat generalisaasi dan teori yang berhubungan dengan pemilihan media berdasarkan hasil-hasil eksperimen, bukti-bukti pedalogis, bukti-bukti ekonomis, serta bukti-bukti dari lapangan.

Beberapa kesimpulan Schramm adalah sebagai berikut:

a. Orang dapat belajar dari media, namun hasil eksperimen belum cukup memberi petunjuk tentang media apa yang paling efektif untuk terjadinya belajar dalam situasi tertentu.

b. Penentuan media yang sebaiknya merupakan resultante dari analisa tugas belajar, analisis media sendiri, dan analisis pembedaan individual diantara para pembelajar.

c. Sistem simbolik digital pada media sangat berguna untuk peristiwa-peristiwa belajar dan dalam mempelajari keterampilan intelektual dasar. Bila dokombinasikan dengan symbol iconic, dapat melaksanakan hampir seluruh apa yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran.

d. Kode iconic (gambar, diagram, dan lain-lain) sangat efektif untuk menarik minat, mengingat kembali unsure yang telah tersimpan dalam proses belajar, dalam presentasi stimulus utama, dan dalam mendorong


(41)

Penggunaan media pembelajaran sebagai suplemen pengajaran dikelas akan efektif dan lebih mudah diterima oleh guru kelas dan siswa.

Menurut Drs. Djoko Kartodiharjo MPA dalam buku Rhetorica

(suatu usaha pendekatan ilmiah). Media dapat dibagi menjadi tiga

golongan yaitu:

a. penggolongan pertama terdiri atas alat-alat primair dan alat-alat Bantu. Alat-alat primair meliputi bahsa yang terucap, tertulis, bahasa isyarat, tanda-tanda dan sebagainya. Alat Bantu adalah media komunikasi diluar selain bahasa.

b. Penggolongan kedua menggunakan kriteria “ indera manusia” komunikasi merangsang sasarannya. Penggolongan ini antaralain:

1. alat-alat yang bersifat visual saperti bahasa tertulis, terlukis. 2. alat-alat yang bersifat audio seperti suara, bunyi, dan sebagainya. 3. alat audio-visual seperti film, televisi, pertunjukan, dan

sebagainya

c. Penggolongan yang ketiga terletak pada sifat-sifat teknis dari studi komunikasi seperti pers, radio, film, dan televisi.


(42)

III.3 Komunikasi Efektif

Komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Sebenarnya ini adalah salah satu ukuran bagi efefktivitas komunikasi. Secara umum, komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksud oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima.

Didalam mengkomunikasikan informasi perlu diketahui sumber informasi manakah yang paling efektif dalam memberikan informasi dan mempengaruhi. Penggunaan saluran informasi yang tepat akan mempengaruhi terhadap kecepatan adopsi. Menurut Hanafi (1987:157) kecepatan adopsi adalah tingkat kecepatan penerimaan inovasi oleh anggota sistem sosial. Kecepatan ini dapat diukur dengan jalan penerima yang mengadopsi dalam periode tertentu.

III.4 Kredibilitas Komunikator.

Mengingat uraian tentang proses komunikasi dibagian terdahulu. Sebagai komponen dari peristiwa komunikasi yang berlangsung tatkala menjalankan tugasnya, seorang pendidik, pengajar dan penyuluh adalah sumber atau komunikator. Pada posisi tersebut, pada didrinya berlaku syarat yang menentukan berhasil atau tidaknya komunikasi yang dimaksud; yaitu faktor dipercaya atau tidaknya seorang pendidik, pengajar atau


(43)

penyuluh dimata khalayaknya. Keadaan dipercaya oleh khalayak itulah yang dimakdsud dengan kredibilitas (credibility).

Arti kredibilitas disini adalah keahlian (expertise)yakni kemampuan memahami permasalahan yang dikemukakan, secara benar, dan kejujuran, yakni motivasi untuk mengkomunikasikan masalah yang disampaikan, tanpa dipengaruhi oleh suatu keberpihakan (bias).

Menurut Rogers dan Shoemakaer (1971), kredibilitas merupakan tingkat dimana suatu sumber atau saluran komunikasi dipersepsikan oleh khalayaknya sebagai seorang terpercaya (trustworthy) dan berkompeten. Komunikator yang baik hendaknya memiliki kredibilitas/kepercayaan yang baik dimata khalayaknya. Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikan tentang sifat-sifat komunikator, karena itu kredibilitas tidak melekat pada seseorang (Rakhmat, 2000,252).

Ada tiga macam kredibilitas didlihat dari bentuknya

1. Initial credibility: kredibilitas yang diperoleh komunikator sebelum proses komunikasi berlangsung.

2. Derived credibility: kredibilitas yang diperoleh pada saat komunikasi berlangsung, sperti tepuk tangan peonton atau khalayak.

3. Terminal credibility : kredibilitas yang diperoleh setelah pendengar mengikuti ulasan atau pesan yang disampaikannya (Cangara, 1998;97)

Dari studi eksperimental komunikasI dilaboratrory, dikemukakan bahwa perubahan sikap mental seseorang berhubungan positif dengan


(44)

persepsinya mengenai kredibilitas sumber ataupun saluran dari suatu pesan. Jika seseorang mempunyai persepsi bahwa komunikatornya memiliki kredibilitas yang relatif tinggi dari yang lain, maka ia akan menerima pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator yang bersangkutan.

Selain itu untuk memperoleh kepercayaan sebesar-besarnya, komunikator bukan saja harus mempunyai keahlian mengetahui kebenaran, tapi juga cukup objektif dalam memotivasikan apa yang diketahuinya.

