I.2 Perumusan Masalah.
“Sejauhmanakah Pengaruh Penggunaan LCD Proyektor terhadap Efektivitas Komunikasi dalam Proses Pembelajaran di AMIK MBP
Medan?”
I.3 Pembatasan Masalah.
Untuk menghindari ruang lingkup peneltian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah
yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
a. Penelitian ini menggunakan metode korelatif untuk mengetahui
sejauhmana hubungan antara penggunaan LCD terhadap efektivitas komunikasi.
b. Media instruksional yang akan diteliti hanya penggunaan LCD
proyektor c.
Mahasiswa yang akan menjadi responden adalah mahasiswa AMIK MBP Medan.
d. Penelitian dilakukan mulai 25 Oktober sampai dengan 30 November
2007.
Universitas Sumatera Utara
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian antara lain: a. Untuk mengetahui sejauhmanakah hubungan atau korelasi antara
penggunaan LCD proyektor dan efektivitas komunikasi dalam proses pembelajaran di AMIK MBP Medan.
b. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dengan menggunakan LCD.
1.4.2 Manfaat Penelitian antara lain: a. Secara akademis, penelitian diharapkan memberikan kontribusi positif
terhadap keilmuwan ilmu komunikasi. b.
Secara teoritis, penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai media instruksional dan efektivitas
komunikasi. c.
Secara praktis, data yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi sumbang saran kepada pihak AMIK MBP Medan sebagai salah satu
lembaga pendidikan tinggi.
I.5 Kerangka Teori.
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya.
Kerlinger menyatakan teori merupakan himpunan konstruk, konsep, definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sisitematis tentang
Universitas Sumatera Utara
gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2004:6.
Pada penenlitian ini teori yang digunakan antara lain:
I.5.1 Media
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berari tengah, perantara atau pengantar. Gerlach dan Ely 1971
mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang memebuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebh khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronos
untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian diantaranya kan diberikan berikut ini AECT Assosiation of Education and
Communication Technology,1977 memberi batasan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi. Disamping sebagai penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming1987:234 adalah
penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator medi amenunjukkan fungsi atau
Universitas Sumatera Utara
perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar-siswa dan isi pelajaran. Disamping itu mediator dapat
pula mencerinkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan yang
canggih, dapat disebut media. Ringkasnya media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.
Big Media Little Media: Tools and Technologies for Instruction 1977 dari Wilbur Schramm. Schramm membedakan media besar yaitu yang
komplek dan mahal, dan media kecil yang sederhana dan biaya relatif murah. Pembedaan itu bukanlah suatu dikotomi melainkan suatu skala
kelanjutan continous scale. “big media’ mempunyai day atarik yang lebih besar terutama bagi non-pendidik 1977: 6.
Dalam bukunya itu Schramm mengkaji informasi yang ada mengenai pemilihan media untuk keperluan pembelajaran. Dia berusaha
membuat generalisaasi dan teori yang berhubungan dengan pemilihan media.
Penggunaan media
pembelajaran sebagai suplemen pengajaran
dikelas akan efektif dan lebih mudah diterima oleh guru kelas dan siswa. Kode Iconic gambar, diagram, dan lain-lain sangat efektif untuk menarik
minat, mengingat kembali unsur yang telah tersimpan dalam proses belajar,
Universitas Sumatera Utara
dalam presentasi stimulus utama, dan dalam mendorong terjadinya transfer dari pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari ke hal-hal baru.
System simbolik digital pada media sangat berguna untuk peristiwa- peristiwa belajar dan dalam mempelajari keterampilan intelektual dasar.
Bila dokombinasikan dengan symbol iconic, dapat melaksanakan hampir seluruh apa yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran.
LCD Liquid Crystal Display adalah monitor layar datar. Layar
LCD memanfaatkan dua keeping bahan yang terpolarisasi dengan ditambah cairan kristal diantara diantara kepingan tersebut. Sinyal listrik yang
dileawtkan melalui cairan kristal tersebut akan membuat kristal yang ada di dalamnya mencegat cahaya yang lewat. Oleh karena itu tampilan LCD
biasanya citra yang berwarna-warna. Abdul Kadir, 2005:156.
I.5.2 Teknologi
Oleh karena alat-alat komunikasi sudah sedemikian majunya, tidak sepantasnya kalau penyampaian pengajaran, penerangan dan penyuluhan
masih dilakukan secara verbalitas atau dengan kata-kata belaka. Pangajaranpendidikan harus sejalan dengan kemajuan cara manusia
berkomunikasi. Oleh karena itu kita berkewajiban untuk mengerahkan segala cara dan daya untuk menggunakan semua alat yang ada untuk
membuat pengajaranpendidikan menjadi lebih efektif. Alat-alat itu adalah Media Instruksional Pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
Media instruksionalmedia pembelajaran termasuk salah satu media komunikasi interaktif , karena dapat menimbulkan efek komunikasi dua
arah. Pesan atau materi yang disampaikan oleh dosen menggunakan media pembelajaran dapat menimbulkan efek bagi mahasiswa, dari pesan itu
menimbulkan pengertian, pemahaman, sampai pada diskusi sehingga kegiatan belajar-mengajar menjadi efektif.
1.5.3 Komunikasi Efektif
Komunikasi berarti
mempresentasikan suatu subjek atau materi kepada suatu khalayak denagn suatu cara yang abik, denagn maksud untuk
menyampaikan pengetahuan atau mengembangkan pemahaman dikalangan khalauk tersebut.
Suatu komunikasi dianggap efektif atau berhasil, jika hamper seluruh khalayak yang dilibatkan dapat emnunjukkan pemahaman mereka tentang
subjek yang disampaikan. Komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa
yang dimaksudkannya. Sebenarnya ini adalah salah satu ukuran bagi efefktivitas komunikasi. Secara umum, komunikasi dinilai efektif bila
rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksud oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami
oleh penerima.