Seorang guru atau pendidik berbicara dalam suatu pengajaran harus menciptakan suasana yang efektif. Seorang guru harus berusaha agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalaan dengan lancar, sehingga dapat dinikmati dan memberi kesenganan bagi siswa atau mahasiswanya. Dengan demikian karena suksesnya pendidikan ada ditangan guru atau pendidik. Salah satu yang dapat diperhatkan dengan baik adalah bagaimana dia dapat mendorong siswa atau mahasiswa tersebut berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagai salah satu bentuk kegiatan komunikasi, guru harus memiliki stratergi untuk mencapai tujuan-tujuannya.

Karena kedudukan dan fungsi komunikator dalam upaya menciptakan efektivitas dalam proses komunikasi adalah sangat penting karena terletak efektif tidaknya pesan yang disampaikan. Komunikasi yang efektif adalah komunikais yang dipersiapkan. Persiapan yang dimaksud yaitu sebelum komunikator melancarkan komunikasinya terlebih dahulu


(45)

harus mengenal khalayak, menyusun pesan dan memilih media yang cocok dengan kondisi khalayak tersebut.

III. 4 Media Yang Efektif

Apakah perlu menggunakan media dalam pendidikan? pertanyaan ini dapat dijawab dengan melihat apa saja kegunaan media. Pertama media dapat menyampaikan atau menyajikan hal-hal yang sepenuhnya tidak dapat diketengahkan dengan berbicara. Media dapat menyampaikan hal-hal yang berbentuk visual atau gambaran, selain itu ada pula hal-hal yang berbentuk audio yang diperlukan untuk memperkuat penjelasan tentang sesuatu hal, yang hanya dapat disampaikan dengan media, karena tidak dapat ditirukan oleh pengajar.

Media diperlukan apabila kita ingin hal-hal yang kita sampaikan itu tidak segera hilang dari ingatan para khalayak begitu kegiatan belajar-mengajar selesai dilakukan. Untuk itu selain media cetakan yang bisa setiap saat dibaca atau diulang-ulang, perlu juga media yang bersifat audio visual. Namun untuk itu perlu dilakukan pemilihan media apa yang akan dipakai.

III.5 Pesan Yang Efektif

Menurut Wilbur Schramm (Effendy 1992:37) agar proses komunikasi berjalan secara efektif, maka komunikasi harus memperhatikan kondisi-kondisi yaitu:


(46)

a Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga menarik perhatian komunikan.

b. Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan sehingga sama-sama mengerti

c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan.

d. Pesan harus layak sebagai situasi kelompok dimana komunikan berada untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

Dari pesan yang disampaikan oleh komunikator tentu menimbulkan efek/dampak pada diri komunikan.

Menurut Efendy (1992:7) dampak tersebut diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:

a. Kognitif adalah efek yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu/meningkatkan intelektualitasnya. Disini pesan disampaikan komunikator ditujukan pada pikiran si komunikan.

b. Afektif adalah tujuan komunikator bukan hanya supaya komunikan tahu, tapi tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu

c. Behavioral adalah dampak yang timbul dalam bentuk prilaku, tindakan, atau kegiatan.


(47)

Menurut Siahaan (1990:62) cara penyampaian informasi yang tepat yaitu:

a. Pesan itu harus cukup jelas, bahasa mudah dipahami dan tidak berbelit-belit.

b. Pesan mengandung kebenaran.

c. Pesan ringkas (conscise) ringkas, dan padat serta disusun dnegan kalimat yang pendek, to the point tanpa mengurangi arti sesungguhnya.

d. Pesan mencakup keseluruhan (comprehensive) ruang lingkup pesan mencakup bagian-bagian yang penting dan patut diketahui komunikan.


(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III. 1 Deskripsi Lokasi Penelitian

III. 1.1 Sejarah Singkat AMIK MBP Medan

Akademi Manajemen Informatika Komputer Medan Business Polytechnic (AMIK MBP) didirikan pada tahun 1999, sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi. Saat ini AMIK MBP mengelola 2 (dua) Program Diploma yaitu:

 Program III

 Program I

Program Diploma III memiliki 2 program studi yaitu Manajemen Informatika dan Teknik Informatika. Sedangkan Program Diploma I hanya memiliki satu program study yaitu Manajemen Informatika.

Program studi Manajemen dan Teknik Informatika diselenggarakan sesuai dengan keputusan Mendikbud No. 149/D/O/1999 bertanggal 6 Agustus 1999 tentang pendirian Akademi Manajemen Informatika Komputer Medan Bussiness Polytechnic (AMIK MBP) di Medan dengan status terdaftar. Perkembangan AMIK MBP sangat menggembirakan pada atahun 2005. Meskipun relatif muda atau baru berdiri tetapi kedua jurusan telah terakreditasi dari BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi).


(49)

BAN-PT sebagai tim independen telah melakukan penilaian secara objektif sesuai dengan kondisi yang dimiliki oleh AMIK MBP. Prestasi gemilang tersebut dicapai karena AMIK MBP memiliki fasilitas yang lengkap dan manajemen yang baik.

III.1.2 Struktur Organisasi AMIK MBP Medan

YAYASAN MBP Staf Ahli Yayasan Sekretaris Yayasan SENAT AMIK MBP DEWAN

PENYANTUN DIREKTUR

PUDIR I PUDIR II PUDIR III

BAAK BAUK

Gambar 3 Struktur Organisasi

Sumber. Profil Akademi Manajemen Informatika Komputer Medan Bussines Polytechnic (AMIK MBP) Medan 2007.

UPT PERPUSTAKAAN UPT PUSKOM UPT PUSAT BAHASA UPT KOPERASI Urusan Akademik Urusan Kemahasiswaan Urusan Perencanaan Urusan Umum dan Keuangan Urusan Kepegawaian KELOMPOK DOSEN

PRODI MI PRODI TI


(50)

III.1.3 Visi, Misi dan Tujuan AMIK MBP Medan Visi

Menjadi Lembaga Pendidikan Terbaik pada bidang Informatika

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan vokasi bidang informatika berbasis teknologi pembelajaran modern melalui sistematika perkuliahan yang dapat mendorong pengembangan potensi mahasiswa secara optimal.

2. Melakukan penelitian dasar dan terapan bidang informatika untuk menunjang rencana pengembangan materi pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat.

3. Membina hubungan kerjasama dengan pelaku usaha dalam upaya pembaharuan kurikulum guna meningkatkan keahlian dan keterampilan lulusan yang dapat didarmabaktikan kepada masyarakat.

4. Mengupayakan kemandidrian dalam pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi melalui pengembangan kelambagaan dan manajemen modern yang berorientasi pada mutu dan kemampuan bersaing internasional.


(51)

Tujuan

1. Menghasilkan lulusan berkualitas yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang informatika serta dapat bersaing ke tingkat nasional maupun internasional berdasarkan moral agama.

2. Menghasilkan pemikiran inovatif, yang mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang informatika dalam skala nasional dan internasional.

3. Mewujudkan kurikulum yang searah dengan perkembangan kebutuhan lingkungan strategis, guna memberdayakan masyarakat agar mampu memecahkan masalahnya secara mandiri dan berkelanjutan.

4. mewujudkan kemandirian pelaksanaan Tri Darma Perguruan tinggi yang adaptif, kreatif, dan pro aktif terhadap tuntutan perkembangan lingkungan strategis.

III.2 Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek penelitian ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin,2005:100)


(52)

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh mahasiswa AMIK MBP Medan baik Diploma III maupun Diploma I dari tahun ajaran 2005, 2006 dan 2007.

Berdasarkan hasil pra penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, jumlah mahasiswa AMIK MBP Medan adalah sebanyak 1743 siswa dan yang layak jadi objek penelitian sebanyak 174 responden.

Tabel III. 1

Jumlah Mahasiswa AMIK MBP Medan Program

Pendidikan

Tahun Manajemen Informatika

Teknik Informatika

Jumlah Siswa Diploma III 2005 327 siswa 70 siswa 397 siswa

2006 419 siswa 88 siswa 517 siswa 2007 397siswa 154 siswa 551 siswa Diploma I 2007 198 siswa ________ 198 siswa

(SUMBER : BAGIAN ADMINISTRASI AMIK MBP MEDAN)

b. Sampel

Pada dasarnya, sample merupakan bagian dari populasi yang memperoleh perlakuan penelitian yang secara keseluruhan mempunyai sifat yang sama dengan sifat populasi. Sampel merupakan wakil yang bersifat


(53)

representatif dari populasi, khususnya dalam hal pendataaan (Bulaeng,2004:156)

Menurut Arikunto (2002:112) jika populasi kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Namun jika populasinya diatas 100, dapat diambil 10-15% atau 20-25%. Berdasarkan data populasi yang ada, maka jumlah sampel penelitian ini adalah 10% x 1643= 164,3 = 164 orang mahasiswa AMIK MBP Medan.

Sedangkan untuk menentukan responden yang berhak dijadikan sampel digunakan teknik Stratified Proporsional Random Sampling. Penggunaan teknik ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel (Rakhmat, 2004:79) dengan rumus

N=

Keterangan : n1 =jumlah jiwa

n= jumlah sampel

N=populasi

Berdasarkan rumus diatas maka dapat dihitung sampel yang terpilih setiap kelas adalah:


(54)

Tabel III.2 Teknik Penarikan Sampel Program Studi/Tahu n Manajemen Informatika Total Teknik Informatika Total Jumlah

DIII / 2005 327 x 164 1643

33 70 X 164 1643

7 40

DIII/2006 419 x 164 1643

42 88 x 164 1643

9 51

DIII/2007 392 x 164 1643

39 154 x 164 1643

15 54

DI/2007 193 x 164 1643

19 ___________ _____ 19

174

III.3 Teknik Penarikan Sampel

Penarikan sampel pada penelitian ini adalah dengan teknik

Purposive Sampling dimana sampel yang digunakan disesuaikan dengan

kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian (Nawawi, 1995:157).


(55)

III.4 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode korelasional yaitu metode yang berusaha untuk meneliti sejauhman variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi faktor lain (Rakhmat, 2004:27)

Yaitu pengaruh penggunaan LCD terhadap Efektivitas Komunikasi dalam proses Pembelajaran.

III.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu:

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustaan dilakukan melalui buku-buku, seperti buku mengenai komunikasi, media pendidikan dan pengajran, teknologi pendidikan, media audio visual, metodologi penelitian yang dapat memberikan arahan dalam melaksanakan penelitian ini.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu pengumpulan data yang meliputi kegiatan survey dilokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui:


(56)

Kuisioner, yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh para responden. Dalam hal ini peneliti akan menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa AMIK MBP Medan.

III.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun,1995:263). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisa yaitu:

a. Analisis Table Tunggal

Merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variable penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari dua kolom yaitu sejumlah frekuensi dan presentasi untuk setiap kategori (Singarimbun,1995:266).

b. Analisis Tabel Silang

Teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi variabel yang satu memiliki hubungan dengan variable lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif (Singarimbun,1995:273).