Universitas Sumatera Utara
1.5.3.1 Kredibilitas Komunikator
Sebagai komponen dari peristiwa komunikasi yang berlangsung tatkala menjalankan tugasnya, seorang pendidik, pengajar dan penyuluh
adalah sumber atau komunikator. Karena kedudukan dan fungsi komunikator dalam upaya menciptakan efektivitas dalam proses
komunikasi adalah sangat penting karena terletak efektif tidaknya pesan yang disampaikan.
Seorang guru atau pendidik harus mampu menjadi komunikator yang baik agar mahasiswa atau komunikannya dapat mengerti apa yang
disampaikannya. Komunikator yang baik dan efektif hendaknya memiliki kredibilitas atau penilaian yang baik dimata khalayaknya. Ada beberapa
cara membangun kredibilitas Rakhmat 200:74 yaitu: 1. Otoritas yaitu keahlian atau kemampuan dibidangnya
2. Goodsense dengan menghindari ketidakjujuran, julukan-julukan tertentu dan sebagainya.
3. Good Will dengan berbicara tentang kepentingan khalayak 4. Good Character dengan penampilan serta kata-kata yang sopan dan
ramah. 5. Dinamis, jika bebricara serius, ekspresikan dengan suara serius, demikian
pula dengan gembira tunjukan dengan semangat. Selain memiliki kredibiltas yang baik, seorang komunikator juga
harus mampu menunjukkan daya tarik yang dimilikinya. Daya tarik komunikator terletak pada 4 hal, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Similarity, kesamaan demografik seperti bahasa, suku, agama dan sebagainya.
2. Familiarity, komunikator dikenal baik.
3. Liking, komunikator disukai atau diidolakan oleh khalayaknya. 4. Physic, bentuk dan tampilan fisiknya sempurna Cangara, 1998:98.
1.5.3.2 Media Yang Efektif
Media diperlukan apabila kita ingin hal-hal yang kita sampaikan itu tidak segera hilang dari ingatan para khalayak begitu kegiatan belajar-
mengajar selesai dilakukan. Untuk itu selain media cetakan yang bisa setiap saat dibaca atau diulang-ulang, perlu juga media yang bersifat audio visual.
Namun untuk itu perlu dilakukan pemilihan media apa yang akan dipakai.
1.5.3.4 Pesan Yang Efektif
Menurut Wilbur Schramm Effendy 1992:37 agar proses komunikasi berjalan secara efektif, maka komunikasi harus memperhatikan
kondisi-kondisi yaitu: a.
Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga menarik perhatian komunikan.
b. Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang tertuju kepada
pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan sehingga sama-sama mengerti
c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan.
Universitas Sumatera Utara
Pesan harus layak sebagai situasi kelompok dimana komunikan berada untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
Pengemasan pesan juga sangat menentukan berhasil tidaknya suatu komunikasi. Pesan yang dikemas sedemikina rupa akan lebih mudah
diserap dan dimengerti sehingga tujuan komunikasi tepat mengenai sasaran. Penyampain pesan merupakan tahapan atau unsure yang sangat
penting dalam menyampaiakan suatu materi atau pelajaran bagi anak didik.
I.6 Kerangka Konsep.
Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang
dicapai dan dapat mengantarkan peneliti pada rumusan hipotesa Nawawi,1995:40.
Konsep adalah penggambaran yang sangat tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu, yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun,1995:57.
Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis, yang merupakan jawaban sementara dari
masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi
variabel.
Universitas Sumatera Utara
Media instruksional
merupakan media komunikasi yang digunakan
dalam bidang pendidikan. Media instruksional dapat membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
Media instruksional dapat menyampaikan pengertian, pemahaman, atau informasi dengan cara yang lebih konkrit atau lebih nyata daripada
yang dapat disampaikan dengan kata-kata yang diucapkan atau dicetak atau ditulis. Oleh karena itu alat-alat yang terdapat dalam media instruksional
membuat suatu pengertian informasi menjadi lebih berarti. Kita lebih mudah dan lebih cepat belajar dengan melihat alat-alat sensori seperti
gambar, bagan, contoh barang, model. Kata-kata yang diucapakan ditulis atau dicetak penuh dengan bhaya verbalisme, artinya penggunaan kata-kata
kadang tidak dapat dimengerti dengan jelas. Hasilnya keragu-raguan. Menurut beberapa faktor dalam filsafat dan sejarah pendidikan, apa
yang kita ketahui, tapatnya pengetahuan disalurkan ke otak melaui satu indera atau lebih. Banyak ahli berpendapat, bahwa 75 dari pengetahuan
manusia sampai ke otaknya melalui mata. Maka dengan melihat sekaligus mendengar, orang dapat menerima pelajaran dengan lebih mudah dan lebih
cepat mengerti tentang apa yang dimaksud oleh yang memberi pelajaran. Keragu-raguan atau salah pengertian dapat dihindarkan secara efektif.
Alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik 1986 dimana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan
Universitas Sumatera Utara
berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi atau media instruksional.
Kerangka Konsep
Sarana Media SaranaMedia
Media Instruksional Media Instruksional
Gambar 1 Kerangka Konsep
I. 7 Model Teoritis
Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:
Variabel Terikat Y Efektivitas
Komunikasi dam l j
j
Pesan MateriPelajaran
Komunikan Mahasiswa
Komunikator DosenPengajar
Decoding Encoding
Variabel Bebas X Pengaruh Penggunaan
LCD proyektor
Variabel Antara Z Karakteristik Responden
Gambar 2 Model Teoritis
Universitas Sumatera Utara
I.8 OperasionalVariabel