(57)

c. Uji Hipotesa

Uji hipotesa adalah adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji hubungan antara kedua variable yang dikorelasikan digunakan rumus koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order Correlation Coeficient) oleh Spearman. Spearman Rho Koefisien digunakan untuk menghitung dua variabel dimana data dibuat dalam rangking. Rumus untuk koefisisen korelasinya adalah:

Keterangan: rho xy : Koefisien Korelasi Tata Jenjang N : Jumlah Sampel

D : Beda antar jenjang tiap sampel 1-6 : Bilangan konstan

Spearman rho koefisien untuk menganalisa data untuk melihat hubungan antara variable yang sebenarnya dengan skala ordinal.

Jika rho xy < 0, maka hipotesis ditolak Jika rho xy > 0, maka hipotesis diterima

Untuk menguji signifikasi korelasi untuk N . 10 digunakan rumus t test pada tingkat signifikasi 0,05 sebagai berikut:


(58)

Keterangan: t : Nilaithitung

R/rho xy : Nilai Koefisien Korelasi N : Jumlah sampel

Jika t hitung. t tabel, maka hubungan signifikan Jika t hitung, t tabel, maka hubungan tidak signifikan.

Selanjutkan untuk melihat tinggi rendahnya koefisien korelasi digunakan Skala Guilford (Rakhmat,2004:29)

< 0,20 : Hubungan rendah sekali, lemah sekali 0,20 – 0,40 : Hubungan rendah tapi pasti

0,41-0,70 : Hubungan yang cukup berarti 0,71-0,90 : Hubungan yang tinggi, kuat > 0,91 : Hubungan sangat tinggi

Berdasarkan nilai rho hitung maka dapat diketahui besar kekuatan prediksi dari penelitian yang disebut Uji Determinasi Korelasi yakni dengan rumus:


(59)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN.

IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

IV.1.1 Tahap Persiapan

Sebelum melakaukan penelitian, peneliti terlebih dahulu meminta surat izin untuk melakukan pra penelitian ( No. 43/J05.1.13/PP/2007) dan penelitian (No. 1690/J05.1.13/PP/2007). Setelah peneliti mendapatkan surat izin barulah mengadakan pra penelitian, adapau kegiatan pra penelitian dimaksudkan untuk meminta data mahasiswa AMIK MBP dari bagian administrasi AMIK MBP Medan, agar kemudian dapat menentukan sampel dan membuat kuesioner yang berfungsi untuk membantu pelaksanaan penelitian sesuai data-data yang diinginkan serta disetujui oleh dosen pembimbing. Pada waktu penelitian, penelti menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa AMIK MBP Medan berjumlah 174 responden.

IV.1.2 Tahap Pengumpulan Data

Setelah membuat kuesioner, peneliti menyebarkan kuesioner selama satu bulan yaitu mulai tanggal 25 Oktober sampai dengan 23 November


(60)

2007. Peneliti menyebarkan kuesioner sebanyak 174 buah yang dibagikan kepada 174 responden mahasiswa AMIK MBP Medan..

Pada saat menyebarkan kuesioner, peneliti di bombing oleh dosen AMIK MBP Medan. Dan peneliti juga membantu responden dalam pengisian data apabila terdapat ketidakjelasan pertanyaan agar data yang diperoleh lebih akurat.

IV.2.1 Teknik Pengolahan Data

Setelah peneliti berhasil mengumpulkan data-data, maka tahap selanjutnya adalah pengolahan data temuan. Pengolahan data meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Penomoran kuesioner

kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut penomoran (0-174) penomoran ini berguna sebagai tanda pengenal.

b. Editing

pada tahap ini peneliti melakukan perbaikan/pembenahan dari jawaban responden yang meragukan untuk menghindari terjaadinya kesalahan pengisian data.


(61)

c. Coding

peneliti memindahkan jawaban-jawaban responden ke dalam kotak-kotak kode yang telah disediakan dilembar kuesioner dalam bentuk angka (skor).

d.Inventarisasi

data mentah yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam lembar Foltron Cobol (FC) sehingga memuat seluruh data dalam satu kesatuan.

e Tabulasi data

pada tahap ini data dari FC dimasukkan ke dalam tabel. Tabel ini terdiri atas tabulasi tunggal dan tabulasi silang. Sebaran data dalam tabel ini secara rinci meliputi katergori frekuensi, persentase dan selanjutnya dianalisa.

f.Pengujian hipotesa,

dalam peneliatian ini digunakan rumus uji korelasi data jenjang dari Spearman.


(62)

IV. 3 Analisa Tabel Tunggal IV.3.1 Karakteristik Responden.

Tabel IV.1 sampai IV.3 memaparkan data karakteristik responden, dan penganalisaannya meliputi, usia, jurusan dan tahun terdaftar di AMIK MBP Medan.

Tabel IV.1 Usia Responden

No. Usia Responden F %

1 18 tahun 3 1,72

2 19 tahun 21 12,07

3 20 tahun 58 33,33

4 21 tahun 30 17,24

5 22 tahun 13 7,47

6 23 tahun 7 4,02

7 24 tahun 0 0,00

8 25 tahun 2 1,15

Total 174 100,00

Sumber P.1/FC. 4&5

Tabel diatas menunjukkan bahwa usia responden dalam penelitian ini mulai dari angkatan 2005,2006, dan 2007 berusia antara 18 sampai dengan 25 tahun, usia responden terbanyak adalah 20 tahun dengan jumlah 58 responden (33,33%), disusul dengan responden berusia 21 tahun


(63)

berjumlah 30 responden (17,24%), kemudian responden berusia 19 tahun berjumlah 13 responden (7,47%) berusia 23 tahun berjumlah 7 responden (4,02%), berusia 18 tahun berjumlah 3 rsponden (1,72%), dan terakhir paling sedikit berusia 25 tahun berjumlah 2 responden (1,15%).

Variabel usia peneliti masukkan kedalam karakteristik responden mengingat sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa AMIK MBP Medan terdiri dari tiga tahun angkatan yang memiliki range usia yang berbeda-beda.

Tabel IV.2 Jurusan

No Jurusan F %

1 Manajemen Informatika 100 57,47

2 Teknik Informatika 74 42,53

Total 174 100

Sumber P.2/FC.6

Berdasarkan tabel IV.2 bahwa reponden terbanyak berasal dari Manajemen Informatika . Hal ini dikarenakan populasi mahasiswa Manajemen informatika lebih banyak dibanding mahasiswa Teknik


(64)

Informatika. Yaitu 1386 Manajemen Informatika dan 357 Teknik Informatika.

Tabel IV.3

Tahun Angkatan/Stambuk

No. Tahun Angkatan F %

1 2005 40 22,98

2 2006 51 23,91

3 2007 83 47,70

Total 174 100

Sumber P.3?FC 7

Tabel menunjukkan angkatan tahun 2007 lebih banyak dibandingkan dengan angkatan tahun lainnya. Yaitu 2007 terdiri dari 83 responden (47,70%), angkatan 2005 terdiri dari 40 responden, dan angkatan 2006 berjumlah 51 responden (23,91%).

Jumlah angkatan 2007 lebih banyak dibanding angkatan lainnya karena mahasiswa angkatan 2007 terdiri dari Diploma III dan Diploma I.


(65)

IV.3.2 Penggunaan LCD Proyektor

Tabel lV.4

Frekuensi Penggunaan LCD Proyektor

No. Frekuensi Penggunaan F %

1 Tidak Memadai 4 2,30

2 Kurang Memadai 66 37,93

3 Memadai 104 59,77

Total 174 100,00

Sumber P.4/FC.9

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah responden yang mengatakan bahwa penggunaan LCD proyektor dalam proses pembelajaran di AMIK MBP Medan telah memadai sebanyak 104 responden (59,77%), yang menganggap kurang memadai 66 responden (37,93%). Dan mengatakan tidak memadai sebanyak 4 responden (2,30%).

Sumber. P.5/FC.10

Tabel IV.5

Penyajian Materi Menggunakan LCD Proyektor

No. Penyajian Materi F %

1 Tidak Menarik 3 1,72

2 Kurang Menarik 21 12,07

3 Menarik 150 86,21

Total 174 100,00


(66)

Suatu media pembelajaran mempunyai kemampuan memberikan rangsangan visual, warna dan gerak. Pelajaran yang dibuat oleh dosen ditampilkan menggunaan LCD proyektor akan menarik perhatian mahasiswa sehingga mereka menjadi fokus pada materi yang disampaikan oleh dosen.

Dari tabel dapat disimpulkan bahwa penyajian materi menggunakan LCD proyektor yang mengatakan menarik sebanyak 150 responden (86,21%), mengatakan kurang menarik sebanyak 21 responden (12,07%). Dan responden yang mengatakan tidak menarik (1,72%).

Tabel IV.6 Kejelasan Materi

No. Kejelasan Materi F %

1 Tidak Jelas 4 2,30

2 Kurang Jelas 36 20,69

3 Jelas 134 77,01

Total 174 100

Sumber P.1/FC.10

Karena kejelasan materi berpengaruh terhadap pemahaman terhadap arti pesan tersebut oleh mahasiswa.


(67)

Materi yang disampaikan harus dikemas sedemikian rupa. Misalnya penggunaan huruf yang digunakan harus huruf normal, tak berhias, menggunakan variasi huruf kapital dan huruf kecil. Kata-kata harus mudah terbaca. Tidak memenggal kata. Memiliki jarak atau spasi. Memberi karakter huruf tertentu untuk judul dan kata kunci, dan lainnya.

Tabel menunjukkan kejelasan materi ketika disampaikan menggunakan LCD proyektor. Sebanyak 134 responden (77,01%) menjawab materi yang disampaikan jelas, sedangkan 36 responden (20,695) menjawab kurang jelas, dan 4 responden (2,30%) menjawab tidak jelas.

IV.3.3 Efektivitas Komunikasi dalam proses Pembelajaran

Sumber P.7/FC.11

Tabel IV.7

Kemampuan Dosen Menyampaikan Materi mengunakan LCD proyektor

No. Kemampuan Dosen F %

1 Tidak Mampu 7 4,02

2 Kurang Mampu 28 16,09

3 Mampu 139 79,89


(68)

Berbicara mengenai dosen, tidak terlepas dari komponen komponen komunikasi. Karena dosen berfungsi menyampaikan pesan berupa materi pelajaran kepada mahasiswa. Diharapkan materi yang disampaikan ini dapat dimengerti dan dipahami oleh mahasiswa. Agar tercipta komunikasi yang efektif hendaknya dosen memiliki kredibilitas atau penilaian yag baik dimata khalayak atu mahasiswanya. Kredibilitas yang dimiliki berupa kemampuan, prilaku, gaya berbicara, dan penampilan.kemmpuan disini artinya dosen tersebut mampu menyampaikan semua pesan pengajaran dengan baik, dan dapat dipahami atau dimengerti mahasiswa.

Tabel menunjukkan bahwa dosen yang menyampaikan materi menggunakan LCD Proyektor mampu menyampaikan materi sebanyak 139 responden (79,89%), yang mengatakan bahwa dosen kurang mampu dalam menyampaikan materi sebanyak 28 responden (16,09 %) alsannya karena sedikit sekali menggunakan referensi, dan kurang bisa menjelaskan materi. Dan yang menjawab tidak mampu 7 responden (4,02%).

Mahasiswa yang mengatakan bahwa dosen tidak mempunyai kemampuan memberi saran agar kualitas dosen ditingkatkan, dan bahan yang diajarkan juga harus ditambah.


(69)

Tabel IV.8

Materi Yang disampaikan Memenuhi Kebutuhan atau Tidak

No. Pemenuhan Kebutuhan F %

1 Tidak Memenuhi 30 17,24

2 Kurang Memenuhi 20 11,49

3 Memenuhi 124 71,26

Total 174 100,00

Sumber P.8/FC.13

Sebagai komunikator, seorang dosen harus mampu menyampaikan materi dengan jelas sehingga materi yang hendak disampaikan tersebut dapat dengan mudah dipahami oleh mahasiswa. Sehingga pesan-pesan dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan LCD proyektor ini dapat memenuhi kebutuhan akan informasi khalayaknya terhadap materi tersebut.

Sebanyak 124 responden (71,26%) berpendapat bahwa materi yang disampaikan dengan menggunakan LCD proyektor telah memenuhi kebutuhan mahasiswa terhadap materi yang disampaikan. Sedangkan yang menjawab kurang memenuhi sebanyak 20 rsponden (11,49%), dan menjawab tidak memenuhi sebanyak 30 responden (17,24%).


(70)

Sumber P.9/FC.15

Tabel IV.9

Prilaku Dosen ketika Menyampaikan Materi

No. Prilaku Dosen F %

1 Tidak Baik 7 4,02

2 Kurang Baik 8 4,60

3 Baik 159 91,38

Total 174 100

Selain memiliki kemampuan, kredibilitas yang harus dimiliki oleh seorang komunikator adalah prilaku yang baik. Karena kredibilitas ini merupakan penilaian yang baik dimata khalayak. Seorang komunikator harus bisa menampilkan prilaku yang baik dimata khalayaknya, misalnya gaya berbicara, berpakaian, dan lain-lain.

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yakni 159 responden (91,38%) menjawab bahwa dosen yang menyampaikan materi dengan menggunakan LCD proyektor mempunyai prilaku yang baik, sedangkan yang menjawab kurang baik 8 responden (4,60%), dan menjawab tidak baik 7 responden (4,02%) alasannya karena mereka tidak begitu mengenal kepribadian dosen tersebut.

Maka dapat disimpulkan bahwa dosen yang mengajar di AMIK MBP Medan telah menjalankan fungsinya sebagai komunikator efektifyang


(71)

bisa menumbuhkan minat mahasiswa khususnya mahasiswa AMIK MBP Medan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Sumber P.10/FC.16

Tabel IV.10

Apakah Dosen yang Menggunakan LCD Proyektor disukai atau tidak disukai oleh Mahasiswa

No. Disukai atau Tidak F %

1 Tidak disukai 9 5,17

2 Kurang disukai 2 1,15

3 Disukai 163 93,68

Total 174 100

Kredibilitas komunikator juga menyangkut apakah komunikator tersebut disukai atau tidak oleh komunikannya. Dalam kegiatan pembelajaran hal ini berhubungan dengan apakah dosen yang mengajar disukai atau tidak oleh mahasiswanya.

Tabel menunjukkan bahwa mahasiswa menyukai dosen yang mengajar terutama ketika menjelaskan materi menggunakan LCD proyektor. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang menyukai sebanyak 163 reponden (93,68%). Lalu yang menilai kurang menyukai sebanyak 2 responden (1,15%), dan menilai dosen yang mengajar tersebut tidak disukai sebanyak 9 responden (5,17%).


(72)

Tabel IV.11

Tingkat Perhatian Terhadap Materi Yang disajikan

Menggunakan LCD proyektor

No. Tingkat Perhatian F %

1 Tidak Perhatian 3 1,72

2 Kurang perhatian 6 3,45

3 Perhatian 164 94,25

Total 174 100

Sumber P.11/FC.17

Pengunaan media pendidikan seperti LCD proyektor, dapat meningkatkan pemusatan perhatian mahasiswa terhadap materi.

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang menyatakan perhatian terhadap materi yang disajikan menggunakan LCD proyektor sebanyak 164 responden (94,25%) adalah yang terbanyak dibanding jumlah responden yang menyatakan kurang perhatian dan tidak perhatian.


(73)

Sumber P.12/FC.18

Tabel IV.12

Tingkat Pengertian Terhadap Materi yang disajikan

Menggunakan LCD Proyektor

No. Tingkat Pengertian F %

1 Tidak Mengerti 4 2,30

2 Kurang Mengerti 48 27,59

3 Mengerti 122 70,11

Total 174 100

Tabel menunjukkan bahwa responden menganggap mereka mengerti materi yang disampaikan oleh dosen terutama ketika menggunakan LCD proyektor. Reponden yang menilai mengerti tersebut sebanyak 122 responden (70,11%), menganggap kurang mengerti sebanyak 48 responden (27,59%), dan menjawab tidak mengerti sebanyak 4 responden (2,30%).

Menurut saya belajar dengan menggunakan LCD proyektor sangat baik karena kita dapat lebih mengerti dan memahami materi.


(1)

78 1 8 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 79 2 0 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 80 2 0 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 81 1 8 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 82 1 9 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 83 1 9 1 2 3 2 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 84 1 9 1 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 85 1 9 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 86 1 8 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 87 1 9 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 88 1 9 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 89 1 9 1 2 2 3 3 3 1 3 1 3 2 2 2 3 1 90 1 9 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 91 1 9 1 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 92 2 2 1 1 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 93 2 0 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 94 2 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 95 2 2 1 1 3 3 2 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 96 2 0 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 97 1 9 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 98 2 0 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 99 2 0 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100 1 9 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 101 2 1 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 102 2 0 1 1 2 3 3 2 3 1 3 1 2 2 2 2 2 103 2 0 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 104 1 8 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 105 1 9 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 106 2 0 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 107 2 1 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 108 2 1 1 1 3 3 3 3 1 3 3 3 2 2 3 1 1 109 1 9 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 110 2 0 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 111 2 0 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 112 2 0 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 113 2 1 1 2 2 2 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 114 1 9 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 115 2 0 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 116 2 0 1 2 3 3 2 3 1 1 3 3 2 2 3 3 3 117 1 9 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 118 1 9 1 2 2 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 2 119 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 120 2 0 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 121 1 9 1 2 2 2 2 2 1 3 1 3 2 3 3 3 3 122 1 9 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 123 2 0 1 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3


(2)

124 1 9 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 125 2 0 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 126 2 0 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 127 1 9 1 2 2 3 2 1 3 3 3 3 2 2 3 2 2 128 2 0 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 129 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 130 1 9 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 131 2 0 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 132 2 0 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 133 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 134 2 0 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 135 2 1 1 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 136 1 9 1 2 2 2 2 2 1 3 1 3 2 2 2 3 3 137 1 9 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 138 1 9 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 139 1 9 1 2 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 2 2 140 2 0 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 141 2 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 142 2 0 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 143 2 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 1 3 1 1 144 2 0 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 145 1 9 2 2 1 1 1 2 1 3 3 3 1 1 2 1 1 146 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 3 147 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 148 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 149 1 9 2 2 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 150 1 9 2 2 2 2 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 151 2 0 2 2 3 3 3 2 1 3 3 3 2 2 2 3 3 152 2 0 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 1 1 153 1 9 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 154 1 9 2 2 2 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3 2 2 155 1 9 2 2 2 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 156 1 9 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 157 2 0 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 158 1 9 2 2 3 3 2 2 1 3 3 3 2 3 3 2 3 159 2 0 2 2 2 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 160 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 161 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 162 2 0 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 163 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 164 2 1 2 2 3 3 3 2 1 1 1 3 2 3 2 2 2 165 1 9 2 2 3 3 3 2 1 3 3 3 2 2 3 2 2 166 2 0 2 2 2 1 1 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 167 1 9 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 168 2 0 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 169 2 0 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3


(3)

170 2 1 2 2 2 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 171 2 0 2 2 2 3 2 2 1 3 3 3 2 2 3 3 2 172 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 173 2 2 2 2 2 3 2 3 3 1 1 3 2 2 2 2 2 174 2 0 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

TABEL RANKING PENGGUNAAN LCD PROYEKTOR TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI

DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI AMIK MBP MEDAN No. X Y RX RY Di=RX-RY DI2

1 3 24 1 1 0 0

2 4 35 2 2 0 0

3 5 33 4 3 1 1

4 5 26 4 4 0 0

5 5 30 4 5 -1 1

6 6 32 13 6 7 49

7 6 34 13 7 5,5 30,25

8 6 32 13 8 4,5 20,25

9 6 31 13 9 4 16

10 6 30 13 10 3 9

11 6 32 13 12 1 1

12 6 32 13 12 1 1

13 6 34 13 13 0 0

14 6 35 13 14 -1 1

15 6 28 13 15 -2 4

16 6 38 13 16 -3 9

17 6 21 13 17 -4 16

18 6 34 13 18 -5 25

19 6 37 13 19 -6 36


(4)

21 7 33 28 21 7 49

22 7 39 28 22 6 36

23 7 38 28 23 5 25

24 7 39 28 24 4 16

25 7 35 28 25 3 9

26 7 36 28 26 2 4

27 7 33 28 27 1 1

28 7 39 28 28 0 0

29 7 32 28 29 -1 1

30 7 35 28 31 -3 9

31 7 35 28 31 -3 9

32 7 31 28 32 -4 16

33 7 39 28 34 -6 36

34 7 39 28 34 -6 36

35 7 31 28 35 -7 49

36 7 27 28 36 -8 64

37 8 36 61 37 24 576

38 8 35 61 38 23 529

39 8 38 61 40 21 441

40 8 38 61 40 21 441

41 8 36 61 41 20 400

42 8 31 61 42 19 361

43 8 38 61 43 18 324

44 8 34 61 44 17 289

45 8 37 61 45 16 256

46 8 39 61 46 15 225

47 8 38 61 47 14 196

48 8 36 61 49 12 144

49 8 36 61 49 12 144

50 8 37 61 50 11 121

51 8 36 61 51 10 100

52 8 24 61 52 9 81

53 8 34 61 53 8 64

54 8 37 61 55 6 36

55 8 37 61 55 6 36

56 8 38 61 56 5 25

57 8 35 61 58 3 9

58 8 35 61 58 3 9

59 8 27 61 59 2 4

60 8 39 61 60 1 1

61 8 34 61 61 0 0

62 8 35 61 62 -1 1

63 8 39 61 64 -3 9

64 8 39 61 64 -3 9

65 8 26 61 65 -4 16

66 8 36 61 66 -5 25

67 8 39 61 67 -6 36

68 8 32 61 68 -7 49

69 8 34 61 69 -8 64

70 8 35 61 70 -9 81

71 8 38 61 71 -10 100


(5)

73 8 31 61 73 -12 144

74 8 36 61 74 -13 169

75 8 39 61 75 -14 196

76 8 32 61 76 -15 225

77 8 36 61 77 -16 256

78 8 38 61 78 -17 289

79 8 39 61 79 -18 324

80 8 33 61 80 -19 361

81 8 36 61 81 -20 400

82 8 35 61 82 -21 441

83 9 36 129 83 46 2116

84 9 37 129 84 45 2025

85 9 39 129 85 44 1936

86 9 36 129 86 43 1849

87 9 37 129 87 42 1764

88 9 39 129 88 41 1681

89 9 38 129 89 40 1600

90 9 34 129 90 39 1521

91 9 39 129 91 38 1444

92 9 36 129 92 37 1369

93 9 38 129 93 36 1296

94 9 37 129 94 35 1225

95 9 39 129 96 33 1089

96 9 39 129 96 33 1089

97 9 35 129 98 31 961

98 9 35 129 98 31 961

99 9 38 129 99 30 900

100 9 35 129 100 29 841

101 9 34 129 101 28 784

102 9 35 129 102 27 729

103 9 37 129 103 26 676

104 9 38 129 105 24 576

105 9 38 129 105 24 576

106 9 39 129 107 22 484

107 9 39 129 107 22 484

108 9 38 129 108 21 441

109 9 37 129 110 19 361

110 9 37 129 110 19 361

111 9 38 129 111 18 324

112 9 25 129 112 17 289

113 9 31 129 113 16 256

114 9 37 129 115 14 196

115 9 37 129 115 14 196

116 9 39 129 116 13 169

117 9 37 129 117 12 144

118 9 38 129 118 11 121

119 9 39 129 119 10 100

120 9 33 129 120 9 81

121 9 36 129 121 8 64

122 9 38 129 122 7 49

123 9 39 129 123 6 36


(6)

125 9 36 129 125 4 16

126 9 33 129 126 3 9

127 9 31 129 127 2 4

128 9 39 129 128 1 1

129 9 39 129 129 0 0

130 9 39 129 129 0 0

131 9 32 129 132 -3 9

132 9 39 129 133 -4 16

133 9 39 129 133 -4 16

134 9 35 129 134 -5 25

135 9 39 129 135 -6 36

136 9 38 129 136 -7 49

137 9 36 129 137 -8 64

138 9 39 129 141 -12 144

139 9 39 129 141 -12 144

140 9 39 129 141 -12 144

141 9 39 129 141 -12 144

142 9 39 129 141 -12 144

143 9 39 129 141 -12 144

144 9 36 129 144 -15 225

145 9 29 129 145 -16 256

146 9 39 129 146 -17 289

147 9 37 129 147 -18 324

148 9 39 129 148 -19 361

149 9 36 129 150 -21 441

150 9 36 129 150 -21 441

151 9 39 129 151 -22 484

152 9 32 129 152 -23 529

153 9 36 129 153 -24 576

154 9 37 129 155 -26 676

155 9 37 129 155 -26 676

156 9 39 129 157 -28 784

157 9 39 129 157 -28 784

158 9 38 129 158 -29 841

159 9 35 129 159 -30 900

160 9 34 129 160 -31 961

161 9 39 129 161 -32 1024

162 9 38 129 162 -33 1089

163 9 29 129 163 -34 1156

164 9 37 129 164 -35 1225

165 9 33 129 165 -36 1296

166 9 39 129 167 -38 1444

167 9 39 129 167 -38 1444

168 9 35 129 168 -39 1521

169 9 32 129 169 -40 1600

170 9 36 129 170 -41 1681

171 9 37 129 171 -42 1764

172 9 26 129 172 -43 1849

173 9 29 129 173 -44 1936

174 9 39 129 174 -45 2025


Dokumen yang terkait

Iklim Komunikasi dan Efektivitas Kerja Unit Sahiva Universitas Sumatera Utara (Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi terhadap Efektivitas Kerja Unit Sahiva Universitas Sumatera Utara)

2 31 89

Persepsi Mahasiswa Tentang Efektivitas Metode Pembelajaran Di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan

1 55 77

Proses Penyidikan Di Kepolisian Terhadap Notaris Sebagai Saksi Atau Tersangka Dalam Tindak Pidana

4 75 136

Strategi Komunikasi dan Efektivitas Belajar (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Strategi Komunikasi Orang tua Dalam Meningkatkan Efektivitas Belajar Pada Siswa Sekolah Menengah Umum Methodist-1 Medan)

0 49 124

Komunikasi Kelompok Dan Motivasi Pengembangan Diri (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Motivasi Pengembangan Diri pada Member MLM CNI di PO DC-369 Kota Pematang Siantar)

5 141 126

Pengaruh Tindakan Pendamping Persalinan Terhadap Lamanya Proses Persalinan di Rumah Sakit Umum Sundari Medan Maret 2008

6 64 64

Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dan Pembentukan Perilaku Narapidana (Studi Korelasional Mengenai Efektivitas Komunikasi AntarPribadi Terhadap Pembentukan Perilaku Narapida di LP Kelas II A Kotamadya Binjai)

2 41 123

Perlindungan Terhadap Saksi Dalam Proses Pemeriksaan Di Kepolisian Sebelum Dan Sesudah Berlakunya UU Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban (Studi di Kepolisian Daerah Sumatera Utara)

0 43 97

Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Pengaruh Pengaruh Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dalam Bimbingan Konseling Terhadap Motivasi Belajar Siswa/I Sma Yayasan Perguruan Sutomo I Medan)

7 51 139

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA EDMODO PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA EKONOMI TERHADAP KOMUNIKASI MATEMATIS

0 0 10